Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, DAN PENGAWASAN FUNGSIONAL

TERHADAP ANGGARAN BERBASIS KINERJA SATUAN KINERJA PERANGKAT DAERAH DI


KOTA MAGELANG

Tutur Tri Gunawan


15.0102.0212
Latar Belakang

Bergulirnya era reformasi di Indonesia, telah menghadirkan titik perubahan pada tubuh
pemerintahan salah satu di antaranya adalah dalam hal pengelolaan keuangan. Beralihnya
masa orde baru menjadi era reformasi menimbulkan desakan baru terhadap pemerintah
(Asmadewa, 2006). Perubahan dimulai dari agenda reformasi yang salah satunya yaitu
desentralisasi keuangan dan otonomi daerah yang dituangkan dalam Undang-Undang
No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Sukesti
dan Alfasadun, 2011). Adanya desentralisasi mengharuskan sistem pengelolaan keuangan
daerah dikelola mandiri oleh pemerintah daerah (Jayanti dkk., 2014).
Fenomena

Tahun Opini BPK

2013 WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

2014 WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

2015 WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

2016 WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

2017 WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)


Perbedaan penelitian

1. Perbedaan vaiabel pengawasan fungsional yang mengacu pada penelitian Wirmie


(2018)karena Pelaksanaan fungsional yang dilakukan oleh aparat pengawasan
fungsional, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun dari lingkungan eksternal
pemerintah. Kinerja pemerintah daerah yang dilihat dalam laporan kinerja, akan
memperlihatkan sejauhmana pemerintah daerah dalam menjalankan kegiatan yang
telah direncanakan.
2. Obyek penelitian dari opini BPK terhadap Pemerintah DaerahKota Magelang pada
periode 2013-2017
Telaah teori

 Teori Keagenan (AgencyTheory)


Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), teori agensi adalah hubungan atau kontrak
antara principal dan agent. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja
antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang
menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama. Halim dan
Abdullah (2006) menyatakan bahwa masalah keagenan di pemerintahan daerah
berlangsung secara terus menerus dan saling terkait pada semua tingkatan. Peraturan
perundangan sendiri adalah salah satu bentuk kontrak yang bersifat semi-given, yakni
dibentuk berdasarkan konstitusi oleh mekanisme politik pada level pemerintahan yang lebih
tinggi. Oleh karena itu, kepala SKPD adalah agen bagi kepala daerah dan kepala daerah
adalah agen bagi DPRD dan masyarakat.
Penelitian Terdahulu

No Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Muhammad Firdiansyah Independen : akuntabilitas dan Akuntabilitas dan transparansi


Adiwirya (2015) transparansi berpengaruh positif pada anggaran
Dependen: anggaran berbasis kinerja berbasis kinerja OPD
SKPD Kota Denpasar

2. Hary Eka Setyawan (2016) Independen : akuntabilitas, transparansi Akuntabilitas, transparansi dan
dan pengawasan fumgsional pengawasan berpengaruh positif
Dependen : kinerja SKPD Kabupaten pada kinerja OPD
Bungo

3. Wirmie Eka Putra (2018) Independen : pengawasan fungsional Pengawasan fungsional, akuntabilitas
dan akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja
Dependen: kinerja SKPD Provinsi Jambi OPD

Sumber: penelitian sebelumnya


Metode Penelitian

H1 : Akuntabilitas berpengaruh
pada kinerja OPD Kota
Akuntabilitas
Magelang
H2 : Transparansi berpengaruh
pada kinerja OPD Kota
Transparansi Kinerja OPD Magelang
H3 : Pengawasan berpengaruh
pada kinerja OPD Kota
Magelang
Pengawasan
fungsional
METODE PENELITIAN

 Jenis dan Sumber Data


Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yaitu suatu perancangan penelitian dengan tujuan melakukan
pengujian yang cermat dan teliti terhadap suatu objek penelitian berdasarkan situasi dan kondisi tertentu
dengan melihat kesesuainnya dengan pernyataan ataupun nilai tertentu yang diikuti dan diamati dengan
cermat dan teliti. Metode survei adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang
gejala atas permasalahan yang timbul (Umar, 2003).
 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik survei, yaitu dengan memberikan kuesioner
yang langsung disebarkan dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara
atau hasil pengisian kuesioner tentang hal itu.Kuesioner yang telah diisi oleh responden, diseleksi terlebih dahulu
agar kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya tidak disertakan dalam analisis. Peneliti memilih cara demikian
dengan pertimbangan bahwa metode survey langsung lebih efektif dan mengurangi risiko tidak kembalinya
kuesioner yang telah disebar.
Populasi dan sampel

 Populasi dalam penelitian ini adalah Aparatur Pemerintah Daerah yang berada di Kota
Magelang.
 Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel dimana peneliti menentukan pengambilan sampel
dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.
Data penelitian

 Jenis dan sumber data


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu dengan melakukan penelitian,
kemudian mengolah dan menganalisis data untuk mengambil kesimpulan. Data primer
diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden yaitu para Aparatur Organisasi
Perangkat Daerah seperti Kepala OPD, Wakil Kepala OPD, Sekretaris OPD, Bendahara OPD,
dan Kepala Bagian OPD.

Anda mungkin juga menyukai