Anda di halaman 1dari 8

Melynda Hanum

11180541000046
Muhammad Ilham Ramadhani
11180541000056
Rifa’i Hardiansyah
11180541000070
Mohammad Karel Pardede
11180541000080
Teori Solidaritas ( The Division Of Labour in Society )

Fakta Sosial ( The Rule Of Sociological Method )

Teori Bunuh Diri ( Suicide )

Teori Agama ( The Elementary Form Of Religius Life )


Teori Solidaritas

A. Solidaritas Mekanis
Solidaritas mekanis dibentuk oleh hukum represif karena anggota masyarakat
jenis ini memiliki kesamaan satu sama lain, dan karena mereka cenderung sangat
percaya pada moralitas bersama, apapun pelanggaran terhadap sistem nilai bersama
tidak akan dinilai main-main oleh setiap individu. Pelanggar akan dihukum atas
pelanggarannya terhadap sistem moral kolektif.

B. Solidaritas Organik
Masyarakat solidaritas organik dibentuk oleh hukum restitutif. Dimana
seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan mereka,
pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu tertentu atau sekmen tertentu
dari masyarakat bukannya terhadap sistem moral itu sendiri. Hukum yang restitutif
adalah hukum yang tujuan utamanya tidaklah perlu semata-mata mendatangkan
penderitaan pada mereka yang melanggar, tapi adalah untuk mengembalikan keadaan
pada situasi semula sebelum terjadi kegoncangan sebagai akibat dilanggarnya suatu
kaidah hukum. (hukum perdata)
Fakta Sosial ( The Rule Of Sociological Method )

Menurut Durkheim bahwa fakta sosial memiliki karakteristik; Pertama,


gejala sosial bersifat eksternal terhadap individu, misalnya bahasa, sistem
moneter, norma-norma, professional; Kedua, bersifat memaksa individu.
Dalam The Rule Of Sociolocal Method, Durkheim membedakan antara dua tipe
fakta sosial: material dan non-material. Meski ia membahas keduanya dalam
karyanya, perhatian utamanya lebih tertuju pada fakta sosial non material
(misalnya kultur, instrusi sosial) ketimbang pada fakta sosial material (birokrasi,
hukum). Perhatiannya tertuju pada upaya membuat analisis komparatif
mengenai apa yang membuat masyarakat bisa dikatakan berada dalam
keadaan primitif atau modern. Durkheim menyimpulkan bahwa masyarakat
primitif dipersatukan terutama oleh fakta sosial non-material, khususnya oleh
kuatnya ikatan moralitas bersama, atau oleh apa yang ia sebut sebagai
kesadaran kolektif yang kuat.
Teori Bunuh Diri ( Suicide )

a. Bunuh Diri dalam Kesatuan Agama


Dari data yang dikumpulan Durkheim menunjukkan bahwa angka bunuh diri
lebih besar di negara-negara Protestan dibandingkan dengan penganut agama
Katolik dan lainnya.
b. Bunuh Diri dalam Kesatuan Keluarga
Dari penelitian Durkheim disimpulkan bahwa semakin kecil jumlah
anggota dari suatu keluarga, maka akan semakin kecil pula keinginan untuk
hidup.
c. Bunuh Diri dalam Kesatuan Politik
Dari data yang dikumpulkan, Durkheim menyimpulkan bahwa di dalam situasi
perang, golongan militer lebih terintegrasi dengan baik, dibandingkan dalam
keadaan damai. Sebaliknya dengan masyarakat sipil.

1. Bunuh diri egoistis


2. Bunuh diri Altruistis
3. Bunuh diri Anomic
4. Bunuh diri Fatalistis
Teori Agama ( The Elementary Forms Of
Religius Life )
• Dasar dari pendapat Durkheim adalah agama merupakan perwujudan dari
collective consciouness sekalipun selalu ada perwujudan-perwujudan lainnya.
Tuhan dianggap sebagai simbol dari masyarakat itu sendiri yang sebagai collective
consciouness kemudian menjelma ke dalam collective representation. Tuhan itu
hanyalah idealisme dari masyarakat itu sendiri yang menganggapnya sebagai
makhluk yang paling sempurna (Tuhan adalah personifikasi masyarakat).
Kesimpulannya, agama merupakan lambang collective representation dalam
bentuknya yang ideal, agama adalah sarana untuk memperkuat kesadaran kolektif
seperti ritual-ritual agama. Orang yang terlibat dalam upacara keagamaan maka
kesadaran mereka tentang collective consciouness semakin bertambah kuat.
Pendapat Serta Komentar Tentang Emile
Durkheim

“Durkheim mendapat kritik terhadap jalan pikirannya yang tidak kenal kompromi
tentang besarnya peran jiwa kelompok yang membentuk individu-individu anggota
masyarakat yang oleh pengeritiknya dianggap berat sebelah. Namun, Durkeim
membantah kritikan tersebut sebab teori-teorinya bukan tak berdasar, melainkan
diperoleh dari penelitian-penelitian langsungnya dan dengan metode-metode
scientific.”
Dan menurut kami, Emile Durkheim ini merupakan tokoh penting dalam Sosiologi,
sebab dengan teorinya tentang bagaimana solidaritas terjadi dari berbagai macam
masyarakat telah membantu bagaimana untuk mengambil sikap dan bagaimana
kita dapat bertahan di dalam kelompok masyarakat dengan memahami seperti apa
sistem solidaritas dan norma-norma yang berlaku.
“The Development of French Sociology, We turn now to the actual founding of
sociology as a distinctive discipline specifically, to the work of four French thinkers:
Alexis de Tocqueville, Claude Saint-Simon, Auguste Comte, and especially Emile
Durkheim.”
Intinya, menurut George Ritzer dalam perkembangan dan pengembangan Ilmu
Sosiologi serta penemu dan pencetus Sosiologi sebagai disiplin khusus di Prancis
merupakan hasil dari kerja keras oleh 4 pemikir dari Prancis yang disebutkan di atas.

Anda mungkin juga menyukai