Anda di halaman 1dari 42

SISTEM KOORDINASI

TIM DOSEN BIOLOGI

FAKULTAS PETERNAKAN
U N I V E R S I T A S P A D J A D J A R AN
SISTEM KOORDINASI
2

 Sistem Koordinasi adalah merupakan suatu sistem yang


mengatur atau mengkoordinir segala aktivitas biologis
tubuh organisme, terutama terhadap perubahan-
perubahan lingkungannya baik eksternal maupun internal
sehingga organisme itu selalu dalam keadaan normal dan
harmonis.

 Sistem koordinasi terdiri dari gabungan dua sistem yaitu


sistem saraf dan sistem hormon atau sistem endokrin.
Sistem ini umumnya terdapat pd hewan dan manusia,
sedangkan pada tumbuhan hanya ada sistem hormon.

2
Sistem koordinasi
3

 Sistem saraf pengaturannya / bekerjanya relatif lebih


cepat daripada sistem hormon / endokrin.
 Sistem saraf  neuron  sinyal listrik
 Sistem endokrin  kelenjar endokrin  hormon,
yang bekerja lambat tetapi responsnya jangka
panjang
 Sel neurosekretoris  sekresi neurohormon yang
dialirkan ke darah
 Bekerja sama untuk memelihara homeostasis,
perkembangan dan reproduksi.
Pathway Example Pathway Example Pathway Example

Stimulus Low blood Stimulus Suckling Stimulus Hypothalamic


glucose
neurohormone
Receptor released in
protein response to
Pancreas Sensory Sensory neural and
secretes neuron neuron hormonal
glucagon ( ) signals
Hypothalamus/ Hypothalamus
Endocrine posterior pituitary
cell
Blood Neurosecretory Neurosecretory
vessel cell cell Hypothalamus
Posterior pituitary secretes prolactin-
secretes oxytocin Blood releasing
Blood ( ) vessel hormone ( )
vessel
Target
effectors Liver

Anterior
Target Smooth muscle pituitary
Glycogen effectors in breast secretes
Response
breakdown, prolactin ( )
glucose release Endocrine
into blood cell
Blood
(a) Simple endocrine pathway Response Milk release vessel

(b) Simple neurohormone pathway

Target
effectors Mammary glands

Milk production
Response 4

Figure 45.2a–c (c) Simple neuroendocrine pathway


4
Sistem saraf
5

 Fungsi: pusat pemberi perintah dan kontrol


 Otak manusia disusun oleh 100 juta sel saraf/neuron, terdiri dari:
 Badan sel saraf: terdiri dari inti sel (nukleus) dan sitoplasma

 Dendrit: menerima impuls dari akson neuron lain dan membawanya ke


badan sel
 Neurit/Akson: meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke
neuron yang lain atau ke sel efektor  diselaputi oleh selaput myelin
Dendrites
Cell body Signal
direction
Nucleus Synapse
Axon
Axon hillock

Presynaptic cell Postsynaptic cell


Myelin sheath

Synaptic
terminals
Sel Glia
6

 Sel penyokong yg penting untuk integritas struktural sistem saraf


dan fungsi normal dari neuron.
 Astrosit (SSPu)  penyokong struktural untuk neuron dan
regulasi konsentrasi ion dan neeurotransmiter ekstraseluler
 Oligodendrosit (SSPu) dan sel Schwann (SSPe)  membentuk
selaput myelin pd akson

Node of Ranvier
Layers of myelin
Axon
Schwann
cell Schwann
cell
Nodes of Nucleus of
50 µm

Axon Myelin sheath Ranvier


Schwann cell

0.1 µm
astrosit
Macam-macam sel saraf
7

 Sel saraf sensorik, berfungsi mengantarkan impuls (rangsangan)dari


alat indera ke otak/pusat saraf
 Sel saraf konektor/sel saraf perantara/interneuron, berfungsi
meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik
 Sel saraf motorik, berfungsi membawa impuls dari otak ke
otot/kelenjar tubuh
Dendrites

Axon
Cell
body

(a) Sensory neuron (b) Interneurons (c) Motor neuron


Pemrosesan informasi
8

 Sistem saraf memproses informasi dalam 3 tahap:


 Input sensoris  integrasi  Output motoris
 Neuron sensoris mentransmisikan informasi dari sensor yg
mendeteksi stimulus eksternal dan kondisi internal
 Informasi dikirim ke sitem saraf pusat (SSP) dimana interneuron
mengintegrasikan informasi
 Output motoris meninggalkan SSP melalui meuron motorik yg
berkomunikasi dgn sel efektor
Sensory input
Sensor Integration

Motor output

Effector Central nervous


Peripheral nervous
system (PNS) system (CNS)
Potensial membran

 Setiap sel memiliki potensial membran  internal sel


lebih negatif daripada eksternal sel
 Potensial resting potensial membran pd neuron yg
tidak mentransmisikan sinyal
 Bergantung pd gradien ion yg ada disekitar membran plasma
 Neuron memiliki saluran ion K+ yg banyak dan saluran ion Na+
yg lebih sedikit pd membran plasma
 Terbuka atau tertutupnya saluran ion
 Respons thd stretching membran atau terikatnya ligand
spesifik
 Respons thd berubahnya potensial membran
Potensial aksi
10

 Stimulus dari eksternal menyebabkan


 Hiperpolarisasi  peningkatan potensial membran
 Depolarisasi  penurunan potensial membran

 Pada neuron  memicu berbagai respons  potensial aksi


 Potensial aksi
 Depolarisasi all-or-none yg singkat pada membran plasma neuron

 Jenis sinyal yg dikonduksikan oleh akson


 Saluran ion Na+ dan saluran ion K+
 Terlibat dalam produksi potensial aksi

 Ketika stimulus men-depolarisasi membran


 Saluran ion Na+ terbuka shg ion Na+ dapat berdifusi ke dalam sel

 Ketika potensial aksi berhenti


 Saluran ion K+ terbuka dan ion K+ keluar dari sel
Potensial aksi
11

 Potensial aksi pada akson dgn selaput myelin


 Loncat di antara nodus Ranvier  proses konduksi saltatoris
Schwann cell
Depolarized region
(node of Ranvier) Myelin
sheath

+–– –
+ ––
Cell body +++ +
+–+ +
–– + +– Axon
––

 Neuron berkomunikasi dgn sel lain di sinaps


 Sinaps elektrik  muatan elektris mengalir langsung dari satu
sel ke sel lain melalui gap junction
 Sinaps kimiawi  neuron prasinaps melepaskan
neurotransmiter yg disimpan di terminal sinaptik
 Ketika potensial aksi mencapai terminal  pelepasan
neurotransmiter ke celah sinaptik
Presynaptic Postsynaptic cell
cell

Synaptic vesicles 5 Na+ Neuro-


K+
containing Presynaptic transmitter
neurotransmitter membrane
Postsynaptic
membrane
Ligand-
Voltage-gated
gated neurotransmisi
ion channel
Ca2+ channel
1 Ca2+
4 Postsynaptic 6
2
membrane
Synaptic cleft 3

Ligand-gated
ion channels

neurotransmiter

12
Susunan saraf
13

 Pada vertebrata, saraf disusun oleh:


 Sistem saraf pusat
 Otak Central nervous
system (CNS)
Peripheral nervous
system (PNS)
 Sumsum tulang belakang Brain Cranial

Sistem saraf perifer


nerves
 Spinal cord

 Saraf kranial Ganglia


outside
CNS
 Ganglia di luar SSP
Spinal
 Saraf spinal nerves
Sistem saraf pusat
14

 Otak: mengintegrasikan perilaku yg kompleks


 Sumsum tulang belakang: mengintergrasikan respons sederhana
thd bbg stimulus serta meneruskan informasi menuju/dari otak
Brain structures present in adult

Frontal lobe Parietal lobe


Cerebrum (cerebral hemispheres; includes cerebral
cortex, white matter, basal nuclei)
Somatosensory
Frontal Speech association
Diencephalon (thalamus, hypothalamus, epithalamus)
association area
Taste
area
Midbrain (part of brainstem) Reading
Speech
Hearing Visual
Pons (part of brainstem), cerebellum Smell Auditory association
association area
Medulla oblongata (part of brainstem) area Vision
Diencephalon:
Cerebral hemisphere Hypothalamus
Temporal lobe Occipital lobe
Thalamus
Pineal gland Thalamus
(part of epithalamus) Hypothalamus
Brainstem:

Midbrain Sistem limbik: pusat


Pituitary
Pons
pengatur emosi Prefrontal cortex
gland Medulla
oblongata
Spinal cord Cerebellum Olfactory
bulb
Central canal
(c) Adult Hippocampus
Amygdala
Sistem saraf perifer
15

 Mentransmisikan informasi menuju dan dari SSP


serta meregulasi gerakan pd vertebrata dan
lingkungan internal
Peripheral
nervous system

Somatic Autonomic Regulasi lingkungan


Membawa sinyal nervous nervous internal secara tak
pd otot rangka system system sadar

Sympathetic Parasympathetic Enteric


division division division
Saraf simpatetik dan parasimpatetik  efek
antagonistik pd organ target
16

Parasympathetic division Sympathetic division


Action on target organs: Action on target organs:

Constricts pupil Dilates pupil


Location of of eye Location of
preganglionic neurons: of eye
preganglionic neurons:
brainstem and sacral thoracic and lumbar
segments of spinal cord Stimulates salivary Inhibits salivary
gland secretion segments of spinal cord
gland secretion
Sympathetic
Neurotransmitter Constricts ganglia Relaxes bronchi Neurotransmitter
released by bronchi in lungs Cervical in lungs released by
preganglionic neurons:
preganglionic neurons:
acetylcholine
Slows heart Accelerates heart acetylcholine

Inhibits activity of
stomach and intestines
Location of Stimulates activity Thoracic Location of
postganglionic neurons: of stomach and postganglionic neurons:
in ganglia close to or intestines Inhibits activity
some in ganglia close to
within target organs of pancreas
target organs; others in
Stimulates activity a chain of ganglia near
of pancreas Stimulates glucose spinal cord
release from liver;
inhibits gallbladder
Stimulates Lumbar
Neurotransmitter
gallbladder
released by Stimulates Neurotransmitter
postganglionic neurons: adrenal medulla released by
acetylcholine postganglionic neurons:
Promotes emptying norepinephrine
Inhibits emptying
of bladder
of bladder

Promotes erection Promotes ejaculation and


of genitalia Sacral vaginal contractions
Synapse
SISTEM ENDOKRIN
17

 Sistem Endokrin pada vertebrata/manusia terdiri


dari lebih 12 kelenjar, yang sekretnya lebih dari 50
hormon.

 Hormon
 Molekul kimia yg disekresikan ke sistem regulatoris dan
mengkomunikasikan pesan pengaturan di dalam tubuh
 Disebarkan ke seluruh tubuh organisme, tetapi hanya sel target
yg memberi respons.

17
Sistem Endokrin  12
kelenjar 50 hormon

 Klasifikasi hormon:
 Protein dan peptida
 Amina  derivat dari
asam amino
 Steroid
Cara kerja
hormon
 Hormon steroid
 menempel
pada reseptor di
dalam nukleus
 Hormon non-
steroid 
menempel pada
reseptor di
permukaan sel
 Beberapa hormon diangkut dalam darah sebagai larutan,
tetapi sebagian besar diikat pada suatu komponen protein
serum, beberapa terikat secara tak khas pada albumin, yang
lain terikat secara selektif pada protein berafinitas tinggi
yang khusus dalam sel sasaran hormon diterima dan diikat
oleh reseptor khusus.

 Hormon yg larut dalam lipid (steroid, hormon tiroid, vit. D)


berdifusi pada sel target dan terikat pada protein reseptor
spesifik di sitoplasma atau nukleus  membentuk kompleks
hormon-reseptor yg bertindak sbg faktor transkripsi untuk
regulasi transkripsi dari gen spesifik.

 Hormon yg larut dalam air (peptida) berikatan dengan reseptor


yg berada di membran plasma  inisiasi transduksi sinyal yg
memicu timbulnya respons spesifik di sitoplasma atau perubahan
ekspresi gen.

22
KEL. HIPOTALAMUS DAN HIPOFISA

 Kelenjar hipotalamus dan hipofisa mengintegrasikan atau mengontrol


berbagai fungsi dari sistem endokrin

 Hipotalamus  berada di otak bawah  terdiri dari berbagai macam sel


neurosekretoris.
 Beberapa sel tsb  memproduksi hormon yang bekerja langsung pada organ
target  hormon disimpan dan dilepaskan dari hipofisa posterior atau
neurohipofisa.
 Sel-sel lainnya  memproduksi hormon tropik  yg disekresikan ke
pembuluh darah dan ditransportasikan ke hipofisa anterior atau
adenohipofisa.

 Hipofisa anterior merupakan kelenjar endokrin sejati  pelepasan


hormonnya dikontrol oleh hormon tropik dari hipotalamus
Kelenjar hipofisa posterior
25

 Sekresi dua hormon yg bekerja langsung pada


jaringan non-endokrin
1. Oksitosin
 Menginduksi kontraksi uterus dan sekresi ASI
2. Antidiuretik horhon (ADH)
 Meningkatkan reabsorbsi air di ginjal
Kelenjar hipofisa anterior
26

 Sekresi hormon tropik dan non-tropik


 Hormon tropik  bekerja pada jaringan endokrin target  stimulasi pelepasan hormon
yg memiliki efek metabolik atau perkembangan langsung
 Follicle-stimulating hormone (FSH)

 Luteinizing hormone (LH)

 Thyroid-stimulating hormone (TSH)

 Adrenocorticotropic hormone (ACTH)

 Hormon non-tropik
 Prolactin  stimulasi laktasi

 Melanocyte-stimulating hormone (MSH)  pigmentasi kulit dan metabolisme lemak


pd mamalia
 -endorphin  menghambat sensasi nyeri

 Growth hormone (GH)


 Stimulasi pertumbuhan secara langsung dan efek metabolik lain

 Stimulasi produksi faktor tumbuh oleh jaringan lain


Hormon non-hipofisa
27

 Fungsi: regulasi metabolisme, homoestasis,


perkembangan, dan perilaku
1. Krl. Tiroid
2. Kel. Paratiroid
3. Pankreas
4. Kel. Adrenal
5. Kel. Kelamin
6. Kel. Pineal
KEL. TIROID
28

 Menghasilkan hormon T4
dan T3  mengatur
perkembangan dan
metabolisme.
 Ketidakseimbangan tiroid
dapat menyebabkan
kretinisme, gangguan
metabolik, dan goiter.
 Kadar kalsium darah
diatur oleh keseimbangan
kalsitonin dari tiroid dan
paratiroid hormon dari
kel. Paratiroid.
29
KEL. PANKREAS
30

 Pankreas mensekretkan insulin dan glukagon yang bekerja


secara antagonistik untuk mengendalikan kadar glukosa
darah.
1. Glukagon  dihasilkan oleh sel alpha  meningkatkan
kadar glukosa darah dgn cara:
 Stimulasi pemecahan glikogen mjd glukosa di sel hati
 Stimulasi pemecahan lemak dan protein mjd glukosa
2. Insulin  dihasilkan oleh sel beta  menurunkan kadar
glukosa darah dgn cara:
 Stimulas pengambilan glukosa oleh sel
 Memperlambat pemecahan glikogen di hati
 Stimulasi penyimpanan lemak

 Diabetes melitus terjadi akibat kekurangan insulin atau


kekeliruan sel-sel meresponnya.
31
32
KEL. ADRENAL
33

 Kel. Adrenal mengeluarkan hormon dalam


merespon stres, sinyal syaraf dari hipotalamus
merangsang medula adrenal untuk mensekretkan
epinefrin dan norepinefrin, yang dengan cepat
memicu respon ‘fight or flight’.

 ACTH dari hipofisa menyebabkan cortex adrenal


mensekretkan glukokortikoid dan mineralokortikoid
yang meningkatkan tekanan darah dan energi
dalam merespon stres yang lama. Glukokortikoid
seperti kortison menghilangkan inflamasi dan rasa
nyeri, tetapi hormon itu dapat menekan imunitas
dan menutup nyeri.
34
Hormon seksual
35

 Gonad: testis & ovarium  sekresi hormon seks


androgen, estrogen, dan progestin
 Testis  terutama sekresi androgen (co.testosteron)
 Stimulasi perkembangan dan pemeliharaan sistem reproduksi
jantan
 Meningkatkan massa otot dan tulang
 Estrogen (co.estradiol)
 Pemeliharaan sistem resproduksi betina dan perkembangan
ciri seks sekunder pd betina
 Progestin (Co. Progesteron)
 Mempersiapkan dan memelihara uterus
Kelenjar pineal
36

 Sekresi melatonin
 Dikontrol oleh siklus terang/gelap

 Fungsi: ritme biologis yg berkaitan dgn reproduksi


Hormon pada invertebrata
37

 Artropoda mengeluarkan bermacam-macam hormon yang


mengatur banyak proses tubuh, seperti perluasan kromatofor,
pergantian kulit, reproduksi seksual, dan perkembangan.
 Pergantian kulit diatur oleh ekdison steroid
 Ekdison diatur berurutan oleh hormon protorosikotropik,
yang dikeluarkan oleh kelenjar interserebral.
 Metamorfosis oleh hormon juvenil, sebuah derivat dari 18
karbon asam lemak.

 Kelenjar sinus pada tangkai mata krustasea menghasilkan


beberapa hormon, salah satu menghambat pergantian kulit,
pergantian kulit disebabkan oleh hormon lain yang diproduksi
oleh organ y.
1 Brain
Neurosecretory cells in the brain produce
brain hormone (BH), which is stored in
the corpora cardiaca (singular, corpus
cardiacum) until release.

Neurosecretory cells
Brain
hormone (BH)
Corpus cardiacum

Corpus allatum

Low 4
Prothoracic JH
Juvenile hormone (JH), secreted by the corpora allata,
gland determines the result of the molt. At relatively high concen-
trations of JH, ecdysone-stimulated molting produces
another larval stage. JH suppresses metamorphosis.
But when levels of JH fall below a certain concentration, a
Ecdysone pupa forms at the next ecdysone-induced molt. The adult
insect emerges from the pupa.

2 Juvenile
BH signals its main target hormone
organ, the prothoracic (JH)
gland, to produce the
hormone ecdysone.

EARLY LATER
3 LARVA
Ecdysone secretion LARVA PUPA ADULT
from the prothoracic
gland is episodic, with
each release stimulating
a molt.
Hormon pada Tumbuhan
39

1. Auxin  hormon yang dihasilkan di daerah tumbuh tanaman 


di ujung akar, ujung batang dan tunas daun. Hormon ini sudah
dapat disintesis. Fungsi untuk mengatur pertumbuhan pada
umumnya, terutama pada mitosis, yang bekerja sama dengan
Gibberellin. Hormon sintesis ini dipakai untuk menstimulir
pemetangan buah, pengguguran daun, melamakan bunga agar
tidak cepat layu dan gugur. Sebaliknya ada yang untuk
memberantas rumput dan alang-alang, ‘weed’ ta naman
pengganggu.
Hormon pada tumbuhan
40

2. Gibberellin  mengatur pertumbuhan bunga dan


buah, hormon sintesisnya untuk memperbesar dan
mempertinggi pohon, memperbesar buah,
mengurangi biji (tomat, anggur).
3. Kinin  menstimulasi pembentukan kuncup.
41
42

Anda mungkin juga menyukai