Keracunan makanan
• Cari pertolongan dokter,
tangani kolaps, beri banyak
minum mencegah dehidrasi
Gigitan Binatang
• Gigitan Ular
– Faktor yang mempengaruhi keparahan :
• Usia, kesehatan pasien
• Lokasi gigitan
• Bisa ular
• Sekunder infeksi
• Gerakan pasien
– Gejala lokal :
• Edema
• Nyeri tekan
• Ekimosis (perdarahan bawah kulit kegelapan karena
darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit)
Gejala sistemik Hematoxic
• Bisa ular menyerag dan
– Hipotensi
merusak sel darah merah
– Kelemahan otot
pada dinding sel darah
– Berkeringat
merah, sehingga darah
– Menggigil
merah menjai hancur/lisis
– Mual, hipersaliva, muntah
dan terjadi perdarahan
– Nyeri kepala
Miotoksik
Gejala neurotoxic
Bisa ular melumpuhkan jaringan • Mengakibatkan
sel saraf dengan tanda rabdomiolisis (kerusakan
nekrotik kebiruan dan hitam pada otot rangka)
pada sekitar luka. Penyebaran
bisa menyebabkan Kardiotoksik
kelumpuhan susunan saraf • Kerusakan otot jantung
pusat seperti pernafasan
(Hipotensi, henti jantung)
(paresis) dan jantung. Gejala
lain hipertonik, kejang—koma
• Sindrom kompartemen merupakan salah satu gejala
khusus gigitan ular berbisa, yaitu terjadi oedem
(pembengkakan) pada tungkai ditandai dengan 5P:
• pain (nyeri)
• pallor (muka pucat)
• paresthesia (mati rasa)
• paralysis (kelumpuhan otot)
• pulselesness (denyutan).
Etiologi
• Tiga famili Ular
– Elapidae: ular kobra, ular weling, ular welang, ular
sendok, ular anang, ular cabai, coral snakes,
mambas, kraits
– Viperidae/Crotalidae ular tanah, ular hijau, ular
bandotan puspo
– Hydropiidae : ular laut
Penatalaksanaan
• Menghalangi atau memperlambat absorbsi
bisa ular
• Menetralkan bisa ular
• Mengatasi efek lokal/ sistemik
Sebelum RS
• Imobilisasi
• Jangan manipulasi gigitan
• Tindakan mengikat (<30 menit pasca
gigitan) bagian proksimalmenahan aliran
limfe bukan vena atau arteri
RS
• ABC
• Heparin 20.000 unit per 24 jam.
• Beri SABU (Serum Anti Bisa Ular), 2 vial 5 ml + 500 ml
Nacl0,9% per drip Iv atau dextrose 5 %40-80 tpm.
Maksimal 100 ml (20 vial)
• Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan
Way (depkes, 2001)
• Derajat 0 dan 1 evaluasi 12 jam, SABU tdk
perlu
• Derajat 2 3-4 vial SABU
• Derajat 3 5-15 vial SABU
• Derajat 4 berikan tambahkan 6-8 vial SABU
Pemeriksaan
• kimia darah,
• hitung sel darah lengkap,
• penentuan golongan darah dan uji silang,
• waktu protrombin,
• waktu tromboplastin parsial,
• hitung trombosit,
• urinalisis,
• penentuan kadar gula darah,
• BUN dan elektrolit.
• pemeriksaan fibrinogen, fragilitas sel darah merah,
waktu pembekuan dan waktu retraksi bekuan.
Pengkajian
Airway
• Jalan nafas bersih
• Tidak terdengar bunyi ronchi
• Tidak ada jejas pada daerah badan
Breathing
• Peningkatan frekuensi pernafasan
• Napas dangkal
• Distress pernapasan
• Kelemahan otot pernafasan
• Kesulitan bernafas : sianosis
• Penggunaan otot bantu pernafasan
Circulation
• Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takicardia
• Pendarahan di ekstremitas kiri karena gigitan ular
• Akral dingin
• Sakit kepala
• Pingsan
• Berkeringat banyak
• Pusing, mata berkunang-kunang
• CRT > 3 detik
• Sianosis
Disability
• Dapat terjadi penurunan kesadaran
• Kesadaran somnolen
• Pupil isokor (2mm)
Exposure
• Terdapat pendarahan pada luka gigitan ular, adanya edema pada luka,
memar
GCS
Diagnosa Keperawatan
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
reaksi endotoksin
• Nyeri berhubungan dengan gigitan ular
berbisa
• Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh
• Cemas berhubungan dengan koping individu
yang tidak efektif