Anda di halaman 1dari 41

RETARDASI MENTAL

Kelompok III
R.A Leily Marfirah Pujiyanti, S.Ked
Putri Iffah Musyahrofah, S.Ked
Rahmania, S.Ked
Iman Taufiq, S.Ked
Efander Tampubolon, S.Ked
Pembimbing : dr. Diva Mariska Tarastin, Sp.KJ

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR BAGIAN KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
Menurut PPDGJ III retardasi mental ialah keadaan perkembangan jiwa
yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya
kendala keterampilan selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya
kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan social.

Di Indonesia retardasi mental Prevalensi Retardasi Mental


merupakan masalah yang
RM Ringan
cukup besar karena 1-3% dari
jumlah penduduk Indonesia RM Sedang
menderita retardasi mental.
Retardasi mental mengenai RM Berat
1,5 kali lebih banyak pada laki-
laki dibandingkan dengan RM Sangat
Berat
perempuan.
IDENTITAS PASIEN
 Tanggal : Sabtu, 11 Februari 2017
 Jam : 09.00 WIB

 Nama : An. CC
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tempat, Tanggal lahir/ Umur : Padang, 3 Desember 2007
 Status Perkawinan : Belum Menikah
 Bangsa : Indonesia
 Suku : Melayu
 Agama : Islam
 Pendidikan : Sekolah Dasar
 Pekerjaan : Belum Bekerja
 Alamat : Padang, Lubuk Aling
KETERANGAN DARI ALLO/INFORMAN

 Nama : Ny. Y
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 50 tahun
 Pekerjaan : PNS
 Alamat dan Telepon : Padang, Lubuk
Aling / 081267260581
 Hubungan dengan Pasien : Ibu Kandung
 Keakraban dengan Pasien : Akrab
 Kesan Pemeriksa : Dapat dipercaya
 Keluhan Utama : Os. Keterlambatan bicara
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Os. Tidak mampu membaca kalimat, hanya bisa
mengucapkan 3 kata, Os. Mengalami gangguan dalam
menyebutkan kata (cadel huruf R,L), Tingkat
intelegensi dibawah rata-rata , Os. Sulit menerima
pelajaran dikelas dan pernah tinggal kelas. Os. Mau
bergaul tapi kurang suka dengan keramaian dan orang
baru.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Os. Pada saat lahir tidak menangis spontan, Os.
Mengalami kejang demam pada umur 1 tahun
 Riwayat Kehamilan
Kehamilan yang diinginkan, Ibu mengandung Os.
Pada umur 41 tahun, Ibu Pernah terjatuh pada saat
hamil Os. berumur 7 bulan, Kesehatan fisik : dalam
batas normal, Kesehatan Janin : dalam batas normal

 Riwayat Persalinan
Os. Lahir cukup bulan , Os. Tidak spontan menangis
saat dilahirkan (bayi asfiksia), Os. Lahir memiliki berat
badan 2,8 Kg, Os. Tidak segera mendapatkan ASI
ekslusif, sehingga diganti dengan susu formula.
Riwayat Perkembangan Motorik
 Os. Mulai bisa melungkup usia 4 bulan
 Os. Mulai bisa merangkak usia 8 bulan
 Os. Mulai bisa duduk usia 12 bulan
 Os. Mulai bisa berjalan usia 1 tahun 5 bulan
 Os. Mulai bisa berlari usia 1 tahun 7 bulan

Kemampuan Bicara
 Os. Belum bisa bicara

Interaksi sosial
 Os. Mau bergaul tapi kurang suka dengan keramaian

Perilaku
 Os. Mudah mudah teralihkan perhatiannya (inatensi)
 Kontak mata dan verbal cukup baik

Kepribadian serta tempramen :


 perilaku impulsi (-)
Faktor Pencetus
 os mengalami kesulitan ketika disuruh membaca, os hanya dapat
mengeja kata tersebut
 os mengalami gangguan perkembangan kemampuan
mengekspresikan bahasa dengan berbicara sehingga os sulit
menyebutkan nama barang tetapi daya nilai baik.
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 11 Februari jam 09.00 wib.
Penampilan
 Sikap Tubuh : Inatensi, mudah mengalihkan
 Cara Berpakaian : Tampak rapi
 Kesehatan fisik : Tampak sehat

Perilaku dan aktifitas psikomotor


 Cara Berjalan: Biasa
 Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperatif, kontak mata (+)

Pembicaraan
 Cara Berbicara : Belum bisa merangkai kata menjadi kalimat
 Produktifitas : Hanya dapat mengucapkan 2-3 kata, membaca masih
mengeja
Afek, mood, dan emosi lainnya
 Mood : Eutimik
 Afek : Appropriate
Pikiran
 Bentuk Pikir : Realistik
 Arus Pikir : Lambat
 Isi Pikir : Miskin ide
Persepsi
 Halusinasi : Disangkal
 Ilusi : Tidak ada
Sensorium
 Kesadaran : Compos mentis
 Orientasi :
 a. Waktu : Baik
 b. Tempat : Baik
 c. Orang : Baik
 Konsentrasi dan kalkulasi :Terganggu
 Memori : Menurun / terganggu
 Pengetahuan Umum : Belum bisa dievaluasi
Pengendalian Impuls : Baik
Daya Nilai : Baik
Tilikan : Tilikan derajat 4
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
 Keadaan umum : tenang, tampak sakit ringan
 Kesadaran : kompos mentis
 Status Gizi : baik
 Tekanan darah : 120/90 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Respirasi : 21x/menit
 Suhu : 36,7oC
 Kulit : Turgor baik
 Kepala : Tidak ada deformitas
 Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Leher : dbn
 Thoraks : dbn
 Jantung : dbn
 Pulmo : dbn
 Abdomen : dbn
 Ekstremitas : dbn
STATUS NEUROLOGIS
 N I-XII : Tidak ada kelainan
 Gejala rangsang meningeal : Tidak ada
 Gejala TIK meningkat : Tidak ada

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LAINNYA


 Pemeriksaan Test IQ ( Intellegent Quotient)
didapatkan bahwa tingkat kecerdasan pasien
adalah 68 ( Retardasi Mental Ringan)
 F80.1 Gangguan Bebahasa Ekspresif
 F70 Retardasi Mental Ringan
 F84.0 Autisme Masa Kanak/ Gangguan Autistik
 F81.0 Gangguan Membaca Khas
 Axis I : F80.1 Gangguan Berbahasa Ekspresif
 Axis II : F70 Retardasi Mental Ringan
 Axis III : Tidak ada diagnosa
 Axis IV : Masalah pendidikan
 Axis V :
 GAF Scale tertinggi 1 tahun yang lalu 70-61 (beberapa gejala
ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik.
 GAF Scale saat pemeriksaan 60-51 ( gejala sedang/
moderate, disabilitas sedang).

SARAN/ USUL
 Konsul ke dokter spesialis anak
 Terapi perilaku-edukasi
 Terapi Psikofarmaka
Piracetam (Neurotap) syrup 1x1 cth
 Terapi wicara
 Remedial Teaching
 Pendidikan untuk anak
PROGNOSIS
Pada sebagian besar kasus retardasi mental, hendaya intelektual yang mendasari
tidak membaik, tetapi tingkat adaptasi orang yang mengalaminya, secara positif
dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung dan berkualitas baik. Pada
umumnya orang dengan retardasi mental ringan dan sedang memiliki fleksibilitas
yang tinggi dalam beradaptasi terhadap berbagai keadaan lingkungan.
Definisi
Menurut PPDGJ III, retardasi mental adalah suatu keadaan
perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang
terutama ditandai oleh adanya hendaya keterampilan selama masa
perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat
inteligensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.

Epidemiologi
Prevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi.
Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini.
Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan.
Klasifikasi retardasi mental berdasarkan derajat
keparahan dan kelemahan dalam intelektual
terbagi dalam enam tingkatan menurut PPDGJ III,
yaitu :
 Retardasi mental ringan (F70)
 Retardasi mental sedang (F71)
 Retardasi mental berat (F72)
 Retardasi mental sangat berat (F73)
 Retardasi mental lainnya (F78)
 Retardasi mentalYTT (F79)
A. Penyebab pranatal
Kelainan kromosom
 Sindroma Down ( Trisomi 21 )
 Sindroma Fragile X ( Mutasi pada bagian lengan panjang
kromosom X )
 Sindrom Williams ( Penghapusan gen pada kromosom 7 )
 Sindroma Prader-Willi (Disebabkan oleh abnormalitas
kromosom 15 )
 Sindroma Angelman ( disebabkan oleh abnormalitas
kromosom 15 )

Infeksi intrauterin
Kelainan metabolik
Kelainan metabolik yang sering menimbulkan
retardasi mental adalah

 Phenylketonuria (PKU)

 Penyakit Tay-Sachs

 Hipotiroid kongenital

 Defisiensi yodium
B. Penyebab perinatal
Prematuritas menyebabkan 15-20% anak retardasi
mental kondisi ini menunjukkan bahwa organ-organ
tubuh pada bayi premature belum terbentuk secara
sempurna sehingga keadaan bayi seperti ini dapat
mengalami retardasi mental.

C. Penyebab postnatal
Faktor-faktor postnatal seperti infeksi , trauma,
malnutrisi, intoksikasi, kejang dapat menyebabkan
kerusakan otak yang pada akhirnya menimbulkan
retardasi mental.
 Disleksia
kesukaran dalam berbicara dan mengucapkan kata-
kata
 Afasia dan Afonia
Afasia timbul sebagai akibat manifestasi lesi serebral
di area brocca dan atau wernicke
 Autisme
Ditanda dengan ciri kelainan fungsi dalam 3 bidang
yaitu: interaksi sosial , Komunikasi , Perilaku yang
terbatas dan berulang
Anamnesis
Dapat diketahui beberapa faktor risiko terjadinya
retardasi mental, kehamilan ibu, dan persalinan;
adanya riwayat keluarga dengn retardasi mental;
orang tua dengan perkawinan sedarah; daan
gangguan herediter.

Wawancara Psikiatri
pemeriksaan psikiatri pada pasien dengan retardasi
mental harus mengungkapkan bagaimana pasien
menghadapi tahapan perkembangan.
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
 Biasanya dibandingkan dengan anak normal
 tanda-tanda dismorfik dari sindrom-sindrom tertentu)
 pemeriksaan neurologis, serta penilaian tingkat
perkembangan. Pada anak yang berumur diatas 3
tahun dilakukan tes intelegensia.
 Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) kepala dapat
membantu menilai adanya kalsifikasi serebral,
perdarahan intra kranial pada bayi dengan ubun-ubun
masih terbuka
 Pemeriksaan laboratorium : ferriklorida dan asam
amino urine dapat dilakukan sebagai screening PKU.
 Fungsi intelektual tes IQ baku yang tepat, maka IQ berkisar
antara 50 sampai 69 menunjukan retardasi mental Ringan
 Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderungan
terlambat pada berbagai tingkat, dan masalah kemampuan
berbicara yang mempengaruhi perkembangan kemandirian
dapat menetap hingga dewasa
 Etiologi organik dapat diidentfikasi pada sebagian kecil
penderita.
 Keadaan lain yang menyertai seperti autisme, gangguan
perkembangan lain, epilepsi, gangguan tingkah laku, atau
disabilitas fisik dapat ditemukan dalam berbagai proporsi.
Bila terdapat gangguan demikian, maka harus diberi kode
diagnosis tersendiri.
Tatalaksana Medis
 Obat-obat yang sering digunakan dalam
pengobatan retardasi mental adalah terutama
untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik.
Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki
keseimbangan emosi dan fungsi kognitif.
 Untuk menaikkan kemampuan. belajar pada
umumnya diberikan tioridazin (melleril),
metilfenidat, amfetamin, asam glutamat,
gamma amino butyric acid (GABA).
Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi
mental maupun kepada orangtua anak tersebut.
 Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-
baiknya kapasitas yang ada
 Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti
sosial
 Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu
dapat mencari nafkah kelak
Konseling
menentukan ada atau tidaknya retardasi mental dan
derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai
sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental
pada keluarga.
Pendidikan
Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk
retardasi mental.
 Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa
 Sekolah luar biasa C
 Panti khusus
 Pusat latihan kerja (sheltered workshop)
 Seorang anak yang mengalami retardasi mental
yang berat, prognosis kedepannya ditentukan oleh
keadaan anak tersebut pada masa awal kanak-
kanaknya.
 Efek jangka panjang dari setiap individu berbeda-
beda, bergantung pada derajat deficit kognitif dan
adaptif, gangguan perkembangan pada masa
embrionik, dan dukungan keluarga serta
lingkungan.
 Pemilihan Sekolah

 Melatih Kemampuan Berbahasa

 Mengajari Anak Untuk Aktif

 Perkembangan Seksual

 Persiapan Untuk Masa Depan


Alloanamnesis dan pemeriksaan psikiatri yang dilakukan
terhadap pasien An.CC umur ±9 tahun yang datang ke poli
RSJ Jambi tanggal 11 Februari 2017

os mengalami keterlambatan bicara. Os juga tidak mampu membaca


kalimat, mengalami gangguan dalam menyebutkan kata
Os sulit menerima pelajaran dikelas dan pernah tinggal kelas, os
masih mau bergaul tapi tidak menyukai keramaian dan orang baru. Os
tinggal bersama kedua orangtua nya di Lubuk Aling, Padang.

os tidak menangis spontan serta mengalami kejang pada saat


umur os 1 tahun. ibu os mengandung pada usia 41 tahun dan
sang ibu pernah terjatuh pada saat usia kandungan ±7 bulan.
Os lahir cukup bulan dengan berat 2 kg.
Kondisi saat ini :
Hingga kini os belum bisa berbicara, perhatian os
mudah teralihkan (inatensi) namun kontak mata dan
verbal cukup baik.

Hasil pemeriksaan fisik diagnostik lebih lanjut dalam batas


normal, tidak terdapat kelainan pada status neurologis
dan di dapatkan hasil pemeriksaan test IQ, tingkat
kecerdasan pasien adalah 68.
Gangguan Berbahasa Ekspresif

Autisme Masa Kanak

Gangguan membaca khas


Gangguan Berbahasa Ekspresif et causa
Retardasi Mental Ringan

Alasan memilih diagnosis sesuai dengan


kriteria PPDGJ III:
Edukasi kepada orangtua agar dapat menerapkan dirumah
pada aktivitas sehari-hari seperti terapi prilaku, terapi
wicara, remedial teaching dan terapi psikofarmaka.

Piracetam (neurotap) syrup 1x1 cth.

Terapi non farmakologis


- Terapi perilaku-edukasi - Terapi wicara
- Remedial Teaching - Pendidikan untuk anak

Prognosis : Baik
 Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan
mental yang terhenti atau tidak lengkap

 Ditandai oleh adanya hendaya keterampilan selama masa


perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat
inteligensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan
sosial

 Retardasi mental di klasifikasikan menjadi 4 (empat) yaitu


retardasi mental sangat berat, retardasi mental berat,
retardasi mental sedang, retardasi mental ringan.

 Retardasi mental ringan IQ sekitar 50 - 69.

Anda mungkin juga menyukai