Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

UAP + SINDROM KORONER AKUT – ST


ELEVATED MYOCARDIAL INFARCTION (STEMI)

Disusun Oleh:
Karissa Maria Sangalang, S.Ked
NIM. FAB 118 011

Pembimbing:
dr. TAGOR SIBARANI

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Bagian Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
2019
Pendahuluan
Sindrom koroner akut (SKA)  keadaan darurat jantung
Klinis  rasa tidak enak di dada atau gejala lain sebagai akibat
iskemia miokardium.
SKA terdiri atas
• 1. Angina pektoris tidak stabil
• 2. Infark miokardium akut tanpa elevasi ST
• 3. Infark miokardium akut (IMA) yang disertai elevasi
segmen ST
Pendahuluan
 Tahun 2008 → 17,3 juta kematian oleh penyakit
kardiovaskular
 Hipertensi → 45% kematian karena penyakit jantung
 Tahun 2030 → diperkirakan 23,3 juta kematian oleh jantung
 Berdasarkan diagnosis dokter tahun 2013 → 0,5% penderita
PJK (883.447 orang)
 Di Kalimantan Tengah mencapai 0,3% atau 4.825 orang
(berdasarkan dx dokter) dan 0,9% atau 27.340 orang
(berdasarkan dx/gejala).
Laporan Kasus
PRIMARY SURVEY (Ny. P/44 tahun)
• Vital Sign:
• Tekanan Darah : 100/60 mmHg
• Denyut Nadi : 60 kali/menit (reguler, kuat angkat,
dan isi cukup)
• Frekuensi Napas : 22 kali/menit, torako-abdominal
• Suhu : 36,40C
• Airway : Bebas, tidak ada sumbatan jalan napas
• Breathing : Spontan, 22 kali/menit, pernapasan
abdominal-torakal, pergerakan thoraks simetris kiri dan kanan
• Circulation : Denyut nadi 60ler, kuat angkat, dan isi cukup. 4
CRT < 2 detik
• Disability : GCS (E4M6V5)
....Primary Survey
AIRWAY : Bebas, tidak ada sumbatan jalan napas
BREATHING : Spontan, 22 kali/menit, pernapasan abdominal-
torakal, pergerakan thoraks simetris kiri dan kanan
CIRCULATION : Denyut nadi 60 kali/menit, reguler, kuat angkat,
dan isi cukup. CRT < 2 detik
DISABILITY : GCS (E4M6V5)
Evaluasi masalah : Berdasarkan survey primer sistem triase, kasus ini
merupakan kasus yang termasuk dalam priority sign karena pasien
datang dengan keluhan nyeri dada dengan diberi label merah.
Tatalaksana awal : Tatalaksana awal pada pasien ini adalah
ditempatkan di ruang non-bedah, pemberian oksigen nasal kanul 2
liter/menit, dan pemasangan akses intravena.
5
Secondary Survey
• IDENTITAS
• Nama : Tn. S
• Usia : 50 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Anggur

6
Anamnesis
• Autoanamnesis
• Keluhan Utama : Nyeri dada
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien rujukan dari RS TNI Palangka Raya dengan sindrom koroner
akut. Pasien mengeluh nyeri dada yang telah berlangsung sejak 8 jam
sebelum MRS. Nyeri dirasakan tiba-tiba setelah sholat subuh. Nyeri
dada dirasakan seperti panas terbakar dan tembus ke punggung
belakang, serta menjalar ke lengan sebelah kiri. Nyeri disertai keringat
dingin dan berkurang jika pasien beristirahat. Pasien mengeluhkan
badannya lemas dan mau pingsan. Batuk disangkal, Mual dan muntah
disangkal, sakit kepala disangkal, nyeri ulu hati disangkal, dan demam
disangkal.
7
....Anamnesis
• Riwayat Kebiasaan:
Pasien suka mengonsumsi makanan berlemak. Pasien
merokok sejak usia 20 tahun sebanyak 1 bungkus sehari.
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien menyangkal pernah memiliki keluhan serupa
sebelumnya. DM (-), HT (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien tidak mengetahui

8
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Vital sign :
• Tekanan Darah : 100/60 mmHg
• Denyut Nadi : 60 kali/menit (reguler, kuat angkat, dan isi cukup)
• Frekuensi Napas : 22 kali/menit, abdominal-torakal
• Suhu : 36,40C
Kepala
• Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher
• Pembesaran kelenjar tiroid (-), peningkatan JVP (-)
thoraks
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan
kanan, tidak didapatkan retraksi
• Palpasi : Fremitus vokal kanan dan kiri normal
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Auskultasi : Bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2), tunggal,
reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Peristaltik usus (+) 6 kali/menit
• Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba besar
• Perkusi : Timpani (+)
Ekstremitas
• Akral hangat, CRT < 2 detik, edema pretibial (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Pasien Kadar Normal
Hematologi
Hb 13,6 g/dl 11-16 g/dl
Hematokrit 42,1 % 37-48 %
Leukosit 13.090/µl 4.500-11.000/µl
Eritrosit 4,73 juta/µl 4-6 juta/µl
Trombosit 259.000/µl 150.000-400.000/µl
Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 98 mg/dl < 200 mg/dl
Ureum 18 mg/dl 21-53 mg/dl
Creatinin 0,64 mg/dl 0,17-1,5 mg/dl
HbsAg Negatif Negatif

Elektrolit
Natrium 133 135-148 mmol/L
Kalium 3,7 3,5-5,3 mmol/L
Calcium 1,07 0,98-1,2 mmol/L
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan foto thorax

CTR 50% = Kardiomegali (-)


Corakan bronvaskuler tidak
meningkat: edem pulmo (-)
Diagnosis
• Unstable angina pectoris
• Sindrom Koroner Akut tipe STEMI
• Hipotensi
Penatalaksanaan
• Tatalaksana Awal di IGD
• O2 nasal kanul 2 liter/menit
• IVFD NaCl 0,9% 500cc/24 jam
• Lovenox 2 x 0,6 mL (SC)
• Brilinta 2 x 1 tab
• Aspilet 1 x 1 tab
• Atorvastatin 1 x 20 mg
Prognosis
• Quo ad vitam : Dubia ad bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

17
Pembahasan
Anamnesis Teori
 Pada anamnesis didapatkan Nyeri dada tipikal (angina): gejala cardinal pada
nyeri dada yang telah pasien IMA.
- Lokasi: substernal, retrosternal, dan
berlangsung ±8 jam sebelum prekordial.
MRS dan dirasakan tiba-tiba. - Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa
Nyeri dada dirasakan seperti terbakar, ditindih benda berat, seperti
panas terbakar, tembus ke ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
punggung belakang, dan - Penjalaran: biasanya ke lengan kiri, dapat juga
menjalar ke lengan sebelah kiri. ke leher, rahang bawah, gigi,
punggung/interskapula, perut, dan dapat juga
Gejala penyerta berupa keringat ke lengan kanan.
dingin, dan lemas. Nyeri - Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat
dirasakan berkurang jika atau jika diberikan obat nitrat.
beristirahat. - Faktor pencetus: latihan fisik, stres emosi,
udara dingin, dan sesudah makan.
- Gejala yang menyertai: mual, muntah, sesak
napas, keringat dingin, cemas dan lemas.
- Dapat berlangsung lebih dari 20-30 menit
....Pembahasan
Anamnesis Teori
Pada pasien nyeri dada dirasakan tiba- Pada keadaan aktivitas yang berlebih
tiba setelah sholat subuh. → meningkatkan kebutuhan oksigen
dalam tubuh → jantung akan
meningkatkan denyut jantung →
meningkatkan cardiac output
Faktor resiko: kebiasaan konsumsi Keadaan yang membuat plak dari
makanan berlemak, merokok aterosklerosis terutama pada
pembuluh darah koroner.
....Pembahasan
Anamnesis Teori
Keringat dingin Cemas → peningkatan aktivitas
saraf simpatis dalam tubuh yang
juga akan → kenaikan sekresi
epinefrin dari kelenjar adrenalin.
Lemas Penurunan aliran darah ke otot-otot
rangka.
....Pembahasan
• KLASIFIKASI
• 1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST
segment elevation myocardial infarction)
• 2. Infark miokard dengan non elevasi segmen ST
(NSTEMI: non ST segment elevation myocardial
infarction)
• 3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina
pectoris)
....Pembahasan
NSTEMI STEMI
Oklusi sebagian dari arteri Oklusi total dari arteri koroner
koroner tanpa melibatkan yang menyebabkan area infark
seluruh ketebalan miokardium, yang lebih luas meliputi
sehingga terjadi depresi seluruh ketebalan miokardium,
segmen ST pada EKG. yang ditandai dengan adanya
elevasi segmen ST pada EKG.
Lokasi Infark Berdasarkan
Sadapan EKG
TATALAKSANA
1. Tirah baring
2. Suplemen oksigen pada SpO2 arteri <95% atau distres respirasi
3. Suplemen oksigen diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam
pertama, tanpa mempertimbangkan saturasi O2 arteri.
4. Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada semua pasien yang tidak
diketahui intoleransinya terhadap aspirin (Kelas I-A).
5. Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate)
a. Dosis awal ticagrelor yang dianjurkan adalah 180 mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari
b. Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 75 mg/hari
6. Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri
dada yang masih berlangsung saat tiba di ruang gawat darurat.
7. Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit.
Kesimpulan

• Tn. S 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada.


Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pasien didiagnosa dengan STEMI. Infark
miokardium akut adalah oklusi koroner akut disertai iskemia
yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan
kerusakan sel dan kematian (infark) miokardium. Oklusi ini
sebagian besar disebabkan oleh rupture plak atheroma pada
arteri koronaria yang kemudian diikuti oleh terjadinya
trombosis, vasokonstriksi, reaksi inflamasi, dan
mikroembolisasi distal. Pada pasien ini terdapat faktor resiko
terjadinya STEMI, yaitu kebiasaan mengonsumsi makanan
berlemak dan merokok.
Daftar Pustaka
• Pusat Data dan Informasi Kementrerian Kesehatan RI. Siatuasi
Kesehatan Jantung. Jakarta: Kemenkes RI, Info-DATIN, 2014.
• Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman
Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Jakarta: Indonesian Heart
Association, 2018.
• Harun, S. Infark Miokard Akut. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I edisi 3. Jakarta: FKUI, 2000.
• Prastya A. Penguatan rantai survival pasien STEMI. Medica
Majapahit, 2017:9(1):59-71.
• Brown, CT. Penyakit Aterosklerotik Koroner. In: Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta:
EGC, 2005

Anda mungkin juga menyukai