Disusun oleh: Ayu Lestari Latar Belakang TINJAUAN PUSTAKA Nefritis lupus
adalah peradangan pada ginjal yang terjadi akibat dari
systemic lupus erythematosus (SLE). Epidemiologi SLE dapat ditemukan pada semua usia, namun paling banyak pada usia 15-40 tahun (masa reproduksi) dengan perbandingan mengenai perempuan antara 10-15 kali lebih sering dari pria. Etiologi • Nefritis lupus terjadi ketika antibodi dan komplemen terbentuk di ginjal yang menyebabkan terjadinya proses peradangan. Hal tersebut biasanya mengakibatkan terjadinya sindrom nefrotik (eksresi protein yang besar) dan dapat progresi cepat menjadi gagal ginjal Kelas Gejala klinis Hanya proteinuria, kelainan sedimen urin tidak ada I
a. Proteinuria, tidak ada kelainan sedimen urin
b. Hematuria mikroskopik, dan/atau proteinuria, tanpa hipertensi, tidak pernah terjadi SN atau gangguan fungsi ginjal II
Hematuria dan proteinuria ditemukan pada seluruh pasien.
Hipertensi, SN, dan penurunan fungsi ginjal pada sebagian pasien III
Hematuria dan proteinuria ditemukan pada seluruh pasien.
Hipertensi, SN, dan penurunan fungsi ginjal pada hampir seluruh pasien IV
Sindrom nefrotik, hematuria, dan hipertensi ditemukan pada
seluruh pasien tetapi untuk fungsi ginjal masih normal atau sedikit V menurun
Penurunan fungsi ginjal yang lambat dengan kelainan urin yang
VI relative normal Gejala klinis Klasifikasi Sindrom Fungsi Proteinuria Hematuria hipertensi nefortik ginjal NL Kelas I + - - - N
NL Kelas IIa + - - - N
NL Kelas IIb + + - - N
NL Kelas III ++ ++ + + N atau
NL Kelas IV ++ +++ ++ ++ NL Kelas V ++ + ± ++ N atau NL Kelas VI + ± ± ± lambat Kelas Histopatologi Glomerulus normal melalui mikroskopis cahaya, I imunofluoresen, mikroskopis elektron Hiperselularitas mesangial dan terdapat deposit pada II imunofluoresen dan mikrosop elektron Focal segmental glomerulonephritis a. Lesi nekrotik aktif III b. Lesi sklerotik aktif c. Lesi sklerotik Glomerulonefritis difus (proliferasi luas pada mesangial, endokapiler atau mesangiokapiler dan deposit subendotel a. Tanpa lesi segmental IV b. Dengan lesi nekrotik aktif c. Dengan lesi aktif dan sklerotik d. Dengan leso sklerotik
Glomerulonefritis membranosa difus:
V a. Glomerulonefritis membranosa murni b. Berhubungan dengan lesi kelas II a atau b VI Glomerulonefritis sklerotik lanjut Pato Diagnosis Kriteria diagnosis nefritis lupus 4 dari 11 kriteria ARA ditambah dengan: 1. Proteinuria persisten, hematuria disertai kelainan sedimen aktif 2. Kenaikan titer anti nucleus dan DNA- binding antibody atau keduanyaa Penatalaksanaan prognosis
kelas I dan II kelas III dan IV kelas V memilki tidak terjadi hampir seluruh prognosis cukup penurunan akan baik sama fungsi ginjal menimbulkan dengan yang bermakna penurunan nefropati sehingga fungsi ginjal, membaranosa memiliki prognosis kelas primer, sebagian prognosis yang III lebih baik dari kecil saja yang baik kelas IV akan menimbulkan sindrom nefrotik yang berat. TERIMA KASIH