terdapat tanda persalinan, dan ditunggu 1 jam tanda persalinan belum dimulai. ETIOLOGI Belum diketahui dengan pasti, tapi diperkirakan pada kehamilan preterm dapat disebabkan : Serviks inkompeten Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda , Hidramnion. Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, CPD. Kelainan bawaan dari selaput ketuban. Defisiensi gizi dari tembaga atau vit.C. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. GAMBARAN KLINIS Keluar cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 mg tanpa disertai rasa mules. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum ada tanda-tanda persalinan. Cairan dapat keluar sedikit-sedikit atau sekalian banyak. Cairan dapat keluar saat tidur, duduk, jalan, berdiri, mengejan. Cairan warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, kecoklatan. Disertai demam bila sudah infeksi. DIAGNOSIS Bau cairan ketuban yang khas. PD dengan spekulum, tampak air ketuban mengalir melalui porsio/tidak. Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai dengan nitrazine tes : Cairan vagina bersifat asam → PH 4,5 – 5,5 Cairan ketuban bersifat basa → PH 7 – 7,5 PROGNOSIS Usia kehamilan muda → buruk Usia kehamilan aterm → baik PENGARUH KETUBAN PECAH DINI Pengaruh terhadap ibu Infeksi intapartal Infaksi puerperalis partus lama Perdarahan post partum Morbiditas dan mortalitas maternal Pengaruh terhadap janin Prematuritas Infeksi intra uterin Prolaps funiculi Asfiksia neonatorum Morbiditas dan mortalitas Neonatal PENANGANAN kehamilan < 36 mg Tindakan konservatif :
Istirahat baring,
pemberian AB,
pematangan paru,
penilaian tanda-tanda infeksi.
Rawat di Rumah Sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan kehamilan diusahakan bisa mencapai 37 minggu. Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan preterm berupa penanganan konservatif, antara lain: Berikan antibiotika (ampisilin 4×500 mg atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Sedian terdiri atas betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari atau deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa (-): beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin). Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm berupa penanganan aktif, antara lain: Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 50 μg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi, dan persalinan di akhiri: Bila skor pelvik < 5 lakukan pematangan serviks kemudian induksi. Jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesaria. Bila skor pelvik > 5 induksi persalinan, partus pervaginam