Anda di halaman 1dari 65

LI 1

MENJELASKAN PSIKOSIS AKUT


Definisi
• Gangguan psikosis yang terjadi selama 1-
30hari(bulan) dan dapat kembali ke tingkat
fungsional premorbid
Patofisiologi
• Studi menunjukkan bahwa dopamine
berpengaruh pada perkembangan psikosis, hal
ini dibuktikan dengan penggunaan obat
antipsikotik yang memblok reseptor d2 untuk
dopamine terbukti efektif untuk menurunkan
respon psikosis. Hal ini dapat menjelaskan
kenapa pada orang yang mengalami trauma
psikis dapat mengalami psikosis akut
Gambaran Klinis
• Gejala psikosis akut  satu gejala mayor
psikosis
– Halusinasi
– Delusi
– Pemikiran yg tidak terorganisir
– Karakteristik  emosi tak stabil, perilaku aneh, berteriak/menjadi
pendiam, gangguan memori terhadap peristiwa yang baru terjadi
– Faktor presipitasi  kondisi/keadaan yang membuat seseorang menjadi
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan &
sedih Sadock's Synopsis of Psychiatry Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry. 11th Ed.
Philadephia: Lippincott Wolters Kluwer Health:
2015
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
• Onset akut : perubahan dr keadaan tanpa gejala psikotik ke berkembang menjadi keadaan menetap & berbahaya
keadaan psikosis yg jelas abnormal yg tjd dlm periode 2
minggu atau kurang • Klasifikasi :
• Sindrom yg khas  keadaan yg beraneka ragam & berubah – F23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala
cepat “polimorfik”, & adanya gejala skizofrenik yg khas skizofrenia
• Stres akut yg terkait dng gangguan ini jg dpt ditentukan, yg – F23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan
secara lazim berhub dng terjadinya psikosis akut gejala skizofrenia
– Gejala psikotik yg I tjd dlm waktu kira2 2 minggu – F23.2 Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut
sesudah 1 kejadian atau > yg dianggap menekan bagi
kebanyakan orang dlm situasi yg sama & dlm – F23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dng
lingkungan budaya yg sama predominan waham
– Kejadian yg khas : kesedihan, kehilangan mitra atau – F23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
pekerjaan scr tak terduga, perceraian, atau trauma – F23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara YTT
psikologis krn perperangan, terorisme, penyiksaan – Karakter ke-5 dpt digunakan u/ menentukan ada atau
– Kesulitan atau problem yg berkepanjangan tdk boleh tidaknya penyerta stres akut
dimasukan sbg sumber stres dlm konteks ini • .x0 Tanpa penyerta stress akut
• Prognosis : • .x1 Dengan penyerta stres akut
– Kesembuhan sempurna biasanya tjd dlm 2-3 bulan,
sering dlm berberapa minggu atau bahkan berberapa
hari & hanya sbg kecil dr ps dng gangguan ini Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,
1993
Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V,
2013
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
• Pedoman diagnostik individual dpt menonjol dr waktu ke waktu
– Menggunakan urutan diagnosis yg mencerminkan – Tdk ada penyebab organik, spt trauma kapitis,
urutan prioritas yg diberikan u/ ciri2 utama terpilih delirium, atau demensia. Tdk merupakan intoksikasi
dari gangguan ini. Urutan prioritas yg dipakai : akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan
a) Onset yg akut (dlm masa 2 minggu atau kurang = • Kriteria diagnostik DSM V gangguan psikotik sementara
jangka waktu gejala2 psikotik menjadi nyata & – Adanya 1 atau lebih gejala berikut :
mengganggu sedikitnya berberapa aspek 1) Waham
kehidupan & pekerjaan sehari2, tdk termasuk
periode prodromal yg gejalanya sering tdk jelas) 2) Halusinasi
sbg ciri khas yg menentukan seluruh kelompok 3) Bicara kacau (co : inkoheren, atau frequent
b) Adanya sindrom yg khas (berupa “polimorfik” = derailment)
beraneka ragam & berubah cepat, atau 4) Perilaku katatonik atau kacau secara keseluruhan
“schizophrenia-like” = gejala skizofrenik yg khas) – Durasi episode gangguan sekurang2nya 1 hari tetapi
c) Adanya stres akut yg berkaitan (tdk selalu ada, kurang dari 1 bulan, & akhirnya kembali ke tingkat
sehingga dispesifikasi dng karakter ke-5; x0 = sebelum sakit
tanpa penyerta stres akut; x1 = dng penyerta – Gangguan tidak disebabkan gangguan mood dng
stres akut). Kesulitan atau problem yg gambaran psikotik, gangguan skizoafektif, atau
berkepanjangan tdk blh dimasukan sbg sumber skizofrenia & tdk disebabkan efek fisiologi langsung
stress dlm konteks ini suatu zat (co : penyalahgunaan obat, pengobatan)
d) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan atau kondisi medis umum
berlangsung • 298.8 (F23) : brief psychotic disorder
– Tidak ada gangguan dlm kel ini yg memenuhi kriteria
episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-), Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,
walaupun perubahan emosional & gejala2 afektif 1993
Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM
V
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
• Prognosis : • Stresor pemicu berat
– Sekitar separuh ps yg I x digolongkan sbg penderita
gangguan psikotik seementara kemudian • Awitan gejala mendadak
menunjukkan sindrom psikiatri kronik spt
skizofrenia & gangguan mood • Gejala afektif
– Namun ps dng gangguan psikotik sementara
memiliki prognosis yg baik • Bingung & limbung selama
– Lamanya gejala akut & residual hanya berberapa psikosis
hari
– Kadang2 gejala depresif tjd setelah resolusi gejala • Sedikit penumpulan afektif
psikotik, & bunuh diri menjadi masalah yg harus
diperhatikan slm fase psikotik & fase depresif • Durasi gejala singkat
pascapsikotik
– Gambaran prognosis baik u/ gangguan psikotik
• Tidak ada keluarga
sementara : skizofrenik
• Penyesuaian yg baik sebelum • Tatalaksana :
– 2 gol obat utama : antipsikotik & ansiolitik
sakit – Obat antipsikotik potensi tinggi atau atipikal spt
• Sedikit ciri skizoid sebelum haloperidol (Haldol) atau risperidon (Risperdal) dpt
digunakan
sakit – Sbg alternatif, ansiolitik spt benzodiazepine dpt
digunakan pd pengobatan psikosis jangka pendek
Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. Edisi ke-2,
2010
F23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
• Suatu gangguan psikotik akut dimana jelas terdapat berubah dlm jenis &
halusinasi, waham, & gangguan persepsi, tetapi bersifat
sgt bervariasi & berubah dr hari ke hari atau bahkan dr intensitasnya dr hari ke hari
jam ke jam
• Cenderung mempunyai onset mendadak (dalam 48 jam)
atau dlm hari yg sama
& gejalanya cepat mereda; pd sbg besar kasus tdk
terdapat stres pencetus yg jelas
c) Harus ada keadaan emosional
• Apabila gejala2 tsb menetap dlm waktu > 3 bulan  yg sama beraneka ragamnya
diagnosis harus diubah
– Gangguan waham menetap (F22.-)
d)Walaupun gejala2nya beraneka
– Gangguan psikotik nonorganik lainnya (F28) ragam, tidak satupun dr gejala
• Pedoman diagnostik : itu ada secara cukup konsisten
– Untuk diagnosis pasti harus memenuhi : dpt memenuhi kriteria
a) Onset harus akut (dr suatu skizofrenia (F20.-) atau episode
keadaan nonpsikotik sampai manik (F30.-) atau episode
keadaan psikotik yg jelas dlm depresif (F32.-).
kurun waktu 2 mgg atau • Termasuk :
kurang) – Boufee delirante tanpa gejala skizofrenia atau YTT
– Psikosis sikloid tanpa gejala skizofrenia atau YTT
b)Harus ada berberapa jenis Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan
halusinasi atau waham yg ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V, 2013
Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,
1993
F23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia
• Suatu gangguan psikotik akut yg memenuhi kriteria deskriptif u/ gangguan psikotik polimorfik akut (F23.0),
tetapi yg selalu disertai dng gejala skizofrenik yg khas
• Pedoman diagnostik :
a) Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) dari F23.0 yg khas u/ gangguan psikotik polimorfik akut
b) Disertai gejala2 yg memenuhi kriteria u/ diagnosis skizofrenia (F20.-) yg harus sudah ada u/ sbg besar
waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas
c) Apabila gejala2 skizofrenia menetap u/ > 1 bulan maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-)
• Termasuk :
– Boufee delirante dng gejala skizofrenia
– Psikosis sikloid dng gejala skizofrenia

Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,


1993
Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V,
2013
F23.2 Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut (schizophrenia-like)
• Suatu gangguan psikotik akut dng gejala2 psikotik yg scr c) Kriteria u/ psikosis polimorfik
komparatif bersifat cukup stabil & memenuhi kriteria u/
skizofrenia (F20.-) tetapi hanya berlangsung < 1 bulan akut tdk terpenuhi
lamannya – Apabila gejala2 skizofrenia menetap u/ kurun
• Pedoman diagnostik : waktu > 1 bulan lamanya, maka diagnosis harus
– Untuk diagnosis pasti harus memenuhi : diubah menjadi skizofrenia (F20.-)
• Diagnosis banding
a) Onset gejala psikotik harus – Gangguan waham organik (F06.2)
akut (2 mgg atau kurang, dr – Gangguan skizofrenia lainnya (F20.8)
suatu keadaan nonpsikotik • Termasuk :
– Skizofrenia akut (tak terinci)
menjadi keadaan yg jelas
– Gangguan skizofreninom singkat
psikotik) – Psikosis skizofreninom singkat
b)Gejala2 yg memenuhi kriteria – Oneirofrenia
– Reaksi skizofrenik
u/ skizofrenia (F20.-) harus • Tidak termasuk :
sudah ada u/ sbg besar waktu – Gangguan waham organik (lir-skizofrenia) (F06.2)
sejak berkembangnya – Gangguan skizofreninom YTT (F20.8)
gambaran klinis yg jelas Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,
psikotik Buku saku1993
diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V,
2013
F23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dng predominan waham
• Gangguan psikotik akut dng waham & halusinasi yg scr
komparatif stabil merupakan gambaran klinis utama,
c) Baik kriteria untuk skizofrenia
tetapi tdk memenuhi kriteria u/ skizofrenia (F20.-) (F20.-) maupun untuk
• Waham kejar atau waham rujukan adalah lazim, & gangguan psikotik polimorfik
halusinasi biasanya auditorik (suara2 yg berbicara lsg dng
ps) akut (F23.-) tidak terpenuhi
• Pedoman diagnostik : – Kalau waham2 menetap > 3 bulan lamanya, maka
– Untuk diagnosis pasti harus memenuhi : diagnosis harus diubah menjadi gangguan waham
menetap (F22.-). Apabila hanya halusinasi yg
a) Onset dr gejala psikotik harus menetap > 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus
diubah menjadi gangguan psikotik nonorganik
akut (2 minggu atau kurangdr lainnya (F28)
keadaan nonpsikotik sampai • Termasuk :
jelas psikotik) – Reaksi paranoid
– Psikosis paranoid psikogenik
b) Waham & halusinasi harus
sudah ada dlm sbg besar
waktu sejak berkembangnya
keadaan psikotik yg jelas Buku sakuPedoman
1993
penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,
diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V,
2013
F23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
• Gangguan psikotik akut lain yg tdk dpt diklasifikasi ke dalam kategori manapun dalam F23 (seperti keadaan
psikotik akut dng waham halusinasi yg jelas ada, tetapi menetap hanya untuk sebagian kecil waktu)
• Keadaan2 gaduh gelisah tak khas harus jg masuk ke dlm kode ini kalau informasi yg lebih rinci ttg keadaan
mental ps tdk dpt diperoleh, dng syarat tdk ada tanda suatu penyebab organik

F23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara YTT


• Termasuk : psikosis reaktif (singkat) YTT

Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,


Buku saku1993
diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V,
2013
Prognosis
• European studies  50-80% pasien tidak
menunjukkan masalah psikiatrik berat
• Gejala depresif  resolusi gejala psikotik;
hati-hati percobaan bunuh diri!

Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan &


Sadock's Synopsis of Psychiatry Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry. 11th Ed.
Philadephia: Lippincott Wolters Kluwer Health:
2015
LI 2

MENJELASKAN GANGGUAN
DELUSIONAL
Gg Delusional
• Suatu gg psikiatrik dimana gejala yg utama adalah waham.
• Waham suatu perasaan keyakinan/kepercayaan yg keliru
,berdasarkan kesimpulan yg keliru,tdk konsisten dgn
intelegensia & latar belakang budaya ps & tdk bs diubah
lewat penalaran /dgn jalan pnyajian fakta.

• GG delusional mmpnyai onset yg lbh lambat dari skizofrenia

• Psien dgn gg delusional jg tdk memilii gejala lain yg


ditemukan pd skizofrenia spt halusinasi yg
menonjol,pendataran afektif & gejala + pd gg pikiran
Epidemiologi
• Gangguan delusional merupakan suatu gangguan yg jarang
tapi memang ada di dalam populasi dgn angka yg agak tetap.
• Prevalensi gangguan delusional di US : ± 0,025-0,03%.
• Gangguan delusional lebih jarang dibandingkan skizofrenia
(prevalensi ± 1%) & ggn mood (prevalensi ± 5%)
• Usia onset rata” = ±40 thn, rentang usia untuk onset = 18-90
thn
• Terdapat sedikit lebih banyak pada pasien wanita.

Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11th Edition.
Etiologi
• Pnyebab nya skrg msh blm diketahui ,ttp berbagai kondisi medis
nonpsikiatrik & zat dpt mnyebabkan waham,jdi faktor biologis dpt
jg mnyebabkan waham tp tdk selalu.

• Keadaan neurologis yg paling sering berhubungan dgn waham


keadaan yg mempengaruhi sistem limbik & ganglia basalis

– Pd ps yg mmiliki waham o/gg neurologis tnpa gg kecerdasan


cenderung mmiliki waham yg kompleks
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11th Edition.
Gangguan Waham
• Kriteria diagnostik DSM V gangguan waham : penghargaan, identitas yg
a) Terdapat 1 atau lebih waham dengan durasi 1 bulan
atau lebih berlebihan atau hub khusus thd
b) Kriteria A skizofrenia tidak pernah terpenuhi org yg terkenal atau dewa
c) Berbeda dng dampak waham atau hasil akhirnya, fungsi
tdk terganggu scr nyata & perilaku tdk scr jelas aneh • Waham cemburu : pasangan
atau bizar seks seseorang dianggap tidak
d) Jika episode mood telah tjd bersamaan dng waham,
durasi totalnya singkat dibandingkan durasi periode setia
waham • Waham kejar : org (atau
e) Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis suatu zat scr
langsung (co : penyalahgunaan obat, suatu obat) atau seseorang yg dekat) dianggap
kondisi medis umum diperlakukan dng kasar
– Tentukan jenis waham yg menonjol :
• Waham somatik : org
• Waham erotomania : pd tipe
mempunyai berberapa cacat
waham ini, org lain, dng status
fisik atau kondisi medis umum
lebih tinggi, jatuh cinta
kepadanya • Waham campuran : ciri khas
lebih dari 1 tipe di atas tetapi
• Waham kebesaran : terdapat
tdk ada tema yg menonjol
kekuatan, pengetahuan,
• Waham yg tidak ditentukan
Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. Edisi ke-2,
2010
Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V, 2013
Waham kejar
• Sering ditemukan (bersama waham cemburu)
• Tidak ada psikopatologi lain, seperti gangguan
kepribadian, atau gangguan pada sebagian
besar kemampuan fungsi

Kaplan & Sadock edisi 2


Waham cemburu
• Disebut juga paranoia konjungal (ex: waham
bahwa pasangan tidak setia)
• Biasa mengenaik laki-laki
• Biasa tidak memiliki penyakit psikiatri lain
• Dapat tampak mendadak dan dapat
menjelaskan kejadian saat ini dan masa lalu
yang dialami pasien yang melibatkan perilaku
pasangan Kaplan & Sadock edisi 2
Waham erotomania
• Waham kekasih rahasia
• Paling sering dialami perempuan
• Pasien percaya bahwa pelamar (yang biasa secara
sosial lebih menonjol darinya) jatuh cinta
kepadanya
• Awitan mendadak
• Ciri khas tertentu -> penampilan tidak menarik,
bekerja di tingkat rendah, menarik diri, kesepian
hidup sendiri, dan mempunyai sedikit kontak
seksual
Kaplan & Sadock edisi 2
Waham somatik
• Psikosis hipokondriasis monosimptomatik
• Waham menetap, tidak dapat dibantah, dan sangat
kuat
• 3 tipe utama :
– Waham infestasi (termasuk parasitosis)
– Waham dismorfobia (seperti bentuk tidak indah, merasa
dirinya jelek, atau ukuran tubuh tampak membesar)
– Waham bau tubuh yang tidak sedap atau halitosis
• Kemarahan dan kekerasan biasa terjadi, meskipun rasa
malu, depresi, dan perilaku menghindar lebih khas.
Kaplan & Sadock edisi 2
Waham terinduksi
• Waham yang jarang terjadi yang dialami 2 orang atau lebih yang
mempunyai hubungan emosional yang erat
• Hanya 1 orang yang memiliki gangguan psikotik yang sesungguhnya ->
kemudian mempengaruhi orang lain dan biasanya menghilang apabila
orang tersebut dipisahkan
• Pedoman diagnostik :
– 2 orang atau lebih mengalami waham atau sistem waham yang sama, dan
saling mendukung dalam keyakinan itu
– Mereka mempunyai hubungan yang luar biasa dekatnya
– Ada bukti konteks waktu atau lainnya bahwa waham tersebut diinduksi pada
anggota/anggota dari pasangan atau kelompok yang menerima (pasif) melalui
kontak dengan pasangan atau anggota kelompok aktifnya
• Termasuk :
– Folie a deux
– Gangguan psikotik atau paranoid karena induksi
– Psikosis simbiotik
PPDGJ - III
Gambaran klinis
• Mental Status General Description.
– Patients are usually well groomed and well dressed, without
evidence of gross disintegration of personality or of daily
activities, yet they may seem eccentric, odd, suspicious, or
hostile.
– The most remarkable feature of patients with delusional
disorder is that the mental status examination shows them to be
quite normal except for a markedly abnormal delusional system.
• Mood, Feelings, and Affect.
– Patients' moods are consistent with the content of their
delusions.
• A patient with grandiose delusions is euphoric; one with persecutory
delusions is suspicious. Whatever the nature of the delusional system,
the examiner may sense some mild depressive qualities
• Perceptual Disturbances.
• patients with delusional disorder do not have prominent or sustained hallucinations. A few delusional
patients have other hallucinatory experiences-virtually always auditory rather than visual.
• Thought.
• Disorder of thought content, in the form of delusions, is the key symptom of the disorder .
• The delusions are usually systematized and are characterized as being possible (e.g., delusions of
being persecuted, having an unfaithful spouse, being infected with a virus, or being loved by a famous
person).
• Sensorium and Cognition.
– ORIENTATION. Patients with delusional disorder usually have no abnormality in orientation
unless they have a specific delusion about a person, place, or time.
– MEMORY. Memory and other cognitive processes are intact in patients with delusional
disorder.
• Impulse Control.
• Judgment and Insight. Patients with delusional disorder have virtually no insight
into their condition
• Reliability. Patients with delusional disorder are usually reliable in their
information, except when it impinges on their delusional system.
Pharmacotherapy
• In an emergency, severely agitated patients
should be given an antipsychotic drug
intramuscularly.
• A patient's history of medication response is the best guide to choosing a drug.
• A physician should often start with low doses (e.g., 2 mg ofhaloperidol [Haldol] or 2 mg
ofrisperidone [Risperdal]) and increase the dose slowly.
• If a patient fails to respond to the drug at a reasonable dosage in a 6-week trial,
antipsychotic drugs from other classes should be tried.
• indicated that pimozide may be particularly effective in delusional disorder, especially in
patients with somatic delusions.
• If the patient receives no benefit from antipsychotic medication, discontinue use of the
drug.

• Although essentially no studies evaluate the use of antidepressants, lithium (Eskalith),


or anticonvulsants (e.g., carbamazepine [Tegretol] and valproate [Depakene]) in the
treatment of delusional disorder, trials with these drugs may be warranted in patients
who do not respond to antipsychotic drugs.
Hospitalization
• Patients with delusional disorder can generally be
treated as outpatients, but clinicians should consider
hospitalization for several reasons
– patients may need a complete medical and neurological
evaluation to determine whether a nonpsychiatric medical
condition is causing the delusional symptoms.
– patients need an assessment of their ability to control
violent impulses (e.g., to commit suicide or homicide) that
may be related to the delusional material.
– patients' behavior about the delusions may have
significantly affected their ability to function within their
family or occupational settings; they may require
professional intervention to stabilize social or occupational
relationships.
LI 3

MENJELASKAN SKIZOFRENIA
Definisi & Klasifikasi
definisi tipe
• Skizein : Split, terpisah • Paranoid
• Phren: mind, pikiran • Hebefrenik
• Adalah gangguan kronis • Katatonik
pada cara berpikir, • Undifferentiated
merasakan dan bersikap. • residual
Penderita mengalami
kesulitan membedakan
mana fantasi mana realita
Patofisiologi
Faktor factor yang berpengaruh pada skizophrenia
adanalahneuregulin 1 (Nrg1) dan reseptornya
ErbB4, disrupted-in-schizophrenia-1 (DISK1),
dysbindin-1, catechol-O-methyl tranferase (COMT),
BDNF, and Akt. Faktor factor tersebut berkaitan erat
dengan system neurotransmitter dopamine,
glutamate dan GABA. Namun sampai sekarang
hubungannya belum dapat dibuktikan sebab
kesulitan untuk membuktikan efek perubahan
kepribadian pada hewan.
Psikopatologi Schizophrenia
Tanda dan gejala
Positif negatif
• Waham menetap • Emosi yang terbatas
• menyendiri
• Hallusinasi • Tidak energik
• catatonia • Pendiam
• Kurangnya motivasi
• Hilangnya pleaseura dan keinginan
hidup
• Penampilan tidak rapi
Tanda dan gejala
disorganized cognitive
• Disorganized speech • Poor executive functioning (the ability to
• Cepat berubah pikiran understand information and to use it to
• Lamban bergerak make decisions)
• Tidak dapat mengambil • Trouble focusing or paying attention
keputusan • Difficulty with working memory (the
• Rajin menulis namun tanpa ability to use information immediately
makna after learning it)
• Mudah lupa dan kehilangan
barang
• Melakukan hal yang sama
berulang ulang kali tanpa alasan
yang jelas
• Kesulitan menerima rangsang
visual, auditorik atau olfaktorik
SKIZOFRENIA PARANOID
• Memenuhi kriteria umum skizofrenia
• Sebagai tambahan
– Halusinasi dan waham harus menonjol
• Suara2 yg mengancam & memberi perintah atau halu auditorik
tanpa bentuk verbal (whistling, humming, laughing)
• Halu pembauan/pengecapan ras/bersifat seksual/perasaan tubuh
• Waham
– Delusion of control
– Delusion of influence
– Delusion of passivity
– Keyakinan dikejar-kejar  plg khas
– Ggg afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, gx
katatonik relatif yg tidak khas
Pedoman diagnostik
• Memenuhi kriteria dx skizofrenia
• Halusinasi dan waham harus menonjol
• Ggg afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, gx katatonik  tidak nyata
SKIZOFRENIA PARANOID
DD
• Epilepsi dan psikosis yg diinduksi o/ obat
• Keadaan paranoid involusional (f22.8)
• Paranoia (f22.0)
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
• Memenuhi kriteria umum dx skizofrenia
• Hanya ditegakan saat remaja / usia muda  15-25 tahun
• Kepribadian premorbid menunjukan ciri khas  pemalu dan senang menyendiri
(solitary)
• Dx  pengamatan kontinu selama 2 – 3 bulan u/ memastikan gambaran khas bnrn
bertahan
– Perilaku yg (x) bertanggung jwb & (x) dapat diramaikan, mannerisme (ada kecendrungan
u/ sllu menyendiri), perilaku hampa tujuan dan perasaan
– Afek pasien dangkal (swallow) & tidak wajar (inappropriate) sering disertai cekikikan
(giggling)/perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-absorbed sliming),
sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimance), mannerisme, pranks,
kel hipokondriakal, dan ungkapan kata yg diulang-ulang (rambling) serta inkoheren
• Ggg afektif dan dorongan kehendak serta ggg proses berpikir umumnya menonjol
– Halusinasi dan waham mgkn ada ttp (x) menonjol
– Dorongan kehendak dan yg determinasi hilang serta sasaran ditinggalkan, shg memiliki
ciri khas
• Perilaku tanpa tujuan
• Tanpa maksud
– Preokupasi yg dangkal dan bersifat dibuat2 thd agama, filsafat dan tema abstrak lainnya
SKIZOFRENIA KATATONIK
Ditandain dengan ggg nyata fx motorik
• Stupor katatonik  ps (x) berespon thd
org/lingkungan
• Negativisme katatonik  ps melawan semua
perintah/usaha u/ menggerakan fisiknya
• Rigiditas katatonik  fisik pasien sangat kaku
• Postur katatonik  ps mempertahankan posisi yg
(x) biasa/aneh
• Kegembiraan katatonik  ps sangat aktif dan
gembira, mgkn dpt mengancam jiwa (kelelahan)
SKIZOFRENIA KATATONIK
• Memenuhi kriteria umum u/ dx skizofrenia
• 1/ > kriteria hrs mendominasi gambaran klinik
– Stupor (amat berkurangnya dlm reaktivitas thd lingkungan dan dalam
gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme ((x) berbicara)
– Gaduh gelisah ( tampak jelas aktivitas motorik yg (x) bertujuan, yg (x)
dipengaruhi o/ stimuli eksternal)
– Secara suka rela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh ttt yg
(x) wajar / aneh
– Negativisme (tampak jelas perlawanan yg (x) bermotif thd semua
perintah/ upaya u/ menggerakan /pergerakan kearah yg berlawanan)
– Rigiditas
– Fleksibilitas cerea/ waxy flexibility
– Gx lain  command automatism dan pengulangan kata2 / kalimat
SKIZOFRENIA TAK TERINCI
• Memenuhi kriteria umum u/ diagnosis
skizofrenia
• (x) memenuhi kriteria u/ dx skizofrenia
paranoid, hebeferik atau katatonik
• (x) memenuhi kriteria u/ skizofrenia residual
atau depresi pasca skizofrenia
DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA
Dx ditegakan jika
• Ps telah menderita skizofrenia (yg memenuhi
kriteria umum skizofrenia) selama 12 bulan
terakhir
• Bbrp gejala skizofrenia masih tetap ada ( ttp tidak
lagi mendominasi gambaran klinisnya)
• Gejal2 depresif menonjol dan mgg, memenuhi
plg sedikit kriteria u/ episode depresif dan telah
ada dlm kurun wkt plg sedikit 2 mgg
• Ps (x) menunjukan gx skizofrenia lagi
SKIZOFRENIA RESIDUAL
• Dx semua persyaratan hrs dipenuhi smua
– Gx negatif skizofrenia menonjol, misalnya
• Perlambatan psikomotor
• Aktivitas menurun
• Afek yg menumpul
• Sikap pasif dan ketiadaaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas / isi
pembicaraan, komunikasi non verbal yg buruk spt dlm ekspresi muka, kontak
mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial
buruk
– Sedikitnya (+) riw psikotik yg jelas dimasa lampau yg memenuhi
kriteria u/ dx skizofrenia
– Sudah melampaui kurun wkt 1 thn dmn intensitas dan freq gx yg nyata
spt waham dan halusinasi yg telah sangat berkurang (minimal) & telah
timbul sindrom negatif
– (x) tdpt demensia / peny otakorganik lainnya, depresi kronis atau
intuisionalisasi yg dpt menjelaskan disabilitas negatif tsb
SKIZOFRENIA SIMPLEKS
• Dx sulit dibuat secara meyakinkan karena tgt
pd pemantapan perkembangan yg berjalan
perlahan dan progresif dari ;
– Gejala yg –ve dari skizofrenia residual (x) didahului
waham,halu, ata u manifestsi lain dari episode
psikotik
– Disertai dgn perubahan pribadi yg bermakna.
Bermanifestasi sbg kehi
Pemeriksaan dan tatalaksana
pemeriksaan tatalaksana
• Wawancara psikiatri Antipsikotik
• Multiaksial diagnosis • Klorpromazin Tablet 25 dan
100 mg <> Injeksi 25 mg/ml
150 – 600 mg/hari
• Haloperidol Tablet 0,5 mg,
1,5 mg, 5 mg <> Injeksi 5
mg/ml 5 – 15 mg/hari
• Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg
12 – 24 mg/hari
Terapi somatik
• Sering disebut neuroleptik
antipsikotik
• Antipsikotik terbagi menjadi 2: antipsikosis tipikal & atipikal
• Antipsikotik termasuk tiga kelas obat yg utama :antagonis reseptor
dopamin,Risperidone,Clozapine
• PEMILIHAN OBAT
– Antagonis reseptor dopamin obat antipsikotropik yg klasik & efektif dlm pengobatan
skizofrenia
– Kekurangan obat ini: hnya sejumlah kecil ps cukup tertolong untuk mndpatkan fungsi mental yg
cukup normal & ada efek merugikan yg mengganggu (yaitu akatisia & gejala mirip parkinsonisme
berupa rigiditas & tremor)
– Efek yg serius merugikantardive dyskinesia & sindrom neuroleptik malignan

RISPERIDON ( Antipsikosis atipikal)


Derivat dari benzisoksazol mmpnyai afinitas yg tinggi terhdp reseptor 5HT2 & reseptor
D2,alfa 1 dan alfa 2 adrenergik & reseptor histamin
dimetab di hati oleh enzim CYP 2D6
dpt untuk terapi skizofrenia baik untuk gejala negatif maupun positif
efek samping: insomnia,agitasi,ansietas,somnolen,mual,muntah,peningkatan bb,efek
samping ekstrapiramidal lbh ringan dibanding antipsikosis tipikal
tablet 1mg,2mg,3mg ,sirup dan injeksi 50 mg
• Klozapin antipsikotik atipikal per 1 dgn potensi
lemah
– Disebut atipikal krn tdk mnimbulkan efek esktrapiramidal
– Efek dopaminergik lemah ttp dpt mempengaruhi fungsi
saraf dopamin pd sistem mesolimbik –mesokortikal otak
(yg berhub dgn fungsi emosional & mental)
– Efektif untuk mengontrol gejala psikosis & skizofrenia baik
yg positif ( iritabilitas) & negatif ( social disinterest
,personal neatness(
– Berguna untuk pengobatan ps yg refrakter trhdp obat
standar
– ES agranulositosis
– Tersedia dlm bentuk tablet 25 mg & 100 mg
Antipsikosis tipikal
• Klopramazin & Derivat Fenotiazin
– Efek antipsikosis menghambat berbagai reseptor
dopamin,alfa adrenergik,muskarinik,histamin H1,dan
reseptor serotoinin 5HT 2
– CPZ mnimbulkan efesk sedasi
– Semua fenotiazin mempengaruhi ganglia basal sehingga
menimbulkan gejala parkinsonisme (efek ekstrapiramidal)
– Pd derivat fenotiazin terdapat 6 gejala sindrom neurologi
yg terjadi akatisia,parkinsonisme ,sindrom neueroloeptic
malignan,distonia akut ,tremor perioral (jarang),diskinesia
tardif (jarang)
– Sdiaan klopromazintab 25 mg dan 100 mg
– Perfenazin : 2,4,8 mg
Farmakologi dan Terapi UI
Farmakotherapy

Current Diagnosis & Treatment


Neurology
Prinsip terapeutik
• 5 prinsip utama :
– Klinisi hrs cermat menentukan gejala sasaran yg akan
diobati
– Antipsikotik yg bekerja dgn baik dimasa lalu pd pasien
harus digunakan lagi (kecuali jika tdk ada info
tsb,berdasarkan sifat ES)
– Lama konsumsi obat : 4-6 minggu pd dosis adekuat (jika
percobaan tdk berhasil,antipsikotik dari kelas lain dpt
digunakan)
– Pnggunaan obat antipsikotik lbh dari 1 jarang diindikasikan
– Pasien harus dipertahankan pd dosis efektif yg serendah
mngkin yg diperlukan untuk mencapai pengendalian gejala
selama episode psikotik
• KI Utama untuk antipsikotik :
– Riwayat respon alergi serius
– Kemungkinan bahwa pasien telah mengingesti zat
yang akan berinteraksi dgn antipsikotik shingg
mnyebabkan depresi sistem SSP ( c/
alkohol,opioid,opiat,barbiturat,benzodiazepin
,delirium antikolinergi(scopolamine)
– Resiko tinggi kejang dari penyebab organik atau
idiopatik
– Adanya glaukoma jika digunakan suatu antipsikotik
dgn aktivitas antikolinergik yg bermakna
LI 4

MENJELASKAN SKIZOAFEKTIF
Gangguan Skizoafektif
• Gangguan yg bersifat episodik dng gejala afektif & (simultaneously), atau dlm berberapa hari yg
skizofrenik yg sama menonjol & secara bersamaan satu sesudah yg lain, dlm 1 episode penyakit yg
ada dlm episode yg sama dari penyakit itu atau sama, & episode penyakit tdk memenuhi
setidaknya dlm berberapa hari yg satu sesudah yg kriteria skizofrenia maupun episode manik atau
lain depresif
• Hubungan dng gangguan suasana perasaan (mood – Tdk dpt digunakan u/ ps yg menampilkan gejala
[afektif]) (F30-F39) & gangguan skizofrenik (F20-F24) skizofrenia & gangguan afektif tetapi dlm
yg khas tidak jelas episode penyakit yg berbeda
• Klasifikasi : – Bila ps skizofrenik menunjukan gejala depresif
– F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik setelah mengalami suatu episode psikotik,
– F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif diberi kode diagnosis F20.4 (depresi pasca
skizofrenia). Berberapa ps dpt alami episode
– F25.2 Gangguan skizoafektif tipe campuran skizoafektif berulang baik berjenis manik (F25.0)
– F28.8 Gangguan skizoafektif lainnya maupun depresif (F25.1) atau campuran dr
– F25.9 Gangguan skizoafektif YTT keduanya (F25.2). Ps lain alami 1 atau 2 episode
• Pedoman diagnostik : skizoafektif terselip diantara episode manik atau
– Hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif depresif (F30-F33)
adanya skizofrenia & gangguan afektif sama2 Buku saku diagnosis gangguan jiwa :
menonjol pada saat yg bersamaan rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V,
2013
Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,
1993
Gangguan Skizoafektif
• Diagnosis banding bipolar  diharapkan bermanfaat pd
– Gangguan mood & skizofrenia pengobatan ps gangguan skizoafektif
– Gangguan terinduksi zat – Pd episode manik, ps sebaiknya diobat dng
– Gangguan psikotik & mood mood stabilizer dlm kisaran dosis terapeutik
sedang sampai tinggidi dlm darah
• Prognosis
– Ketika memasuki fase pemeliharaan, pemberian
– Perjalanan jangka panjang & prognosis sulit dosis dpt dikurangi dari rentang rendah sampai
ditentukan sedang u/ hindari efek samping & efek potensial
– Diharapkan ps dng gangguan skizoafektif alami thd sistem organ (tiroid & ginjal) &
perjalanan yg sama spt gangguan mood memudahkan konsumsi & kepatuhan
episodik, skizofrenik kronik, atau intermedia pengobatan
– Adanya peningkatan gejala skizofrenik – Ps skizoafektif episode depresif  antidepresan
memprediksi progonosis lebih buruk (menyerupai pengobatan depresi bipolar)
– Setelah 1 th ps dng gangguan skizoafektif
mempunyai hasil berbeda tgt dr gejala • Lini I : SSRI (fluoxetine
dominannya apakah afektif (prognosis > baik) [Prozac], sertralin [Zoloft])
atau skizofrenik (prognosis > buruk)
– Ps teragitasi atau dng insomnia  antidepresan
• Tatalaksana
trisiklik
– Mood stabilizer  pengobatan gangguan
Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. Edisi ke-2,
2010
Gangguan Skizoafektif
• Kriteria diagnostik DSM V gangguan skizoafektif
a) Periode penyakit tidak terputus berupa, pd suatu waktu episode depresif mayor, episode manik, atau
episode campuran yg tjd bersamaan dng gejala yg memenuhi kriteria A skizofrenia
b) Selama periode penyakit yg sama, terdapat waham atau halusinasi sekurang2nya 2 minggu tanpa gejala
mood yg menonjol
c) Gejala yg memenuhi kriteria episode mood timbul dalam jumlah yg bermakna pd durasi total periode aktif
& residual penyakit
d) Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (contoh : obat yg disalahgunakan, suatu obat)
atau keadaan kesehatan umum
• 295.70 (F25.0) : schizoaffective disorder
– Specify :

• 295.70 (F25.0) : schizoaffective disorder, bipolar type


– Jika gangguan mencakup episode manik atau campuran (atau episode manik atau campuran&
episode depresif mayor

• 295.70 (F25.1) : schizoaffective disorder, depressive type


– Jika gangguan hanya mencakup episode depresif mayor
Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V, 2013
Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. Edisi ke-2,
2010
Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed,
2015.
Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed,
2015.
F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik
• Suatu gangguan psikotik dng gejala skizofrenik & b) Afek harus meningkat scr menonjol, atau ada
manik sama2 menonjol dlm 1 episode penyakit yg peningkatan afek yg tdk begitu menonjol
sama dikombinasi dng iritabilitas atau kegelisahan yg
• Psikosis yg berkembang selengkapnya dng onset yg memuncak
akut & walaupun perilaku c) Dlm episode yg sama harus jelas ada sedikitnya
terganggu scr menyeluruh namun penyembuhan scr 1/> baik lg 2, gejala skizofrenia yg khas
sempurna umumya tjd dlm berberapa minggu • Termasuk :
• Kelainan afektif : elasi disertai meningkatnya rasa – Psikosis skizoafektif tipe manik
harga diri, & ide2 kebesaran, tetapi kdg kegelisahan – Psikosis skizofreniform tipe manik
atau iritabilitas > jelas & disertai dng perilaku agresif
serta ide2 kejaran
• Terdapat peningkatan energi, aktivitas yg berlebihan,
konsentrasi yg terganggu, hilangnya hambatan sosial
yg normal.
• Pedoman diagnostik :
a) Kategori ini digunakan baik u/ episode
skizoafektif tipe manik yg tunggal maupun u/
gangguan berulang dng sbg besar episode
skizoafektif tipe manik Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,
1993
Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V,
2013
F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif
• Suatu gangguan dng 1 episode serangan gejala2 menghina atau mengutuk dirinya, tetapi juga akan
skizofrenik maupun depresif tdpt bersama2 scr membunuhnya atau yg mendiskusikan mengenai
menonjol pdepisode peny yg sama perilaku ini
• Depresi suasana perasaan depresif biasanya disertai • Pedoman diagnostik :
berberapa gejala  retardasi, insomnia, hilangnya a) Kategori ini harus dipakai baik u/ episode
energi, nafsu makan, atau penurunan BB, skizoafektif tipe depresif yg tunggal, & gangguan
berkurangnya minat2 yg normal, hendaya dlm berulang dimana sebagian besar episode
konsentrasi, perasaan bersalah, keputusasaan, & didominasi o/ skizoafektif tipe depresif
pikiran bunuh diri b) Afek depresif harus menonjol, disertai o/
• Secara bersamaan atau dlm 1 episode yg sama, sedikitnya 2 gejala khas, baik depresif maupun
terdapat gejala2 skizofrenik yg lbh khas, pasien dpt kelainan perilaku terkait seperti tercantum dlm
meyakini bahwa pikiran2nya sedang disiarkan atau uraian u/ episode depresif (F32)
diganggu o/ kekuatan2 yg tdk dikenalnya yg sedang c) Dlm episode yg sama, sedikitnya harus jelas ada
berusaha u/ mengendalikannya 1 & sebaiknya 2, gejala khas skizofrenia
• Ps mungkin yakin pula bahwa dirinya sedang • Termasuk :
dimata2i atau sedang diincar & hal ini tidak
berdasarkan alasan yg masuk akal krn perilakunya – Psikosis skizoafektif tipe depresif
sendiri tdk menyimpang – Psikosis skizofreniform tipe depresif
• Mungkin terdengar suara2 yg bukan saja sekadar
Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,
1993
Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V,
2013
F25.2 Gangguan skizoafektif tipe campuran
• Gangguan dng gejala-gejala skizofrenia (F20.-) ada
secara bersama-sama dng gejala-gejala gangguan
afektif bipolar campuran (F31.6)
• Termasuk :
– Skizofrenia siklik
– Psikosis skizofrenik & afektif campuran

Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III,


1993
Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM V, 2013
LI 5

MENJELASKAN DIAGNOSIS
MULTIAKSIAL
Diagnosis Multiaksial
• Aksis I : • Aksis I :
– Gangguan Klinis – Gangguan waham menetap
– Kondisi lain yang menjadi • Aksis II :
fokus perhatian klinis – Ciri kepribadian skizoid
• Aksis II : • Aksis III :
– Gangguan kepribadian – Tidak ada
– Retardasi Mental • Aksis IV :
• Aksis III : – Masalah pekerjaan,selalu
– Kondisi medik umum ditolak
• Aksis IV : • Aksis V :
– Masalah psikososial dan – GAF : 61-70 : masalah
lingkungan pekerjaan dan tidak banyak
• Aksis V : teman
– Penilaian fungsi secara global
Daftar Pustaka
• Depkes RI. Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di
Indonesia III. Jakarta: Depkes RI; 1993.
• Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa : rujukan ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2013.
• Sadock BJ, Sadock VA. In: Muttaqin H, Sihombing RNE, editors.
Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. 2nd ed. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2010.
• Katona C, Cooper C, Robertson M. At a glance : psychiatry. 5th ed.
Oxford: Blackwell Publishing; 2012.
• American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual
of mental disorders. 5th ed. Bangkok: iGroup Press; 2013.
• Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. In Pataki CS, Sussman N, editors.
Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral
sciences/clinical psychiatry. 11th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2015.

Anda mungkin juga menyukai