Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

“KRISIS HIPERTENSI”

Disusun oleh :
Audia Starinda
201620401011112

Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah
Malang
2018
DEFINISI

KRISIS HIPERTENSI adalah Suatu keadaan


peningkatan tekanan darah yang mendadak
(sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg),
pd penderita hipertensi, yg membutuhkan
penanggulangan segera.
EPIDEMIOLOGI
Menurut American Heart Association {AHA}, penduduk Amerika
yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai
angka hingga 74,5 juta jiwa. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global dan
diprediksi pada tahun 2025 sekitar 29 persen orang dewasa di
seluruh dunia akan mengidap hipertensi diperkirakan 1-2 %
penderita hipertensi dapat terjadi kirisis hipertensi.
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
1. Hipertensi emergensi / emergency hipertension (darurat) ditandai
dengan TD Diastolik ≥ 120 mmHg, disertai kerusakan berat dari organ
sasaran yang bersifat progresif yang disebabkan oleh satu atau lebih
penyakit/kondisi akut. Tekanan darah harus diturunkan dengan segera
(dalam menit sampai jam), keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian.

2. Hipertensi urgensi / urgency hipertension (mendesak), TD diastolik ≥ 120


mmHg dan dengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum dari organ
sasaran, sehingga penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih
lambat (dalam hitungan jam sampai hari) (24 jam – 48 jam).
KLASIFIKASI HIPERTENSI

Sistole Diastole
------------------------------------------------------------------------------------
Normal <120 mmHg and < 80 mmHg
------------------------------------------------------------------------------------
Prehipertensi 120 – 139 mmHg or 80 – 89 mmHg
------------------------------------------------------------------------------------
Hipertensi stage 1 140 – 159 mmHg or 90 – 99 mmHg
------------------------------------------------------------------------------------
Hipertensi stage 2 >160 mmHg or > 100 mmHg
------------------------------------------------------------------------------------
FAKTOR RESIKO
 Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum
obat anti hipertensi

 Kehamilan

 Penggunaan NAPZA

 Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti


luka bakar berat, phaechromocytoma, penyakit kolagen,
penyakit vaskuler, trauma kepala.

 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal


MANIFESTASI KLINIS KRISIS HIPERTENSI
 Neurologi:
Sakit kepala, hilang/ kabur penglihatan, kejang, defisit
neurologis fokal, gangguan kesadaran (somnolen,
sopor, coma).
 Mata:
Funduskopi berupa perdarahan retina, eksudat retina,
edema papil.
 Kardiovaskular :
Nyeri dada, edema paru
 Ginjal :
Proteinuria, oligouria
 Obstetri :
PEB.
DIAGNOSIS
Anamnesis
o Riwayat hipertensi (awal hipertensi, jenis obat anti hipertensi,
keteraturan konsumsi obat).
o Ganguan organ (kardiovaskuler, serebrovaskular,
serebrovaskular, renovaskular, dan organ lain).

Pemeriksaan fisik
o Sesuai dengan organ target yang terkena
o Pengukuran TD
o Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
o Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak bruit
o pembuluh darah besar, bising jantung.
o Pemeriksaan neurologis umum
o Pemeriksaan funduskopi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM AWAL DAN
PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium:
a. Urinalisis
b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan elektrolit.
 Pemeriksaan penunjang: ekg, foto toraks
TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI

 Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan yang memadai

 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus


sesegera mungkin

 TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam:

1. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata MAP diturunkan 20-25%.

2. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg.

3. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai <140/90 mmHg bila tidak


ada gejala iskemia organ.
OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA
HIPERTENSI EMERGENSI

Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mg/ampul)

a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus.

b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6 mcg/kgBB/menit


sampai target TD tercapai
Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mg/ampul)

a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dg


infus 50 mg/jam selama 20 menit.

b. Bila TD telah turun >20% dari awal, dosis diberikan 30 mg/jam sampai
target tercapai.

c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10 mg/jam dengan observasi 4


jam kemudian diganti dengan tablet oral.

Clonidin (Catapres) IV (150 mcg/ampul)

a. Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan infus glucosa 5% 500cc


dan diberikan dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15 menit
dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yang diharapkan tercapai.

b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian


diganti dengan tablet clonidin oral sesuai kebutuhan.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
A. PENDERITA
 Nama (Inisial) : Ny. B
 Umur : 48 thn
 Jenis Kelamin :P
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Penjual warung kopi
 Status Perkawinan : Menikah
 Jumlah Anak : 2 orang
 Pendidikan terakhir : SMA tamat
 Alamat lengkap : Jl. Kapt. Darmo Sugondo No. 14, Kota Gresik
STATUS MEDIS (Klinis)

KU : Mata kabur

Anamnesis : Pasien datang ke IGD RS Muhammadiyah Gresik diantar oleh anaknya dengan keluhan mata

kabur. Mata kabur dirasakan sejak 3 hari yang lalu, memberat pagi hari ini. Mata kabur disertai seperti ada bintik-bintik

warna hitam yang mengganjal, terkadang melihat dobel (+), merah (-), berair (-), keluar kotoran (-), silau (-), nyeri (-),

hanya tidak nyaman. Selain itu pasien merasakan pusing berputar tapi hanya kadang-kadang saja dirasakan, mual (-),

muntah (-), riwayat menggunakan kacamata sebelumnya (-). Makan dan minum dalam batas normal. BAB dan BAK dalam

batas normal. Pasien mengatakan sulit tidur malam. Jika sudah tertidur mudah terbangun dan susah untuk tidur lagi.

Rw KB : KB Pil

RPD : Hipertensi (+) sejak 5 tahun yang lalu, tidak rutin berobat dan tidak rutin kontrol

RPK : HT + dari ibu pasien

Riwayat Sosial : Pasien sehari-hari bekerja di warung kopi, setiap hari PP berangkat sejak subuh sampai

maghrib baru sampai lagi ke rumah. Dirumah suami pasien merokok (+), pasien suka makan makanan gorengan dan

berlemak, terkadang juga asin-asin dan santan. Setiap hari pasien juga selalu minum kopi. Makan buah sangat jarang dan

tidak pernah olahraga.


PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Tampak lemah

2. Kesadaran : 4-5-6

3. Tanda Vital
 Tekanan Darah : 270/120
 Frekuensi nadi : 88 x/menit, teratur
 Frekuensi napas : 20 x/menit
 Suhu : 37 0 Celsius

17
Kulit : dalam batas normal, kuning (-), ptekie (-), urtikaria (-)

Kepala : bentuk kepala normal

Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor +/+

Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Leher : Pembesaran KGB (-)

Telinga : Otore (-)

Hidung : Deviasi septum (-)

Tenggorok : Faring hiperemi (-), Pembesaran Tonsil (-)

Mulut : mukosa bibir basah, gusi berdarah (-), sariawan (-)

18
Jantung
 Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak

 Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

 Perkusi : Batas jantung kesan normal

 Auskultasi : Bunyi jantung SI – SII regular, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Thorax
 Inspeksi : normochest, dada simetris, retraksi -

 Palpasi : gerak dada simetris

 Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.

 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/-

19
Abdomen
 Inspeksi : Flat normal, tidak ada massa

 Auskultasi : Bising usus positif normal

 Palpasi : Supel, hepar tidak teraba, Lien tidak teraba. Nyeri tekan (-).

 Perkusi : Timpani

Ekstremitas
 AHKM + + Edema - -

+ + - -

 CRT < 2 dtk

20
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RBC 4,92x106 uL (4,00-5,00)
HGB 14,7 g/dL (13,4-17,7)
HCT 44,4% (40,0-47,0)
MCV 90,2 fL (80,0-93,0)
MCH 29,9 pg (27,0-31,0)
MCHC 33,1 g/dL (32,0-36,0)
PLT 318x103 uL (150-450)
WBC 7,37x103 uL (4,0-10,0)
BUN 10,0 mg/dL (10-20)
SC 0,95 mg/dL (0,6-1,3)

21
DIAGNOSIS

Krisis Hipertensi

22
PLANING DIAGNOSIS

Kolestrol (LDL, TG, HDL)

23
TATALAKSANA
• MRS
• Inf. PZ 1000 cc/24 jam
• Captopril 25 mg SL
• Inj. Ranitidin 3x1 amp
• Drip Nikardipine 5mg/jam
• Diet rendah natrium, lemak

24
25

Anda mungkin juga menyukai