Anda di halaman 1dari 32

PERFORASI

MEMBRAN TIMPANI
Reynaldi Aulia Rahman (71 2017 020)
Vivi Rizki (71 2017 058)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pendahuluan
Infographic Style
Insert the title of your subtitle Here

Telinga Perforasi Membran Timpani


organ penginderaan dengan fungsi ganda suatu lubang pada membran timpani.
dan kompleks (pendengaran dan perforasi sentral (subtotal), perforasi
keseimbangan) marginal, perforasi atik

Tatalaksana
Tingkat dan pola cedera membran timpani Yang dilakukan harus cepat dan tepat.
yang dihasilkan oleh trauma sangat Setelah itu, observasi dan evaluasi lebih
bervariasi sehingga tatalaksananya juga lanjut tentang penyebab dari cedera
bervariasi. Hal ini berhubungan dengan tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui
letak, luas, dan kronisitas dari cedera tatalaksana selanjutnya
tersebut
Tinjauan Pustaka
Your Picture Here

Telinga dibagi atas telinga luar,


telinga tengah, dan telinga
dalam
Telinga Luar
daun telinga dan liang telinga
sampai membran timpani

Telinga Tengah
membrane timpani, tulang-tulang
pendengaran (maleus, inkus,
dan stapes), dan tuba eustachius

Telinga Dalam
koklea (rumah siput) dan kanalis
semisirkularis

Anatomi
Membran timpani dibentuk dari dinding
lateral kavum timpani dan memisahkan
liang telinga luar dari kavum timpani,
memiliki 3 lapisan

Stratum kutaneum
( lapisan epitel) berasal dari
liang telinga

Stratum mukosum
(lapisan mukosa) berasal dari
kavum timpani

Stratum fibrosum
( lamina propria) yang letaknya
antara stratum kutaneum dan
mukosum

Anatomi Membran Timpani


Perforasi Membran Timpani
01 Definisi
• Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membran timpani yang menyebabkan
hilangnya sebagian atau seluruh fungsi dari membrane timpani

02 Etiologi dan Gejala


• Cedera Kompresi • Cedera Suhu

• Cedera Tembus • Cedera Listrik


Epidemiologi
1,4-8,6 per
pada anak yang lebih sering 100,0000 dalam Laki-laki dewasa muda lebih
sering mengalami cedera
dibandingkan dengan kebiasaan
memasukkan benda asing ke 1 tahun perforasi. Hal ini dikarenakan
meningkatnya kekerasan
dalam kanalis aurikula eksternal
domestik, wanita yang secara
meningkat menjadi korban dari
tamparan tangan terbuka dengan
perforasi TM setelahnya

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Easy to


change colors, photos and Text. You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations.
Jenis Perforasi
Berdasarkan lamanya

01 Perforasi Akut 02 Perforasi Kronis

Perforasi akut, terutama Perforasi membran timpani permanen adalah


yang berukuran kurang dari suatu lubang pada membran timpani yang tidak
atau sama dengan 25% dapat menutup secara spontan dalam waktu
secara teori dapat menutup tiga bulan setelah perforasi. Perforasi membran
spontan dalam waktu timpani dapat disebabkan karena trauma atau
beberapa hari sampai infeksi telinga tengah dan biasanya dapat
beberapa bulan. Menurut menutup spontan kecuali bila perforasi besar
banyak ahli tindakan atau terjadi infeksi kronik di telinga tengah maka
operasi merupakan metode perforasi akan permanen. Beberapa keluhan
pilihan untuk yang dirasakan penderita perforasi membran
penatalaksanaan perforasi, timpani permanen antara lain :
sedangkan cara lain adalah penurunan ketajaman pendengaran, tinitus dan
tanpa operasi yaitu dengan kekambuhan infeksi telinga tengah.
mengusahakan epitelisasi
tepi perforasinya
Jenis Perforasi
Berdasarkan bentuk perforasi

Your Picture Here


Your Picture Here Your Picture Here

Perforasi Marginal Perforasi Atik


Perforasi sentral
Terdapat pada pinggir
Terjadi pada pars
membran timpani Lokasi pada pars tensa,
flasida,
dengan adanya erosi bisa antero-inferior,
berhubungan
dari annulus fibrosus postero-inferior dan
dengan primary
yang sering disertai postero-superior, kadang-
acquired
jaringan granulasi kadang sub total
cholesteatoma
Tatalaksana

• Ketika bagian besar dari membran timpani yang hilang atau bila infeksi kronis atau
berulang terjadi, perforasi dapat menjadi permanen. Dalam kasus ini, membran timpani
harus diperbaiki (myringoplasty) untuk mengembalikan fisiologi normal telinga
• Obat tetes telinga antibiotik topical mungkin ditunjukkan jika drainase daninfeksi ada.
Trauma perforasi yang sangat besar sedikit sekali untuk sembuh. Hal Ini akan
memerlukan pembedahan jika mereka tidak menunjukkan tanda-tanda penutupan
setelah pengamatan selama beberapa bulan
Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama : Ny. E
No. RM : 57.32.08
Tanggal lahir : 21 Oktober 1973 (45 tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dusun II, Peraling, Lais, Kabupaten Banyuasin, Sumatera
Selatan
Tanggal Pemeriksaan : 24 April 2019
Anamnesis (Autoanamnesis)

Keluhan Utama
Penurunan pendengaran

Keluhan Tambahan
Telinga terasa penih

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke poli THT RSUD Palembang Bari dengan keluhan penurunan
pendengaran sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh telinga kiri terasa
penuh, nyeri, dan terus berdenging. Pasien mengatakan jika dirinya pernah mengorek
telinganya menggunakan cotton bud karena merasa gatal. Pasien merasa ada
kapas dari cotton bud yang tertinggal, lalu pasien mengorek kembali dengan
menggunakan kawat untuk mengeluarkan kapas tersebut. Keluhan keluar cairan
disangkal. Tidak ada keluhan pada telinga kanan Os. Keluhan sakit tenggorokan,
nyeri menelan, suara sengau, benjolan di leher disangkal. Riwayat demam
Anamnesis (Autoanamnesis)

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan yang sama disangkal
Riwayat trauma kepala, hipertensi, dan DM disangkal.
Asma disangkal
Alergi makanan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama.

Riwayat Pengobatan
Tidak ada.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan : 69 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Tekanan darah :120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Pernapasan : 20x/menit
Jantung : Dalam batas normal
Paru-Paru : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Hepar : Dalam batas normal
Lien : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis (Telinga)

1. Telinga Luar
- Regio Retroaurikula : Tidak ada kelainan
- Regio Zigomatikus : Tidak ada kelainan
- Aurikula : Tidak ada kelainan
- Meatus Akustikus Eksternus : Tidak ada kelainan

2. Membran Timpani
- Hiperemis telinga kiri
- Rupture pada telinga kiri
- Perforasi sentral

Gambar membrane timpani kiri


Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis (Telinga)

3. Tes Khusus

III. Tes khusus Kanan Kiri


Tes garpu tala
Tes Rinne Positif Negatif
Tes Weber Lateralisasi Lateralisasi
ketelinga kiri ketelinga kiri
Tes Scwabach Sama dengan Memanjang
pemeriksa
Tes Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis

1. Hidung : tidak ada kelainan


2. Tenggorok : tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Belum dilakukan pemeriksaan penunjang

Diagnosa Banding
Perforasi Membran Timpani
Otitis media akut stadium perforasi

Diagnosis Kerja
Perforasi Membran Timpani
Tatalaksana
Non-Farmakologi

• Menjelaskan kepada pasien dan ibu penederita bahwa penyakit


yang diderita pada pasien adalah Perforasi membran tympani
• Menjelaskan kepada pasien menjaga agar telinga tidak terkena
air, dan tidak disarankan untuk berenang
• Menjelaskan kepada pasien jangan mengorek-korek telinga
dengan cotton bud terlalu sering.
Tatalaksana
Farmakologi

Pembersihan liang telinga dengan suction


Asam mefenamat 3 x 500 mg/oral
Cefixime 2 x 200 mg/oral
Cetirizin 2 x10 mg/oral
Prognosis

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia at bonam
Pembahasan
Pada kasus ini Perforasi Membran Timpani ditegakan berdasarkan hasil
anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Pada hasil anamnesis
didapatkan Pasien mengeluh penurunan pendnegaran sejak 2 minggu yang
lalu. Pasien juga mengeluh telinga kiri terasa penuh, nyeri, dan terus
berdenging. Sesuai dengan teori bahwa gejala pada perforasi membran
timpani berupa penurunan pendengaran, Tinitus (telinga berdengung), dan
adanya nyeri.

Pasien mengatakan jika dirinya pernah mengorek telinganya menggunakan


cotton bud karena merasa gatal. Pasien merasa ada kapas dari cotton bud
yang tertinggal, lalu pasien mengorek kembali dengan menggunakan kawat
untuk mengeluarkan kapas tersebut. Kebiasaan pasien mengorek telinga
menggunakan kawat kemungkinan dapat meyebabkan trauma tajam yang
disebabkan oleh tusukan. Hal ini menyebabkan perubahan tekanan
mendadak di membran timpani sehingga membran timpani pecah.
Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan otoskop di telinga pasien
juga di dapatkan membrane timpani warna hipermis, adanya perforasi
sentral di pars tensa. Macam-macam bentuk perforasi membran timpani
adalah perforasi sentral pada pars tensa, marginal yang ada di pinggur
membran timpani, dan atik pada pars flasida. Hasil pemeriksaan
menggunakan garpu tala adalah tuli konduktif. Perforasi atau hilangnya
sebagian jaringan dari membran timpani yang menyebabkan hilangnya
sebagian atau seluruh fungsi dari membrane timpani. Membran timpani
adalah organ pada telinga yang berbentuk seperti diafragma, tembus
pandang dan fleksibel sesuai dengan fungsinya yang menghantarkan energi
berupa suara dan dihantarkan melalui saraf pendengaran berupa getaran
dan impuls-impuls ke otak. Jika terjadi kerusakan pada gendang telinga
maka akan menyebabkan terganggunya proses konduksi suara sehingga
pendengaran pun akan terganggu.
Tatalaksana pada pasien diberikan tatalaksana berupa pembersihan liang
telinga menggunakan suction, antibiotik oral berupa cefixime 2 x 200
mg/oral, dan antihistamin berupa Cetirizin 2x10 mg/oral.
Asam Mefenamat merupakan derivat asam antranilat dan termasuk kedalam
golongan obat Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS). Bekerja dengan cara
menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat enzim siklooksigenase (COX) sehingga mempunyai efek
analgesik, antiinflamasi dan antipiretik. Pemberian asam mefenamat pada
pasien bertujuan untuk menghilangkan rasa nyeri akibat peradangan pada
membran timpani.
Cefixime merupakan antibiotik golongan sefalosforin generasi ketiga.
Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap mikroorganisme
gram negatif dan gram positif. Antibiotik oral spektrum luas pada pasien
diberikan sebagai terapi profilaksis..
Cetirizine merupakan antihistamin generasi kedua, merupakan antihistamins
elektif, antagonis reseptor H1 periferal dengan efek sedatif yang rendah
pada dosis aktif farmakologi/dosis anjuran. Cetirizine menghambat
pelepasanhistamin pada fase awal dan mengurangi perpindahan sel
radang/inflamasi. Pemberian Cetirizine pada pasien ini digunakan untuk
menghilangkan gejala gatal pada telinga.
Menurut teori trauma perforasi 90% dapat sembuh spontan. Hindari diri dari
air dan observasi awal adalah satu-satunya perawatan yang diperlukan.
Pada pasien tidak diberikan obat tetes antibiotik. obat tetes telinga antibiotik
Topical mungkin ditunjukkan jika drainase daninfeksi ada.
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk
menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering. Pasien
juga harus diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan
cotton bud terlalu sering.
Kempungkinan komplikasi yang terjadi, yaitu perforasi membran timpani, tuli
konduktif, disfungsi tuba eustachius persisten, gangguan osikula, dan
pembentukan kolesteatoma. Risiko pembentukan kolesteatoma, dapat
melalui proses perjalanan penyakit atau dari epithelium skuamousa yang
terperangkap selama terapi, membutuhkan kontrol teratur. Pasien
disarankan untuk konsultasi ulang jika pendengaran berkurang atau
terdapat drainase persisten telinga. Lokasi perforasi menentukan waktu dan
frekuensi follow up. Perforasi pars tensa (bagian keras dari membran
timpani) jarang menimbulkan komplikasi.
Kesimpulan
• Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membran timpani yang
menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi dari membran
timpani dengan gejala klinis dapat berupa Penurunan pendengaran (tuli
konduktif), tanda-tanda infeksi telinga tengah (demam, nyeri), Hilangnya
fungsi pendengaran (test pendengaran), serta tinitus (telinga
berdengung).
• Diagnosis pada kasus ini adalah Perforasi Membran Timpani dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
• Penatalaksanaan pada kasus ini lakukan secara nonfarmakologi berupa
pembersihan liang telinga menggunakan suction. Farmakologi berupa
antibiotik oral, antihistamin, dan antipiretik, serta edukasi kepada pasien
untuk menjaga telinga tetap kering dan tidak menggaruk liang telinga.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai