Anda di halaman 1dari 16

Asma Bronkial

Dr. Della Putri Yuwinanda


Definisi

 Penyakit peradangan saluran nafas dan


obstruksi aliran udara yang ditandai dengan
adanya terjadinya tanda mengi, sesak napas
(dyspnea) dan batuk. Asma ditandai dengan
kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus
yang menyebabkan sukar bernafas.
Etiologi

 Hipersensitivitas bronkus terhadap benda-


benda asing di udara.
 Allergens meliputi tungau debu rumah (sering
ditemukan pada bantal, kasur, furnitur kain,
karpet, dan tirai), kecoa, kucing, dan serbuk
sari musiman. Precipitants nonspesifik asma
termasuk olahraga. Infeksi saluran
pernafasan, rhinitis, sinusitis, perubahan
cuaca, dan stres.
Patofisiologi
 Pada Asma, antibody Ig E umumnya melekat pada
sel mast yang terdapat pada interstisial paru, yang
berhubungan erat dengan brokiolus dan bronkus
kecil.
 Terpapar alergen maka antibody Ig E orang tersebut
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang
telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini
akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi
lambat (yang merupakan leukotrient), faktor
kemotaktik eosinofilik, dan bradikinin.
 Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini
akan menghasilkan edema lokal pada
dinding bronkioulus kecil maupun sekresi
mukus yang kental dalam lumen
bronkioulus dan spasme otot polos
bronkiolus sehingga menyebabkan
tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat
Gejala klinis

 Anamnesis : keluhan sesak napas dengan


napas bunyi ngiik yang sering kumat (adanya
riwayat asma), riwayat penyakit alergik, dan
keluarga yang menderita alergik dapat
memperkuat dugaan penyakit asma disertai
adanya faktor pencetus serangan.
 Pemeriksaan fisik : penemuan pada
pemeriksaan fisik tergantung derajat beratnya
obstruksi jalan nafas. Ekspirasi memanjang,
mengi, hiperinflasi dada, takikardia,
pernafasan cepat sampai sianosis dapat
dijumpai pada penderita asma dalam
serangan.
Penatalaksanaan
Tujuan:
 Menghilangkan dan mengendalikan gejala Asma, agar
kualitas hidup meningkat,
 Mencegah eksaserbasi akut,
 Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal
mungkin,
 Mempertahankan aktivitas normal termasuk latihan jasmani
dan aktivitas lainnya,
 Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara ireversibel,
dan
 Meminimalkan kunjngan ke gawat darurat.
 Bronkodilator : untuk mengatasi spasme bronkus.
 Salbutamol, Dosis : 3-4 X 0,05-0,1 mg/kg BB
 Teofilin, Dosis : 16-20 mg/kg BB/hari oral atau IV
 Aminofilin, Dosis : 3-4 X 3-5 mg/kg BB
 Steroid : untuk menghilangkan atau mengurangi
peradangan.
 Ekspektoran : untuk mengencerkan dan
mengeluarkan dahak.
 Antibiotika : untuk mengatasi infeksi, bila serangan
asma dipicu adanya infeksi saluran nafas
Terima Kasih....

Anda mungkin juga menyukai