Anda di halaman 1dari 31

TERAPI CAIRAN PADA PASIEN

VULNUS COMBUSIO DERAJAT II


DAN III DENGAN DEBERIDEMENT

Presented By : Niluh Sulastri


Supervisor : dr. Ferry Lumintang, Sp.An
PENDAHULUAN

Anestesi adalah hilangnya seluruh modalitas dari


sensasi yang meliputi sensasi sakit/nyeri, rabaan, suhu,
posisi/proprioseptif, sedangkan analgesia yaitu
hilangnya sensasi sakit/nyeri, tetapi modalitas yang
lain masih tetap ada.

Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama


kulit akibat trauma panas, elektrik, kimia dan radiasi
DEFINISI

 Luka bakar adalah rusak atau hilangnya


jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti kobaran api di tubuh (flame),
jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas
(scald), tersentuh benda panas (kontak panas),
akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan
kimia, serta sengatan matahari (sunburn).
ETIOLOGI

 Luka bakar suhu tinggi(Thermal Burn)

 Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)

 Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)

 Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)


KLASIFIKASI
 Luka bakar derajat I Kerusakan terbatas pada lapisan
epidermis superfisial
 Luka bakar derajat II Kerusakan terjadi pada seluruh
lapisan epidermis dan sebagai lapisan dermis
 Luka bakar derajat III (Full Thickness burn) Kerusakan
meliputi seluruh tebal dermis dermis dan lapisan lebih
dalam.
 Luka bakar derajat IV Luka full thickness yang telah
mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya
kerusakan yang luas.
PENATALAKSANAAN

Non operatif
 Initial Treatment Wound Care
 Daily Treatment Wound Care

Operatif
Dalam periode 3 hingga 8 jam dibutuhkan untuk
terjadinya edema yang akan meningkatkan tekanan
jaringan. eskaratomi pada luka bakar derajat III akan
mencegah terjadinya trauma iskemik berlanjut.
KOMPLIKASI

 Infeksi Luka Bakar

 Terganggunya suplai darah atau sirkulasi

 Komplikasi jangka panjang


RESUSITASI CAIRAN
 Resusitasi cairan: Ditujukan untuk
menggantikan kehilangan akut cairan tubuh,
sehingga seringkali dapat menyebabkan syok.
Terapi ini ditujukan pula untuk ekspansi cepat
dari cairan intravaskuler dan memperbaiki
perfusi jaringan.
 Terapi rumatan: Bertujuan untuk memelihara
keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi yang
diperlukan oleh tubuh
TATALAKSANA RESUSITASI CAIRAN

Cara Baxter

Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8


jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairan hari pertama. Pada
hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan
hari kedua.
Cara Evans

 Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24


jam

 Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24


jam

 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama.


Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari
kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada
hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
LAPORAN KASUS
Identitas
 Nama : Tn. B
 Umur : 24 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Berat Badan : 70 kg
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wirasuasta
 Alamat : Palupi
 Tanggal Operasi : 25 Maret 2019
 ANAMNESIS ( Allo Anamnesa )

 Keluhan Utama: luka bakar pada kedua tangan, kaki,


dan wajah

 Riwayat penyakit sekarang

Pasien laki-laki umur 24 tahun masuk RS Anutapura dengan


luka bakar pada kedua tangan dan kaki yang di rasakan
sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Luka bakar di
dapat ketika pasien hendak memasang tabung gas elpiji,
namun tabung tersebut bocor hingga menimbulkan api dan
membakar kedua tangan, kaki, dan wajah sampai leher.
Nyeri jika luka disentuh. riwayat muntah (-), sesak (-).
PEMERIKSAAN FISIK

Status generalisata Pemeriksaan preoperative

 Kesadaran : CM Kulit

 Berat badan: 70 kg  Tampak luka bakar pada

 Pernafasan: 23 x/m kedua tangan, kaki, wajah


hingga leher.
 Nadi : 92/m

 Suhu : 36,50C

 Tekanan darah: 120/80


mmHg
B1 (BREATH) DAN EVALUASI
JALAN NAPAS

Airway bebas, gurgling/snoring/crowing: (-/-/-),


potrusi mandibular (-), buka mulut 5 cm, jarak
mentohyoid 4 cm, jarak hyothyoid 4 cm, leher
pendek (-), gerak leher bebas, frekuensi
pernapasan 23 kali/menit, suara pernapasan:
bronkovesikular (+/+), suara pernapasan tambahan
ronchi (-/-), wheezing (-/-), Mallampati score 1,
massa (-), gigi ompong (-), gigi palsu (-).
 B2 (Blood)
TD : 120/80 mmHg, HR : 103x/menit irama reguler. masalah
pada sistem cardiovaskuler (-).
 B3 (Brain)
Kesadaran somnolen GCS 15 (E4V5M6), Pupil: isokor Ø 3
mm/3mm, Refleks Cahaya +/+
 B4 (Bladder)
BAK (+), melalui kateter, warna kuning jernih, Masalah
pada sistem renal/endokrin (-)
 B5 (Bowel)
Keluhan mual (-), muntah (-). Abdomen: Inspeksi tampak
cembung, , Auskultasi peristaltik (+), Palpasi nyeri tekan (-),
tidak teraba massa, Perkusi redup (+) pada seluruh lapang
abdomen.
 B6 Back & Bone
Nyeri (-), krepitasi (-) morbilitas (-), ekstremitas deformitas (-
)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Laboratorium Darah Lengkap

Hasil Rujukan Satuan

Hemoglobin 16,7 L: 13-17, P: 11-15 g/dl

Leukosit 15,2 4.000-10.000 /mm3

Eritrosit 6,64 L: 4.5-6.5 P: 3.9-5.6 Juta/ul

Hematokrit 19,0 L: 40-54 P: 35-47 %

Trombosit 216 150.000-500.000 /mm3

Waktu pembekuan 7,00 4-12 m.det

Waktu perdarahan 2,00 1-4 m.det


Hasil Laboratorium Kimia Darah

Hasil Rujukan Satuan

GDS 81 80 – 199 mg/dl

Albumin 3,3 3,5-5,2 g/Dl

Hasil Laboratorium Kimia Darah

Hasil Rujukan

HbsAg Non-reaktif Non-reaktif

Anti HIV Non reaktif Non reaktif


 DIAGNOSIS KERJA :

Vulnus combusio derajat II, III

 KESAN ANESTESI :

PS. ASA I

 TINDAKAN :

Debridement
 PERSIAPAN PRE OPERATIF
Di Ruangan
Surat persetujuan operasi (+), surat persetujuan tindakan anestesi
(+) RL 500 cc 20 tpm

Di Kamar Operasi
 Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan
 Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya dan cadangan volatile
agent
 Alat-alat resusitasi (STATICS)
 Obat-obat anestesia yang diperlukan.
 Obat-obat resusitasi, misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin,
natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
 Menyiapkan pasien di meja operasi, memasang alat pantau tanda
vital, tiang infus, pulse oxymetri
 Evaluasi ulang status present pasien:
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 92 ×/menit
Respirasi : 20 ×/menit
Temperatur : 36,5 ºC
PLANNING
 Laporan Anestesi Durante Operatif
 Tanggal Operasi : 25 Maret 2019
 Anestesiologi : dr.Ajutor Donny T, Sp.An
 Jenis anestesi : General anastesi
 Teknik anestesi : Intubasi
 ETT : 7.0
 Lama anestesi : 14.00 - 15.00 ( 1 jam)
 Lama operasi : 14.15 – 14,50 ( 40 menit)
 Ahli Bedah : dr. Andry, Sp.B
 Posisi anestesi : Supine
 Infus : tangan kanan dan Kaki kiri
Obat-obatan yang diberikan
 Obat premedikasi: Dexamethason 10 mg dan Fentanil 150 µg,
Ranitidin 50 mg
 Obat induksi : Propofol 150 mg
 Maintanance : O2, Sevoflurane 2 vol %
 Relaksasi otot : Recuronium 10 mg

Obat durante operatif :


 Asam tranexamat 250 mg

Obat post operasi:


 Ketorolac 30 mg
PEMANTAUAN TANDA-TANDA VITAL SELAMA
OPERASI
Pukul Tekanan Nadi Saturasi Terapi
(WITA) Darah (kali/menit) Oksigen
(mmHg) (SpO2)
14.00 106/68 112 97% Fentanyl 100 mcg,
Dexamethason 10mg

14.05 110/69 125 98 % Propofol 50 mg


14.10 110/69 120 98 %

14.15 120/73 113 98 %

14.20 125/75 125 98 % Ranitidin 50 mg


14.25 145/90 132 98 %

14.30 150/92 145 98 % Fentanyl 100 mcg


14.35 137/110 120 98 %

14.40 130/79 103 98 % Asam tranexamat 250


mg
14.45 130/74 113 98 % Ketorolac 30 mg
14.50 122/81 101 98 %
TERAPI CAIRAN
Berat Badan : 70 kg
Jumlah perdarahan : ±100
EBV = BB (Kg)x 65ml/kgBB
=70x65ml/kgBB
= 4.550 cc
% perdarahan =Jumlah Perdarahan : EBV x
100%
= 100 : 4.550 x 100%
= 2,1 %
 MABL :
𝑯𝒄𝒕 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 − 𝑯𝒄𝒕 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓
𝑴𝑨𝑩𝑳 = 𝑬𝑩𝑽 ×
𝑯𝒄𝒕 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 + 𝑯𝒄𝒕 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 / 𝟐
2,1×(54,6−30)
=
(54,6+30)/2
2,1𝑥24,6
=
12,3
= 51,66: 12,3
= 635 ml
Cairan defisit darah selama operasi : 100 ml x 1 = 100ml
 Cairan masuk
Pre operatif : Kristaloid RL 500 cc
Durante operatif :Kristaloid RL 700 cc

 Cairan keluar
Perdarahan :±100 cc
Urin : ±100 cc
PERHITUNGAN CAIRAN

Input yang diperlukan selama operasi :


Cairan Maintanance (M)
M = Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
35% x 70 x 4 = 9.800 cc/ 2 = 4.900 cc
Cairan maintenance per jam
4.900 : 24 = 204 ml/jam

Stress Operasi berat= 8cc/kgBB/jam x BB


= 8cc x 70kg
= 560cc/jam
 Total kebutuhan cairan selama 60 menit operasi
Kebutuhan cairan operasi
= M + Stress Operasi + Urin + deficit darah selama
operasi
= 204+ 560 + 100 +300
= 964 ml

 Cairan masuk
Kristaloid :
 RL: 500 + 600 ml = 1.100 ml
Total cairan masuk : 1.100 ml

Keseimbangan cairan / Fluid Balance:


Cairan masuk – cairan yang dibutuhkan = 964 ml – 1.100
ml = 136 ml
PEMBAHASAN

Dari hasil pemeriksaan pra anestesi baik dari anamnesis,


pemeriksaan fisik akan dibahas masalah yang timbul, baik
dari segi medis, bedah maupun anestesi.

 Permasalahan dari Segi Medis

Pasien dengan Luka bakar derajat III pada ekstremitas


dapat menyebabkan gangguan vaskular. Setelah terjadinya
trauma luka, peningkatan tekanan jaringan interstitial
akan meyumbat aliran vena, baru kemudian aliran kapiler
arteri.
 Permasalahan dari Segi Bedah

Jka tidak dilakukan bisa trauma iskemik berlanjut.

 Permasalahan dari Segi Anestesi

Bagaimana memperbaiki kebutuhan cairan penderita


sebelum dilakukan anestesi dan operasi
KESIMPULAN
Berdasarkan laporan kasus yang telah dibahas,
sehingga dapat disimpulkan :
 Pada kasus dilakukan operasi deberidement pada
pasien vulnus combusio derajat II,III pada pasien
usia 24 tahun, dan setelah dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, maka ditentukan status fisik ASA
I dan dilakukan jenis anestesi dengan General
Anestesi dengan endotrancheal tube.
 Pada pasien ini menjemen anestesi dimulai dari pre
operatif, intra operatif serta post operatif.
 Refleksi dari aspek medikolegal: Pasien berhak
untuk menentukan nasibnya sendiri. Apabila pasien
tidak dalam kondisi sadar, maka keluarga pasien
yang berhak untuk menentukan suatu tindakan
apakah akan di lakukan atau tidak

 Refleksi dari aspek psikologis: Pasien yang akan


menjalani operasi menimbulkan stress karena
melibatkan ancaman terhadap integritas tubuh dan
kadang ancaman kematian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai