Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

OLEH BERLLYANDRI SEPTIADI


X IPS 1
SMA N 1 SOLOK
MATERI

Zakat

Wakaf

Haji
A. Zakat

Pengertian Zakat
zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat
Islam untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya,
misalnya fakir miskin, sesuai dengan ketentuan syariat
Islam. Sedangkan dari segi bahasa, pengertian zakat adalah
bersih, suci, subur, berkat, dan berkembang.
Hukum Memberi Zakat

hukum zakat adalah wajib tanpa pengecualian bagi setiap umat


Islam yang mampu. Dari penjelasan berbagai sumber disebutkan
bahwa zakat adalah kewajiban individu (fardhu ‘ain) yang
dikeluarkan oleh semua muslim yang memiliki harta.
Jenis-Jenis Zakat

1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah disebut juga dengan zakat Nafs (jiwa), yaitu zakat
yang wajib dilakukan oleh setiap muslim ketika menjelang Idul
Fitri pada bulan suci Ramadan. Tujuan dari zakat fitrah ini adalah
untuk membersihkan diri dengan memberikan beras atau
makanan pokok kepada yang berhak atau membutuhkan.
Adapun besar zakat yang diberikan adalah minimal 2,5 kilogram
atau 3,5 liter makanan pokok di daerah tertentu. Misalnya di
Indonesia makanan pokoknya adalah nasi, maka zakat fitrah dapat
diberikan pada yang berhak dalam bentuk beras sebanyak 3,5 liter
atau 2,5 kg.
2. Zakat Maal
Zakat maal (harta) adalah pemberian zakat dari pendapatan umat
Islam, misalnya dari perdagangan, pertanian, hasil laut, ternak,
dan lain sebagainya. Setiap jenis penghasilan umat Islam tersebut
dihitung dengan cara tersendiri.
Berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 1998 Tentang
Pengelolaan Zakat, pengertian zakat maal adalah sejumlah harta
seorang muslim atau organisasi milik muslim yang disisihkan
kepada orang yang membutuhkan sesuai ketentuan syariat Islam.
Penerima Hak Zakat
Selain itu, ada beberapa manfaat dari zakat, diantaranya adalah;
Dengan berzakat maka akan mempererat tali persaudaraan dan
mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat.
Membantu mengubah perilaku buruk seseorang sehingga menjadi lebih
baik.
Membersihkan harta dan menghindarkan seseorang dari sifat tamak
terhadap harta benda.
Sebagai salah satu cara umat Islam dalam mengungkapkan rasa
syukurnya kepada Allah SWT.
Untuk memberikan dukungan moril kepada seorang mualaf.
Untuk mengembangkan potensi di dalam diri umat Islam.
B. WAKAF

Pengertian Wakaf
Wakaf adalah Sedekah Jariyah, yakni menyedekahkan harta kita
untuk kepentingan ummat. Harta Wakaf tidak boleh berkurang
nilainya, tidak boleh dijual dan tidak boleh diwariskan. Karena
wakaf pada hakikatnya adalah menyerahkan kepemilikan harta
manusia menjadi milik Allah atas nama ummat.
Syarat-syarat Wakaf

• Syarat-syarat orang yang berwakaf (al-waqif): Syarat-syarat al-


waqif ada empat, pertama orang yang berwakaf ini mestilah
memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk
mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki. Kedua
dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh,
orang gila, atau orang yang sedang mabuk. Ketiga dia mestilah
baligh. Dan keempat dia mestilah orang yang mampu bertindak
secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang yang
sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan
hartanya.
• Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf): Harta yang
diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi
beberapa persyaratan yang ditentukan oleh ah; pertama barang yang
diwakafkan itu mestilah barang yang berharga Kedua, harta yang
diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak
diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu
tidak sah. Ketiga, harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang
yang berwakaf (wakif). Keempat, harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak
melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut juga dengan istilah
(ghaira shai’).
• Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaih): Dari segi
klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, pertama tertentu
(mu’ayyan) dan tidak tertentu (ghaira mu’ayyan). Yang dimasudkan dengan tertentu
ialah, jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua orang atau satu
kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak boleh dirubah. Sedangkan yang tidak
tentu maksudnya tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara terperinci, umpamanya
seseorang sesorang untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dll. Persyaratan bagi
orang yang menerima wakaf tertentu ini (al-mawquf mu’ayyan) bahwa ia mestilah
orang yang boleh untuk memiliki harta (ahlan li al-tamlik), Maka orang muslim,
merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf.
Adapun orang bodoh, hamba sahaya, dan orang gila tidak sah menerima wakaf.
Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira mu’ayyan; pertama ialah bahwa yang
akan menerima wakaf itu mestilah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang
dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan
untuk kepentingan Islam saja.
• Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan (sighah) perlu ada
beberapa syarat: Pertama, ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata
yang menunjukKan kekalnya (ta’bid). Tidak sah wakaf kalau ucapan
dengan batas waktu tertentu. Kedua, ucapan itu dapat direalisasikan
segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau digantungkan kepada syarat
tertentu. Ketiga, ucapan itu bersifat pasti. Keempat, ucapan itu tidak
diikuti oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan diatas
dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf
adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu
telah berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut adalah orang
yang menerima wakaf secara umum ia dianggap pemiliknya tapi bersifat
ghaira tammah.
Keistimewaan Wakaf
• Wakaf merupakan salah satu amalan ibadah yang termasuk istimewa, hal ini karena
pahala waqaf akan terus mengalir walaupun kita telah meninggal dunia. Berbeda
dengan amalan-amalan seperti shalat, zakat, puasa, Haji dll yang pahalanya akan
terputus ketika kita meninggal dunia. Keterangan ini berdasarkan hadist Rasulullah
SAW. “Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya,
kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu
mendoakannya. [HR. muslim, Imam Abu Dawud, dan Nasa’iy] Menurut jumhur
ulama; sedekah jariyah dalam wujud waqaf.
• Pahalanya bisa diatasnamakan orang lain. “Dari sahabat Fadhl datang kepada
Rasulullah dan bertanya “ibuku meninggal dunia dan aku bermaksud ingin
melakukan amal kebaikan baginya, apakah pahalanya akan bermanfaat buat ibuku? ”
Rasulullah menjawab, ” buatlah sumur umum dan niatkan pahalanya kepada
ibumu.
C. HAJI

Secara Umum, Pengertian Haji adalah mengunjungi Baitullah


(Ka'bah) di Mekah untuk melakukan amal ibadah tertentu dengan
syarat-syarat tertentu pula. Ibadah Haji merupakan salah satu dari
rukun Islam. yakni pada rukun yang kelima yang wajib
dikerjakan bagi setiap muslim, baik itu laki-laki maupun
perempuan yang mampu dan telah memenuhi syarat. Orang yang
melakukan ibadah haji wajib memenuhi ketentuan-ketentuannya.
Ketentuan haji selain pengertian haji diatas, juga syarat haji,
rukun haji, wajib haji, larangan haji, tata cara haji, serta sunnah-
sunnah haji.
Syarat-Syarat Haji
1. Beribadah Sehat. Orang sakit atau lemah fisiknya dapat mewakilkan kepada orang lain jika ia mampu
membiayainya.
2. Ada kendaraan yang dapat mengantar ulang dan pergi ke Mekah bagi orang yang di luar mekah.
3. Aman dalam perjalanan. Artinya, jiwa dan hartanya terjamin keselamatannya.
4. Memiliki bekal yang cukup. Artinya, harta yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
selama mengerjakan haji, termasuk juga cukup untuk menjamin kebutuhan keluarga yang
ditinggalkannya.
5. Bagi perempuan harus dengan suaminya atau diserta mahram atau dengan perempuan lain yang ada
mahramnya.
Syarat-Syarat Haji yang harus dipenuhi
Beragama Islam
Berakal sehat
Balig atau dewasa
Merdeka (bukan budak) dan
Kuasa atau mampu untuk melakukannya
Rukun-Rukun Haji
1. Ihram
Ihram adalah berniat mengerjakan ibadah haji atau umrah dengan memakai
pakaian ihram, pakaian berwarna putih bersih dan tidak berjahit. Pakaian tidak
berjahit hanya berlaku bagi laki-laki.
2. Wukuf di Padang Arafah
Wukuf adalah hadir di Padang Arafah pada waktu zuhur, dimulai sejak tergelincir
matahari tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajat tanggal 10 Zulhijah (pada bulan
haji).
3. Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari
Hajar Aswad dengan posisi Ka'bah di sebelah kiri orang yang bertawaf (berputar
kebalikan arah jarum jam). Orang yang tawaf harus menutup aurat serta suci dari
hadas dan najis.
4. Sai
Sai adalah berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah. Ketentuan sai harus dimulai
dari Bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwah. Sai dilakukan sebanyak tujuh kali dan
dikerjakan setelah tawaf.
5. Menggunting (Mencukur) Rambut
Waktu mencukur rambut setelah melempar Jamrah Aqabah pada hari Nahar. Apabila
mempunyai kurban, mencukup dilakukan setelah menyembelih hewan kurban.
Mencukur rambut sekurang-kurangnya tiga helai rambut.
6. Tertib
Tertib berarti menertibkan rukun-rukun haji tersebut. Artinya, harus berurutan dimulai
dari niat (ihram), wukuf, tawaf, sai, dan menggunting rambut.
Larangan-Larangan Haji
Larangan Haji-Larangan bagi orang laki-laki dan perempuan yang sedang menunaikan ibadah
haji dan umrah
a. Larangan bagi laki-laki
Laki-laki dilarang memakai pakaian yang berjahit, memakai tutup kepala, dan memakai atas
kaki yang menutupi mata kai
b. Larangan bagi perempuan
Perempuan dilarang menutup muka dan kedua telapak tangan.
c. Larangan bagi laki-laki dan perempuan yaitu:
Memakai wangi-wangian, kecuali yang dipakai sebelum niat
Memotong rambut atau bulu badan yang lainnya
Memotong kuku
Mengadakan akad nikah
Memburu dan membunuh binatang yang ada di tanah suci,
Bersetubuh dan pendahuluannya

Anda mungkin juga menyukai