Anda di halaman 1dari 23

Nyeri Kolik Renal

S
PENDAHULUAN

S Serabut saraf nyeri pada renal umumnya saraf simpatis preganglion


yang mencapai korda spinal T-11 sampai L-2 melalui dorsal nerve
roots. Transmisi sinyal nyeri terjadi melalui traktus spinotalamikus
asenden.

S Saluran pencernaan memiliki persarafan yang sama, maka dari itu


nyeri kolik renal diasosiasikan dengan gejala pada gangguan
pencernaan
DERMATOM
PENDAHULUAN

S Kolik renal adalah nyeri yang bersifat hilang timbul yang


disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal, pelvis renal atau
ureter. Nyeri ini timbul akibat peregangan, peningkatan
perstaltik dan spasme otot polos pada sistem pelviokalises
ginjal atau ureter sebagai usaha untuk mengatasi obstruksi.

S Penyebab paling umum penyebab kolik renal adalah batu


pada saluran kemih (urolithiasis).
ETIOLOGI

S Etiologi paling umum adalah melintasnya batu ginjal.


Bertambah parahnya nyeri bergantung pada derajat dan
tempat terjadinya obstruksi; bukan pada keras, ukuran, atau
sifat abrasi batu ginjal. Bekuan darah atau fragmen jaringan
juga dapat menyebabkan hal yang sama. Kolik karena
bekuan darah, trauma, neoplasma dari ginjal dan traktus
urinarius, perdarahan setelah biopsi
renal perkutan, kista renal, malformasi vaskular renal, nekro
sis papilar, TB, dan infark pada ginjal. Kolik sesungguhnya
terjadi karena refluks vesikoureteral.
Batu Ginjal

S Batu ginjal yang bergerak sepanjang ureter dan hanya menyebabkan


obstruksi intermiten sebenarnya menyebabkan rasa nyeri yang lebih hebat
daripada batu yang tidak bergerak.
S Suatu obstruksi konstan akan memicu berbagai mekanisme autoregulasi dan
refleks yang akan membantu meredakan nyeri. 24 jam setelah obstruksi
ureteral total, tekanan hidrostatik akan menurun karena
(1) penurunan peristalsis ureteral,
(2) penurunan aliran darah arteri renal, yang menyebabkan penurunan produksi
urin, dan
(3) edema interstitial yang menyebabkan peningkatan lymphatic drainage. Faktor-
faktor ini menyebabkan kolik renal yang berintensitas tinggi berdurasi < 24 jam.
Bekuan
Darah,

S Bekuan darah atau • Nyeri kolik renal biasany


fragmen jaringan juga a disebabkan oleh peleba
dapat menyebabkan ran, peregangan, dan
spasme yang disebabkan
obstruksi. Kolik karena oleh obstruksi ureter.
bekuan darah sering Obstruksi dapat
ditemui pada penyakit menyebabkan terjadinya
gangguan pembekuan stasis urin yang
darah herediter atau merupakan medium bagi
didapat bakteri untuk
berkembang biak
dan menggangu
aliran darah intarenal.
Kolik Renal

S Tipikal

S Atipikal
Kolik Renal Tipikal

S Nyeri ini terjadi di sekitar dermatom T-10 sampai S-4.


Keseluruhan proses ini terjadi selama 3-18 jam. Ada 3 fase.
Fase akut, fase konstan, fase hilangnya nyeri
Fase Akut

S Serangannya secara tipikal terjadi pada pagi atau malam hari


sehingga membangunkan pasien dari tidurnya. Jika terjadi pagi
hari, pasien umumnya mendeskripsikan serangan tersebut
sebagai serangan yang mulanya perlahan sehingga tidak
dirasakan. Sensasi dimulai dari pinggang, unilateral, menyebar
ke sisi bawah, menyilang perut ke lipat paha (groin). Nyerinya
biasanya tetap, progresif, dan kontinu; beberapa pasien
mengalami serangan intermiten yang paroksismal dan sangat
parah. Derajat nyeri bisa meningkat ke intensitas maksimum
setelah 30 menit sampai 6 jam atau lebih lama lagi. Pasien
umumnya mencapai nyeri puncak pada 1-2 jam setelah onset.
Fase Konstan

S Saat nyeri telah mencapai intensitas maksimum, nyeri akan menetap


sampai pasien diobati atau hilang dengan sendirinya. Periode
dimana nyeri maksimal ini dinamakan fase konstan. Fase ini
biasanya berlangsung 1-4 jam tetapi dapat bertahan lebih lama lebih
dari 12 jam pada beberapa kasus. Kebanyakan pasien datang ke
UGD selama fase ini. Pasien yang menderita kolik biasanya banyak
bergerak, di atas tempat tidur atau saat berjalan, untuk mencari
posisi yang nyaman dan mengurangi nyeri. Walaupun ginjal dan
traktus urinarius terletak retroperitoneal, mual dan muntah disertai
bising usus menurun / hipoaktif adalah tanda yang dominan;
sehingga memungkinkan kesalahan diagnosis intraperitoneal.
Contohnya terutama adalah obstruksi ureteropelvis junction pada
ginjal kanan.
Fase Hilangnya Nyeri

S Pada fase terakhir ini, nyeri hilang dengan tiba-tiba, cepat,


dan pasien merasakan kelegaan. Kelegaan ini bisa terjadi
secara spontan kapanpun setelah onset. Pasien kemudian
dapat tidur, terutama jika diberikan analgesik. Fase ini
berlangsung 1,5 – 3 jam.
Kolik Renal Atipikal

S Etiologi kolik tipikal bisa juga menyebabkan kolik atipikal.


Obstruksi pada calyx dapat menyebabkan nyeri pinggang
yang lebih ringan tapi episodik. Hematuria dapat juga terjadi.
Lesi obstruktif pada ureterovesical junction (hubungan ureter
dan kandung kemih) ataupun segmen intramural dari ureter
dapat menyebabkan disuria, keinginan buang air kecil yang
mendadak dan sering, serta nyeri yang menjalar ke atas atau
bawah. Kolik renal dapat disertai muntah-muntah hebat,
mual, diare, ataupun nyeri ringan yang tidak biasa sehingga
memungkinkan kesalahan diagnosis.
DIAGNOSIS KOLIK RENAL

S Anamnesis

Pada anamnesis akan ditemukan gejala-gejala berupa nyeri hilang


timbul yang menjalar dari punggung, perut bagian bawah, genital
dan bagian dalam paha. Nyerinya bersifat mendadak dan hilang
timbul. Selain itu dapat pula ditemukan mual dan muntah, perut
yang membesar, demam, gangguan berkemih yaitu nyeri
kandung kemih terasa di bawah pusat, terasa nyeri saat buang air
kecil, polakisuria, hematuria, anuria, oliguria
S • Ureter bagian atas dan pelvis renal: Nyeri dari batu
ureter bagian atas condong untuk menjalar ke area pinggang
dan area lumbar. Di sisi kanan, hal ini bisa disalahartikan
dengan kolelitiasis atau kolesistisis. Di sisi kiri, diagnosis
banding meliputi pankreatitis akut, ulkus peptikum dan
gastritis.

S •
S Ureter bagian tengah: Nyeri pada daerah ini menjalar ke
bagian kaudoanterior. Nyeri ini bisa menyerupai apendisitis
jika berada di kanan ataupun divertikulitis akut pada sisi
kiri.

S •
S Ureter distal: Nyeri pada daerah ini menjalar ke lipat
paha, testikel pada pria maupun labia mayor pada wanita
karena nyeri ini dialihkan melalui n. ilioinguinal atau n.
genitofemoral. Jika batu berada di ureter intramural, gejala
yang muncul mirip dengan sistitis atau uretritis. Gejala ini
meliputi nyeri suprapubis, urgensi, disuria, nyeri pada ujung
penis, dan terkadang berbagai gejala GI seperti diare dan
tenesmus. Gejala ini bisa disalahartikan dengan penyakit
inflamasi pelvis, ruptur kista ovarium.
Pemeriksaan Fisik

a. Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami


hidronefrosis/obstruktif.

b. Nyeri tekan/ketok pada pinggang.

c. Batu uretra anterior bisa di raba.

d. Pada keadaan akut paling sering ditemukan adalah kelembutan di


daerah pinggul (flank tenderness) yang disebabkan oleh hidronefrosis
akibat obstruksi sementara yaitu saat batu melewati ureter menuju
kandung kemih.
Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Pada pemeriksaan sedimen urin, jenis kristal yang ditemukan


dapat memberi petunjuk jenis batu. Pemeriksaan pH urin < 5
menyokong suatu batu asam urat, sedangkan bila terjadi
peningkatan pH >7 menyokong adanya organisme pemecah
urea seperti Proteus sp, Klebsiella sp, Pseudomonas sp dan
batu struvit
Radiologis
SFoto polos abdomen

Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi


batu radiopak. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat
bersifat radiopaque dan paling sering dijumpai diantara batu jenis
lain, sedangkan batu asam urat bersifat radiolusen. Gambaran
radioopak paling sering ditemukan pada area pelvis renal sepanjang
ureter ataupun ureterovesical junction. Gambaran radioopak ini
disebabkan karena adanya batu kalsium oksalat dan batu struvit
(MgNH3PO4).

•Intravenous Pyelogram (IVP)

IVP dapat menentukan dengan tepat letak batu, terutama batu-batu


yang radiolusen dan untuk melihat fungsi ginjal. Selain itu IVP
dapat mendeteksi adanya batu semi opaque ataupun batu non
opaque yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen.
S CT Scan

CT Scan (Computerized Tomography) adalah tipe diagnosis sinar X


yang dapat membedakan batu dari tulang atau bahan radiopaque
lain.

S Ultrasonografi (USG)

USG dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan


IVP, yaitu pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan
kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang
hamil. USG ginjal merupakan pencitraan yang lebih peka untuk
mendeteksi batu ginjal dan batu radiolusen daripada foto polos
abdomen. obstruksi urin
Terapi Medikamentosa

S Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang


dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontanBeberapa
jenis obat yang diberikan antara lain spasmolitika yang dicampur
dengan analgesik untuk mengatasi nyeri, kalium sitrat untuk
meningkatkan pH urin, antibiotika untuk mencegah infeksi dan
sebagainya.

S Obat penghilang nyeri seperti NSAID Tapi, penggunaan NSAID


merupakan suatu kontraindikasi bagi pasien-pasien yang akan
menjalani ESWL karena meningkatkan risiko perdarahan
perirenal.7,8

S Antiemetic (metoclopramide) jika mual atau muntah.


Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
(ESWL)

S Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini
dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu kandung kemih tanpa melalui tindakan invasif
dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui
saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan
menyebabkan hematuria.

S Persyaratan BSK yang dapat ditangani dengan ESWL :

S a. Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm.

S b. Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm.

S c. Fungsi ginjal masih baik.

S d. Tidak ada sumbatan distal dari batu.

Anda mungkin juga menyukai