Anda di halaman 1dari 39

Laporan kasus

ASMA BRONKIAL
Oleh :
MISBAHUL JANNAH S.Ked
(140611057)

Preseptor :
dr. Puspa Rosfadilla, M. Ked (Paru), Sp.P

BAGIAN ILMU PENYAKIT PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2019

1
21/05/
BAB 1
PENDAHULUAN
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan
dan kematian di Indonesia. Prevalensi asma, terutama di
negara-negara maju, dalam tiga puluh tahun terakhir terjadi
peningkatan. Asma dapat timbul pada berbagai usia, dapat
terjadi pada laki-laki dan wanita. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa prevalensi asma di Indonesia
diperkirakan sekitar 3-8,02%. Prevalensi morbiditas dan
mortalitas asma akhir-akhir ini dilaporkan meningkat di
seluruh dunia.
2 5/21/2019
BAB 2
Laporan kasus

3 5/21/2019
Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jambo mesjid, Blang mangat, Aceh utara
Suku : Aceh
No RM : 41.17.13
TMRS : 28 Maret 2019

4 5/21/2019
Anamnesis

– Keluhan Utama
Sesak nafas berbunyi sebelum masuk
rumah sakit

– Keluhan tambahan
Batuk berdahak warna putih susu
selama 1 minggu dan nyeri dada

5 5/21/2019
6
KELUHAN UTAMA
Sesak napas sejak 1 hari SMRS.

KELUHAN TAMBAHAN
Batuk berdahak sejak 2 hari SMRS, nyeri dada saat sesak napas dan
mata merah berair.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke IGD RSU Cut Meutia Aceh Utara dengan keluhan
sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Nafas disertai suara mengi. Sesak
nafas diakui timbul saat pasien menghirup debu di tempat kerja
bangunan 1 hari SMRS, terkena asap, dan terkena udara dingin,
terutama saat malam menjelang dini hari.

5/21/2019
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
– Riwayat DM (-)
– Riwayat Hipertensi (-)
– Riwayat Asma (+) sejak umur 6 tahun
– Riwayat Alergi terhadap debu, asap dan udara dingin (+)

RIWAYAT PEMAKAIAN OBAT


Pasien mengaku memakai obat salbutamol dan dexametason saat
serangan sesak napas sejak umur 13 tahun. Ketika meminum obat
tersebut pasien mengaku sesak nafas berkurang.

7
5/21/2019
STATUS INTERNUS

– Keadaan umum : sakit sedang


– Kesadaran : compos mentis / E4M6V5
– Tekanan Darah : 100/60 mmHg
– Frekuansi Nadi : 71x/menit
– Frekuensi Napas : 32x/menit
– Suhu : 36,8°C

8 5/21/2019
MATA
KEPALA : normocephali , Konjungtiva palp. Inf. Pucat
warna rambut hitam (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor, RCL/RCTL (+/+)
edema (+/+) injeksi siliar dan
TELINGA : Normotia konj OD +
HIDUNG: Sekret (-/-)
THORAKS
Inspeksi : Statis dan dinamis,
MULUT: kandidiasis oral
pergerakan dan bentuk dada
(-), faring hiperemis(-),
simetri kanan dan kiri
Tonsil hiperemis (-), Palpasi : Fremitus taktil dada
Stomatitis (-) dibawah kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor
LEHER: Pembesaran
Auskultasi: Vesikuler (+/+),
KGB (-), TVJ (N) 5+0 cm rhonki (-/+), Wheezing (+/+)
H2O. Pembesaran Tiroid (-)

ABDOMEN : soepel, JANTUNG : I : ictus cordis


Nyeri tekan (-), shifting tdk terlihat, P : Ictus cordis
dullness (-), undulasi (-) teraba di ics VI linea
peristaltik (+), distensi (-). midclavicula sinistra, Thrill (-),
P: batas jantung melebar,
EXTREMITAS INFERIOR A : M1>M2,A2>A1, P2>P1,
Ikterik (-/-), Edema (-/-),
9
sianosis (-/-)
21/05/2019
P2>A2, murmur sistolik (-),
gallop (-). 9
5/21/2019
PEMERIKSAAN
FOTO THORAKS PENUNJANG

10
5/21/2019
LABORATORIUM
TANGGAL
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
20/03/2019

HEMATOLOGI

Hb 12,0-16,0 gr/dl 14,0

Ht 47-47 % 33,0%

Leukosit 4,0-11,0 x 103/ mm3 4,95

Eritrosit 3,8-5,8juta/ mm3 4,04


INDEX ERITROSIT

MCV 79-99 fL 81,7

MCH 27-32 pg 34,7

MCHC 33-37 % 42,5

Trombosit 150-450 ribu/mm3 256


KIMIA KLINIK

Karbohidrat

Glukosa Darah Sewaktu 110-200 mg/dL 173


Fungsi Ginjal

Ureum 20-40 mg/dL 18,02

Kreatinin 0,60-1,00 mg/dL 0,60

11
AsamUrat <6,8 mg/dL 3,7 5/21/2019
12
RESUME
Pasien datang ke IGD RSU Cut Meutia Aceh Utara dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Nafas disertai
suara mengi. Sesak nafas diakui timbul saat pasien menghirup debu di lingkungan rumah 1 hari SMRS, terkena
asap, dan terkena udara dingin, terutama saat malam menjelang dini hari. Sesak juga muncul saat pasien
bekerja berat dan membaik saat beristirahat. Pasien juga mempunyai alergi terhadap debu, asap dan udara
dingin. Apabila terpajan debu, asap, dan udara dingin biasanya pasien langsung bersin berulang kali, keluar
sekret cair dari hidung, hidung gatal dan mata berair kemudian dilanjutkan dengan munculnya sesak napas.
Serangan sesak napas terakhir kali sebelum ini 1 bulan yang lalu akibat terpajan debu, namun segera membaik
setelah meminum obat. Keluhan disertai batuk berdahak sejak 2 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan terasa
nyeri dan berat pada dada saat serangan sesak nafas datang serta mata merah berair. Riwayat demam 2 hari
SMRS namun saat masuk ke RS demam sudah tidak ada.

Tekanan darah 100/60 mmHg. Nadi normal (95 kali per menit, reguler). Frekuensi nafas agak cepat (26 kali per
menit). Suhu tubuh (36,4 oC). Pada pemeriksaan fisik inspeksi di temukan pergerakan dinding dan bentuk dada
simetris kanan dan kiri, pada palpasi fremitus taktil dan fremitus vokal getaran dada simetris, pada perkusi
dada sonor, dan auskultasi terdengar wheezing +/+, rhonki +/+.
5/21/2019
DIAGNOSIS

13
Diagnosis banding : Asma bronkial, Rhinitis alergika
Diagnosis kerja : Asma bronkial derajat intermitten

TATALAKSANA
■ IVFD RL fls 20 gtt/i
■ O2 1-2 liter/menit
■ Nebulisasi Combivent 1 amp/8 jam
■ Injeksi Metilprednisolon vial 125 mg/12 jam
■ Injeksi Ceftriaxon 1 amp/12 jam
■ Drip aminofilin 1 amp/fls

PROGNOSIS
■ Quo ad vitam : dubia ad bonam
■ Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
■ Quo ad sanationam : dubia ad bonam
5/21/2019
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
28/3/2019 - Sesak nafas (+) KU: lemah Asma Bronkial IVFD Asering fls 20 gtt/i

14 -

-
Batuk (+) dahak
(+)
Nyeri dada (+)
Kesadaran: E4M6V5
TD: 100/60 mmHg
HR: 81x/menit
O2 1-2 liter/menit

Nebulisasi Combivent 1 amp/8


saat sesak RR: 32x/menit jam
- Mata merah T: 36,8°C
berair Thorax: Injeksi Metilprednisolon vial 125
Pulmo : RH (-/+), WH mg/12 jam
(+/+)
Injeksi Cefotacim 1 amp/12 jam

Injek Ranitidine amp/12 jam

Oral Cetirizine 2x1

Oral Vectrine 2x1 C

Oral Antasida 3x1 C


29/3/2019 - Sesak nafas (+) KU: lemah Asma Bronkial IVFD Asering fls 20 gtt/i
- Batuk (+) dahak Kesadaran: E4M6V5
(+) TD: 110/70 mmHg O2 1-2 liter/menit
- Nyeri dada (+) HR: 93x/menit Nebulisasi Flexotide + Combivent
saat sesak RR: 21x/menit 1 amp/8 jam
- Mengi (+) T: 35,6°C
Thorax: Injeksi Metilprednisolon vial 125
Pulmo : RH (-/-), WH mg/12 jam
(+/+)
Injeksi Cefotacim 1 amp/12 jam

Injek Ranitidine amp/12 jam

Oral Cetirizine 1x1

Oral Vectrine 2x1 C


5/21/2019
Oral Antasida syr 3x1 C
15
Tanggal S O A P
30/3/2019 - Sesak nafas↓ KU: baik Asma Bronkial IVFD Asering 20 gtt/i
PBJ - Batuk (-) dahak Kesadaran: E4M6V5
O2 1-2 liter/menit
(-) TD: 110/70 mmHg
- Nyeri dada (-) HR: 92x/menit Nebulisasi Combivent + Flexotide
RR: 21x/menit 1 amp/8 jam
T: 36,9°C
Thorax: Injeksi Metil prednisolon vial 125
Pulmo : RH (-/+), WH mg/12 jam
(-/-)
Injeksi Cefotaxime 1 amp/12 jam

Cetirizine 1x1

N-Acetyl Cystein 2x1

5/21/2019
16
TINJAUAN pustaka

ASMA BRONKIAL

5/21/2019
17
Definisi

Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernafasan yang


menyebabkan terjadinya hipereaktivitas bronkus sehingga terjadi
trias asma yaitu :
1) edema mukosa
2) Bronkokontriksi
3) peningkatan sekresi
yang ketiganya mengakibatkan gejala episodik seperti sesak nafas,
batuk dan mengi biasanya di malam hari akibat obstruksi saluran
nafas yang luas, bervariasi dan bersifat reversible dengan atau
tanpa pengobatan.
5/21/2019
18
Menurut WHO (World Health
Di Indonesia, berdasarkan Riset
Organization) tahun 2011, 235 juta
Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
orang di seluruh dunia menderita
tahun 2013 didapatkan hasil
asma dengan angka kematian
prevalensi nasional untuk penyakit
lebih dari 8% di negara-negara
asma pada semua umur adalah
berkembang yang sebenarnya
4,5 % .
dapat dicegah

National Center for Health


Statistics (NCHS) pada tahun 2011,
mengatakan bahwa prevalensi
asma menurut usia sebesar 9,5%
pada anak dan 8,2% pada dewasa,
sedangkan menurut jenis kelamin
7,2% laki-laki dan 9,7%
perempuan.

5/21/2019
19
Faktor Resiko

– Hipereaktivitas jalan nafas


– Faktor genetik
– Atopi
– Jenis Kelamin
– Ras/ etnik

5/21/2019
Patogenesis
20

– Obstruksi saluran
respiratori
– Hipereaktivitas saluran
respiratori
– Otot polos saluran
respiratori
– Hipersekresi mukus

5/21/2019
21

– Teori terbaru mengenai patogenesis asma adalah hubungan antara suatu


proses inflamasi dengan proses remodeling sel epitel yang rusak akibat
proses inflamasi.
– Pada remodeling saluran respiratori, terjadi serangkaian proses yang
menyebabkan deposisi jaringan penyambung dan mengubah struktur
saluran respiratori melalui proses dediferensiasi, migrasi, diferensiasi, dan
maturasi struktur sel.
– Miofibroblas yang teraktivasi akan memproduksi faktor-faktor
pertumbuhan, kemokin, dan sitokin yang menyebabkan proliferasi sel-sel
otot polos saluran respiratori dan meningkatkan permeabilitas
mikrovaskular, menambah vaskularisasi, neovaskularisasi, dan jaringan saraf.
5/21/2019
Klasifikasi
22
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru
I.Intermiten Bulanan APE > 80%

 Gejala < 1x/mgg  < 2x sebulan  VEP1 > 80% nilai


 Tanpa gejala diluar prediksi APE > 80%
serangan nilai terbaik
 Serangan singkat  Variabiliti APE <
20%
II. Persisten Ringan Mingguan APE > 80%

 Gejala > 1x/mgg  > 2x sebulan  VEP1 > 80% nilai


tetapi < 1x/hari prediksi APE > 80%
 Serangan dapat nilai terbaik
mengganggu  Variabiliti APE 20-
aktiviti dan tidur 30%

5/21/2019
23
III. Persisten Sedang Harian APE 60 - 80%

 Gejala setiap hari  > 1x/mgg  VEP1 60-80% nilai


 Serangan mengganggu prediksi APE 60-80%
aktiviti dan tidur nilai terbaik
 Membutuhkan  Variabiliti APE >30%
bronkodilator setiap hari

III. Persisten Berat Kontinyu APE <60%

 Gejala terus menerus  sering  VEP1 <60% nilai


 Sering kambuh prediksi APE <60%
 Aktiviti fisik terbatas nilai terbaik
 Variabiliti APE >30%

5/21/2019
Gejala dan Tanda Berat Serangan Akut Keadaan

24 Ringan Sedang Berat


Mengancam Jiwa

Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat

Posisi Dapat tidur Duduk Duduk


telentang membungkuk

Cara berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata

Kesadaran Mungkin gelisah Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah,


kesadaran menurun

Frekuensi napas < 20x/menit 20-30x/menit > 30x/menit

Nadi < 100 100-120 >120 Bradikardi

Pulsus paradoksus - 10 mmHg +/- 10-20 mmHg + > 25 mmHg

5/21/2019
25
Otot bantu napas dan
retraksi suprasternal
- + + Torakoabdominal
paradoksal

Mengi Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan Silent Chest


paksa ekspirasi

APE > 80% 60-80% < 60%

PaO2 > 80 mmHg 80-60 mmHg < 60 mmHg

PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg

SaO2 > 95% 91-95% `< 90%

5/21/2019
Anamnesis
26
– Batuk dan/atau mengi yang memburuk dengan progresif
– sesak nafas dari ringan sampai berat
– Pada serangan sedang, gejala bertambah berat pasien sulit
mengungkapkan kalimat
– Pada serangan asma berat, gejala sesak dan sianosis dapat dijumpai, pasien
berbicara terputus-putus saat mengucapkan kata-kata.

Pemeriksaan Fisik
■ Pada serangan ringan pasien masih aktif, dapat berbicara lancar, tidak
dijumpai adanya retraksi baik di sela iga maupun epigastrium. Frekuensi
nafas masih dalam batas normal
■ Pada serangan sedang dan berat dapat dijumpai adanya wheezing terutama
pada saat ekspirasi, retraksi, dan peningkatan frekuensi nafas dan denyut
nadi bahkan dapat dijumpai sianosis
■ Timbul hipersekresi lendir, edema dinding bronkus dan konstriksi otot polos
bronkus mengakibatkan timbulnya gejala batuk, pada auskultasi dapat
terdengar ronkhi basah kasar dan mengi.

5/21/2019
27
Pemeriksaan Penunjang
– Pada AGD dapat dijumpai adanya peningkatan PCO2 dan
rendahnya PO2 (hipoksemia)
– Uji fungsi paru dapat ditemukan adanya penurunan FEV1 yang
mencapai <70% nilai normal
– Peningkatan kadar IgE dan eosinofil total umum dijumpai pada
pasien asma

Penatalaksanaan
■ Non-medikamentosa
■ Medikamentosa
■ Suportif

5/21/2019
Penatalaksaan serangan asma di rumah sakit

28

5/21/2019
29

5/21/2019
30

5/21/2019
31

5/21/2019
32

5/21/2019
33 Controller
Medikasi Sediaan Obat Dosis dewasa
Kortikosteroid
sistemik
Metilprednisolon Tablet 4,8,16 mg 4-40mg mg/hari, dosis tunggal
Prednison atau terbagi
Tablet 5 mg
Short course: 20-40 mg/hari
dosis tunggal atau terbagi selam
3-10 hari
Kromolin &
Nedokromil IDT 5 mg/semprot 1-2 semprot, 3-4x/hari
Kromolin IDT 2 mg/semprot 2 sempror, 2-4x/hari
Nedokromil
5/21/2019
Agonis β2 kerja lama

34
Salmeterol IDT 25 mcg/ semprot 2-4 semprot, 2x/hari
Bambuterol Rotadisk 50 mcg 1 x 10 mg/hari, malam
Prokaterol Tablet 10 mg 2 x 50 mcg/hari
Formoterol Tablet 25, 50 mcg 2 x 5 ml/hari
Sirup 5 mcg/ml 4,5-9 mcg 1-2x/hari
IDT 4,5; 9 mcg/semprot
Metilxantin
Aminofilin lepas Tablet 225 mg 2x1 tablet
lambat Tablet 125, 250, 300 mg 2x125-300 mg
Teofilin lepas lambat 2x/hari;
200-400 mg 1x/hari
400 mg
Antileukotrin
Zafirlukast Tablet 20 mg 2x20 mg/hari 5/21/2019
35

Steroid inhalasi
Flutikason IDT 50, 125 125-300 mcg/hari
Budesonide mcg/semprot 100-800 mcg/hari
IDT, Turbuhaler
Beklometason 100-800 mcg/hari
100,200,400 mcg
IDT,rotacap, rotahaler,
rotadisk

5/21/2019
36
Komplikasi
– Emfisema
– Atelektasis
– Bronkiektasis
– Gagal nafas
– Pada asma kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung dara

Prognosis
■ Mortalitas akibat asma jumlahnya kecil
■ Kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi beresiko
yang jumlahnya kira-kira 10 juta penduduk
■ 50-80% kasus prognosisnya baik
5/21/2019
Tatalaksana

1. Pemberian Obat-obatan
a. Antibiotik
b. Bronkodilator
c. Mukolitik dan Ekspetoran
2. fisioterapi > mengeluarkan sekret dalam saluran napas >
memperbaiki fungsi paru
Cara : latihan napas dan drainase postural
3. Pembedahan > menghilangkan area parenkim paru yang rusak
5/21/2019
37
Prognosis

1. Pemilihan pengobatan secara tepat (konservatif atau


pembedahan) dapat memperbaiki prognosis penyakit.
2. Pada kasus-kasus yang berat dan tidak diobati,
prognosisnya jelek, survivalnya tidak akan lebih dari
5-15 tahun.

5/21/2019
38
TERIMA
KASIH

39 5/21/2019

Anda mungkin juga menyukai