Anda di halaman 1dari 11

PRESENTASI JURNAL READING 1

Otogenic Tetanus: Continuing clinical Callenge in the


developing Country
Otorhinology Department, University College Hospital, Ibadan, Nigeria

BY:
FITRA PHALEVI
140611010
ADVISOR:
DR. DR. INDRA ZACHREINI, SP.T.H.T.K.L (K)
2
Otogenic Tetanus: Continuing clinical
Callenge in the developing Country
Otorhinolaryngology Departement, University College Hospital, Ibadan,
Nigeria

S.A. Ogunkeyede, A.J. Fasunla, A.A. Adeosun and O.A. Lasisi

Journal of Rhinolaryngo-Otologies, 2013. 1. 87-90


3
INTRODUCTION
 The World Health Organization planned to
eradicate tetanus by 1995, but it still remains
an important cause of death in developing
countries such as Nigeria till today.
 In spite of simple preventive measures
available through immunisation, tetanus
remains a major cause of mortality in the
developing countries.
MATERIALS AND
4

METHOD
 Melakukan pembaruan informasi, metode terhadak kontrasepsi darurat
 Memberikan Rekomendasi terhadap akses dan advokasi mengenai
kontrasepsi darurat
Jenis 5

1. Non Hormonal
Cooper IUD
a. Satu-satunya kontrasepsi darurat non hormonal
b. Paling efektif dengan tingkat kesalahan 0,9%
c. Insersi minimal 5-7 hari sebelum UPIC ( berhubungan)
d. Mekanisme kerja dengan menghasilkan ion yang membuat sperma
gagal dalam melakukan fertilisasi
e. Dapat bertahan dalam uterus sampai 10 tahun
f. Kontraindikasi ( kehamilan, infeksi pelvis, alergi, abnormalitas uterus)
g. Komplikasi ( infeksi, ekpulsi)
h. Pemakain IUD pada kontrasepsi darurat tidak direkomendasikan
2. Hormonal 6
UPA ( antiprogestrin ulipristal acetat)
a. Dosis rekomendasi adalah 30 mg
b. Bekerja dengan mencegah dan menghambat ovulasi

Mifepristone ( Antiprogesteron)
a. Dosis rekomendasi 25-50 mg) atau dosis rendah <25 mg
b. Bekerja dengan cara mencegah atau memperlambat ovulasi
Levonorgestrel ( progrestin) 7
a. Tersedia luas dan dapat diakses dengan OTC
b. Bekerja dengan mencegah dan menghambat ovulasi
c. Dosis rekomendasi 1.5 mg

The Yuzpe Method ( Kombinasi estrogen dan progesteron)


a. Kurang efektif dibandingkan kontrasepsi emergensi lain
b. Paling banyak memiliki efek samping
c. Tidak direkomendasikan diberikan pada lini pertama
8
Kontraindikasi pemakain hormonal kontrasepsi:
Levonorgestrel, UPA, Mifepristone : saat hamil, hipersensitifitas,
perdarahan vagina, gagal adrenal
9

Pengaruh kontrasepsi emergensi terhadap berat badan


 Semua efektifitas kontrsepsi darurat dipengaruhi oleh berat badan
 Obesitas bukan merupakan kontraindikasi pada wanita obesitas
 Pada wanita obesitas kegagalan yang dapat terjadi (
levonorgestrel (5,8%) sedangkan UPA (2,6%)
 UPA merupakan pilihan pada kontrasepsi darurat pada wanita
dengan obesitas
Rekomendasi SAHM ( Society For Adolescent 10
Health And Medicine) Pada Layanan kesehatan
1. Penyedia layanan kesehatan harus memiliki pengetahuan tentang
kontrasepsi darurat dan didorong untuk memberikan konseling untuk
semua remaja dan dewasa muda
2. Perlu dilakukan edukasi bahwa pada wanita yang obesitas
kontrasepsi emergensi oral kurang efektif
3. Kontraseps darurat harus ditawarkan selama kunjungan rutin dan
obat dibawa pulang agar tersedia saat dibutuhkan
Rekomendasi SAHM ( Society For Adolescent
Health And Medicine) Terhadap Akses dan 11
Advokasi Kontrasepsi Darurat
1. SAHM mendukung dalam upaya mengubah pandangan dan status
terhadap akses kontrasepsi darurat menjadi OTC
2. Pelayanan kesehatan didorong untuk menjelaskan lebih dalam
mengenai akses pasien terhadapak kontrasepsi darurat ( masalah
finansial, transportasi, kepercayaan diri)
3. Tenaga kesehatan dan farmasi didorong untuk membuat protokol
tertulis.
4. Guru dan sekolah didesak untuk melakukan edukasi mengenai
kontrasepsi darurat melalui kurikulum pembelajarannya nya
5. Tenaga kesehatan dan remaja direkomendasi untuk membuat
sebuah jaminan akses terhadap kontraepsi darurat
6. Farmasi harus secara rutin menyediakan suplai dan ketersediaan dari
berbagaia jenis kontrasepsi darurat

Anda mungkin juga menyukai