Anda di halaman 1dari 17

LBM 1 KB

MUHAMMAD FAIZ HAIDAR RAFI


Suntikan 3 bulan sekali (Depo Povera)
Mekanisme kerja

 Obat ini akan menghambat terjadinya ovulasi dengan menekan produksi


Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)

 Meningkatkan viskositas lendir cervix  Menghalangi penetrasi sperma

 Menghalangi implantasi ovum dalam endometrium (Penipisan endometrium)

 Memengaruhi transport ovum di tuba

Sumber:
Ilmu Kandungan; Bina Pustaka Sarwono; 2011; BAB 20 Kontrasepsi; Halaman 479
Lauralee Sherwood; Medical Physiology 7th edition; Chapter 20 The Reproductive System; Pg 572
Gerrard J Tortora; Principles of Anatomy and Physiology 14th edition; Chapter 28 Reproductive
System; Pg.1062
Gambar
Kontrasepsi Non Hormonal
1. Coitus Interuptus
a. Pengertian
Adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi
intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genital external wanita
b. +/-
Keuntungan
+ Tidak memerlukan alat (murah)
+ Tidak menggunakan zat kimia
+ Selalu tersedia setiap saat
+ Tidak ada ESO
Kerugian
- Angka kelahiran tinggi
- Kenikmatan seksual berkurang sehingga dapat memengaruhi kehidupan perkawinan
c. Kontra indikasi
- Ejakulasi prematur pada pria
Kontrasepsi Non Hormonal
2. Kondom
a. Mekanisme Kerja : Menghalangi spermatozoa kedalam traktus genitalia interna
wanita
b. Keuntungan :
 Mencegah kehamilan
 Melindungi dari IMS
 Murah
c. Kerugian
 Angka kegagalan relatif tinggi
 Perlu pemakaian secara konsisten
d. Indikasi
 Pria : Penyakit genitalia, Sensitivitas penis terhadap sekret vagina, ejakulasi
prematur
 Wanita : Vaginitis, Kontraindikasi terhadap pemakaian alat kontrasepsi lainnya,
intensitas hubungan yang tidak terlalu sering
Kontrasepsi Non Hormonal
3. Pembilasan Pasca Senggama

Bertujuan untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina, dapat dengan air
biasa atau ditambahkan cuka (asam) sebagai spermatisid.

4. Prolonged Lactation Period

Bertujuan untuk mencegah terjadinya ovulasi dan memperpanjang amenorrhea


postpartum  tidak ada ovum yang dibuahi
Kontrasepsi Non Hormonal
5. Barrier intravaginal (wanita)
a. Pessarium (Diafragma vagina dan Cervical Cap)
- Diafragma vagina dibentuk atas karet yang berbentuk seperti kubah dan disertai
per besi lunak yang tidak dapat berkarat di pinggirnya
- Bentuk seperti kubah dengan pinggir – alas yang fleksibel
- Diafragma akan terfiksasi oleh : tekanan pegas pada pinggir – alas diafragma,
tonus otot vagina, os. Pubis / simfisis pubis
- ESO umumnya tidak ada apabila dipakai semestinya; harus dikeluarkan maksimal
24 jam setelah senggama agar tidak timbul Toxic Shock Syndrome o/k toxin
Streptococcus aureus
Keuntungan Kerugian

Sangat efektif (apabila dipakai Memerlukan tingkat motivasi yang


dengan benar) tinggi dari pemakai
Aman Wanita memegang / memanipulasi
genitalnya sendiri
Diawasi sendiri oleh pemakai Awal pemakaian butuh intruksi dari
tenaga klinik terlatih
Hanya dipakai jika diperlukan Menjadi mahal bila sering dipakai
(spermisid mahal)
Tidak memengaruhi laktasi Insersinya sukar

Dapat terasa oleh suami saat


senggama
Kontrasepsi Non Hormonal
6. Spermisid Vaginal
Merupakan zat kimia yanng kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina
sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genitalia interna
Keuntungan Kerugian

Aman Angka kegagalan relatif tinggi

Sebagai alat kontrasepsi cadangan Harus digunakan 5-30menit sebellum


untuk wanita dengan KI pemakaan Pil senggama
oral, IUD etc

Proteksi kehamilan Harus dioleskan secara mendalam dari


vagina

Tidak memerlukan supervisi medis Harus dilakukan berulang – ulang


setiap akan melakukan senggama

Dapat menimbulkan rasa terbakar


atau iritasi pada wanita
 Spermatisid
Setiap spermatisid memiliki 2 komponen zat
- Zat pembawa : Jelly, cream, busa, suppositoria yang akan meleleh etc
- Zat spermisid yang aktif:
Terdapat 3 golongan berdasarkan daya kerjanya
- Surfactants(surface acting) : bekerja pada permukaan sel, memecah dinding sel
spermatozoa
- Bakterisidal : bekerja dengan menggabungkan diri dengan gugus sulfur dan hidrogen
dalam spermatozoa sehingga dapat mengganggu metabolisme
- Derajat keasaaman yang tinggi: Asam laktat, Asam borat, dll
Penyebab infertil pria

 Disfungsi seks dan atau ejakulasi


 Immunologi
 Abnormalitas yang tidak dapat diungkap
 Abnormalitas plasma seminal terpisah
 Iatrogenik
 Penyakit sistemik
 Kelainan kongenital
 Kerusakan testis didapat
 Varicocel
 Infeksi kelenjar aksesori
 Hormon
 idiopathica
Penyebab infertil wanita

 Kelainan :
 Vagina
 Mulut rahun
 Endometrium
 Tuba fallopi
 ovarium
Evaluasi infertilitas

 Evaluasi formal dimulai  1 tahun


 Eveluasi segera :
Usia >35 tahun
Menstruasi ireguler/ jarang menstruasi
Adanya riwayat infeksi/radang di pelvis/endometriosis
Pria dengan kualitas semen tidak baik
Pemeriksaan Pria

Pemeriksaan laboratorium bagi pria yang umumnya dilakukan:


 Analisa sperma yang harus dilakukan pertama kali
 Folicle-stimulating hormone (FSH)
 Luteinizing hormone (LH)
 Testosteron
 Prolaktin
 Biopsi testis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis memakai
metoda invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan patologi.
 pemeriksaan endokrin
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipothalamus, hipofisis jika
kelainan ini diduga sebagai penyebab infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuna
untuk menilai kadar hormon tesrosteron, FSH, dan LH.
 USG
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat, vesikula seminalis,
atau seluran ejakulatori.
Pemeriksaan Wanita

Pemeriksaan laboratorium bagi wanita yang umumnya dilakukan:


 Thyroid-stimulating hormone (TSH)
 Prolaktin
 Luteinizing hormone (LH)
 Folicle-stimulating hormone (FSH)
 Progesteron
Tes cadangan ovarium

 Konsentrasi FSH awal fase folikuler (siklus hari ke 3) (6-20  jelek)


 Level awal estradiol fase folikuler (N  30) (<30  jelek)
 Clomiphene citrate challenge test (100mg/hr hari ke 5-9)  folikel
tidak bertambah besar
 Volume ovarium & perhitungan folikel antral awal fase folikuler ( 4 
jelek)
 FSH eksogen yang menstimulasi kadar inhibin –B
 Kadar gonadrotopin stimulated antimulerian hormone (AMH  1,2
jelek)
 Wawancara  riwayat kesehatan, perkawinan, riwayat kb,
pekerjaan, lifestyle
 Pf  wanita  ovulasi, suhu basal, px vagina smear, lendir serviks
(kekentalan, ph, enzim, kuman), px hormon, px endometrium dan
px tuba. Laki-laki  px spermatozoa, bentuk dan pergerakannya,
 px lab analisis sperma, wanita pemantauan ovulasi
Endoskopi
 Tuboskopi/faloskopi
 histeroskopi
 laparoskopi
 hidrolaparoskopi

Anda mungkin juga menyukai