Tata
Alfiani Gistyaning Putri (04)
Andi Alfian S (06)
Dara Safira Mazaya (10)
Negara
Faliq Raziqin (14)
Kurnia Laili (22)
Nila Nur Mufidah (28)
Sunu Pradoto Bawono Aji (35)
Kenaz Filiane (20)
Pengertian HTN
*
– Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan suatu
negara beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara tersebut. Sehubungan
dengan itu dalam lingkungan Hukum Ketatanegaraan dikenal berbagai istilah yaitu :
Di Belanda umumnya memakai istilah “staatsrech” yang dibagi menjadi staatsrech in ruimere
zin (dalam arti sempit) dan staatsrech In engere zin (dalam arti luas). Staatsrech in ruimere
zin adalah Hukum Negara. Sedangkan staatsrech in engere zin adalah hukum yang
membedakan Hukum Tata Negara dari Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Usaha Negara
atau Hukum Tata Pemerintah.
Di Inggris pada umumnya memakai istilah “Contitusional Law”, penggunaan istilah tersebut
didasarkan atas alasan bahwa dalam Hukum Tata Negara unsur konstitusi yang lebih menonjol.
Di Perancis orang mempergunakan istilah “Droit Constitutionnel” yang di lawankan dengan
“Droit Administrative”, dimana titik tolaknya adalah untuk membedakan antara Hukum Tata
Negara dengan Hukum Aministrasi Negara.
Sedangkan di Jerman mempergunakan istilah Verfassungsrecht: Hukum Tata Negara
dan Verwassungsrecht: Hukum Administrasi negara.
Ruang Lingkup Hukum Tata Negara
– Ruang Lingkup Hukum Tata Negara Kajian atau 6. Garis-garis besar tentang organisasi pelaksana ( peradilan,
pembahasan dalam ilmu hukum tata negara menyangkut pemerintahan, perundangan)
persoalan atau masalah kenegaraan yang dibahas oleh 7. Wilayah Negara ( darat, laut, udara)
Hukum Tata Negara, yaitu: 8. Hubungan antara rakyat dengan Negara ( abdi Negara, hak dan
kewajiban rakyat sebagai perorangan/ golongan, cara-cara
– Struktur Umum dari Negara sebagai organisasi, yaitu:
pelaksanaan hak dan menjamin hak dan sebagainya)
1. Bentuk Negara ( Kesatuan atau Federasi ) 9. Cara-cara rakyat menjalankan hak-hak ketatanegaraan ( hak politik,
sistem perwakilan, Pemilihan Umum, referendum, sistem
2. Bentuk Pemerintahan ( Kerajaan atau Republik )
kepartaian/ penyampaian pendapat secara tertulis dan lisan)
3. Sistem Pemerintahan ( Presidentil, Parlementer, Monarki 10. Dasar Negara ( arti Pancasila, hubungan Pancasila dengan kaidah-
absolute) kaidah hukum, hubungan Pncasila dengan cara hidup mengatur
4. Corak Pemerintahan ( Diktator Praktis, Nasionalis, Liberal, masyarakat, sosial, ekonomi, budaya dan berbagai paham yang ada
dalam masyarakat.
Demokrasi)
11. Ciri-ciri lahir dan kepribadian Negara ( Lagu Kebangsaan, Bahsa
5. Sistem Pendelegasian Kekuasaan Negara ( Desentralisasi, Nasional, Lambang, Bendera dan sebagainya )
meliputi jumlah, dasar, cara dan hubungan antara pusat dan
daerah)
– Badan-badan Ketatanegaraan yang mempunyai – Pengaturan Kehidupan Politik Rakyat, yaitu:
kedudukan dalam organisasi Negara ( MPR, DPR, 1. Jenis, penggolongan dan jumlah partai politik didalam
DPD, Presiden, BPK, MA,MK,KY) yaitu menyangkut Negara dan ketentuan hukum yang mengaturnya.
masalah :
2. Hubungan antara kekuatan-kekuatan politik dengan badan-
1. Cara pembentukannya ( Pengangkatan, Pemilihan) badan ketatanegaraan.
2. Susunan masing-masing badan ( Jumlahjenis 3. Kekuatan politik dan pemilihan umum
anggota dan pembagian tugas )
4. Arti dan kedudukan golongan kepentingan
3. Tugas dan wewenang masing-masing badan
5. Arti kedudukan dan peranan golongan penekan.
4. Cara kerjanya masing-masing badan.
6. Pencerminan pendapat ( perbedaan pendapat dalam
5. Perhubungan kekuasaan antara badan masyarakat, ajaran politik, perbedaan pendapat didalam
6. Masa Jabatan badan-badan ketatanegaraan)
7. Badan-badan lain 7. Cara kerjasama antara kekuatan-kekuatan politik ( koalisi,
oposisis, kerjasama atas dasar kerukunan).
KEKUASAAN EKSEKUTIF
*
Menurut Wynes, bahwa sebagai kekuasaan dalam Negara yang melaksanakan UU,
menyelenggarakan urusan pemerintah, dan mempertahankan tata tertib dan
keamanan, baik di dalam maupun luar Negeri.
DEFINISI EKSEKUTIF
Kekuasaan Negara
Bagian dari Trias Politika yang menjalankan
serta membuat UU
atau kebijakan
Core of Government
(Pusat atau inti
pemerintah).
BADAN EKSEKUTIF DI INDONESIA
Presiden/Wakil Presiden,
Menjalankan fungsi Dewan Pertimbangan
Governing Bodies pemerintahan harian Presiden, Kementerian
negara secara langsung. Negara, dan Pemerintah
Daerah.
Wantimpres adalah suatu dewan yang terdiri atas 9 orang yang fungsinya
memberikan nasihat kepada presiden sehubungan dengan suatu permasalahan.
Dewan Pertimbangan Presiden ini berada di bawah Presiden, sesuai Pasal 2 UU
No.19 tahun 2006. Pemberian nasihat yang dilakukan Wantimpres bersifat wajib,
baik diminta ataupun tidak oleh Presiden.
Pengertian dan Tugas Badan
* Legeslatif
– Legislatif adalah badan deliberatif pemerintah dengan kuasa membuat hukum.
Legislatif dikenal dengan beberapa nama, yaitu parlemen, kongres, dan asembli
nasional.
– Dalam sistem Parlemen, legislatif adalah badan tertinggi dan menujuk eksekutif.
– Dalam Sistem Presidensial, legislatif adalah cabang pemerintahan yang sama
dan bebas dari eksekutif.
– Selain menetapkan hukum, legislatif biasanya juga memiliki kuasa untuk
menaikkan pajak dan menerapkan budget dan pengeluaran uang lainnya.
Legislatif juga kadangkala menulis perjanjian dan memutuskan perang.
– MPR yang keanggotaannya adalah gabungan dari DPR danDPD mempunyai
tugas dan wewenang dalah hal legeslatif untuk mengubah dan menetapkan
UUD.
MPR
– Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia atau Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden
cukup disebut Majelis Permusyawaratan Rakyat (disingkat mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
MPR-RI atau MPR) adalah lembaga legislatif bikameral yang melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem Memilih wakil presiden dari dua .calon yang diajukan
ketatanegaraan Indonesia. presiden apabila terjadi kekosongan jabatan wakil presiden
dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu
– MPR mempunyai tugas dan wewenang, yaitu enam puluh hari;
Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar; Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya
Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari
pemi-lihan umum, dalam sidang paripurna MPR; dua paket calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan
oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket
Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah calon presiden dan waki1 presidennya meraih suara
Konstitusi untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan
presiden dalam masa jabatannya setelah presiden daniatau sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-
wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan lambatnya dalam waktu tiga puluh hari;
penjelasan di dalam sidang paripuma MPR, Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR.
DPR
Menurut Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang telah diamandemen, Mahkamah Agung
adalah lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini
diimplementasikan dengan kewenangan untuk mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain yang
diberikan Undang-undang. (Pasal 24 A ayat (1) Perubahan ke III UUD 1945). Selain itu,
menurut Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang telah diamandemen terdapat beberapa
badan peradilan yang berada dibawah lingkup Mahkamah Agung meliputi :
1. Peradilan umum
2. Peradilan Agama
3. Peradilan Militer
4. Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN
Fungsi Mahkamah Agung
– Hak uji materiil, yaitu menguji/menilai peraturan perundangan – Pengawas Penasehat Hukum (Advokat) dan Notaris
di bawah undang-undang apakah bertentangan dengan sepanjang yang menyangkut peradilan, sesuai Pasal
peraturan dari tingkat yang lebih tinggi. 36 Undang-undang Mahkamah Agung nomor 14
tahun 1985).
FUNGSI MAHKAMAH AGUNG
Mahkamah Agung memiliki 11 orang pimpinan yang masing-masing memegang tugas tertentu. Daftar tugas pimpinan
tersebut tergambar melalui jabatan yang diembannya, yaitu :
1. Ketua
2. Wakil Ketua Bidang Yudisial
3. Wakil Ketua Bidang Non Yudisial
4. Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Militer/TNI
5. Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
6. Ketua Muda Pidana Mahkamah Agung RI
7. Ketua Muda Pembinaan Mahkamah Agung RI
8. Ketua Muda Perdata Niaga Mahkamah Agung RI
9. Ketua Muda Pidana Khusus Mahkamah Agung RI
10. Ketua Muda Perdata Mahkamah Agung RI
Selain para pimpinan, kini Mahkamah Agung memiliki 37 orang Hakim Agung. Ketua MA dipilih oleh para hakim agung
dan hakim agung ini diusulkan oleh KY kepada DPR untuk disetujui dan disahkan presiden.
2. Mahkamah Konstitusi
Tugas dan wewenang MK diatur dalam pasal 24 C ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945 yaitu :
1. Menguji UU terhadap UUD
2. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara.
3. Memutus pembubaran partai politikmemutus sengketa hasil pemilu.
4. Memberi putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran oleh presiden dan / atau Wakil
presiden menurut UUD.
Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan
Keputusan Presiden. Dari 9 orang tersebut, 1 orang menjabat Ketua sekaligus anggota, dan 1 orang
menjabat wakil ketua merangkap anggota. Ketua dan Wakil Ketua menjabat selama 3 tahun. Hakim
Konstitusi diajukan 3 oleh Mahkamah Agung, 3 oleh DPR, dan 3 oleh Presiden. Seorang hakim konstitusi
menjabat selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 kali masa jabatan lagi.
3. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial merupakan lembaga tinggi negara yang bersifat independen dan
relatif baru. Komisi Yudisial memiliki wewenang mengusulkan pengangkatan Hakim
Agung kepada DPR dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakim. Dalam melakukan tugasnya, Komisi Yudisial bekerja :
1. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
2. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung
3. Menetapkan calon Hakim Agung, dan
4. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.
Di sisi lain, Mahkamah Agung, Pemerintah, dan masyarakat dapat pula mengajukan calon Hakim
Agung kepada Komisi Yudisial.
Dalam melakukan pengawasan terhadap Hakim Agung, Komisi Yudisial dapat:
– menerima laporan masyarakat tentang perilaku hakim
– meminta laporan berkala kepada badan peradilan berkaitan dengan perilaku hakim
– melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim
– memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode etik perilaku
hakim
– membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi dan disampaikan kepada
Mahkamah Agung dan atau Mahkamah Konstitusi serta tindasannya disampaikan kepada Presiden
dan DPR.
Anggota Komisi Yudisial
Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sebelum
mengangkat, Presiden membentuk Panitia Seleksi Pemilihan Anggota Komisi
Yudisial yang terdiri atas unsur pemerintah, praktisi hukum, akademisi hukum, dan
anggota masyarakat. Seorang anggota Komisi Yudisial yang terpilih, bertugas
selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 periode.
Dasar Hukum Komisi Yudisial
– L.J. van Apeldom : Undang-Undang Dasar adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi.
– E.C.S. Wade : Undang-Undang Dasar adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut.
– Miriam Budiardjo : Undang-Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai organisasi
negara, hak-hak asasi manusia, prosedur mengubah UUD dan memuat larangan untuk
mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar.
– UUD1945 Hukum Dasar tertulis Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai sumber
hukum tertinggi.
UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
UUD 1945 itu istimewa karena...
Dibentuk menurut suatu cara istimewa yang berbeda dengan pembentukan UU
biasa
Dianggap sesuatu yang luhur.
Adalah piagam yang menyatakan cita-cita bangsa Indonesia dan merupakan
dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa
2. Ketetapan MPR
– Adalah peraturan yang dibuat oleh Pemerintah daerah Provinsi dan daerah Kabupaten dan/atau Daerah
Kota.
– Peraturan Daerah dibuat untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
– Peraturan daerah dibuat dalam rangka melaksanakan kebutuhan daerah. Maka, kemungkinan Perda yang
berlaku di suatu daerah Kabupaten/Kota belum tentu diberlakukan di daerah kabupaten/ kota lain.
– Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi:
1. Materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan
2. Menampung kondisi khusus daerah
3. Penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
Keberlakuan peraturan
* perundang undangan
Di dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa
dan juga tentunya di negara hukum maka setiap peraturan perundang
undangan dalam berlakunya pastilah memiliki landasan. Sebuah peraturan
perundang undangan yang baik harus memiliki landasan atau dasar
keberlakuan. Apabila pembentukannya didasarkan pada beberapa dasar
keberlakuan dan asas-asas pembentuakannya maka tentupula memiliki
kekuatan keberlakuannya.dengan demikian maka, setiap produk hukum
yang dibentuk oleh badan yang berwewenang dapat bermanfaat dan
diterima oleh masyarakat serta patut ditaati. Sebagian besar dari para
ahli berpendapat bahwa sebuah perundang undangan yang baik maka
harus memiliki 3 landasan.
1. LANDASAN FILOSOFIS
Landasan Filosofis adalah landasan yang berkaitan dengan dasar ideologi negara
yaitu Pancasila. Ini artinya peraturan perundang undangan harus mendapatkan
pembenaran yang bisa diterima jika dikaji secara filosofis. Dan pembenaran ini
haruslah sesuai dengan cita-cita dan juga pandangan hidup masyarakat, yaitu cita-
cita keadilan, cita-cita kebenaran, dan cita-cita kesusilaan.
LANDASAN FILOSOFIS
Teori tentang staatsfundamentalnorm menjadi perbincangan yang hangat saat dilakukan amandemen UUD
1945 pada tahun 1999-2002.
- Sebagian pihak ingin melakukan amandemen -pembukaan UUD 1945 dengan berpendapat bahwa
pembukaan UUD 1945 bukanlah staatsfundamentalnorm (berdasarkan teori Kelsen&Nawiansky)
- Sedangkan sebagian lagi mengikuti pendapat notonagoro bahwa pembukaan UUD 1945
adalah staatsfundamentalnorm yang dituliskan sehingga tidak boleh diubah, kecuali dengan membubarkan
negara. Roeslan saleh sempat menyatakan bahwa dengan memperhatikan penempatan dan fungsi pancasila
dalam pembukaan UUD 1945, maka pancasila merupakan Grundnorm yang lebih luas daripada arti
Grundnorm menurutKelsen.
- Pancasila dinilainya sebagai norma dasar yang meliputi seluruh norma kehidupan bangsa Indonesia.
sementara Padmo Wahjono menempatkan kedudukan pancasila sebagai landasan dasar kehidupan bernegara
bangsa Indonesia
pancasila digolongkannya sebagaikaidah pokok fundamental negara.
ASAS-ASAS DALAM PERATURAN
* PERUNDANG-UNDANGAN
Asas lex superior derogat legi inferior
Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan yang rendah
• Teori Aquos oleh Hans Kelsen : “Norma hukum itu berjenjang-jenjang dan
berlapis-lapis dalam suatu hierarki tata susunan.”
• Apabila terjadi pertentangan, dalam hal ini yang diperhatikan adalah hierarkhi
peraturan perundang-undangan.
• Contoh : ketika terjadi pertentangan antara Peraturan Pemerintah (PP) dengan
Undang-undang, maka yang digunakan adalah Undang-undang karena undang-
undang lebih tinggi derajatnya
• Teori Aquos diperjelas dalam hukum positif di Indonesia dalam bentuk undang-
undang tentang pembentukan peraturan perundang-undangan
Asas lex specialis derogat legi generali
Hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum
Ketentuan-ketentuan lex specialis harus berada dalam lingkungan hukum yang sama
dengan lex generalis. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata sama-sama termasuk lingkungan hukum keperdataan
Asas lex posterios derogat legi priori
Peraturan yang paling baru melumpuhkan yang lama