‘H I D R O M E T R I’
PENDAHULUAN
Papan Duga
Papan duga dipasang pada dasar yang kokoh, dengan skala nol
dibawah muka air terendah dan skala teratas di atas muka air tertinggi.
Pemasangan ini hendaknya memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
Apabila data tinggi muka air di perlukan disuatu sungai, maka diperlukan
satu alat yang dapat merekam setiap gerakan muka air secara otomatik yang
disebut Automatic Water Level Recorder (AWLR).
Dalam pemakaian terdapat beberapa jenis AWLR baik yang
menggunakan pelampung maupun pneumatik.
Untuk mendapatkan data yang akurat, Lambie (1978) memberikan
beberapa petunjuk dalam operasional alat jenis AWLR, sebagai berikut :
Recorder
Flcod stage
Ground surface
Flusing tank
Water surface
Valpes
Intakes
PENGUKURAN DEBIT SUNGAI
A. PENGUKURAN SECARA LANGSUNG
1. Pengukuran Dengan “Current Meter”
Alat ini pada dasarnya hanya mampu mengukur kecepatan air tepat dititik
tengah Propeller atau titik tengah cup (mangkok). sehingga kecepatan arus air
diperoleh sebagai fungsi jumlah putaran propeller atau cup dengan persamaan
berikut :
V A nB
dimana :
Pada dasarnya semua benda yang dapat mengapung seperti kayu, bola
plastik dan lain-lain dapat digunakan sebagai alat ukur kecepatan. Dalam
prakteknya terdapat beberapa jenis pelampung yang disarankan, yaitu :
L
V
t
Besaran kecepatan yang diperoleh adalah kecepatan permukaan air
dan untuk memperoleh kecepatan penampang, besaran tersebut perlu
dikalikan dengan koefisien aliran < 1. Nilai tergantung dari jenis
pelampung yang digunakan. Horst (1979) mengusulkan besar koefisien
sebagai berikut :
Pelampung permukaan :
~ 0,85 untuk keadaan normal
~ 0,60 untuk kedalaman < 0,5 meter
~ 0,90 untuk kedalaman 3 – 4 meter
Pelampung dengan pemberat ~ 1,00
Pelampung jenis batang, ~ 0,85 – 1,00
A B C
3. Pengukuran Menggunakan Velocity Head Rod
Alat ukur ini terdiri dari papan berskala, mirip dengan papan duga yang
salah satu sisinya dipertajam. Alat ukur ini dimasukkan kedalam saluran
dengan sisi tajam menghadap ke hulu dan tinggi air dibaca (H1), selanjutnya
alat tersebut diputar 90o tegak lurus arah aliran dan tinggi air dibaca (H2).
Tinggi kecepatan diperoleh dari selisih dua pengukuran tinggi permukaan air (
H2 - H1 ). Alat ini hanya direkomendasikan untuk kecepatan antara 0,5 – 2,5
m/dtk.
Pengukuran dengan cara ini memanfaatkan prinsip yang digunakan
dalam pitot meter, yaitu :
V2
H
2g
dengan :
H : tinggi kecepatan dalam meter
v : kecepatan dalam m/det.
g : gravitasi
H2
H1
90o
4. Pengukuran Menggunakan Thrupp’s Wake Meter
Sistem kerja alat ini adalah dua batang tegak lurus dengan aliran air
ditancapkan dengan jarak tertentu (W). Maka pengukuran sudut diganti
dengan pengukuran jarak antara sumbu penghubung dua batang tersebut
dengan titik-potong antara dua gelombang yang terbentuk.
H C X .L
L
dengan :
V : kecepatan permukaan dalam ft/det.
C : tetapan sebesar 0,40
X : variabel yang besarnya tergantung dari nilai W
W ( Inchi ) X
4 0,280
6 0,206
8 0,161
9 0,145
12 0,109
A. PENGUKURAN SECARA TIDAK LANGSUNG
Pengukuran secara tidak langsung memiliki pengertian sebagai upaya
memperoleh besaran debit yang dilakukan setelah kejadian banjir yang sangat
cepat dengan memanfaatkan prinsip-prinsip hidraulika. Boyer (1964), Barnes dan
Davidian (1978), Ponce (1989) dan Mosley dan Mc Kerchar (1993) menunjukkan
beberapa cara pengukuran secara tidak langsung.
QK S
Dari beberapa pertimbangan Barnes (1978) menyarankan sebagai bahan
pertimbangan dalam pemilihan penggal sungai untuk pengukuran.
a. Penyempitan
Pada kondisi seperti ini Boyer dan Barnes menyarankan agar menggunakan
persamaan berikut :
VA
2
Q C . Ac 2 g h hf
2g
dengan : C = koefisien debit.
Ac = luas penampang minimum pada penyempitan.
h = beda tinggi muka air di hulu dan dipenyempitan.
= pertimbangan kecepatan rata-rata dihulu.
VA = kecepatan rata-rata di hulu.
hf = kehilangan energi akibat gesekan
Barnes memberikan persamaan untuk kehilangan energi (hf) yang terjadi :
Q
2
hf Lw
2
. Kk L Q
K h K k
dengan :
Lw = panjang beda tinggi muka air di hulu dan di penyempitan.
Kh = conveyance di bagian hulu.
Kk = conveyance di kontraksi.
L = panjang kontraksi.
VA = kecepatan rata-rata di hulu.
hf = kehilangan energi akibat gesekan
a. Bendung
White memberikan persamaan umum untuk pelimpah ambang lebar
berbentuk persegi sebagai berikut :
Q 2 / 3 F . Cd . L gh
3/ 2 3/ 2
2
Q C 2g L H 1, 5
3
Bos (1978) memberikan nilai koefisien C yang merupakan fungsi b/B dan H/p
dalam bentuk tabel berikut
Tabel Nilai Koefisien C sebagai fungsi b/B dan H/p
b/B C
8
Q C 2 g tan H e2,5
15 2
H