Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DAN PRINSIP PEMBERIAN

OBAT ORAL,TROPICAL,PARENTERAL,
DAN SUPOSITORIA
Nama kelompok 6 :
1. Bunga Eka Aprilia (18010)
2. Febri Putri Rosy (18024)
3. Fikri Apriansyah (18024)
4. Kartika Permata Yoda (18032)
5. Mahya Indrastuti (18033)
PRINSIP PEMBERIAN OBAT ORAL

Pemberian obat per oral merupakan cara


paling banyak digunakan karena ini merupakan
cara yang paling mudah, murah, aman dan
nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat
dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk
tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk
membantu absorbsi maka pemberian obat
disertai dengan pemberian segelas air.
Prinsip Pemberian Obat Topikal

Pemberian obat secara topikal adalah


pemberian obat secara lokal dengan
cara mengoleskan atau meneteskan
obat pada permukaan kulit tergantung
dimana letak penyakit itu terjadi.
Prinsip Pemberian Obat Parenteral

 cara pemberiaan obat tanpa


melalui mulut (tanpa melalui saluran
pencernaan) tetapi langsung ke
pembuluh darah Meliputi: Intracutan,
intravena (iv), subcutan (sc), dan
intramuscular (im),
Prinsip Pemberian Obat Suppositoria

1. Pemberian melalui Anus/ Rektum 2. Intra Vaginal


Pemberian Obat via Anus / Rektum / Pemberian Obat per Vagina, Merupakan
Rectal, Merupakan cara memberikan cara memberikan obat dengan
obat dengan memasukkan obat melalui memasukkan obat melalui vagina, yang
anus atau rektum, dengan tujuan bertujuan untuk mendapatkan efek
memberikan efek lokal dan sistemik. terapi obat dan mengobati saluran
vagina atau serviks. Obat ini tersedia
dalam bentuk krim dan suppositoria yang
digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
KASUS
 Ny. S (44) datang ke puskesmas dengan keluhan
penglihatan kabur dan sakit kepala, ketika dipuskesmas
beliau diperiksa seorang dokter yang baru bertugas
beberapa pekan di puskesmas tersebut. Dokter
meresepkan Gentamisin ointment salep kulit dan
keluhannya. Kemudian pasien menebus obat di instalasi
farmasi puskesmas tersebut dan berdasarkan tulisan
diresep AA yang bertugas menganjurkan pada bagian
yang sakit, kemudian pasien mengoleskan salep tersebut
pada mata dan setelah menggunakan obat tersebut
pasien menjerit kesakitan dan harus dilarikan ke IGD.
PEMBAHASAN KASUS
1. Permasalahan
Pada kasus medication error diatas, yaitu pasien yang seharusnya menerima obat salep
mata, ternyata mendapatkan salep kulit. Pada resep, tidak ditulis secara spesifik jenis
salepnya, apakah untuk mata atau kulit, selain itu pada aturan pakai di resep hanya
dituliskan “oleskan pada daerah yang sakit” (applic loc dol). Karena salep Gentamicin
selain untuk kulit ternyata ada juga yang sediaannya untuk infeksi mata sehingga AA lalai
dalam mengeliminasi kesalahan penulisan dari dokter.
2. Penyelesaian
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dilakukan langkah-langkah berikut dalam
menangani masalah tersebut yaitu :
 Ketika menerima resep yang ambigu baik cara penggunaannya maupun yang lainnya AA yang
bertugas seharusnya mengkonfirmasi kepada dokter di tempat itu, namun karena AA kurang
peka terhadap masalah sehingga hal sepele tersebut diabaikan dan berakibat fatal bagi
pasien.
 Resep yang diterima AA seharusnya di assessment terlebih dahulu apabila terlihat kejanggalan
sehingga dapat diketahui apakah resep yang diberikan sesuai dengan keluhan yang diderita
pasien.
 KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) menjadi filter terakhir untuk mengeliminasi kesalahan
resep tersebut, ketika KIE yang diberikan AA tidak sesuai dengan keluhan pasien maka pasien
atau AA akan melakukan klarifikasi dan memperbaiki kesalahan tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai