Anda di halaman 1dari 56

MATEMATIKA

SKS = 3-0

KEGIATAN : - CERAMAH - TUGAS


- DISKUSI - QUIZ
- LATIHAN
PENILAIAN : NA = 40 % : Ujian Tengah Semester (60%), Quiz(25%), dan Tugas(15%)
60 % : Ujian Akhir Semester , (60%), Quiz(25%), dan Tugas(15%)
Tujuan Instruksional Umum (T.I.U.) :
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan perhitungan
menurut kaidah matematika dan mampu menerapkan dengan benar dalam bidang
kehutanan.

POKOK BAHASAN
 Logika
Gugus (Himpunan)
Pertaksamaan
Fungsi
Limit
Kekontinyuan
Derivatif (Turunan)
Integral
Matriks
Pustaka : Gunakan Buku-buku (Texbook) yang ada di Perpustakaan Unram
PENGERTIAN
• Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis
kaidah-kaidah penalaran yang absah/valid.
• Logika mempelajari cara penalaran manusia, sedangkan
penalaran seseorang diungkapkan dalam bahasa berupa
kalimat-kalimat. Dengan demikian logika mempelajari
kalimat-kalimat yang mengungkapkan atau merumuskan
penalaran manusia.
• Logika matematika adalah Ilmu yang mempelajari tentang
cara berpikir yang logis/masuk akal
• Logika matematika adalah ilmu yang digunakan untuk
menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan atau
penarikan kesimpulan
berdasarkan aturan-aturan dasar yang berlaku.
Ada dua macam penalaran, yaitu: penalaran deduktif dan
penalaran induktif.
Penalaran deduktif
• Penalaran deduktif adalah penalaran yang
didasarkan pada premis-premis yang
diandaikan benar untuk menarik suatu
kesimpulan dengan mengikuti pola
penalaran tertentu.
• Contoh:
Premis 1: Semua mahasiswa baru
mengikuti OSPEK.
Premis 2: Wulandari adalah
mahasiswa baru.
Kesimpulan : Wulandari mengikuti OSPEK.
Penalaran induktif
 Penalaran induktif adalah penalaran yang didasarkan
pada premis-premis yang bersifat faktual untuk menarik
kesimpulan yang berlaku umum.
 Contoh:
Premis 1 : Ayam-1 berkembang biak dengan telur.
Premis 2 : Ayam-2 berkembang biak dengan telur.
Premis 3 : Ayam-3 berkembang biak dengan telur.
Premis 4 : Ayam-4 berkembang biak dengan telur.
:
:
Premis 50 : Ayam-50 berkembang biak dengan telur.
Kesimpulan : Semua ayam berkembang biak dengan
telur.
PERNYATAAN
• Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai
kebenaran (benar atau salah). Pernyataan yang
tidak mengandung kata hubung kalimat disebut
pernyataan primer/pernyataan tunggal/pernyataan
atom, sedangkan pernyataan yang mengandung
satu atau lebih kata hubung kalimat disebut
pernyataan majemuk.
• Pernyataan yang benar dikatakan mempunyai nilai
kebenaran B (benar), sedangkan pernyataan yang
salah dikatakan mempunyai nilai kebenaran S
(salah).
Nilai kebenaran suatu pernyataan kadang-kadang
ditulis dengan lambang angka 1 atau 0. Angka 1
ekuivalen dengan nilai kebenaran B, sedangkan
angka 0 ekuivalen dengan nilai kebenaran S.
 Kebenaran suatu pernyatan dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a) Kebenaran faktual, yaitu kesesuaian antara isi
peryataan dan fakta sesungguhnya.
b) Kebenaran logis, yaitu kesesuaian dengan aturan-
aturan logika.
 Dalam ilmu pengetahuan kita selalu berbicara
mengenai obyek-obyek yang terbatas, tidak
mengenai segala sesuatu. Keseluruhan obyek-obyek
(terbatas) yang menjadi bahan pembicaraan yang
sedang kita lakukan disebut semesta pembicaraan
atau semesta saja dan disingkat S.
 Untuk membicarakan anggota-anggota dari semesta
biasanya digunakan lambang. Ada dua macam
lambang, yaitu:
a) Konstanta, adalah lambang yang digunakan untuk
menunjuk atau membicarakan anggota tertentu
dari semesta.
b) Peubah, adalah lambang yang digunakan untuk
menunjuk atau membicarakan anggota yang tidak
tertentu (sembarang) dari semesta.
 Kalimat terbuka ialah kalimat yang memuat peubah,
sehingga belum dapat di tentukan nilai
kebenarannya.
 Kalimat semacam ini masih “terbuka” untuk
menjadi pernyataan yang benar atau yang salah.
 Contoh:
a. x adalah bilangan bulat.
b. x + 2 > 10
c. x2 -3x + 5 = 0
d. y = 2x + 1
 Kita dapat mengubah suatu kalimat terbuka
menjadi peryataan dengan mengganti
(mensubstitusikan) semua peubah yang termuat di
dalamnya dengan konstanta dari semestanya.
Pernyataan yang dihasilkan bisa bernilai benar, bisa
bernilai salah.
 Himpunan penyelesaian dari suatu kalimat terbuka
ialah himpunan semua anggota dari S yang bila
lambangnya disubstitusikan ke dalam peubah dari
kalimat terbuka itu akan menghasikan pernyataan
yang benar.
 Contoh:
S = {Bil. Asli }
a. x + 2 > 10 - H.P = {9,10,11,12,…..}
b. x2 – x – 6 = 0
(x-3) (x + 2 = 0 -- HP ={3}
c. x + 1 > 0 - HP = S
d. (2x-1)(x + 3) = 0  HP = { }
 Himpunan penyelesaian harus memuat semua
elemen dari semesta yang menghasilkan
pernyataan benar.
GUGUS (HIMPUNAN)
Pengertian
Gugus adalah suatu himpunan / kumpulan benda-benda
(hidup, mati, pengertian abstrak) yang dapat didefinisikan
dengan jelas dan tepat.

Notasi
Gugus : dengan huruf kapital
Unsur / Anggota : huruf kecil atau angka yang berada
dalam tanda { }
Tanda   unsur dan tanda   bukan unsur
Misal A = { 2, 4, 6 }  Gugus A yang unsur-unsurnya
terdiri atas bilangan 2, 4, dan 6
2  A ; 4  A; tetapi 3  A; 7  A
Penulisan Gugus:
 Cara Pendaftaran = tabulasi (Roster Method)
Contoh A = {1, 3, 5, 7, 9}
 Cara Perincian (Rule Method)
Contoh A = {x / x bilangan asli <100}
Setiap unsur dari gugus hanya boleh muncul sekali
• Notasi Gugus sebaiknya yang ada hubungannya
dengan unsur-unsurnya.
• Gugus kosong  gugus yang tidak memiliki unsur,
dinotasikan dengan { } atau 
• Jumlah unsur suatu gugus : banyaknya unsur
dalam gugus. Banyaknya unsur gugus A = n(A)
Jika A = {1, 3, 5, 7, 9}, maka n(A) = 5
• Gugus terhingga  banyaknya unsur terbatas
• Gugus tak terhingga  banyaknya unsur tak
terbatas / tak terhingga
• Gugus Semesta (U) : gugus yg merupakan batas
pembicaraan
Gugus yg Sama : gugus yang jumlah dan jenis unsurnya
sama walaupun urutannya berbeda
Gugus sederajat : Gugus yang jumlah unsurnya sama
walaupun jenis dan urutannya berbeda
Gugus Kuasa : gugus dari semua anak gugus
Gugus Komplemen (A’): gugus yg unsur-unsurnya di
luar gugus dimaksud (Gugus A) tetapi masih dalam
gugus semesta (Gugus U)
Gugus Bersendi : dua gugus atau lebih dan memiliki
unsur yang sama
Gugus Lepas : dua gugus atau lebih tetapi tidak
memiliki unsur yang sama
Diagram Venn  cara untuk menggambarkan hubungan
dua gugus atau lebih
U U
A’ B
A
A

U U

D E
F
G
Pengolahan Gugus
 Gabungan (Union)
Contoh : A = {2, 3, 5, 7} dan B = {1, 2, 3, 4, 5}
Maka A  B = {1, 2, 3, 4, 5, 7}
 Potongan / Irisan
Contoh : A = {3, 4, 5, 6, 7} dan B= {1, 2, 3, 4, 5}
Maka A  B = {3, 4, 5}
 Selisih A – B = semua unsur dari A yg tidak ada di B
Contoh : A = {1, 2, 3, 4, 6, 7} dan B = {3, 4, 5, 7, 8, 9}
Maka A – B = {1, 2, 6} dan B – A = {5, 8, 9}
 Tambah  A + B = semua unsur dari A dan B selain yg ada di
keduanya
Contoh : A = {5, 7, 8, 9, 10} dan B = {1, 3, 5, 7, 9}
Maka A + B = {1, 3, 8, 10}
Latihan :
Diketahui A = {2, 3, 5, 7}; B = {1, 2, 3, 4, 5}; C = {1, 3, 5}
a). (A + B)  C =
b). (A – B)  C =
c). (B  C) + A =
d). (B  C) – A =
e). (A  C)  B =
f). (B + A) – C =
g). (A – C) + B =
Sifat Gugus
n(A  B) = n(A) + n(B) – n(A  B) jika A  B  
n(A  B) = n(A) + n(B) jika A  B = 
Contoh :
Untuk meningkatkan produksi kayu mahoni, suatu
himpunan pembudidaya mahoni yang anggotanya 30 orang,
20 pembudidaya mahoni menggunakan jenis unggul, 15
pembudidaya mahoni menggunakan pengaturan jarak
tanam, dan 10 pembudidaya mahoni menggunakan jenis
unggul dan pengaturan jarak tanam dalam rangka
meningkatkan produksi kayu mahoninya. Hitunglah :
• Berapa pembudidaya mahoni yg menggunakan jenis
unggul saja ?
• Berapa pembudidaya mahoni yg menggunakan
pengaturan jarak tanam saja ?
• Berapa pembudidaya mahoni yg menggunakan jenis
unggul atau pengaturan jarak tanam?
U
V J
Diketahui : n(U) = 30
A B

n(V) = 20
n(J) = 15
n(VJ) = 10
• n(A) = n(V) - n(V  J) = 20 – 10 = 10 orang
• n(B) = n(J) - n(V  J) = 15 – 10 = 5 orang
• n(V  J) = n(V) + n(J) – n(V  J) = 20 + 15 – 10 = 25
• n(V)’ = n(U) – n(V) = 30 – 20 =10 orang
2. Suatu Himpunan Pembudidaya kayu jati yang
anggotanya 125 orang, 60 orang membudidayakan jati
Emas (E), 50 orang membudidayakan jati Solomon (S),
40 orang membudidayakan jati Jumbo (J). Selain itu
diketahui pula bahwa 15 orang membudidayakan jati
Emas dan Jumbo, 20 orang membudidayakan jati Emas
dan Solomon, dan 20 orang membudidayakan jati
Jumbo dan Solomon; serta 10 orang membudidayakan
jati Jumbo saja?
a). Berapa orang yg membudidayakan jati Emas saja ?
b). Berapa orang yg membudidayakan jati Emas,
Solomon, dan Jumbo ?
c). Berapa orang yg membudidayakan jati
Emas,Solomon, atau Jumbo?
d). Berapa orang yg tidak membudidayakan jati
Solomon saja ?
e). Berapa orang yg tidak membudidayakan jati Emas ?
TUGAS:
Untuk pengadaan bibit jati, suatu Himpunan Pembudidaya
tanaman jati yang anggotanya 50 orang, 30 orang pengadaan
bibitnya melalui kultur jaringan, 25 orang pengadaan bibitnya
melalui stek pucuk, dan 15 orang pengadaan bibitnya melalui
kultur jaringan dan setek pucuk.
a). Berapa orang yg pengadaan bibitnya melalui kultur jaringan
saja ?
b). Berapa orang yg pengadaan bibitnya melalui kultur jaringan
atau setek pucuk ?
c). Berapa orang yg pengadaan bibitnya tidak melalui setek
pucuk ?
d). Berapa orang yg pengadaan bibitnya tidak melalui kultur
jaringan saja ?
e). Berapa orang yg pengadaan bibitnya tidak melalui kultur
jaringan atau setek pucuk ?
Dalil-dalil Pengolahan Gugus
Dalil Komutasi
AB=BA A+B=B+A
A B=BA
Dalil Asosiasi
(A  B)  C = A  (B  C)
(A  B)  C = A  (B  C)
Dalil Distribusi
A  ( B  C ) = (A  B)  (A  C)
(B  C)  A = (B  A)  (C  A)
Dalil Dualitas (De Morgan)
(A  B)’ = A’  B’ (A  B)’ = A’  B’
Dalil Identitas
AA=A dan A  A = A
A =A dan A   = 
A  A = U dan A  A = 
UA=U dan (U  A = A
( )  = U dan (U) = 
(A) = A
Beberapa Sifat Gugus
Jika A  B dan B  C, maka A  C
Jika A  C dan A  B, maka A  (B  C)
Jika A  C, maka C  A
Jika A  U, maka U – (U – A) = A
Jika A  U, maka A  (U – A) = 

Produk Cartesius
Jika A= (1, 2, 3) dan B = (4, 5) maka
A x B = {(1, 4), (1, 5), (2, 4), (2, 5), (3, 4), (3, 5)}
PERTAKSAMAAN
Mencari semua himpunan bilangan riil yg membuat
pertaksamaan berlaku
Himpunan penyelesaiannya berupa selang (interval) bilangan
Sifat-sifat pertaksamaan:
• Jika a > b dan b > c maka a > c
• Jika a < b dan b < c maka a < c
• Jika a < b dan c = bil. riil maka a + c < b +c dan
a–c<b-c
• Jika a > b dan c = bil. riil maka a + c > b +c dan
a–c>b-c
• Jika a < b dan c bil. Positif maka a.c < b.c dan a/c < b/c
• Jika a > b dan c bil. positif maka a.c > b.c dan a/c > b/c
• Jika a > b dan c bil. negatif maka a.c < b.c dan a/c < b/c
• Jika a < b dan c bil. negatif maka a.c > b.c dan a/c > b/c
Ruas kiri dan ruas kanan dapat ditambahkan atau
dikurangi dengan bil. yg sama serta dpt dikalikan atau
dibagi dgn bil. positif, tetapi jika dikalikan atau dibagi
dgn bil. negatif maka tanda pertaksamaan harus dibalik.
Contoh :
1). Selesaikan 2x – 5 < x + 3
+5 2x < x + 8
-x x<8
2). Selesaikan 3x – 7 < 5x + 2
+7  3x < 5x + 9
- 5x  - 2x < 9
/ -2  x > 9/2  x > 4,5
3). Selesaikan - 5 < 2x + 6 < 4
-6 - 11 < 2x < -2
*½ -5,5 < x < -1
4). Selesaikan x2 – x < 6
-6 x2 – x – 6 < 0
faktorkan (x – 3)(x + 2) < 0
x1 = 3 dan x2 = -2

-2 0 3
-2 < x < 3
5). Selesaikanlah 3x2 – x – 2 > 0
(x – 1)(3x + 2) > 0
3(x – 1)(x + 2/3) > 0

-2/3 0 1
x < -2/3 atau x > 1
NILAI MUTLAK
Sifat-sifat tanaman selalu positip, misal berat, panjang.
Sifat-sifat Nilai Mutlak:
1. Jika a dan b bil. riil, |a-b| = |b-a|
2. Jika a > 0, maka |x| < a =  -a<x<a
3. Jika a > 0, maka |x|  a  -a  x  a
4. Jika a > 0, maka |x| > a  x > a atau x  -a
5. Jika a > 0, maka |x|  a  x  a atau x  -a
6. Jika a dan b bil. riil, |a*b= |a| * |b|
7. Jika a dan b bil. riil, b  0, |a/b| = |a| / |b|
8. Jika a dan b bil. riil, maka berlaku
|a + b|  |a| + |b|
|a - b|  |a| + |b|
|a| - |b|  |a - b|
|a| - |b|  |a + b|
Contoh:
1. Hitunglah : |-2-6| = |-8| = 8
|4-7| = |-3| = 3
|5-8| - |2-9| = |-3| - |-7| = 3 – 7 = -4
2. Tulis kembali tanpa tanda absolut
|x| > 10  x > 10 atau x < -10
|x| < 5  -5 < x < 5
3. Selesaikan |x – 5| < 7
 -7 < x-5 < 7  -2 < x < 12
4. Selesaikanlah : |6 – 2x|  8
6 – 2x  8  -2x  2  x  -1 atau
6 – 2x  -8  -2x  -14  x  7
5. Selesaikanlah : |7x| < (4 – x)
 -4 + x < 7x < 4 – x
-4 + x < 7x  -4 < 6x  6x > -4  x > -4/6 atau
7x < 4 – x  8x < 4  x < ½
Dalam pembibitan tanaman jati, setiap bulannya
membutuhkan dua jenis pupuk. Pupuk jenis I dalam setiap
kilogramnya mengandung 600 gram bahan A dan 400 gram
bahan B, sedangkan pupuk jenis II dalam setiap kilogramnya
mengandung 800 gram bahan A dan 200 gram bahan B. Setiap
bulan, 1000 bibit dalam satu petak membutuhkan sekurang-
kurangnya 2000 gram bahan A dan 1200 gram bahan B. Jumlah
pupuk jenis I dan jenis II untuk 1000 bibit setiap bulannya
minimal 5 kg. Harga tiap kilogram pupuk jenis I adalah Rp
4000,00 dan pupuk jenis II adalah Rp 6000,00. Buatlah model
matematikanya, agar biaya pupuk bibit setiap bulannya
semurah-murahnya.
Penyelesaian
Misal banyaknya pupuk jenis I adalah x dan pupuk jenis II
adalah y, maka persoalan tersebut dapat dinyatakan ke dalam
table berikut ini:
Jenis I Jenis II Kebutuhan
Banyaknya pupuk x y 5
Bahan A 0,6x 0,8y 2
Bahan B 0,4x 0,2y 1,2
Biaya 4000x 6000y
Setiap bulannyanya jumlah kedua jenis pupuk sekurang-kurangnya
5 kg dengan sekurang-kurangnya 2 kg bahan A dan 1,2 kg bahan B,
maka diperoleh hubungan:
a. x + y  5
b. 0,6x + 0,8y  2  6x + 8y  20  3x + 4y  10
c. 0,4x + 0,2y  1,2  4x + 2y  12  2x+y  6
x dan y menyatakan banyaknya pupuk bibit, sehingga x
dan y tidak mungkin negatif maka:
x  0, y  0, dengan x, y  R
Jadi model matematikanya adalah:
Fungsi obyektif: meminimumkan z = 4000x + 6000y
Kendala: 3x + 4y  10
2x + y  6
QUIZ

1. Diketahui gugus U = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11}


A = {2, 3, 5, 7,9}
B = {1, 3, 5, 7}
C = {1, 2, 3, 4, 6,8}
Hitung dan Gambarkan dalam diagram Venn:
(A + B)  C
( A – B)  C
( A  B)
2. Selesaikan Pertaksamaan berikut ini:
15x + 8 > 6x – 4
17x – 6  8 + 3x
|2x + 4| < 12
|2 – 3x| < (x + 1)
TUGAS:
1. Selesaikan :|x –3| < 5
2. Selesaikan : |2x + 6|  10
3. Selesaikan : |6x + 4| > 12
4. Selesaikan : |6 – 2x|  8
5. Selesaikan |3x + 1| < (x + 3)
FUNGSI

Definisi :
Sebuah fungsi (f) adalah suatu aturan padanan yg
menghubungkan tiap obyek x dalam suatu himpunan
yg disebut daerah asal atau domain atau variabel
bebas dengan sebuah daerah nilai atau kodomain atau
variabel terikat f(x) .
F(x) = x2 + 1  aturan padanan
3 10
2 5
1 2
0 1
-1
x f(x) = y
Daerah Daerah
Asal Nilai

X = 3  f(3) = 32 + 1 = 10
2
X = -1  f(-1) = (-1) +1=2
BEBERAPA CONTOH
1. Jika diketahui f(x) = x2 + x + 7, dan daerah asalnya
(x) = 2, 3, 5, 7, tentukan daerah hasilnya f(x) !
Untuk x = 2  f(x) = 4 + 2 + 7 = 13
x = 3  f(x) = 9 + 3 + 7 = 19
x = 5  f(x) = 25 + 5 + 7 =37
x = 7  f(x) = 49 + 9 + 7 = 65
2. Jika f(x) = x2 + 3, tentukan daerah asal dan daerah
hasil yang mungkin !
Daerah asal (domain) : semua bil. riil
Daerah hasil (range) : semua bil. riil >= 3
3. Cari daerah asal (domain) dan daerah hasil

dari f(x) = x4 !


Domain : semua bil. riil >= 4
Daerah hasil : semua bil. riil tak negatif
4. Carilah daerah asal untuk f(x) = 1/(x-3)
Daerah asal: semua bil. riil kecuali 3
5. Diketahui : f(x) = x + 5 jika x  -7
= 5 jika -7 < x < 7
= x + 1 jika x  7
2

Hitung : f(-3), f(-9), f(0), f(10) !


6. Carilah daerah asal dan daerah hasil dari
f(x) = y = (x + 3) / (x – 2)
Daerah asal : semua bil. riil kecuali 2
Daerah hasil : y(x - 2) = x + 3
 yx – 2y = x + 3  xy – x = 2y + 3
 x(y – 1) = 2y + 3
x = (2y + 3) / (y – 1)  semua bil riil kecuali 1
7. Carilah daerah asal dan daerah hasil untuk :
a). f(x) = 2x / ( 2x – 6) b). f(x) = x + 5
8. Diketahui f(x) = 1/(x-5) dan g(x) = x2
Carilah daerah asal untuk : a) f(x) + g(x)
b). f(x) – g(x), c). f(x).g(x), dan d). f(x)/g(x)

9. Carilah daerah asal untuk f(x) = 9 x 2

10. Diketahui f(x) = 1 / (x – 2) dan g(x) = x


Tentukan : a). (f  g) (9), b). (g  f) (9),
c). (f  g) (x), d). (g  f) (x)

a). g(9) = 9 = 3  (f  g) (9) = f[g(9)]= f(3)


= 1/(3-2)  (f  g) (9) = 1/1 = 1
 FUNGSI TRIGONOMETRI

Sisi hadapan
Sin  = -------------------
Sisi miring
Sisi dekatan
cos  = -------------------
Sisi miring
Sisi hadapan
Tan  = -------------------
Sisi dekatan

1. Sin(-x) = - sin x 2. Sin(/2 – x) = cos x


3. Cos(-x) = cos x 4. Cos(/2 – x) = sin x
5. Tan(-x) = -tan x 6. Tan(/2 – x) = cot x
2 2
7. Sin x + cos x = 1
8. Sin (x + y) = sin x.cos y + cos x. sin y
9. Cos (x + y) = cos x. cos y – sin x. sin y
10.Tan (x + y) = (tan x + tan y)/(1-tan x. tan y)
5. Sin 2x = 2 sin x. cos x
6. Cos 2x = 1 – 2 sin2x
7. Sin2x = (1 – cos 2x) / 2
2
8. Cos x = (1 + cos 2x) / 2
9. Sin x + sin y = 2 sin ((x+y)/2).cos((x-y)/2)
10. Cos x + cos y = 2 cos ((x+y)/2).cos((x-y)/2)
Fungsi Bersusun
Diketahui f(x) = 1 / (x – 2) dan g(x) = x
Tentukan : a). (f  g) (9), b). (g  f) (9),
c). (f  g) (x), d). (g  f) (x)
a). g(9) = 9 = 3  (f  g) (9) = f[g(9)]= f(3)
= 1/(3-2)  (f  g) (9) = 1/1 = 1
LIMIT FUNGSI
Pengertian :

Lim f(x) = L, berarti bahwa antara f(x) dan L dapat


x c dibuat sekecil mungkin dengan syarat
x cukup dekat tetapi tidak sama dengan c
x3 - 1
f(x) = ---------  Lim f(x) = 3
x–1 x1
Apabila x=1  f(x) = 0/0; tetapi bila x mendekati 1
(x1), maka nilai f(x) mendekati 3, makin dekat x
dengan c berarti semakin dekat pula selisih antara
f(x) dan L
X f(x) = (x3 – 1) / (x – 1)
---------------------------------------------------
1,250 3,813
1,100 3,310
1,010 3,030
1,001 3,003

1,000 ?

0,999 2,997
0,990 2,970
0,900 2,710
0,750 2,313
Pengertian terdefinisikan

f(x) = (x3 – 1) / (x – 1), fungsi ini tidak terdefinisikan


pada x = 1 karena f(x) = 0/0, tetapi bila x  1, tetapi x
1 maka f(x) = 3 (mendekati 3)

Lim(x3–1)/(x–1) = Lim((x–1)(x2 +x+1))/(x–1) =


x 1 x 1
Lim(x2 + x + 1) = 12 + 1 + 1 = 3
x1
Ada Tidaknya Limit Suatu Fungsi
Fungsi f mempunyai limit di titik x = x0 apabila terdapat bilangan L yang
memenuhi lim f(x) = L
xx0
Jika tidak terdapat bilangan L yang memenuhi maka
lim f(x) = L tidak ada
xx0
Contoh: lim sin(1/x)
x0
x sin(1/x)
----------------------
2/ 1
2/2 0 Jadi sin(1/x) tidak berada dekat bilangan L
2/3 -1 apabila x dekat 0, oleh karena itu
2/4 0 lim sin(1/x) tidak ada
2/5 1 x0
2/6 0
2/7 -1
2/8 0
2/9 1
.
.
Contoh: Carilah limit fungsi berikut ini jika ada:
1. lim (x2 – x –6) / (x – 3)
x3
lim (x2 – x –6) / (x – 3)= lim ((x-3)(x+2))/(x – 3)
x3 x3
= lim (x + 2) = 3 + 2 = 5
x 3
2. lim (x3 – 27)/(x2 – 9)
x 3
lim(x3 – 27)/(x2 – 9) = lim((x - 3)(x2 + 3x + 9))/((x - 3)(x + 3))
x 3 x3
= lim (x2 + 3x +9) / (x + 3) = 27 / 6 = 4,5
x3
3. lim ((x+h)2 – x2) / h
h0
lim ((x+h)2 – x2) / h =
h0
lim(x2 +2hx+h2 –x2)/h
h0
= lim(2hx+h2)/h = lim (2x + h) = 2x
h0 h0
lim x  9 lim ( x  9)( x  3
4. 
x  9 x  3 x  9 ( x  3)( x  3

lim ( x  9)( x  3
 = lim x 3 =3+3=6
x 9 ( x  9)
x9
5. Lim = 3x  4 x  9
3 2

x 5

 3 3 * 52  4 * 5  9

 3 75  20  9

 2 3 6
=4
6. lim (4  x 2 )

x  2 (3  x 2  5 )

lim (4  x 2 )(3  x 2  5)

x  2 (3  x 2  5 )(3  x 2  5 )
lim (4  x 2 )(3  x 2  5) lim (4  x 2 )(3  x 2  5 )

x2 (9  ( x  5)
2
x2 (4  x 2 )

= lim (3+ x 2  5) = 6
x2
7. Diketahui f(x) = x2 – 3x
Hitung lim f ( x  h)  f ( x )
h0 h
Jawab: f(x + h) = (x + h)2 –3(x +h)
lim f ( x  h)  f ( x )
h0 h
lim ( x 2
 2 hx  h 2
 3 x  3h )  ( x 2
 3 x)
h0 h
lim 2hx  h 2  3h lim
h0
 (2 x  h  3)
h h0
= 2x – 3
KEKONTINYUAN

Kontinyu : suatu proses yg berkelanjutan tanpa



perubahan yg mendadak
Fungsi f(x) disebut kontinyu di x = x0 jika :
1. f(x0) terdefinisikan
2. Lim f(x) ada
x x0
3. Lim f(x) = f(x0)
x x0

Fungsi f(x) disebut kontinyu di dalam suatu interval


(selang) jika fungsi tsb. Kontinyu di setiap titik dari
interval tsb.
Contoh :
1. f(x) = 1 / (x-2) diskontinyu di x = 2 karena
f(2) = tak terdefinisikan
2. f(x) kontinyu dalam interval a < x < b,
maka fungsi tsb. Kontinyu di setiap titik
antara a dan b.
3. Selidikilah kontinyuitas dari :
f(x) = (x –1) / ((x + 5)(x - 3)
Fungsi ini diskontinyu di x = -5 dan x = 3
4. Diketahui f(x) = ((2x + 3)(x-1)) / (x – 1) jika x  1
= 2 jika x = 1
Selidikilah kekontinyuan fungsi tersebut !
Jawab:
f(1) = 2, syarat 1 terpenuhi
Lim f(x) = lim ((2x+3)(x-1)) / (x-1)
x1 x1
Lim 2x + 3 = 2.1 + 3 = 5, syarat 2 terpenuhi
x1
Lim f(x)  f(1)  2  5, syarat 3 tidak terpenuhi
x1
Fungsi tersebut diskontinyu di x = 1
Quiz
1. Carilah daerah asal dan daerah hasil dari fungsi berikut
ini:
a). f (x) = 2x2 + 4
b). f (x) = (x2 + 2) / (x – 4)
2. Hitung limit fungsi berikut ini jika ada :
2x2 - x - 3
a). Lim ---------------
x -1 x+1
t2 + 5t - 24
b). Lim ---------------
t4 t–4
3. Buktikan apakah fungsi berikut kontinyu atau
diskontinyu?
3x2
a). f(x) = -----------
2x + 6
b). f(x) = 5x3 + x + 12
TURUNAN (DERIVATIF)

 Memiliki konsep = laju pertumbuhan, kecepatan sesaat,


keuntungan marginal (ekonomi), laju pemisahan(kimia)
 Turunan fungsi (f) adalah fungsi lain(f’) yang nilainya
pada segala bilangan x adalah

lim f ( x  h)  f ( x)
f’(x) = h  0 h asalkan limitnya ada

Contoh: Andaikan f(x) =13x – 6, cari f’(4)


Jawab:
lim f ( 4  h )  f ( 4) lim
f’(4) = h  0 h = h  0 k=
lim 13h lim
= (13) = 13
h0 h h0
• Aturan Pencarian Turunan
1. Aturan fungsi konstanta
Jika f(x) = k dimana k = konstanta maka
f’(k) = 0 atau D(k) = 0 atau d/dx (k) = 0
• Contoh: jika f(x) = 5 maka f’(x) = 0
f(x) = 100 maka f’x) = 0
2. Aturan fungsi identitas
jika f(x) = x maka f’(x) = 1
f(t) = t maka f’(t) = 1

Anda mungkin juga menyukai