0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan18 halaman
Pemeriksaan feses membantu mendiagnosis kondisi saluran pencernaan melalui analisis makroskopis dan mikroskopis tinja untuk mendeteksi infeksi, gangguan nutrisi, atau kanker. Prosesnya meliputi pengamatan jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sisa makanan di bawah mikroskop.
Pemeriksaan feses membantu mendiagnosis kondisi saluran pencernaan melalui analisis makroskopis dan mikroskopis tinja untuk mendeteksi infeksi, gangguan nutrisi, atau kanker. Prosesnya meliputi pengamatan jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sisa makanan di bawah mikroskop.
Pemeriksaan feses membantu mendiagnosis kondisi saluran pencernaan melalui analisis makroskopis dan mikroskopis tinja untuk mendeteksi infeksi, gangguan nutrisi, atau kanker. Prosesnya meliputi pengamatan jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sisa makanan di bawah mikroskop.
pemeriksaan labolatorium yang telah lama dikenal membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit. membantu mendiagnosis kondisi tertentu yang mempengaruhi saluran pencernaan. Kondisi ini dapat mencakup infeksi (seperti dari parasit, virus, atau bakteri), penyerapan nutrisi yang buruk, atau kanker. Definisi Feses Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan yang dikeluarkan melalui anus dari saluran cerna. Jumlah normal produksi 100-200 gram/hari. Terdiri dari air, makanan tidak tercerna,sel epitel, debris, bakteri dan bahan patologis, jenis makanan dan gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensnya dengan frekuensi defekasi 3x/ hari – 3x/minggu. Indikasi Pemeriksaan Indikasi dilakukan pemeriksaan feses : Adanya diare dan konstipasi Adanya darah dalam tinja Adanya lendir dalam tinja Adanya ikterus Adanya gangguan pencernaan Kecurigaan penyakit gastroinstestinal Proses pemeriksaan feses Makroskopis Pemeriksaan makroskopis tinja meliputi pemeriksaan jumlah warna,bau,darah,lendir,dan parasit. Feses untuk pemeriksaan sebaiknya dari defekasi spontan. Jika pemeriksaan sangat diperlukan,boleh juga sampel tinja diambil dengan jari bersarung dari rectum. Untuk pemeriksaan biasa dipakai tinja sewaktu, jarang diperlukan tinja 24 jam untuk pemeriksaan tertentu. Tinja hendaknya diperiksa dalam keadaan segar, kalau diniarkan sekali unsur-unsur dalam tinja itu menjadi rusak. Bahan ini harus dianggap bahan yang mungkin mendatangkan infeksi. Syarat dalam pengumpulan sampel feses Wdah sampel bersih,kedap,bebas dari urine. Harus diperiksa 30-40 menit sejak dikeluarkan jika ada penundaan, sebaiknya simpa di dalam lemari es. Tidak boleh menelan bariumm,bismuth,dan minyak selama 5 hari sebelum pemeriksaan. Diambil dari bagian paling mungkin memberi kelainan. Miasalnya yang bercampur darah atau lendir. Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher sebagai pemeriksaan tinja sewaktu. Untuk mengirim tinja, wadah yang baik ialah yang tebuat dari kaca atau dari bahan lain yang tidak dapat ditembus seperti plastik. Kalau konsistensi tinja keras, dos karton berlspisparrafin juga boleh dipakai . Wadah harus bermulut lebar. Oleh karena pemeriksaan patologik biasanya tidak dapat merata maka, hasil pemeriksaan mikroskopis tidak dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi tanda negatif (-), (+),(++),(+++) saja. Pemeriksaan Jumlah Dalam keadaan normal jumlah tinja berkisar anatar 100- 250 gram/hari. Banyaknya tinja di pengaruhi jenis makanan bila banyak makan sayur maka jumlah tinja akan meningkat. Pemeriksaan Warna Tinja normal kuning coklat dan warna ini dapat berubah menjadi lebih tua dengan terbentukntya urobilin lebih banyak. Selain urobilin warna tinja di pengaruhi oleh berbagai jenis makanan,kelainan dalam saluran pencernaan,dan obat yang di makan. Warna kuning juga dapat di sebabkan karna susu ,jagung,lemak dan obat. Tinja yang berwarna hijau dapat disebakan oleh sayuran yang mengandung khlorofil atau pada bayi yan baru lahir disebabkan oleh biliverdin dan prophyrin dalam mekornium. Wrana kelabu mungkin disebabkan karena tidak ada urobilinogen dalam saluran pencernaan yang didapat pada ikterus obstruktif,tinja tersebutt disebut akholis. Keadaan tersebut mungkin didapat pada defisiensi enzim pankreas seperti pada steatorrhoe yang menyebabkan makanan mengandung banyak lemak yang tidak dapat dicerna dan juga setelah pemberian garam barium setelah pemeriksaan radiologik. Tinja yang berwarna merah muda dapat disebabkan oleh perdarahan segar dibagian distal,mungkin pula oleh makanan seperti bit atau tomat. Warna coklat di sebabkan mungkin adanya perdarahan di bagian proksimal saluran pencernaan atau karena makanan seperti coklat,kopi,dan lain-lain. Warna coklat tua disebabkan urobilin yang berlebihan seperti pada anemia hemolitik. Sedangkan warna hitam dapat disebabkan obat yang mengandung besi,arang atau bismuth dan mungkin juga oleh melena. Pemeriksaan Bau
Indol,skatol dan asam butirat dapat menyebabkan
bau normal pada tinja. Bau busuk di dapatkan jika dalam usus terjadi pembusukan protein yang tidak di cerna dan di rombak oleh kuman. Reaksi tinja ini menjadi lindi oleh pembusukan semacam itu.
Tinja yang berbau tengik atau asam disebabkan oleh
peragian gula yang tidak di cerna seperti pada diare. Reaksi tinja pada saat itu menjdai asam. Konsumsi makanan dengan rempah-rempah dapat mengakibatkan rempah-rempah menambah bau tinja. Pemeriksaan Konsistensi
Tinja normal mempunyai konsistensi agak lunak dan
berbentuk. Pada diare konsistensi menjadi sangat lunak atau cair,sedangkan sebaliknya tinja yang keras atau skibala di dapatkan pada konstipasi. Peragian karbohidrat dalam usus mengahasilkan tinja yang lunak dan becampur gas. Konsistensi tinja terbentuk pita ditemukan pada penyakit hisprung. Feses yang besar dan berminyak menunjukkan alabsorbsi usus. Pemeriksaan Lendir Jika dalam keadaan normal lendir dalam feses sedikit,apabila terjadi kelebihan lendir dalam feses berarti ada rangsangan atau radangan dalam dindingusus. Lendir yang terdapat dibagian luar tinja. Pada disentri, intrususepsi dan ileokolitis bisa di dapatkan lendir saja tanpa feses Tinja dengan lendir dan bercampur darah Tinja dengan lendir bercampur darah dan nanah Tinja dengan lendir sangat banyak Pemeriksaan Darah Adanya darah dalam tinja dapat berwarna merah muda,coklat,atau hitam. Darah mungkin terdapat dalam luar tinja dan bisa bercampur dengan tinja Pada perdarahan proksimal saluran pencernaan darah akan bercampur dengan tinja dan warna menjadi hitam,ini disebut melana seperti pada tukak lambung atau varices dalam oeshopagus Pad perdarahan di saluran distal pada pencernaan, darah terdapat di bagian luar tinja yang berwarna merah mudayang di jumpai pada hemoroid atau karsinoma rektum. Pemeriksaan Nanah Pada pemeriksaan feses dapat di temukan nanah. Hal ini terdapat pada penyakit kronik ulseratif kolon, fistula colon sigmoid, lokal abses. Sedangkan pada penyakit disentri basiler tidak di dapatkan nanah dalam jumlah yang banyak. Pemeriksaan Parasit Diperiksa pula adanya cacing ascaris, anylostoma dan spesies lain dalam feses Pemeriksaan Adanya Sisa Makanan Sisa makanan sebagian berasal dari makanan daun- daunan dan sebagian lagi dari hewan,seperti serat otot, serat elastic dan lain-lain
Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja di campur
dengan larutan lugol maka paty (amilum) yang tidak sempurna di cerna nampak seperti butir-butir biru atau merah. Penambahan larutan jenuh sudan III atau sudan IV dalam alkohol 70% menjadikan lemak netral terlihat sebagai tetes-tetes meraha atau jingga. Proses pemeriksaan feses Mikroskopis Pemeriksaan mikroskopis meliputi pemeriksaan protozoa,telur cacing,leukosit,erirosit,sel epitel,kristal,makrofag,dan sel ragi. Dari semua pemeriksaan ini yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap protozoa dan telur cacing. Protozoa Biasanya di dapati dalam bentuk kista,bila konsistensi tinja cair baru di dapatkan bentuk trofozoit. Telur cacing Telur cacing yang mungkin didapat yaitu ascaris,lumbricoides,necator americanus,enetrobius vermicularis, trichuris trichiura,strongyloides stercoralis dan sebagainya. Leukosit Dalam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit dalam seluruh sediaan . Pada disentri basiler, kolitis ulserosa dan peradangan didapatkan penigkatan jumlah leukosit . Eosinofil mungkin ditemukan pada bagian tinja yang berlendir pada penderita dengan alergi saluran pencernaan. Untuk mempermudah pengamatan leukosit dapat di tambah 1 tetes asam acetat 10% pada 1 tetes emulsi feses pada obyek glass. Eritrosit Eritrosit hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon ,rektum atau anaus. sedangkan bila lokalisasi lebih proksimal eritrosit telah hancur. Epitel Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epitel yaitu yang berasal dari dinding usus bagian distal. Sel epitel yang berasal dari bagian proksimal jarang terlihat karena sel ini biasanya telah rusak.