2.ANNIDA QUDSI HIDAYAH (1801007) 3.DEWI WULAN CAHYANI (1801016) 4.DINDA PUTRI SABRINA (1801017) 5.HADIAN FIRDAUS (1801027) 6.INTAN FEBRY CAHYANI (1801031) IMPLEMENTASI A. PENGERTIAN IMPLEMENTASI dalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,1994,dalam Potter dan Perry,1997). Proses pelaksanaan implememtasi harus berpusat pada kebutuhan klien, faktor-faktro lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.(Kozier et al.,1995). Kerangka lain mengatakan pendapat bahwa implementasi adalah tindakan yang dilakukan baik oleh kelompok pemerintah maupun swasta agar tujuan yang telah digariskan dapat tercapai sebagaimana diungkapkan oleh Metter dan Horn (1975) dalamAgustino (2006:139 ): ” Implementasi kebijakan ialah tindakan – tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintahatau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telahdigariskan dalam keputusan kebijakan”. B.VISI DAN MISI Visi dan misi dalam konteks ini adalah apa yang di inginkan oleh promosi kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang lain. Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari undang-undang No. 23/1992, maupun WHO yakni meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesheatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga prduktif secara ekonomi dan sosial adapun misi adalah sebagai berikut 1.Advocat : melakukan upaya agar pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut dan mempercayai dan menyakini bawah program kesehata yang d tawarakan perlu di dukung melalui kebijakan politik 2.Menjembatani : melaksanakan program kesehatab perlu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait. 3. Memampukan : masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri di bidang kesehatan, termasuk memilihara dan meningkatkan kesehtan mereka. C.MENURUT PARA AHLI Menurut Van Meter dan Van Horn (1975) ada enam yaitu : 1) Standar dan sasaran kebijakan. Setiap kebijakan public harus mempunyai standard suatu sasaran kebijakan jelas dan terukur. Dengan ketentuan tersebut tujuannya dapat terwujudkan. Dalam standard an sasaran kebijakan tidak jelas, sehingga tidak bias terjadi multi-interpretasi dan mudah menimbulkan kesalah-pahaman dan konflik di antara para agen implementasi. 2) Sumberdaya. Dalam suatu implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya, baik sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya materi (matrial resources) dan sumberdaya metoda (method resources). Dari ketiga sumberdaya tersebut, yang paling penting adalah sumberdaya manusia, karena disamping sebagai subjek implementasi kebijakan juga termasuk objek kebijakan publik. 3) Hubungan antar organisasi. Dalam banyak program implementasi kebijakan, sebagai realitas dari program kebijakan perlu hubungan yang baik antar instansi yang terkait, yaitu dukungan komunikasi dan koordinasi. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program tersebut. Komunikasi dan koordinasi merupakan salah satu urat nadi dari sebuah organisasi agar program-programnya tersebut dapat direalisasikan dengan tujuan serta sasarannya. 4) Karakteristik agen pelaksana. Dalam suatu implementasi kebijakan agar mencapai keberhasilan maksimal harus diidentifikasikan dan diketahui karakteristik agen pelaksana yang mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, semua itu akan mempengaruhi implementasi suatu program kebijakan yang telah ditentukan. 5) Disposisi implementor. Dalam implementasi kebijakan sikap atau disposisi implementor ini dibedakan menjadi tiga hal, yaitu; (a) respons implementor terhadap kebijakan, yang terkait dengan kemauan implementor untuk melaksanakan kebijakan publik; (b) kondisi, yakni pemahaman terhadap kebijakan yang telah ditetapkan; dan (c) intens disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki tersebut. 6) Kondisi lingkungan sosial, politik dan ekonomi. Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan. D.CONTOH IMPLEMENTASI Contoh jamkesda karena d indonesia Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan hak bagi seluruh masyarakat, tak terkecuali bagi masyarakat miskin dan jamkesda itu ada namum masih saja ditemukan kelemahan di beberapa aspek kebijakan makanya terbentuk implementasi dan proses dari implementasi SEKIAN DAN TERIMA KASIH WALAIKUMSALAM WR.WB