Anda di halaman 1dari 18

KETUBAN PECAH DINI

ANGGA SELVIA
DEFENISI

KPD Ialah pecahnya ketuban sebelum


terdapat tanda persalinan, dan
ditunggu 1 jam tanda persalinan
belum dimulai.
ETIOLOGI
 Belum diketahui dengan pasti, tapi
diperkirakan pada kehamilan preterm
dapat disebabkan :
 Serviks inkompeten
 Ketegangan rahim berlebihan :
kehamilan ganda , Hidramnion.
 Kelainan letak janin dalam rahim : letak
sungsang, letak lintang.
 Kemungkinan kesempitan panggul : perut
gantung, bagian terendah belum masuk PAP,
CPD.
 Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
 Defisiensi gizi dari tembaga atau vit.C.
 Infeksi yang menyebabkan terjadi proses
biomekanik pada selaput ketuban dalam
bentuk proteolitik sehingga memudahkan
ketuban pecah.
GAMBARAN KLINIS
 Keluar cairan berupa air-air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 mg tanpa
disertai rasa mules.
 Ketuban dinyatakan pecah dini jika
terjadi sebelum ada tanda-tanda
persalinan.
 Cairan dapat keluar sedikit-sedikit atau
sekalian banyak.
 Cairan dapat keluar saat tidur, duduk,
jalan, berdiri, mengejan.
 Cairan warna putih keruh, jernih,
kuning, hijau, kecoklatan.
 Disertai demam bila sudah infeksi.
DIAGNOSIS
 Bau cairan ketuban yang khas.
 PD dengan spekulum, tampak air ketuban
mengalir melalui porsio/tidak.
 Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit,
tampung cairan yang keluar dan nilai dengan
nitrazine tes :
 Cairan vagina bersifat asam → PH 4,5 – 5,5
 Cairan ketuban bersifat basa → PH 7 – 7,5
PROGNOSIS
 Usia kehamilan muda → buruk
 Usia kehamilan aterm → baik
PENGARUH KETUBAN
PECAH DINI
 Pengaruh terhadap ibu
 Infeksi intapartal
 Infaksi puerperalis
 partus lama
 Perdarahan post partum
 Morbiditas dan mortalitas maternal
 Pengaruh terhadap janin
 Prematuritas
 Infeksi intra uterin
 Prolaps funiculi
 Asfiksia neonatorum
 Morbiditas dan mortalitas Neonatal
PENANGANAN
 kehamilan < 36 mg
 Tindakan konservatif :

 Istirahat baring,

 pemberian AB,

 pematangan paru,

 penilaian tanda-tanda infeksi.


 Rawat di Rumah Sakit, ditidurkan dalam
posisi trendelenberg, tidak perlu
dilakukan pemeriksaan dalam untuk
mencegah terjadinya infeksi dan
kehamilan diusahakan bisa mencapai 37
minggu.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan
preterm berupa penanganan konservatif, antara
lain:
 Berikan antibiotika (ampisilin 4×500 mg atau
eritromisin bila tidak tahan ampisilin) dan
metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
 Jika umur kehamilan < 32-34 minggu dirawat selama
air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban
tidak keluar lagi.
 Pada usia kehamilan 32-34 minggu
berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin, dan kalau
memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu. Sedian terdiri
atas betametason 12 mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari atau
deksametason IM 5 mg setiap 6 jam
sebanyak 4 kali.
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu,
tidak ada infeksi, tes busa (-): beri deksametason,
observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan
janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu,
tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol),
deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada
infeksi, beri antibiotik dan lakukan
induksi.
 Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit,
tanda-tanda infeksi intrauterin).
Penatalaksanaan ketuban pecah dini
pada kehamilan aterm berupa
penanganan aktif, antara lain:
 Kehamilan > 37 minggu, induksi
dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesaria. Dapat pula diberikan
misoprostol 50 μg intravaginal tiap 6
jam maksimal 4 kali.
 Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis
tinggi, dan persalinan di akhiri:
 Bila skor pelvik < 5 lakukan pematangan serviks
kemudian induksi. Jika tidak berhasil akhiri persalinan
dengan seksio sesaria.
 Bila skor pelvik > 5 induksi persalinan, partus
pervaginam

Anda mungkin juga menyukai