Anda di halaman 1dari 32

Obat Anti Epilepsi

Farmakoterapi A – Kelompok 1
Arimbi Purinada
Asmiladita Pridilla
Benedictus
Dede Rahmah
Fatima Rahmanita
Hanna Theresia Purba
Aurellia Maria Vianney
Benzodiazepin
(DIAZEPAM)
Asmiladita Pridilla
1606874892
Diazepam adalah obat pilihan untuk pengobatan early status epilepticus dan untuk
profilaksis kejang febrile

Mekanisme aksi

• Semua benzodiazepine memiliki


kapasitas untuk mempromosikan
pengikatan neurotransmitter
inhibitor utama γ-aminobutyric
acid (GABA) terhadap sub-tipe
reseptor GABA, GABAA
• Reseptor ini berupa multi-subunit,
ligan-gated chloride channels,
sehingga dapat meningkatkan
sinyal ionic yang diinduksi GABA
melalui saluran ini.
Farmakodinamika

• Diazepam dapat diadministrasikan sebagai IV bolus, continuous infus,


atau rektal (meningkatkan manfaatnya dalam mengelola keadaan
darurat kejang).
• Dosis oral 2-10 mg 4 kali sehari
• Rekomendasi dosis IV Diazepam untuk epilepticus status konvulsif
adalah 0,15-0,25 mg/kg untuk dewasa, dan 0,1-1,0 mg/kg untuk
anak-anak
• Gel diazepam rektal dosis 0,2-0,5 mg/kg dapat mengurangi
kekambuhan kejang pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa

FORNAS

• Injeksi 5 mg/ml (IV)


• Enema 5 mg/2,5 ml
• Enema 10 mg/2,5 ml
Farmakokinetika
Bioavailabilitas PO  100 %
Rektal  90%
tmax PO  30-90 menit
IM  30-60 menit
Protein binding 96-99%
Waktu paruh 2-13 menit
Volume distribusi 0,95-2,0 liter/kg
Kontraindikasi
• Glaukoma narrow-angle akut
• Hipersensitifitas terhadap diazepam
• Myasthenia gravis
• Pasien pediatric kurang dari 6 bulan
• Insufisiensi hepatic parah
• Insufisiensi respiratory parah
• Sindrom tidur apnea

Adverse effect

• Kardiovaskular  hipotensi
• Dermatologic  ruam (3%, rectal gel)
• Gastrointerstinal  diare (4%, rectal gel)
• Neurologis  ataksia, inkoordinAasi
• Efek serius pada hematologic adalah neutropenia
Fenobarbital
Fatima Rahmanita
1606881336
Mekanisme Kerja
• Merupakan obat anti epilepsi dengan mekanisme kerja yang
mentarget Reseptor GABAA allosterik modulator yang menyebakan
kenaikan hiperpolarisasi membran dan seizure threshold

Farmakokinetika
• Diabsorpsi dengan cepat. Konsentrasi peak di plasma ada setelah beberapa
jam setelah administrasi. 3-20 menit setelah dosis IV
• 40-60% berikatan dengan plasma protein
• 25% dosis di eliminasi oleh eksresi renal dependen pH, sisanya di inaktivasi
oleh enzim mikrosomonal hepatik, terutama CYP2C9, dengan metabolisme
minor oleh CYP2C19 dan CYP2E1
Farmakodinamik (Bentuk Sediaan, Regimen Dosis)
• Bentuk sediaan : Tablet dan Injeksi
• Dosisi initial : 1-3 mg/kg/hari
• Dosis max perhari : 180-300mg
• Target kosentrasi serum : 10-40 mcg/ml

ROTD
• Interaksi fenobarbital dengan obat lain biasa berhubungan dengan induksi
CYP hepatik oleh fenobarbital
• Konsentrasi fenobarbital bertambah sebesar 40% jika diadministrasikan
bersaman degnaasam valporik
• Kategori kehamilan : B
Efek samping dan Kontraindikasi
• Efek samping :
- Sedasi
- pusing
- depresi
- di anak-anak dapat membuat hyperaktvitas
- dapat menyebabkan porphyria dan kulit kemerahan
• Kontraindikasi : hipersensitivitas ke barbiturat, gangguan fungsi hati,
atau pasien dengan addiksi ke obat sedative/hypnotic
Klonazepam
Benedictus
1606889105
Mekanisme Aksi
• Klonazepam adalah obat golongan benzodiazepine yang mekanisme
anti kejang nya belum diketahui secara definitif.
• Diduga klonazepam berhubungan dengan kapasitasnya untuk
meningkatkan aktivitas GABA yang merupakan inhibitor major bagi
neurotransmitter di SSP.
• Memberikan efek anxiolytics, muscle relaxants, sedative-hypnotics,
antikonvulsan.
Farmakodinamik (Bentuk Sediaan, Regimen Dosis)
• Klonazepam tersedia dalam bentuk tablet selaput.
• Dosis untuk kejang akibat epilepsi :
Dosis awal : 1,5 mg / hari dibagi menjadi 3 dosis.
Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 0,5 – mg setiap 3 hari sampai kejang dapat
dikontrol atau ketika efek sampingnya tidak terlihat saat meningkatkan
dosisnya.
Maksimal 20 mg / hari.
Untuk anak usia dibawah 10 tahun, berat badan dibawah 30 kg : 0,01 mg / kg
per hari sampai 0,05 mg / kg per hari dibagi menjadi 2 atau 3 dosis
Farmakokinetik
Proses Parameter Farmakokinetik
Absorpsi • Waktu mencapai konsentrasi puncak :
1 – 4 jam
• BA : 90 %
Distribusi • Protein binding : 90.5 %
Metabolisme • Dimetabolisme oleh hati : direduksi
dan dioksidasi sebagian beasr oleh
P450 CYP3A
Ekskresi • Ekskresi : melalui urin
• Waktu paruh : 30 – 40 jam
Efek Samping
Efek samping ringan – moderat Efek samping serius
Pusing Ruam parah atau gatal-gatal
Kebingungan Kesulitan bernafas atau menelan
Peningkatan air liur Pembengkakan wajah, bibir, atau lidah
Nyeri otot Sakit dada
Sering buang air kecil Depresi yang memburuk
Penglihatan kabur Pikiran untuk bunuh diri
Kelelahan
Depresi
Hilang ingatan
Gugup
Gangguan atau infeksi pernafasan bagian atas
Sembelit
Menurunnya nafsu makan
Interaksi Obat
• Klonazepam dapat berinteraksi dengan banyak obat yang bekerja di otak
dan sistem saraf, termasuk :
Obat antidepresan (MAOI, TCA, SSRI)
Obat antikonvulsan lain (carbamazepine, fenobarbital, dan fenitoin)
Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (fenotiazin, tioxantin, dan
butirofenon)
Relaksan otot
Obat tidur
Obat ansiolitik
Obat yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur (itrakonazol dan ketoconazole)
Obat analgesic opioid
Antibiotik tertentu (klaritromisin dan eritromisin)
Obat anti aritmia (amiodaron)
Obat antihipertensi (CCB seperti diltiazem dan verapamil)
Obat HIV, termasuk indinavir, nelfinavir, dan ritonavir
Obat untuk dada terasa terbakar seperti Cimetidine
St John’s wort
Alkohol
Levetirasetam
Hanna Theresia Olyvia Purba
1606924480
Pendahuluan
• Levetiracetam efektif dalam pengobatan tambahan kejang parsial
pada orang dewasa yang gagal terapi awal.
• Mekanisme aksi Levetiracetam mungkin terkait dengan
pengikatannya dengan protein vesikel sinaptik SV2A.
• Eliminasi obat sebanyak 66% terjadi di ginjal sehingga diperlukan
penyesuaian dosis untuk penderita gangguan ginjal.
Farmakodinamik
1. Bentuk Sediaan
Tablet, solutio, oral solutio

2. Dosis
-Dosis Lazim : 500-1000 mg/hari,
-Dosis maksimum per hari: 3000-4000 mg
-Target kadar serum dalam darah:
50-40 mcg/mL
Nb:
-Untuk dosis awal, disarankan dosis dua
kali sehari 500mg
-Untuk kejang tak tertahankan, disarankan
dosis dua kali sehari 1.500mg
Farmakokinetika
• t1/2 = 7-10 jam
• Durasi = 2 hari
• Volume Distribusi = 0,7L/Kg
• Ikatan Protein = <10%
Efek yang Ditimbulkan
• ROTD : sedasi, kelelahan, kesulitan koordinasi, agitasi, lekas marah,
dan kelesuan. Sedikit penurunan sel darah merah dan putih tercatat
dalam uji klinis.
• Efek Samping: efek sedasi, gangguan perilaku,
• Interaksi: Belum diketahui
Magnesium Sulfat
Arimbi Purinada Miandari
1606924410
Mekanisme Aksi:
Magnesium sulfat menurunkan kadar asetilkolin di terminal saraf
motorik. Magnesium sulfat juga bertindak pada miokardium dengan
mengurangi laju pembentukan impuls simpul SA dan memperpanjang
waktu konduksi.

Dosis:
Initial: 4 hingga 5 g magnesium sulfat dalam 250 mL D5W atau NS (IV) dan dosis IM simultan hingga 10g
larutan magnesium sulfat 50%
Initial (alternative): Encerkan 4 g magnesium sulfat larutan 50% menjadi larutan 10% atau 20% dan
berikan IV selama 3 hingga 4 menit.
Maintenance: 1-2 g/jam (IV) sampai paroxysms berhenti atau dosis IM 4-5 g larutan magnesium sulfat
50% setiap 4 jam sesuai kebutuhan. Dosis max dalam 24 jam 30-40g

Farmakokinetik:
Distribusi: Melintasi plasenta dan sedikit masuk ke ASI. Pengikatan protein: 25-30%. Kategori D untuk
ibu hamil.
Ekskresi: Melalui urin (fraksi yang terserap), melalui feses (fraksi yang tidak terserap)
ROTD:
Hypermagnesaemia ditandai dengan mual, muntah, kemerahan, haus, hipotensi, kantuk,
kebingungan, bicara cadel, penglihatan ganda, bradikardia, kelemahan otot. Hipokalsemia;
ileus paralitik.

Kontraindikasi:
Parenteral: Heart block, gangguan ginjal berat, kerusakan miokard.

Efek Samping:
Mengurangi penyerapan tetrasiklin dan bifosfonat. Efek memblokir neuromuskuler aditif
dengan aminoglikosida, glikosida digitalis. Efek aditif dengan nifedipine dan depresan SSP.
Topiramat
Aurelia Maria Vianney
1606878991
Farmakodinamik
Bentuk Sediaan : Tablet (25, 50, 100 mg), Kapsul (15, 25, 50 mg)
• Dosis awal 25 mg setiap hari pada malam hari selama
1 minggu, kemudian ditingkatkan bertahap sebanyak
25-50 mg per hari dengan interval 1-2 minggu yang
diberikan dalam 2 dosis terbagi.
• Dosis lazim 100 mg per hari dalam 2 dosis terbagi,
maksimum 500 mg per hari.
• Anak-anak 6-16 tahun, dosis awal 0,5-1 mg/kg bb per
hari pada malam hari untuk seminggu pertama
kemudian dinaikkan bertahap sebanyak 0,5-1 mg/kg
bb per hari dengan interval 1-2 minggu, dibagi dalam 2
dosis terbagi. Dosis lazim 3-6 mg/kg bb per hari dalam
2 dosis terbagi; maksimum 16 mg/kg bb per hari.
Mekanisme Aksi Farmakokinetik
• Menghambat reseptor glutamat Tmax : 2-3 jam
subtipe AMPA (Alpha-amino-3-
Bioavailabilitas : 80%
hidroxy-5methylisoxazole-4-
propionicacid) Tidak ada efek signifikan dengan
• Menghambat channel Na high- makanan
voltaged-activated Ikatan dengan protein : 19.5%
• Menghambat GABA (gamma- Vd : 0.6 - 0.8 L/kg
Aminobutyric acid) dengan Klirens Renal : 13.9 mL/min
mekanisme yang tidak diketahui
dengan pasti Klirens Total : 20 to 30 mL/min
Waktu Paruh : 21 jam
ROTD Interaksi Kontraindikasi
• Mual, Sakit perut • Kontrasepsi – • Ibu Hamil dan Menyusui
• Anoreksia menurunkan kontrasepsi (Kategori Kehamilan D)
• Penurunan berat badan • Citalopram – • Penggunaan alkohol 6 jam
• Sakit kepala, Pusing, Lelah meningkatkan paparan sebelum dan sesudah
citalopram dan resiko penggunaan topiramat
• Insomnia
perpanjangan interval QT • Asidosis metabolik
• Mengganggu ingatan dan
• Phenytoin – menurunkan
konsentrasi
topiramat, meningkatkan
• Ansietas phenytoin
• Depresi • Karbamazepin –
• Gugup menurunkan topiramat
• Suasana hati tidak stabil • Hidroklorotiazid –
• Asidosis metabolik meningkatkan paparan
topiramat
Gabapentin
Dede badriaturrahmah
1606924423
Farmakokinetika
Absorption
• Tmax, once-daily formulation: 8
jam Ekskresi
• Tmax, immediate-release: 2 jam • Tinja: 10% hingga 23%
• Bioavailability: 27% to 60% • Ginjal: 76% hingga 81%
• Efek makanan: meningkatkan • clearance ginjal: 150 mL /
laju dan tingkat penyerapan menit
dibandingkan dengan keadaan
puasa • clearance ginjal, gangguan
ginjal: 10 hingga 90 mL / mnt
Distribusi
• Clearance ginjal, pediatri:
• Pengikatan protein: 0% 4,41 hingga 7,40 mL / mnt /
• Vd, dewasa: 58 L kg
• Vd, anak-anak: 1,8 hingga 2,76 L Eliminasi Half-Life
/ kg • orang dewasa, 5 hingga 7 jam
Metabolisme • pediatri, 4,44 jam
• Tidak dimetabolisme,
diekskresikan tidak berubah
dalam urin
Dosis untuk Epilepsi Interaksi obat
• Dewasa: Awalnya, 300 mg pada hari pertama,
300 mg pada hari kedua, dan 300 mg pada • Dapat meningkatkan level
hari ketiga. Dosis dapat meningkat 300 mg plasma dg morfin. Mengurangi
setiap 2-3 hari sampai kontrol antiepilepsi
efektif tercapai, biasanya dengan 900-3.600
mg setiap hari dalam 3 dosis terbagi dengan
penyerapan dg antasid.
interval maksimal 12 jam. Maks: 4,800 mg
setiap hari.
• Anak: ≥6 tahun Awalnya, 10-15 mg / kg setiap
hari, dititrasi selama kurang lebih 3 hari
sampai kontrol antiepilepsi efektif tercapai,
biasanya dengan 25-35 mg / kg setiap hari
dalam 3 dosis terbagi dengan interval maks.
12 jam. Maks: 50 mg / kg setiap hari.
Serius
• Dermatologis: Sindrom Stevens-
Johnson
• Metabolisme endokrin:
Umum
ROTD • Kardiovaskular: Edema perifer
Hipoglikemia
• Imunologis: Anafilaksis, Reaksi obat
(1,7% hingga 8,3%) dengan eosinofilia dan gejala
• Gastrointestinal: Mual (lebih sistemik
dari 1%), Muntah (3,3%) • Neurologis: Pusing (Dewasa, 28%;
dewasa dan remaja, 17%; pediatri,
• Imunologis: Penyakit virus 3%), Somnolence (Dewasa, 21%;
(10,9%) dewasa dan remaja, 19%; pediatri,
• Neurologis: Ataksia (Dewasa, 8%)
3%; dewasa dan remaja, 13%), • Psikiatri: Gangguan bentuk
Nystagmus (Dewasa dan pemikiran (Pediatrik, 1,7%),
remaja, 8%) Gangguan dalam berpikir (2%
hingga 3%), Perilaku bermusuhan
• Lainnya: Kelelahan (3% hingga (Pediatrik, 5,2%), Perilaku hiperaktif
11%), Demam (Pediatrik, 10%) (Pediatrik, 4,7%), Perubahan
suasana hati (Pediatrik, 6%) ),
Pikiran untuk bunuh diri
• Lainnya: Angioedema

Anda mungkin juga menyukai