Anda di halaman 1dari 27

KOMITMEN DAN INTEGRITAS PERWUJUDAN NILAI-NILAI IDEOLOGI

PANCASILA, WAWASAN KEBANGSAAN, DAN KEISTIMEWAAN DIY


DALAM PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) DINAS
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN
PENGENDALIAN PENDUDUK (DP3AP2) DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
Nama: Sri Lestari Rahayu, S. Pd
Presensi: 18
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai Ideologi Dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

• Ideologi Pancasila ialah pandangan manusia Indonesia tentang perilaku


bermasyarakat untuk mencapai cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.

• Pancasila merepresentasikan sifat dan watak manusia Indonesia yang


religius, humanis, kekeluargaan, ramah, sopan, sikap gotong royongnya
yang tercermin di kehidupan masyarakat Indonesia.
Arti penting ideologi bagi suatu bangsa adalah sebagai berikut :

1. Memberikan arah yang mantap dalam berkelompok dan menggerakannya menuju tujuan
masyarakatnya.

2. Untuk membentuk identitas kelompok atau bangsa dan mempersatukannya dalam satu
kesatuan yang utuh.

3. Untuk mengatasi berbagai konflik dan ketegangan sosial yang terjadi serta menjadikannya
sebagai kehidupan yang penuh solidaritas dan kebersamaan.

4. Untuk mempersatukan berbagai keanekaragaman yang ada dalam kehidupan berbangsa


dan bernegara.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup dan Dasar Negara

• Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup bagi bangsa indonesia sejatinya


adalah sebuah pandangan hidup yang mencerminkan karakter asli bangsa
indonesia.

• Pancasila sebagai dasar negara dikukuhkan dalam pembukaan UUD NRI


1945 alenia ke empat. Isi dalam pembukaan UUD NRI 1945 dijabarkan
dalam pasal-pasal UUD NRI 1945 selanjutnya dimuat dalam UU
pelaksananya
Sejarah Perjalanan Pancasila

• 29 Mei 1945 : Lahir rumusan pertama sebagai dasar negara dari Mr. Muh.
Yamin, secara lisan, yang isinya: (1) Peri Kebangsaan, (2) Peri
Kemanusiaan, (3) Peri Ketuhanan, (4) Peri Kerakyatan, (5) Kesejahteraan
Rakyat (Keadilan Sosial).

• 31 Mei 1945 : Lahir rumusan ketiga untuk usulan dasar negara oleh Dr.
Supomo, yang isinya: (1) Persatuan, (2) Kekeluargaan, (3) Mufakat dan
Demokrasi, (4) Musyawarah, (5) Keadilan Sosial.
• 1 Juni 1945 : Kata “Pancasila” pertama kali diucapkan oleh Ir. Soekarno
pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Naskah Pancasila usulan Ir. Soekarno, yang menjadi
rumusan keempat dari usulan dasar negara yang isinya adalah: (1)
Kebangsaan Indonesia, (2) Internasionalisme atau perikemanusiaan, (3)
Mufakat atau demokrasi, (4) Kesejahteraan sosial, (5) Ketuhanan yang
berkebudayaan

• 22 Juni 1945 : Panitia Sembilan melahirkan dokumen Piagam Jakarta.

• 18 Agustus 1945 : Melalui rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


(PPKI), bersamaan dengan disahkannya UUD 1945 sebagai undang-undang
dasar negara.
• 1 Juni, dianggap sebagai hari lahir Pancasila dimulai sejak tahun 1947.

• 27 Desember 1949 mulai berlaku Konstitusi RIS (Republik Indonesia


Serikat)

• 17 Agustus 1950 : RIS secara resmi dibubarkan. Presiden Soekarno


mengumumkan berdirinya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

• Dekrit Presiden 1959, menetapkan pemberlakukan kembali UUD 1945.


Kelima asas Pancasila tetap tercantum dalam alinea IV.
Pancasila sebagai Konsensus Batin Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai konsesus batin dan bukan knsensus ragawi (politik)


dimaknai sebagai penerimaan bangsa Indonesia akan nilai-nilai dasar yang
universal namun dalam wajah dan kerangka Indonesia sehingga dapat diterima
seluruh masyarakat dan bangsa, sebagai ikatan batiniah yang kuat dan tahan
terhadap terpaan jaman, untuk menjamin Indonesia yang bersatu, berdaulat
dengan dan berkembang dengan kebudayaannya sendiri
PENDAHULUAN
Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan menurut Permendagri No 71 Tahun 2012 adalah cara


pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENDAHULUAN
Keistimewaan DIY

Kesitimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, berbeda dengan daerah istimewa


lainnya, yaitu Aceh dan Papua. Kedua daerah tersebut menjadi istimewa
karena alasan politis, sedangkan DIY mendapatkannya karena alasan
sejarah,meskipun bisa juga dikatakan sebagai keputusan politis yang tepat dan
jenius dari penguasa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri
Paduka Pakualam VIII.
Tujuan Pengaturan Keistimewaan DIY :

-Mewujudkan pemerintahan yang demokratis

-Mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman masyarakat

-Mewujudkan tata pemerintahan dan tatanan sosial yang menjamin ke-


bhinneka tunggal ika-an dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

-Menciptakan pemerintahan yang baik;dan

Melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan Kadipaten dalam


menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan warisan
budaya bangsa
Kewenangan dalam urusan keistimewaan DIY meliputi :

-Tata cara pengisian jabatan, kedudukan,tugas dan wewenang Gubernur dan


Wakil Gubernur

-Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY

-Kebudayaan

-Pertanahan;dan

-Tata ruang
PENDAHULUAN

Nilai-Nilai dan Perilaku Pancasila, Wawasan Kebangsaan, dan


Keistimewaan DIY

Tujuannya adalah untuk menemukan nilai-nilai dan perilaku yang muncul dan
kemudian merumuskan suatu nilai dan perilaku yang menjadi irisan dari
Pancasila, Wawasan Kebangsaan dan Keistimewaan DIY. Penentuan nilai dan
perilaku dilakukan dengan masing-masing peserta diklat merumuskan nilai dan
perilaku dari masing-masing topik.
Dari pembahasan kelas, didapatkan nilai dan perilaku yang saling beririsan
antara Pancasila, Wawasan Kebangsaan dan Keistimewaan DIY.

Rumusan irisan nilai tersebut sebagai berikut :

• Ketuhanan

• Persatuan

• Musyawarah

• Kerjasama

• Cinta tanah air


BAB II

ANALISIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG TELAH


DILAKUKAN
Perumusan Perilaku Dengan Mengaitkan Nilai-Nilai Hasil Irisan
Dan Kegiatan-Kegiatan
BAB III

ANALISIS TERHADAP PERUMUSAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


KEDEPAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai