Anda di halaman 1dari 14

Bagian Anastesi dan Reanimasi Jurnal Reading

Fakultas Kedokteran Mei 2019


Universitas Pattimura

A Randomized Trial of Epinephrine in Out-of-


Hospital Cardiac Arrest

Oleh : Siska Teurupun

Pembimbing:
dr. Fahmi Maruapey, Sp.An
dr. Ony W. Angkejaya, Sp.An

Kepaniteraan Klinik Bagian Anastesi dan Reanimasi


RSUD dr M. Haulussy
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
2019
G.D. Perkins, C. Ji, C.D. Deakin, T.
Quinn, J.P. Nolan, et al. From The
Warwick Clinical Trials Unit and
Medical School University of
Warwick, Coventry, University
Hospitals Birmingham and the
Cancer Research U.K. Clinical Trials
Unit, University of Birmingham
Birmingham, South Central,
Ambulance Service NHS Foundation
Trust, Otterbourne

This article was published on July


18, 2018, at NEJM.org.
Latar belakang
Penggunaan epinefrin i
pada henti jantung di luar Metode
rumah sakit membuat
International Liaison
Penelitian acak, double-
Committee on
Resuscitation membuat
blinded yang Hasil
melibatkan 8014 pasien
percobaan plasebo-kontrol
dengan henti jantung Pada hari ke-30, 130 Kesimpulan
apakah epinefrin aman
diluar rumah sakit di pasien (3.2%) pada
dan efektif
Inggris, paramedis dari kelompok epinefrin dan 94
5 lokasi pelayanan (2.4%) pada elompok
ambulans National plasebo tetapi hidup (odds Penggunaan
Health Service ratio untuk keselamatan, epinefrin berdampak
pada angka
1.39; 95% CI, 1.06-1.82;
keselamatan hari ke-
P=0.02).
30 yang lebih tinggi
secara signifikan
dibandingkan
dengan penggunaan
plasebo,
METODE
• Dari desember 2014 sampai oktober
2017, dilakukan sebuah percobaan
Desain acak, multisenter, double-blind plason-
kontrol yaitu PARAMEDIC2 di 5 lokasi
percobaan pelayanan ambulans National Health
Service di Inggris.

• Kriteria inklusi yaitu pasien-pasien


dewasa yang mengalami henti jantung
Populasi di luar rumah sakit, dimana pasien
mendapat bantuan hidup lanjutan oleh
pasien paramedis percobaan yang sudah
dilatih

• Protokol resusitasi sesuai


dengan European Resuscitation
Randomisa Council Guidelines. Bila
si dan resusitasi awal tidak berhasil,
pasien didaftarkan acak untuk
terapi mendapat epinefrin parenteral
atau saline plasebo
Next….

• Hasil akhir primer yaitu angka keselamatan pada hari ke-


Hasil Akhir 30. Hasil akhir sekunder adalah angka keselamatan pasien
sampai ke rumah sakit, lama perawatan di rumah sakit
Primer dan dan di ICU (Intensive Care Unit), angka keselamatan saat
Sekunder keluar rumah sakit dan pada bulan ke-3, serta hasil akhir
neurologis saat keluar rumah sakit dan pada bulan ke-3.

• Analisa primer dilakukan tanpa


menyesuaikan dengan modifikasi populasi
intention-to-treat. Data percobaan
Analisa dirangkum dengan kalkulasi mean dan
Statistik standar deviasi. Hasil akhir keselamatan
dianalisa dengan menggunakan model
regresi efek tetap
HASIL

Pasien dan Hasil akhir


intervensi primer dan
sekunder
hasil akhir primer tersedia untuk
Dari 10.623 pasien yang
4012 pasien (99.9%) pada
diskrining untuk kelayakan
kelompok epinefrin dan 3995
sampel, 8103 (76.3%). 87 pasien
pasien (99.9%) pada kelompok
(1.1%) tidak layak, 2 pasien tidak
plasebo. Pada kelompok epinefrin,
ada nomor pada kotak
130 pasien (3.2%) bertahan hidup
percobaan. Sisa 8014 dimasukan
sampai hari ke-30, bila
dalam kelompok epinefrin (4015
dibandingkan dengan 94 pasien
pasien) atau kedalam kelompok
(2.5%) pada kelompok plasebo
plasebo (3999 pasien

Proporsi pasien yang mengalami


kebalinya sirkulasi spontan Jumlah pasien yang
selama fase resusitasi pra rumah membutuhkan terapi epinefrin
sakit lebih tinggi pada kelompok untuk mencegah kematian pad
epinefrin ahari ke-30 berjumlah 112
Gambar 1.
Pendaftaran
pasien dan hasil
akhir
Gambar 2.
karakteristik awal
pasien
Gambar 3.
interval antara
kejadian dan
respon resusitasi
awal
PEMBAHASAN
Penggunaan epinefrin selama resusitasi untuk henti jantung di luar rumah sakit
menhasilkan angka keselamatan pada hari ke-30 yang lebih tinggi secara signifikan
dibandingkan dengan penggunaan plasebo

Sebuah meta analisis pada 6 percobaan acak yang meibatkan 6174 pasien, dimana
investigator membandingkan penggunaan dosis epinefrin standar (1 mg) dengan epinefrin
dosis tinggi (5-10 mg) menunjukan angka kembalinya sirkulasi spontan yang lebih bak dan
rujukan ke rumah sakit dengan regimen dosis tinggi

Alasan mengenai penggunaan epinefrin tidak berdampak baik terhadap hasil akhir
neurologis dalam penelitian ini masih belum pasti. Alasan mengenai penggunaan epinefrin
tidak berdampak baik terhadap hasil akhir neurologis dalam penelitian ini masih belum
pasti.

Pengambilan keputusan klinis harus menyeimbangkan manfaat dan beban terapi..


• Penggunaan epinefrin berdampak pada
angka keselamatan hari ke-30 yang
signifikan lebih tinggi dibandingkan
penggunaan plasebo namun tidak
Kesimpulan perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok tersebut dalam hal hasil kahir
neurologis yang baik karena lebih
banyak pasien selamat yang mengalami
gangguan neurologis berat pada
kelompok epinefrin.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai