Anda di halaman 1dari 73

KONSEP TRIAGE

Dr. Johanes, SpEm


Sejarah triage, konsep dan
kategorisasi
Pendahuluan

• Triage tidak mudah


atau simple
• Triage yang
sebenarnya sangatlah
komplek, comprehensif
dan kontroversial

Triage 3
PENGERTIAN TRIAGE

• Prosedur pemilihan dan pemilahan pasien


berdasarkan kegawat daruratan klinis.
• Mengelompokkan pasien pasien dalam kategori –
kategori prioritas pertolongan.
• Sistem pengelompokkan ini bertujuan memastikan
tidak ada delay penanganan life saving pada
pasien kritis, identifikasi dan prevensi pasien
potensial life threatening problems, dan
manajemen lalu lintas dan distribusi pasien.
SEJARAH TRIAGE
• Diperkenalkan pertama kali Baron Dominique Jean
Larrey, salah seorang dokter tentara Perancis di masa
Napoleon Bonaparte.
• Di kala tentara Napoleon terdesak dan butuh tambahan
jumlah personil di garis depan  Napoleon
memerintahkan Jean Larrey mengobati tentara –
tentara yang terluka guna segera dikirim lagi ke medan
perang.
• Jumlah tentara yang harus dirawat tidak sebanding
dengan kapasitas tenaga dan fasilitas kesehatan yang
tersedia. Hal ini membuat Jean Larrey harus memilih
dan memilah tentara yang terluka  Di sinilah muncul
istilah trier, asal kata triage  memilah.
Sejarah Triage

• Definisi : Dari kata Perancis “Trier” membagi


dalam 3 group
• Dikembangkan di medan pertempuran
• Konsep ini digunakan bila terjadi bencana
• Dilaksanakan di ruang gawat darurat dari 1950 /
1960 karena 2 alasan :
- kunjungan
- penggunaan utk non urgen

Triage 6
Konsep Triage

• Tujuan utama adalah utk mengidentifikasi kondisi


mengancam nyawa
• Tujuan kedua adalah utk memprioritaskan pasien
menurut keakutannya
• Pengkategorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu
• Jika ragu, pilih prioritas yg > tinggi =up triage utk
menghindari penurunan triage

Triage 7
Triage

• Suatu proses yg mana pasien digolongkan


menurut tipe dan tingkat kegawatan kondisinya
• Hal itu di atur untuk mendapatkan :
 pasien yg benar ke
 tempat yg benar pada
 waktu yg benar dengan
 tersedianya perawatan yg
benar

Triage 8
SISTEM TRIAGE

• Tidak hanya digunakan pada situasi perang,


bencana, atau chaos dimana terdapat
keterbatasan sumber daya kesehatan.
• Triage  diterapkan pada situasi aman, terkendali,
dan tertata dimana sumber daya kesehatan
mencukupi atau sebanding dengan jumlah pasien.
– Single Triage  SIT
– Triage bencana (Disaster Triage)  START, SAVE
– Triage RS (Hospital Triage)  PACS, ATS, ESI
Sistem Triage

• Nondisaster: Untuk menyediakan perawatan sebaik


mungkin bagi setiap individu pasien
• Disaster: Untuk menyediakan perawatan yg lebih
efektif untuk pasien dalam jumlah banyak

Triage 10
Klasifikasi Triage

Berdasarkan pada :
• pengetahuan
• data yg tersedia
• situasi yg berlangsung

Triage 11
SIT
• Triage tunggal : pra-rs, intra-rs.
• Bukan korban massal.
• Kategori pasien :
 True emergency (A, B, C, D, E); potential
true emergency dan false emergency.
 Emergency/immediate (P1) : AMI,
perdarahan dalam;
 urgent (P2) : stroke, App beberapa jam;
 non urgent (P3) : luka, dislokasi, fraktur
(walking wound);
 Dead (P4).
SIT
TRIAGE BENCANA
• START  Pertolongan fokus pada korban – korban
yang paling mungkin diselamatkan.
• Korban – korban henti napas henti jantung
dikelompokkan dalam kategori “expected”  Label
hitam.
• Korban – korban yang mampu berjalan (walking
wounded) Label hijau (tanpa melihat jenis luka dan
kondisi yang diderita).
• Label merah & label kuning.
• Henti napas henti jantung merupakan kegawatan
tertinggi dan wajib diberikan resusitasi, situasi bencana
tidak memungkinkan RJP  Keterbatasan fasilitas dan
ketidakseimbangan penolong & korban membatasi
resusitasi henti jantung.
Klasifikasi berdasarkan 3 item :
• Laju pernapasan (Respiratory Rate)
• Perfusi.
• Evaluasi status mental.
Triage Di RS

Type 1: Traffic Director or NonNurse Triage


• Hampir sebag besar berdasarkan sistem triage
• Dilakukan oleh petugas yg tak berijasah
• Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama
dan seberapa sakitnya
• Tdk ada dokumentasi
• Tdk menggunakan protokol

Triage 23
Triage Di RS
Type 2: Cek Triage Cepat
• Pengkajian cepat dgn melihat yg dilakukan
perawat beregistrasi atau dokter
• Termasuk riwayat kes yg berhubungan dgn
keluhan utama
• Evaluasi terbatas
• Tujuan utk meyakinkan bahwa pasien yg lebih
serius atau cedera mendapat perawatan pertama

Triage 24
Triage Di RS

• Type 3: Comprehensive Triage


– Dilakukan oleh perawat dgn pendidikan yg sesuai dan
berpengalaman
– 4 sampai 5 sistem kategori
– Sesuai protokol

Triage 25
Fase triage RS

• Triage Primer
– Triage yang proaktif & maju ke depan.
– Triage primer – terletak di luar IGD.
– Statis (konter)
• Triage sekunder.
TRIAGE PROCESS

Proactive Triage Static Triage


TRIAGE PRIMER

• Merupakan proses :
– Tanya – jawab yg ringkas.
– Eyeballing triage “eagle eye”.
– Tanpa pemeriksaan.
– Penilaian dan keputusan yg cepat.
– Tanpa dokumentasi.
TRIAGE SEKUNDER

• Merupakan proses pemeriksaan :


– tanda vital.
– pemeriksaan fisik sederhana.
– pertolongan pertama.
– ECG.
– GDA
– Re – triage.
Secondary Triage
HOSPITAL TRIAGE

• Tantangan yang dihadapi triage IGD  distribusi &


manajemen lalu lintas pasien overload (berlebih).
• Pasien overload  mengganggu pelayanan IGD.
 menghabiskan sumber daya IGD  pelayanan
IGD tidak lagi efficient dan effective.
• U/ Mencegah & mengantisipasi  sistem triage
IGD.
• Jenis triage di RS yang umum dipakai :
– PACS
– ESI
PACS

• Patient Acuity Category Scale  pertama kali


diperkenalkan di Singapura oleh SGH.
• Terdiri dari 4 skala prioritas.
– PAC 1  Pasien mengalami kolaps kardiovaskular /dalam
kondisi yang mengancam nyawa  tidak boleh delay, mis :
major trauma, STEMI, cardiac arrest, gagal nafas, ALO.
– PAC 2  pasien sakit berat, tidur di brankar/bed, dan distress
berat tetapi keadaan hemodinamik stabil pada pemeriksaan
awal  stroke, closed fracture tulang panjang, asthma attack.
– PAC 3  Pasien sakit akut, moderate, mampu berjalan, tidak
beresiko kolaps  Vulnus, demam, cedera ringan – sedang
– PAC 4  Pasien non emergency. Dapat dirawat di poli  acne,
dyslipidemia.
ESI

• Diperkenalkan Amerika Serikat dan Kanada oleh


perhimpunan perawat emergensi & dokter
spesialis emergensi. ESI diadopsi secara luas di
Eropa, Australia, Asia, dan Indonesia.
• Memiliki 5 skala prioritas.
• Prioritas 1 – prioritas 5.
• Prioritas 1 (label biru)  Impending life/limb threatening
problem  Membutuhkan immediate life – saving
intervention (cito tindakan). Parameter prioritas 1 
Semua gangguan signifikan pada ABCD. Misal :
Cardiac arrest, status epileptic, hypoglycemic coma,
dan lain – lain.
• Prioritas 2 (label merah)  Potential life, limb, or organ
threatening problem Pertolongan pada pasien urgent
tidak dapat ditunda (should not wait). Parameter
prioritas 2 adalah pasien – pasien hemodinamik atau
ABCD stabil dengan kesadaran turun tapi tidak koma
(GCS 8 – 13), distress berat, dan high risk. Contoh :
asthma attack, akut abdomen, electric injury.
• Prioritas 3 (label jingga)  Pasien – pasien yang
membutuhkan in – depth evaluation, pemeriksaan
klinis menyeluruh.
– Memerlukan “dua atau lebih” resources (sumber daya)
fasilitas perawatan IGD.
– Logikanya  Makin banyak sumber daya/ resources yg
dibutuhkan makin berat kegawatdaruratan  prioritas 3 –
5 berkaitan dengan kebutuhan resources.
– Contoh, sepsis memerlukan pemeriksaan laboratorium,
radiologis, dan ECG. Sepsis stabil mempunyai prioritas
lebih tinggi daripada typhoid fever tanpa komplikasi. Akan
tetapi, sepsis berat tergolong prioritas 2 (merah) dan
shock septic prioritas 1 (biru).
• Prioritas 4 (label kuning)  pasien – pasien yang
memerlukan satu macam sumber daya perawatan
IGD.
– Contoh : Pasien BPH memerlukan pemasangan kateter
urine, VL membutuhkan hecting sederhana, acute febrile
illness (AFI) memerlukan pemeriksaan laboratorium.
• Prioritas 5 (label putih)  Pasien – pasien yang
tidak memerlukan sumber daya. Hanya
membutuhkan pemeriksaan fisik dan anamnesis,
tanpa pemeriksaan penunjang. Pengobatan
pasien umumnya per oral atau rawat luka
sederhana. Contoh : common cold, acne,
excoriasi.
• Kedua sistem hospital triage tersebut (PACS & ESI
memiliki pijakan pemilihan pasien berdasarkan
temuan klinis pada first sight atau initial
assessment.
PERBEDAAN ESI & PACS

• Terletak pada dimensi parameter pemilahan.


• ESI membagi kegawatan dalam dua parameter 
gangguan ABCD dan parameter sumberdaya.
– Gangguan yang sedang berlangsung (impending) pada
ABCD mendapat prioritas pertama,
– Gangguan ABCD tidak langsung (potential) memperoleh
prioritas kedua.
• Sumber daya diartikan makin banyak sumber daya
dibutuhkan dalam manajemen suatu penyakit
maka makin serius penyakit tersebut.
• PACS tidak mengikut sertakan parameter
sumberdaya  fokus pada parameter klinis
pasien.
• Sistem PACS  Pasien Emergency dan Non
Emergency.
– Paramater emergency  ABCD, hemodinamik, distress,
mampu beraktivitas atau terbaring, dan resiko kolaps
– Non emergency tidak ditemukan urgensi pengobatan dan
dapat dirawat secara poliklinis.
ATS

ATS 1 Kondisi life threatening yang membutuhkan respon


penanganan segera dan pasien ditangani pada area
khusus resusitasi.

ATS 2 Kondisi terancam life threatening atau membutuhkan


intervensi kritis dengan respon penanganan tidak
lebih dari 10 menit
ATS 3 Kondisi potensial life threatening atau urgent
sehingga membutuhkan penanganan di IGD dengan
respon sampai 30 menit
ATS 4 Memiliki potensi kondisi yang serius atau urgent
sehingga memerlukan penanganan di IGD dengan
respon sampai 60 menit
ATS 5 Kondisi tidak gawat tidak darurat sehingga akan
memerlukan penanganan di IGD dengan respon
sampai 120 menit
MODIFIKASI TRIAGE

• Triage tingkat kegawatan pasien berdasarkan


keluhan pasien, klinis, dan TTV.
• Terbagi kedalam 4 Prioritas
– Prioritas 1 (Label Merah/Red Zone).
– Prioritas 2 (Label Kuning/Yellow Zone).
– Prioritas 3 (Label hijau/ Green Zone).
– Prioritas 0 (Label hitam)  DOA dgn tanda2 kematian
khas.
P1/RED ZONE
Pasien dgn kondisi mengancam nyawa, memerlukan
intervensi segera dan evaluasi.
Pasien dibawa ke Ruang Resusitasi.
Waktu tunggu nol.
Red Zone - Kasus berat
• Penurunan kesadaran apapun penyebabnya.
• Perdarahan berat.
• Respiratory distress.
• Syok tipe apapun.
• High velocity injury.
• Asfiksia, Cedera cervical spine, cedera pada maxilla.
• Trauma kepala dgn koma dan proses shock yg cepat.
• Multiple Fraktur.
• Luka bakar > 30 % / Extensive burn
• Crush injury.
• STEMI.
• Palpitasi karena gangguan irama jantung (SVT, AFRVR, AV
blok)
• Krisis hiperglicemia.
P2/YELLOW ZONE
• Pasien dgn penyakit yg akut sedang tanpa tanda syok.
• Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan
kaki.
• Waktu tunggu 15 menit.
• Semi-Critical care.
Yellow Zone - Kasus sedang
• Perdarahan tanpa tanda2 syok.
• Kasus keganasan dengan low intake/ dehidrasi sedang tanpa tanda2
syok.
• Trauma thorax Non asfiksia.
• Fr. Tertutup pada tulang panjang.
• Luka bakar terbatas ( < 30 % dari TBW ).
• Asma Ringan – Sedang.
• PPOK ringan – sedang.
• Hiperglicemia non crisis.
• Stroke Infarct / TIA tanpa penurunan kesadaran.
• Ileus Obstructive.
• GE dengan dehidrasi sedang.
• Hiperpireksia.
• Vertigo sedang – berat (disertai mual dan muntah hebat).
• NSTEMI tanpa tanda2 syok.
P3/GREEN ZONE
• Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn masalah medis
yang minimal
• Luka lama
• Kondisi yang timbul sudah lama
• Area Ambulatory / Ruang Non Kritis
• Waktu tunggu 30 menit
Green Zone - Kasus ringan
• Minor injuries
• Seluruh kasus - kasus ambulant / jalan
– Demam (Non hiperpireksia).
– GE tanpa/dengan dehidrasi ringan.
– Influenza.
– Cephalgia dengan skoring nyeri ≤ 6.
– ISPA.
– Psikosa akut.
– Hipertensi ringan.
– Sindrom hiperventilasi.
PENGKAJIAN TRIAGE

SOAP
SYSTEM

Triage 64
Tujuan

Untuk menguraikan pengkajian


sistem SOAP
Apakah SOAP itu ?
S = data subyektif
O = data obyektif
A = assess / penilaian
P = plan / perencanaan

Triage 65
S - Subyektif

• Beri pertanyaan utk menemukan keluhan utama


• Perawat triage sebagai detektif
• Informasi minimal dan analisa gejala
• Gunakan pertanyaan terbuka
• Dapatkan sutu pernyataan ringkas

Triage 66
O - Obyektif

 evaluasi fisik
 data observasi penampilan pasien
 data pengukuran tanda vital :
- suhu - pernapasan
- nadi - tekanan darah
- saturasi oksigen
 data dari lokasi yang diperiksa

Triage 67
A - Assessment
• Mengkaji dan mengevaluasi kumpulan data
subyektif dan obyektif

P - Plan
• menegakkan prioritas & menempatkan pasien
sesuai kondisi
• melakukan tes > lanjut jika perlu
• intervensi spt O2, bidai, membalut

Triage 68
RINGKASAN

• Melakukan sebuah proses triage yang sistematis


• Mengumpulkan data subyektif dan obyektif yang
cukup
• Mengkaji berdasarkan pada keakutan pasien
• Merencanakan intervensi yang sesuai
• Dokumentasi yang lengkap

Triage 69
Apa yang harus
didokumentasikan?
• Tes diagnostik yang dilakukan
• intervensi yang telah diberikan
• disposisi
• re- evaluasi dan perubahan kondisi pasien

Triage 70
KEY POINTS

 Menggambarkan keluhan utama seakurat


mungkin. Gunakan kata - kata yang bisa
dimengerti pasien
 dokumentasikan harapan - harapan
pasien
 dokumentasikan hal - hal yang
mempersulit pencarian data spt
hambatan bahasa
 dokumentasikan bila ada konflik antara
data subyektif dan obyektif

Triage 71
Tanggung jawab etik
Setiap pasien memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan pelayanan dalam proses triage

Keputusan triage
kehidupan pasien tergantung pada keputusan triage
yang kita buat

Triage 72
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai