Anda di halaman 1dari 40

STATISTIK KECELAKAAN

Kecelakaan?

• Suatu kejadian (event)


Statistik? yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula
Sekumpulan data yang dapat menimbulkan
empiris yang telah korban manusia dan atau
diolah harta benda. (Permenaker
menggunakan 3/98)
perangkat • Kecelakaan yg terjadi
perhitungan dan berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk
analisa tertentu penyakit yg timbul karena
dan disampaikan hubungan kerja, demikian
dalam bentuk pula kecelakaan yg terjadi
informasi yang dlm perjalanan berangkat
mudah dipahami dari rumah menuju
tempat kerja, dan pulang
ke rumah melalui jalan
yang biasa atau wajar
dilalui. (UU 2/92)

Statistik Kecelakaan?
Kumpulan informasi tentang kecelakaan
akibat kerja meliputi kecelakaan ketika
menjalankan pekerjaan, yang berakibat
kematian/kelainan, serta PAK
TUJUAN
•1. Mempelajari :
. Jumlah kecelakaan
. Jenis kecelakaan
. Tingkat keparahan
. Pembagian tingkat korban
. Mesin /peralatan penyebab
. Proses kecelakaan
. Jenis tingkah laku penyebab
. Waktu, tempat yang sering terjadi
. dll
•2. Menilai secara tepat sebab kecelakaan
•3. Perencanaan usaha pencegahan
DATA / INFORMASI
“Sesuatu yang diketahui atau dianggap
dapat memberikan gambaran tentang suatu
keadaan atau persoalan berkaitan dengan
waktu dan tempat”

Dasar pembuatan keputusan


Dasar suatu perencanaan
MANAJEMEN
Alat pengendalian
Dasar evaluasi Manajemen
LAPORAN
KECELAKAAN
KERJA

DATA

DIOLAH /
DIANALISA

INFORMASI
Data Kecelakaan Kerja di Indonesia
TAHUN JUMLAH KASUS

2003 105.846
2004 95.418
2005 96.081
2006 95.000
2007 83.714

4 orang mati setiap hari pada


tahun 2007
PIRAMIDA KECELAKAAN

1
Fatal

29
Cidera berat

300
Kasus P3K, kerusakan properti
(keadaan hampir celaka / nearmiss

3000
Sumber bahaya, unsafe act, unsafe condition
1. K3 masih belum mendapatkan perhatian yang
memadai semua pihak:
• Masalah K3 masih belum menjadi prioritas program
• Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek
ekonomi, dan tidak pernah dilihat dari pendekatan
moral.
• Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor
produksi dalam perusahaan, belum ditempatkan
sebagai mitra usaha
• Alokasi anggaran perusahaan untuk masalah K3
relatif kecil
2. Masih rendahnya komitment pimpinan
perusahaan terhadap K3 :

• Dari jumlah perusahaan 160.041 menurut data ,


13.381 merupakan perusahaan dengan tenaga kerja
lebih dari 100 orang ( wajib mempunyai P2K3
(Panitia Pembina K3) sesuai pasal 10 UUKK
No.1/1970)
• Jumlah P2K3 yang ada kurang dari 13.000
• Dari P2K3 yang ada 10-12 % yang berfungsi
• Menunjukan komitment pimpinan perusahaan
terhadap K3 masih rendah
 Perusahaan yang mempunyai dokter perusahaan
(pasal 8 UUKK No.1/1970) tercatat 1.155 orang
 Program pemeriksaan kesehatan tenaga kerja tidak
jalan
KENDALA : TIDAK MELAPORKAN
KECELAKAN YANG TERJADI
ALASAN ?
. Takut tindakan disiplin
. Khawatir catatan penilaian negatif
. Khawatir akan reputasi
. Takut diobati
. Tidak menyukai petugas medik
. Menghindari terhentinya pekerjaan
. Ingin menjaga catatan pribadi yang bersih
. Menghindari pertanyaan
. Melindungi tingkah laku orang lain
. Tidak memahami pentingnya laporan kecelakaan
KECELAKAAN MENERIMA

Accident Investigation
LAPORAN

STATUS
KECELAKAAN PROCEDURE
DIINVESTIGASI
STATUS TIDAK
DATA AWAL MASUK
INVESTIGASI DIINVESTIGASI KECELAKAAN DATABASE

SUSUN TIM PENGUMPULAN IDENTIFIKASI JENIS INVESTIGASI


INVESTIGASI DATA AWAL KECELAKAAN LAPANGAN

MASUK PERSIAPAN PERALATAN


DAN DOKUMEN PENYUSUNAN
DATABASE
LAPORAN
AWAL

INVENTARISASI TIDAK CUKUP INVESTIGASI


KECUKUPAN DATA LANJUTAN
UNTUK ANALISIS

CUKUP

FINALISASI
LAPORAN
Tahapan investigasi
IDENTIFIKASI DATA DAN FAKTA
KECELAKAAN KERJA
• Cidera (nature of injury)
• Bagian tubuh yang cidera (part of body)
• Sumber cidera (source of injury)
• Tipe kecelakaan (accident type)
• Kondisi berbahaya (hazardous condition)
• Penyebab cidera (agency of accident)
• Penyebab khusus cidera (agency accident part)
• Tindakan berbahaya (unsafe act)
• dll
ANALISA KECELAKAAN
• Proses analisis merupakan tahap paling
lama dan penting
• Tahap penghubung antara data faktual dan
kesimpulan
• Libatkan pihak lain yang kompeten / ahli
jika diperlukan
• Jangan langsung mengambil kesimpulan
• Update pengetahuan dan teknologi
METODE
• Expert judgement.
• Statistical techniques.
• Analytical techniques.
CONTOH PENYAJIAN DATA
Pattern of Accidents over a Five-Year Period

500
450
Number of Accidents

400
350
300
250
200
150
100
50
0
1994 1995 1996 1997 1998 1999
Year
120 80.000,00
Accident 70.000,00
100

Insurance Cost ( Million Rp)


Insurance Cost
60.000,00
Accident thousand)

80
50.000,00
60 40.000,00
30.000,00
40
20.000,00
20
10.000,00
0 0,00
91 91 92 93 94 95 96 97 98 99 0 1 2

Source : PT. Jamsostek, Indonesia’s Accident Statistic


Occupational Accidents in Indonesia
(1999 – 2004)
Results

Disability
Accident Death (Funtion + Total + Recovery (STMB)
No Year
Cases Temporary)

Number (%) Number (%) Number (%)

1 1999 91.510 1.476 1.61 11.871 12.97 78.163 85.41

2 2000 98.902 1.592 1.61 12.025 12.16 85.285 86.23

3 2001 104.774 1.768 1.69 12.566 11.99 90.440 86.32

4 2002 103.804 1.903 1.83 10.345 9.97 91.556 88.20

5 2003 105.846 1.748 1.65 7.228 9.82 93.703 88.53

6 2004 95.418 1.736 1.81 9.106 9.54 84,576 88,63


DEPNAKERTRANS,2004
DATABASE
(500 KECELAKAAN)
• 50 % Kecelakaan ada hubungannya dengan maintenance
dimana :
– 15% shutdown
– 14% startup
– 10% maintenance
– 11% tindakan untuk menghindari shutdown
• Hazard and operability study yang dilakukan dengan
benar dapat mencegah 50 % kecelakaan
• 22% terjadi pada storage and blending area, dimana
– 10% karena uap yang mudah terbakar
– 10% karena proses mixing hot liquid
– 10% karena kebocoran lewat seal
– Beberapa karena desain (vent dan drain
DATABASE
(500 KECELAKAAN)
• 16% terjadi pada pressure vessel
• 12% pada perpipaan (1/3 nya karena korosi)
• 17% berhubungan dengan LPG, berikutnya adalah
heavy oil, gasoline, hydrogen dan hydrocarbon gas
• Ignition : 23% tidak diketahui dari mana sumber
penyalaan, dari yang diketahui 1/3nya karena
autoignition
• dll
Accident Statistics Analysis

• Accident data base should be established


• Accident analysis statistics should be:
– produced regularly by the Safety
Department
– reviewed at regular management and
safety committee meetings
– summary available to all employees
– Identify repetitive or significant items
Statistics may include:
• Cidera (nature of injury)
• Bagian tubuh yang cidera (part of body)
• Sumber cidera (source of injury)
• Tipe kecelakaan (accident type)
• Kondisi berbahaya (hazardous condition)
• Penyebab cidera (agency of accident)
• Penyebab khusus cidera (agency accident part)
• Tindakan berbahaya (unsafe act)
• dll
Perhitungan angka kecelakaan

PERMENAKER 3 /98
FREQUENCY RATE
SEVERITY RATE

Safety Performance Indicator


FREQUENCY RATE
(Tingkat kekerapan)
Angka yang menunjukkan banyaknya kecelakaan per
satu juta jam kerja orang akibat kecelakaan dalam satu
tahun
Rumus : FR 
 kecelakaan
X 1.
000.000

jam
_orang

Note : jumlah jam orang adalah jumlah total jam


kerja karyawan setahun ditambah dengan jam lembur
dan dikurangi absen
Contoh :
Suatu perusahaan dengan 500 tenaga kerja,
kegiatan 50 minggu per tahun, 48 jam kerja
per minggu.Jumlah lembur 20.000 jam dan
absen 60.000 jam. Mengalami 60 kecelakaan
dalam 1 tahun.

Jam orang = [(500x50x48)+20.000-60.000]


= 1.160.000
60
x1.000
.000

FR 
51
,
72
1.
160.
000

Artinya, dalam setahun terjadi kira-kira 52


kecelakaan pada setiap 1.000.000 jam orang.
SEVERITY RATE
(tingkat keparahan)
Angka yang menunjukkan jumlah hari yang hilang per
satu juta jam kerja orang akibat kecelakaan dalam satu
tahun

Rumus : 

SR
hari
_
hilang
X1
.
000
.
000
jam
_orang

Note :
• Untuk menentukan kerugian hari kerja yang hilang
(konversi) dapat dilihat dalam tabel lampiran. II
Permenaker 03/1998)
• Hari hilang = STMB + Konversi
Konversi Hari Kerja Hilang karena Cacat Anatomis atau
Cacat Fungsi dan Kematian Akibat Kecelakaan Kerja

• Untuk Kerugian Dari Anggota Badan Karena Cacat Tetap atau


Menurut Ilmu Bedah
1. Tangan dan Jari-jari
Amputasi seluruh Jari-jari (hari)
atau sebagian dari
tulang Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking
Ruas ujung 300 100 75 60 50
Ruas tengah - 200 150 120 100
Ruas pangkal 600 400 300 240 200
Telapak (antara jari-
jari dan pergelangan) 900 600 500 450 -

Tangan sampai pergelangan 3000


2. Kaki dan Jari-jari
Ibu Jari Jari-jari lainnya
Amputasi seluruh atau sebagian dari tulang
(hari) (hari)
Ruas ujung 150 35
Ruas tengah - 75
Ruas pangkal 300 150

Telapak (antara jari-jari dan pergelangan) 600 350

Kaki sampai pergelangan 3000

3. Lengan

Tiap bagian dari pergelangan sampai siku 3600 hari


Tiap bagian dari atas siku sampai sambungan bahu 4500 hari
4. Tungkai
Tiap bagian di atas mata kaki sampai lutut 3000 hari
Tiap bagian di atas lutut sampai pangkal paha 4500 hari
B. Kehilangan Fungsi
Satu mata 1800 hari

Kedua mata dalam satu kasus kecelakaan 6000 hari

Satu telinga 600 hari


Kedua telinga dalam satu kasus kecelakaan 3000 hari

C. Lumpuh Total dan Mati


Lumpuh total yang menetap 6000 hari
Mati 6000 hari

Catatan : Untuk setiap luka ringan dengan tidak ada amputasi tulang kerugian
hari kerja adalah sebesar jumlah hari sesungguhnya selama si korban
tidak mampu bekerja.
STANDAR OSHA (USA)
STANDAR INGGRIS
KETENTUAN UMUM (1)
• Kecelakaan kerja yang menghilangkan
waktu kerja ialah :
1. Kecelakaan yang menyebabkan seorang
pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya
setelah terjadi kecelakaan kerja selama 2x24
jam.
2. Terhentinya proses dan atau rusaknya
peralatan tanpa korban jiwa jika melebihi
shift berikutnya.
KETENTUAN UMUM (2)
• Perhitungan kehilangan waktu kerja akibat
kecelakaan :
1. Kehilangan waktu kerja dihitung
berdasarkan kenyataan tidak mampu bekerja
dan untuk bagian tubuh yang cacat
selamanya dihitung berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
2. Kehilangan waktu kerja diperhitungkan
apabila korban kecelakaan kerja tidak dapat
bekerja kembali pada shift berikutnya sesuai
jadwal kerja
KETENTUAN UMUM (3)
1. Kehilangan waktu kerja tidak
diperhitungkan selama korban kecelakaan
kerja dalam proses medis dan jika korban
kecelakaan kerja ternyata tidak dapat bekerja
kembali pada tempat semula, maka
perhitungan kehilangan waktu kerja seperti
termaksud pada butir 1).
2. Kehilangan waktu kerja tidak
diperhitungkan apabila kecelakaan kerja
adalah sebagai akibat perang, bencana alam
dan lain-lain yang diluar kontrol perusahaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai