Anda di halaman 1dari 8

EUTHANASIA

OLEH : Aziz Wahab


Pengertian dan Macam-macam Euthanasia

• Euthanasia secara bahasa berasal dari Bahasa Yunani eu


yang berarti “baik” dan thanatos, yang berarti “kematian”
(Utomo, 2003:177). Artinya mati baik atau mati dengan
tenang.
• Dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah qatlu ar-rahma
atau taysir al-maut.
• Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan
agar kesakitan atau penderitaan yang dialami seseorang
yang akan meninggal diperingan/ mempercepat kematian
(Hasan, 1995 :145)
• Inti dari euthanasia adalah tindakan pemutusan kehidupan
dalam maksud membebaskan pasien dari penderitaan yang
tak tersembuhkan.
• Dalam praktik kedokteran euthanasia ada 4 jenis :

• a. euthanasia aktif
• b. euthanasia pasif
• C. euthanasia volunteer
• d. euthanasia Involunter

1. Euthanasia aktif : tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan memberikan suntikan
ke dalam tubuh pasien. Suntikan di berikan pada saat pasien sudah sangat parah dan dalam
stadium akhir, menurut perhitungan medis sudah tidak mungkin dapat di sembuhkan lagi.
(penderita kanker ganas sehingga pasien sering kali pingsan, dokter memberikan obat overdosis
untuk menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghilangkan pernafasannya sekaligus.
2. Euthanasia pasif : tindakan dokter menghentikan pengobatan pasien atau mencabut segala
tindakan pada pasien yang menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak bisa di
sembuhkan lagi.( penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit dalam keadaan koma )
• 3. Euthanasia Volunter ( euthanasia suka rela):
penghentian tindakan pengobatan atau
mempercepat kematian atas permintaan sendiri
secara sadar dan di minta berulang-ulang.
• 4. Euthanasia Involunter : dilakukan pada pasien
dalam keadaan tidak sadar yang tidak mungkin
untuk menyampaikan keinginannya. (dalam hal
ini keluarga pasien yang bertanggung jawab, dan
keluarga pasien yang memintanya)
• Euthanasia Pasif : hukum euthanasia pasif,
sebenarnya faktanya termasuk dalam praktek
menghentikan pengobatan, tindakan tersebut di
lakukan karena pengobatan yang dilakukan sudah
tidak memberikan harapan sembuh kepada
pasien.(seperti: dengan mencabut alat-alat bantu
pasien), maka hukumnya boleh /jaiz dan tidak
haram bagi dokter. Namun untuk bebasnya
tanggung jawab dokter, disyaratkan adanya izin
dari pasien, walinya atau keluarganya)
Euthanasia dalam Pandangan Hukum
Islam
• Dalam pandangan hukum Islam, tindakan Euthanasia aktif hukumnya
adalah di haramkan karena termasuk dalam katagori pembunuhan yang di
sengaja (al-qatlu al-’amad ), walaupun niatnya baik untuk meringankan
penderitaan pasien, walaupun atas permintaan pasien atau keluarganya.
Sebagaimana di sebutkan dalam Al-Quran surat Al-An’aam :151)

• Artinya : “ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang di haramkan Allah


(untuk membunuhnya) walaupun dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS
AL-An ‘aam: 151)
• Dokter yang melakukan euthanasia aktif, menurut hukum pidana islam
akan dijatuhi qishas (hukuman mati karena membunuh)`
Tinjauan Etis Euthanasia

Tinjauan Kedokteran
• Profesi tenaga medis sudah sejak lama menentang euthanasia
sebab profesi kedokteran untuk menyembuhkan dan bukan untuk
mematikan.
• Profesi medis adalah untuk merawat kehidupan bukan untuk
merusak kehidupan.
• Dalam pasal 9, bab II Kode Etik Kedokteran Indonesia tentang
Kewajiban dokter kepada pasien, di sebutkan bahwa seorang dokter
harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup
makhluk insani, dan tidak di perbolehkan mengakhiri hidup
seseorang yang sakit meskipun menurut pengetahuan dan
pengalaman tidak akan sembuh lagi.
• Hakikat profesi kedokteran adalah menyembuhkan dan
meringankan penderitaan, euthanasia justru bertentangan radikal
dengan hakikat tersebut.
Tinjauan Filosofis – Etis

• Banyak pakar etika menolak euthananasia, mengingat dan


menekankan akan bahaya euthanasia di salahgunakan.
• Prinsip etika yang sangat mendasar yaitu kita harus
menghormati kehidupan manusia, tidak pernah boleh kita
mengorbankan manusia kepada suatu tujuan tertentu.
• Disarankan kepada para pemberi layanan kesehatan
khususnya kepada para dokter untuk tidak melakukan
euthanasia, karena jika dilihat dari segi hak asasi manusia
setiap orang berhak untuk hidup, di tinjau dari segi agama,
yang mempunyai kuasa atas hidup manusia adalah Allah
swt.

Anda mungkin juga menyukai