obstruksi aliran udara yang ditandai dengan adanya terjadinya tanda mengi, sesak napas (dyspnea) dan batuk. Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Etiologi
Hipersensitivitas bronkus terhadap benda-
benda asing di udara. Allergens meliputi tungau debu rumah (sering ditemukan pada bantal, kasur, furnitur kain, karpet, dan tirai), kecoa, kucing, dan serbuk sari musiman. Precipitants nonspesifik asma termasuk olahraga. Infeksi saluran pernafasan, rhinitis, sinusitis, perubahan cuaca, dan stres. Patofisiologi Pada Asma, antibody Ig E umumnya melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru, yang berhubungan erat dengan brokiolus dan bronkus kecil. Terpapar alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik, dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkioulus dan spasme otot polos bronkiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat Gejala klinis
Anamnesis : keluhan sesak napas dengan
napas bunyi ngiik yang sering kumat (adanya riwayat asma), riwayat penyakit alergik, dan keluarga yang menderita alergik dapat memperkuat dugaan penyakit asma disertai adanya faktor pencetus serangan. Pemeriksaan fisik : penemuan pada pemeriksaan fisik tergantung derajat beratnya obstruksi jalan nafas. Ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada, takikardia, pernafasan cepat sampai sianosis dapat dijumpai pada penderita asma dalam serangan. Penatalaksanaan Tujuan: Menghilangkan dan mengendalikan gejala Asma, agar kualitas hidup meningkat, Mencegah eksaserbasi akut, Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin, Mempertahankan aktivitas normal termasuk latihan jasmani dan aktivitas lainnya, Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara ireversibel, dan Meminimalkan kunjngan ke gawat darurat. Bronkodilator : untuk mengatasi spasme bronkus. Salbutamol, Dosis : 3-4 X 0,05-0,1 mg/kg BB Teofilin, Dosis : 16-20 mg/kg BB/hari oral atau IV Aminofilin, Dosis : 3-4 X 3-5 mg/kg BB Steroid : untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan. Ekspektoran : untuk mengencerkan dan mengeluarkan dahak. Antibiotika : untuk mengatasi infeksi, bila serangan asma dipicu adanya infeksi saluran nafas Terima Kasih....