Anda di halaman 1dari 54

TUMOR MAMMAE

Vascularisasi pada Mammae


Sistem limfatik pada Mammae
TUMOR JINAK
• Fibrocystic Breast Disease
• Biasanya multipel & bilateral
• rasa nyeri terutama menjelang
haid
• terjadi melalui proses
pembentukkan kista mikroskopik,
sering disertai dengan nodul
mammae, dengan proliferasi stroma
• Hormon ovarian berpengaruh
• Massa teraba kenyal & sering
disertai pengeluaran cairan jernih,
kehijauan atau kecoklatan.
• Kista biasanya terjadi setelah usia
35 tahun
Fibroadenoma
• Lesi jinak, solid terdiri dari epitelial
dan stroma
• Biasanya tunggal, multipel (15%)
• Wanita usia 30 th, puncak  21-25 th
• massa kenyal, lobulasi, batas tegas,
sangat mobil
• Tumbuh lambat, tidak terpengaruh
kontrasepsi oral, tidak ada perubahan
pada kulit
• Wanita postmenopausal  dapat
berinvolusi, hyalinisasi
/mengkalsifikasi
• Mamografi kalsifikasinya tebal 
seperti popcorn
• Biopsi eksisional untuk menegakkan
diagnosis
• Nyeri menstrual & pertumbuhan
jaringan selama kehamilan dan laktasi
sangat sering dijumpai
• Pengobatannya  eksisi tumor
Juvenile fibroadenoma

• cukup jarang dalam ukuran besar (lebih dari 5


cm)
• umumnya terjadi saat dewasa
• pertumbuhan cepat, jinak
• operasi adalah tindakan kuratif
• Secara histologis  lebih selular daripada
fibroadenoma tipikal
• berbeda dengan cystosarcoma phyllodes
Cystosarcoma phylloides (Giant
adenofibroma)
• Gambaran klinis  fibroadenoma
mamma yang besar.
• Bentuk bulat lonjong permukaan
berbenjol, batas tegas, ukuran dapat
mencapai 20-30 cm, padat kenyal ada
bagian yang kisteus, tidak ada
perlekatan ke dasar atau kulit
• Kulit payudara tegang & berkilat,
venektasi melebar
• Tidak metastase
• Ditemukan dalam bentuk ganas 
malignant cystosarcoma phylloides
(27%)
• Dapat terjadi pada wanita muda
maupun tua
• Pertumbuhan cepat
• Dieksisi secara lokal (kadang perlu
dilakukan tindakan simple mastectomy)
• Pada orang muda / belum berkeluarga
 mastektomi subkutan
Adenoma
• Adenoma tubular dan lactational  secara
histologis jinak berhubungan dengan FAM
• struktur glandular dengan sedikit atau tanpa
struktur stroma.
• Secara klinis & Radiologi mirip FAM
• Lactation adenoma terjadi selama kehamilan dan
laktasi, membesar  dipengaruhi hormon
gestational, dan diferensiasi sekresi saat analisis
PA
• biopsi adalah diagnostik dan terapi.
• Sklerosing adenosis
 proliferasi jinak jaringan stromal (sclerosis)  peningkatan
ductules terminalis yang kecil (adenosis)
 mrp komponen fibrocystic disease  mikrokalsifikasi
(screening mammogram)
 D/pasti Stereotactic core / wire localization biopsy

• Hamartoma
 Lesi jinak  adenofibrolipoma
 Lesi lunak, sulit diperiksa pada pemeriksaan fisik walaupun
dapat diukur
 Mamografi  sangat mudah terlihat, batas tegas sulit
dibedakan dengan fibroadenoma yang lebih umum
 Komposisi lemak pada massa  kadang sulit untuk
mendapatkan spesimen yang adekuat untuk spesimen sitologi
dengan aspirasi
 Eksisi  tindakan kuratif
Papillary lesion
• Wanita usia 35-55 tahun
• Lesi tunggal, pada ductus subareolar,  bloody nipple discharge
• Papiloma intraductal pada ductus perifer muncul sebagai massa yang
teraba atau tampak dalam mamografi

• Papiloma multipel biasanya bergerombol bersama pada mammae


perifer  jarang muncul sebagai nipple discharge.

• > 98% multipel papiloma teraba & secara klinis mirip fibroadenoma,
bilateral (15%) & setelah eksisi hampir 1/3 rekuren, berhubungan
dengan hiperplasia ductal atipikal

• >30% wanita dengan multipel papiloma akan membentuk Ca


mammae
Gambaran klinis lain yang mungkin dijumpai
Nipple discharge
• Dikelompokkan 3 bagian: fisiologis, patologis atau galactorrhea
• Biasanya jinak, hanya 6-12% keganasan. Kemungkinan meningkat
jika : cairan yang keluar darah, massa yang cenderung ganas &
pada pasien postmenopause

• Gangguan fisiologis biasanya bilateral, tidak spontan & berasal dari


ductus yang multipel

• Pengeluaran cairan yang patologis biasanya unilateral, spontan,


muncul dari satu ductus. Cairannya bisa jernih, kecoklatan atau
darah.
Darah  papiloma intraductal jinak

• Pengeluaran cairan bisa diprovokasi saat mamografi, stimulasi


seksual, multipel medikasi (fenotiazin, antidepresan trisiklik,
reserpin, butirofenon, cimetidin, verapamil, metoklopramide,
diuretik thiazid, atau pengganti hormon)
• Tidak semua pengeluaran cairan
putih adalah galactorrhea
• Galactrorea mengandung lemak,
laktose, dan protein spesifik
• Cairan keluar bilateral dan muncul
dari ductus multipel
• Laktasi  penyebab umum
galactorrhea;namun dapat juga
disebabkan oleh medikasi, trauma
dinding dada, dan hipotiroidisme
• 1/3 wanita dgn galactorrhea,
terutama jika berhubungan dengan
ammenorrhea, peningkatan serum
prolactin disebabkan oleh gangguan
pituitari
Infeksi mammae dan abscess
• Infeksi mammae dikelompokkan secara luas menjadi:
lactasi dan nonpuerperal, dan mastitis dengan abscess.
• Puerperal mastitis  refluks bakteri ke dalam mammae
yang mengandung ASI. Obstruksi duktus, gangguan
pengosongan telah disebut sebagai faktor yang
menyebabkan pertumbuhan bakteri. Terapi  antibiotik
oral, pemanasan lokal/pendinginan, pompa untuk
mencegah sisa ASI
• Mastitis nonlaktasional  komplikasi ductusectasia,
dilatasi irreguler ductus subareolar. Ductus dipenuhi
dengan sekresi, debris dan keratin  inflamasi kronis
Manifestasi: pengeluaran cairan, abscess subareolar
recuren, fistula mammae (Zuska disease), & retraksi
puting. Infeksi ini polimikrobial dengan campuran antara
bakteri gram positif dan anaerob kulit. Terapi: antibiotik
oral spektrum luas, analgetik & terapi lokal
• Abscess mammae pada wanita laktasi jarang
timbul massa berfluktuasi karena septa fibrosa
yang meningkat
• Secara klinis: demam, leukositosis, dan nyeri
• USG harus dilakukan
• Incisi dan drainage dilakukan dalam NU
• Pemberian ASI harus dihentikan karena
rongganya harus dibuka
• Dinding rongga abscess harus dibiopsi untuk
menentukan keganasan nekrotik sebagai
penyebab infeksi, terutama abscess spontan
pada wanita nonlactasi.
• Abscess subareolar sangat sulit untuk diterapi &
jika diperlukan  eksisi seluruh duktus areolar
Tumor Ganas Mammae

®tumor ganas yang tumbuh di dalam


jaringan payudara.
®Kanker bisa mulai tumbuh di dalam
kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada
payudara.
Faktor-faktor resiko seorang wanita
mendapatkan
Ca mammae antara lain :

• Umur >30 tahun


• Anak pertama lahir pada usia ibu > 35 tahun
• Tidak menikah
• Menarche < 12 tahun
• Menopause terlambat > 55 tahun
• Pernah operasi tumor jinak payudara
• Mendapat terapi hormonal yang lama
• Adanya kanker payudara yang kontralateral
• Operasi ginekologi
• Radiasi dada
• Riwayat keluarga
Klasifikasi Ca Mammae berdasarkan Histopatologis
menurut Foote dan Steward

I. Paget disease of the nipple


II. Carcinoma of ductus origin
a. Non infiltrating (in situ, intraductal)
b. Infiltrating
1. Adenocarcinoma with productive fibrosis
(schirrhous, simplek)
2. Medullary
3. Comedonal
4. Colloid
5. Papillary
6. Tubular
III. Carcinoma of mammary lobules
a. Non infiltrating (in situ)
b. Infiltrating
IV. Relative rare carcinoma
V. Sarcoma of the breast
Staging Ca Mammae

Ada 3 macam staging yaitu sistem :

1. Manchester
2. Columbia Clinical Classification
3. TNM

AJCC mengeluarkan modifikasi TNM


Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui
kriteria operabilitas Heagensen, yaitu sebagai berikut :
• Terdapat edema luas yang lebih dari sepertiga luas kulit payudara.
• Adanya nodul satelit pada kulit payudara.
• Kanker payudara jenis mastitis kasinomatosa.
• Terdapat model parasternal dan nodul supraklavikula.
• Adanya edema lengan dan metastase jauh.
• Serta terdapat dua dari tanda–tanda locally advanced, yaitu ulserasi
kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah
bening
• aksila berdiameter lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila
melekat satu sama lain (Haryono et al., 2011).
Pada klasifikasi Klinik Kolumbia yang dirumuskan oleh Heagensen terdapat
stadium pada kanker payudara lanjut dengan mengetahui kriteria
inoperabilitas, yaitu :
• Stadium I : tanpa edema kulit, ulserasi atau fiksasi padat tumor ke
dinding dada, nodul limfatik aksila tidak terlibat secara klinik.
• Stadium II : tanpa edema kulit, ulserasi atau fiksasi padat tumor ke
dinding dada. Nodul limfatik terlibat secara klinis, tetapi diameter transversa
kurang dari 2,5 cm dan tidak terfiksasi ke kulit di atasnya.
• Stadium III : terdapat salah satu dari lima tanda buruk karsinoma
payudara lanjut:
- Edema kulit yang luasnya terbatas yaitu melibatkan kurang dari sepertiga
kulit di atas payudara
- Ulserasi kulit
- Fiksasi padat tumor ke dinding dada
- Keterlibatan masif nodul limfatik aksila dengan ukuran 2,5 cm atau lebih
• Stadium IV : semua indikasi lain dari karsinoma payudara lebih lanjut,
mencakup :

Kombinasi dua atau lebih dari lima tanda buruk stadium C


- Edema luas kulit yang melibatkan lebih dari sepertiga kulit di atas payudara
- Nodulus kulit satelit
- Jenis karsinoma peradangan
- Nodul limfatik supraklavikula terlibat secara klinik
- Metastasis mamma interna perlu dibuktikan oleh tumor parasternalis
- Edema lengan
- Metastasis jauh
Parameter yang harus dievaluasi untuk
menentukan stage suatu tumor mammae,
antara lain:

1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap


2. Mammografi bilateral
3. Pemeriksaan patologi klinis, termasuk fungsi hepar
dan hematologi
4. X-foto Thorax (proyeksi PA dan lateral)
5. X-foto Tulang (indikasi jika simtomatis)
ANAMNESIS
• Anamnesis harus diawali dengan pencatatan identitas pasien secara
lengkap
• Keluhan apa yang mendasari penderita untuk datang ke dokter. Keluhan ini
dapat berupa :
- massa di payudara yang berbatas tegas atau tidak
- benjolan dapat digerakkan dari dasar atau melekat pada jaringan di
bawahnya
- adanya nyeri
- cairan dari puting
- adanya retraksi putting payudara
- Kemerahan
- ulserasi sampai dengan pembengkakan kelenjar limfe
• Perlu ditanyakan pula riwayat penyakit
terdahulu hingga riwayat penyakit
sekarang
• Tumor mulai dirasakan sejak kapan, cepat
membesar atau tidak terasa sakit atau
tidak
• Harus disertai pula dengan riwayat
keluarga, riwayat kehamilan maupun
riwayat ginekologi
Hubungan umur dengan keadaan lesi
(Underwood & Cross, 2010).
Kemungkinan Penyebab Patologis
Presentasi
< 25
Klinis 25-35 tahun 35-55 tahun >55 tahun
tahun

· Benjolan FAM FAM FAM, Phyloides

mobile Phyloides

· Benjolan Jarang Fibrokistik Fibrokistik Jarang

berbatas tegas

· Benjolan Jarang Karsinoma Karsinoma Karsinoma,

keras dan Nekrosis

melekat lemak

· Discharge Jarang Jarang Duktus eksatia Duktus eksatia

papila

· Ulserasi Adenoma Adenoma Paget disease, Paget disease,

papila papila Papila Adenoma Adenoma

papila papila
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
• Pasien diminta duduk tegak atau berbaring atau kedua duanya,
kemudian perhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan,
lekukan, retraksi adanya kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus dan
benjolan
Palpasi

• Palpasi lebih baik dilakukan berbaring dengan bantal tipis dipunggung


sehingga payudara terbentang rata. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri
oleh pasien atau oleh klinisi menggunakan telapak jari tangan yang
digerakan perlahan–lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara.
Benjolan yang tidak teraba ketika penderita berbaring kadang lebih mudah
ditemukan pada posisi duduk. Perabaan aksila pun lebih mudah dilakukan
dalam posisi duduk. Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui
adanya pengeluaran cairan, darah, atau nanah. Cairan yang keluar dari
kedua puting susu harus dibandingkan
Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)

• Prosedur pemeriksaan ini dengan cara menyuntikkan jarum berukuran 22–25 gauge
melewati kulit atau secara percutaneous untuk mengambil contoh cairan dari kista
payudara atau mengambil sekelompok sel dari massa yang solid pada payudara.
Setelah dilakukan FNAB, material sel yang diambil dari payudara akan diperiksa di
bawah mikroskop yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengecatan sampel
• Sebelum dilakukan pengambilan jaringan, terlebih dulu dilakukan pembersihan pada
kulit payudara yang akan diperiksa. Apabila benjolan dapat diraba maka jarum halus
tersebut di masukan ke daerah benjolan
• Apabila benjolan tidak dapat diraba, prosedur FNAB akan dilakukan dengan panduan
dari sistem pencitraan yang lain seperti mammografi atau USG. Setelah jarum
dimasukkan ke dalam bagian payudara yang tidak normal, maka dilakukan aspirasi
melalui jarum tersebut
Hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang letaknya
superfisial palpable ataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh
unpalpable, dengan indikasi:

• Membedakan tumor kistik, solid dan peradangan


• Diagnosis prabedah kanker sebagai pengganti diagnosis potong beku
intraoperatif
• Diagnosis pertama pada wanita muda yang kurang dari 30 tahun dan
wanita lanjut usia
• Payudara yang telah dilakukan beberapa kali biopsi diagnostik
• Penderita yang menolak operasi atau anestesi
• Nodul–nodul lokal atau regional setelah operasi mastektomi
• Kasus kanker payudara stadium lanjut yang sudah inoperabel
• Mengambil spesimen untuk kultur dan penelitian
Pemeriksaan Histopatologi

• Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum


yang sangat halus maupun dengan jarum yang cukup besar untuk
mengambil jaringan
• Kemudian jaringan yang diperoleh menggunakan metode insisi
maupun eksisi dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin dan Eosin.
• Tingkat keakuratan diagnosis metode ini hampir 100% karena
pengambilan sampel jaringan cukup banyak dan kemungkinan
kesalahan diagnosis sangat kecil
Tingkat (GRADE) Histopatologis (G)

Gx Grade tidak dapat ditentukan


G1 Differensiasi baik
G2 Differensiasi sedang
G3 Differensiasi jelek
G4 Tidak terdifferensiasi
Tumor Primer (T)
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 Tidak terbukti adanya tumor
Tis Carcinoma in situ : Ca intraductal, Ca lobular in situ, atau Paget’s
disease pada nipple tanpa tumor
T1 Ukuran terbesar tumor  2 cm
T1a Ukuran terbesar tumor  0,5 cm
T1b Ukuran terbesar tumor  0,5 cm tetapi tidak melebihi 1 cm
T1c Ukuran terbesar tumor  1 cm tetapi tidak melebihi 2 cm
T2 Ukuran terbesar tumor  2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm
T3 Ukuran terbesar tumor  5 cm
T4 Tumor dengan ukuran berapapun dengan ekstensi langsung
terhadap dinding dada atau kulit
T4a Ekstensi ke dinding dada
T4b Edema (termasuk Peau d’orange) atau ulserasi kulit
mammae atau satelit KGB kulit teraba pada mammae yang
sama
T4c T4a dan T4b
T4d Inflamatory carcinoma
KGB Regional (N)

Nx KGB regional tidak dapat dinilai


N0 Tidak ada metastasis ke KGB
N1 Metastasis ke KGB axillaris ipsilateral, dapat
digerakan
N2 Metastasis ke KGB axillaris ipsilateral, melekat
terhadap KGB atau struktur lain
N3 Metastasis ke KGB mammae internal, ipsilateral
Metastasis jauh (M)

Mx Adanya metastasis jauh tidak dapat


diperkirakan
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Ada metastasis jauh (metastasis ke KGB
supraclavicular ipsilateral)
Klasifikasi Patologis (pN)

pNx KGB regional tidak dapat dinilai (misalnya karena pernah


diangkat, atau tidak diangkat untuk pemeriksaan patologis
pN0 Tidak ada metastasis ke KGB
pN1 Metastasis ke KGB axillaris ipsilateral, dapat digerakkan/
pN1a Hanya mikrometastasis (tidak ada yang > 0,2 cm)
pN1b Metastasis ke KGB, ada yang > 0,2 cm
pN1bi Metastasis pada 1-3 KGB, ada yang > 0,2 cm,
ukuran terbesar tidak ada yang > 2 cm
pN1bii Metastasis pada > 4 KGB, ada yang > 0,2 cm,
ukuran terbesar tidak ada yang > 2 cm
pN1biii Ekstensi tumor melebihi kapsul sebuah KGB,
ukuran terbesar metastasis < 2 cm
pN1biv Metastasis pada sebuah KGB dengan ukuran
terbesar  2 cm
pN2 Metastasis ke KGB axillaris ipsilateral, melekat terhadap KGB
atau struktur lain
pN3 Metastasis ke KGB mammae internal, ipsilateral
Stage Grouping

Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0 N1 M0
T1 N1* M0
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stage IIIB T4 N berapapun M0
T berapapun N3 M0
Stage IV T berapapun N berapapun M1
Paru-paru

Tulang (Vertebra)
Sistem Organ lain
Vena
KGB Axilla

Metastasis KGB Supraclavicula


Ca Mammae
KGB mammaria interna

Sistem Hepar
Limfe
Terapi
• Radical Mastectomy
• Extended Radical Mastectomy
• Modified radical mastectomy
• Total Mastectomy
• Segmental Mastectomy
• Hormonal terapi
• Chemoterapy
• Neoadjuvant chemoterapy
• Radiation therapy
• Sentinel lymph nodes biopsy
• Skin Sparing Mastectomy
Prognosis

• Stadium 0: 5-10 tahun 96,2 %


• Stadium I : 5-10 tahun 90-80 %
• Stadium II : 5-10 tahun 70-50 %
• Stadium III : 5-10 tahun 20-11 %
• Stadium IV : 5-10 tahun 0 %
• Ca in situ mempunyai prognosis yang
lebih baik dibandingkan dengan Ca yang
sudah invasive.
Pencegahan
• Banyak faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
• Perubahan diet & gaya hidup
• Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini  SADARI dan
mammografi  mendeteksi kanker secara dini
• 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi risiko kanker
payudara : tamoksifen dan raloksifen  anti estrogen di
dalam jaringan payudara. Tamoksifen  mencegah
kekambuhan pada penderita yang telah menjalani pengobatan
untuk kanker payudara. Bisa digunakan pada wanita yang
memiliki risiko sangat tinggi.
• Mastektomi pencegahan  pembedahan untuk mengangkat
salah satu atau kedua payudara & merupakan pilihan untuk
mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki risiko
sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya
telah diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat
keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang
memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).

Anda mungkin juga menyukai