Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan

By Kristin.R
Pengelompokan masalah kep
pasien HIV-AIDS (Teori adaptasi)
Masalah fisik Masalah psikis Masalah sosial Masalah
ketergantungan
1. Sistem 1. Integritas 1. Perasaan Perasaan
pernapasan: ego:perasaan minder dan membutuhkan
dispnea, TBC tdk tdk berguna di pertolongan
dan berdaya/putus masyarakat orang lain
pneumonia asa
2. Sistem
pencernaan: 2. Faktor stres:
nausea- baru/lama
vomiting,
diare,
dysphagia dan
BB turun
10%/3 bln
Masalah fisik Masalah psikis Masalah sosial Masalah
ketergantungan

3. Sistem 3. Respon 2. Interaksi sosial:


persyarafan: psikologis: perasaan
letargi, nyeri menyangkal, terisolasi/ditolak
sendi, marah, cemas
encepalopathy dan mudah
4. Sistem tersinggung
integumen: edema
yg disebabkan
kaposis sarcoma,
lesi di
kulit/mukosa dan
alergi
5. lain-lain:
demam dan
resiko menularkan
Masalah kolaboratif:
1. Resiko komplikasi/infeksi sekunder
2. Wasting syndrome, sarkoma kaposi dan
limfoma
3. Meningitis, infeksi oportunistik (misl:
kandidiasis, herpes, sitomegalovirus)
Diagnosa Keperawatan (NANDA)
1. Intoleransi aktivitas berhub kelemahan,
kelelahan, efek samping pengobtan, demam,
malnutrisi dan gg pertukaran (sekunder
terhadap infeksi paru atau keganasan)
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhub dg
penurunan energi, kelelahan, infeksi respirasi,
sekresi trakeobronkial, keganasan paru dan
pneumotoraks
3. Kecemasan berhub dg prognosis yg tdk jelas,
persepsi tentang efek penyakit dan
pengobatan terhdp gaya hidup
4. Gangguan gambaran diri berhub dg penyakit
kronis, alopesia, penurunan BB dan gg seksual
5. Ketegangan peran pemberi perawatan (aktual
dan resiko) berhub dg keparahan penyakit
penerima perawatan, tahap penyakit yg tdk dpt
diprediksikan atau ketidakstabilan dlm
perawatan kesehatan penerima perawatan,
durasi perawatan yg diperlukan, ling fisik yg
tdk adekuat utk menyediakan perawatan,
kurangnya waktu santai dan rekreasi bagi
pemberi perawatan, serta kompleksitas dan
jumlah tugas perawatan.
6. Konfusi (akut atau kronis) berhub dg infeksi
SSP (toksoplasmosisa), infeksi sitomegalovirus,
limfoma dan perkembangan HIV
7. Koping keluarga berkaitan dg
ketidakmampuan utk berhub dg informasi atau
pemahaman yg tdk adekuat atau tdk tepat
tentang penyakit kronis dan perasaan yg tdk
terselesaikan secara kronis
8. Koping tidak efektif berhub dg kerentanan
individu dlm situasi krisis (penyakit terminal)
9. Diare berhub dengan pengobatan, diet dan
infeksi.
10. Kurangnya aktivitas pengalihan berhub dg
sering atau lamanya pengobatan medis,
perawatan di RS dlm wkt yg lama, bed rest
yg lama.
11. Kelelahan berhub dg proses penyakit serta
kebutuhan psikologis dan emosional yg
sangat banyak.
12. Takut berhub dg ketidakberdayaan,
ancaman yg nyata terhdp kesejahteraan diri
sendiri, kemungkinan terkucil dan
kemungkinan kematian.
13. Volume cairan kurang berhub dg asupan
cairan yg tdk adekuat sekunder terhdp lesi
oral dan diare.
14. Berduka disfungsional/diantisipasi berhub
dg kematian atau perubahan gaya hidup yg
segera terjadi, kehilangan fungsi tubuh,
perubahan penampilan, dan ditinggal mati
oleh org yg berarti (org terdekat).
15. Perubahan pemeliharaan rumah berhub dg
sistem pendukung yg tdk adekuat, kurang
pengetahuan dan kurang akrab dg sumber-
sumber komunitas
16. Keputusasaan berhub dg perubahan kondisi
fisik dan prognosis yg buruk
17. Resiko infeksi berhub dg imunodefisiensi seluler
18. Resiko penyebaran infeksi berhub faktor resiko:
sifat cairan tubuh yg menular (bkn diagnosis
NANDA)
19. Resiko injuri (jatuh) berhub dg kelelahan,
kelemahan, perubahan kognitif, esefalopati dan
perubahan neuromuskular
20. Pengelolaan pengobatan yg tdk efektif berhub
dg kompleksitas bahan-bahan pengobatan,
kurang pengetahuannya tentang peny, obat dan
sumber komunitas, depresi, sakit atau malaise
21. Ketidakseimbangan nutrisi (kurang dari
kebutuhan tubuh), berhub dg kesulitan
mengunyah, kehilangan nafsu makan, lesi oral
dan esofagus, malabsorbsi gastrointestinal dan
IO (kandadiasis dan herpes)
22. Nyeri akut berhub dg perkembangan penyakit,
efek samping pengobatan, odem limfe, sakit
kepala sekunder terhdp infeksi SSP, neuropati
perifer dan mialgia parah
23. Ketidakberdayaan berhub dg penyakit
terminal,bahan pengobatan, dan perjalanan
penyakit yang tidak bisa diprediksi
24. Kurang perawatan diri (berhias, toileting,
makan/minum dan mandi) berhub dg
penurunan kekuatan dan ketahanan,
intoleransi aktivitas dan kebingungan
akut/kronis
25. HDR (kronis dan situasional) berhub dg
penyakit kronis dan krisis situasional
26. Perubahan persepsi sensori
(pendengaran/pennglihatan) berhub dg
kehilangan pendengaran sekunder efek
pengobatan, kehilangan penglihatan akibat
infeksi
27. Pola sexsual tidak efektif berhub dg tindakan
seks yg lebih aman, takut terhdp penyebaran
infeksi HIV, tdk berhub seks, impoten
sekunder akibat efek obat
28. Kerusakan integritas kulit berhub dg
kehilangan otot dan jaringan sekunder akibat
perubahan status nutrisi, ekskoriasi perineum
sekunder akibat diare dan lesi (kandadiasis
dan herpes) dan kerusakan mobilitas fisik
29. Perubahan pola tidur berhub dg nyeri,
berkeringat di malam hari, obat-obatan, efek
samping obat, kecemasan, depresi, dan putus
obat (heroin, kokain)
30. Isolasi sosial berhub dg stigma, ketakutan org
lain terhdp penyebaran infeksi, ketakutan diri
sendiri terhdp penyebaran HIV, moral, budaya,
agama, penampilan fisik serta gg harga diri
dan gambaran diri
31. Distres spiritual berhub dg tantangan sistem
keyakinan dan nilai dan tes keyakinan spiritual
32. Adanya resiko kekerasan yg diarahkan pd diri
sendiri, spt adanya ide bunuh diri akibat rasa
keputusasaan.

Anda mungkin juga menyukai