Anda di halaman 1dari 25

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Pengertian
Kepemimpinan adalah kemampuan manajerial yang
dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain
agar bekerja mencapai sasaran tujuan yang
diinginkan.

Proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau


kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu.
Ada implikasi penting dari definisi tersebut :
1. Kepemimpinan menyangkut orang lain (bawahan atau pengikut)
2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan, yang
tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok.
3. Pemimpin dapat menggunakan pengaruh, dengan kata lain
pemimpin tidak hanya memerintah bawahan apa yang harus
dilakukan tetapi dapat mempengaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya.
Perbedaan Manajemen dan Kepemimpinan

Aktivitas Manajemen Kepemimpinan

Perencanaan dan
Menciptakan agenda Penentuan arah
penganggaran

Membangun jaringan
Pengorganisasian dan
manusia untuk meraih Penyatuan orang
pengaturan karyawan
agenda

Pengendalian dan Penyediaan motivasi


Mengeksekusi rencana
pemecahan masalah dan inspirasi

Menghasilkan suatu
tingkat kepastian, Menghasilkan
Hasil
keteraturan dan potensi perubahan
hasil-hasil penting
Natural leader: Seseorang yang terutama dengan menggunakan
nalurinya,sikapnya,kemampuannya,& ciri-ciri kepribadiannya
dapat menciptakan keadaan sehingga orang lain yang
dipimpinnya dapat saling bekerhasama untuk mencapai tujuan.
Management leader: Seseorang dengan kedudukannya sebagai
pemimpin terutama dengan melaksanakan tugas berdasarkan
prinsip dasar manajemen,untuk perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan & pengendalian sehingga dapat menciptakan
keadaan orang yang dipimpinnya saling bekerjasama untuk
mencapai tujuan.
Pemimpin belum tentu seorang manajer,tetapi seorang manajer
adalah seorang pemimpin (Huse &Bowditch,1977)
Manajer adalah orang yang bertugas mengkoordinasikan
kegiatan orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
dengan melaksanakan fungsi manajemen.
Mitos-mitos Pemimpin
Mitos pemimpin adalah pandangan-pandangan atau keyakinan-keyakinan
masyarakat yang dilekatkan kepada gambaran seorang pemimpin. Mitos ini
disadari atau tidak mempengaruhi pengembangan pemimpin dalam organisasi.
Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat
(1) Mitos the Birthright ; (2) The For All – Seasons ; (3) the Intensity.
Mitos the Birthright berpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan
dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi perkembangan regenerasi
pemimpin karena yang dipandang pantas menjadi pemimpin adalah orang
yang memang dari sananya dilahirkan sebagai pemimpin, sehingga yang
bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidak memiliki kesempatan menjadi
pemimpin
Mitos the For All – Seasons berpandangan bahwa sekali orang itu menjadi
pemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Pada
kenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada satu situasi dan kondisi
tertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainnya.
Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa
bersikap tegas dan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja
jika didorong dengan cara yang keras. Pada kenyataannya kekerasan
mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja,
produktivitas seterusnya tidak bisa dijamin. Kekerasan pada kenyataannya
justru dapat menumbuhkan keterpaksaan yang akan dapat menurunkan
produktivitas kerja.
TEORI KEPEMIMPINAN

Teori Perilaku (1950-1960an)


Teori ini memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin tentang
apa yang diperbuat dan bagaimana ia melakukannya. Artinya, bahwa
teori perilaku ini memusatkan perhatiannya pada 2 (dua) aspek, yaitu;
Aspek Fungsi, meliputi ;
 Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau
pemecahan masalah (problem solving).
 Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance).
Aspek gaya kepemimpinan, meliputi;
 Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task
orientation).
 Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan (employ
orientation).
 Teori-teori dan penelitian tentang pendekatan perilaku ini yang
paling terkenal, antara lain; Teori X dan Teori Y dari Douglas
McGregor
TEORI KEPEMIMPINAN

Teori Situasional (1960-1980)


Menurut teori ini, efektivitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan
oleh gaya kepemimpinan tetapi juga ditentukan oleh situasi yang
ada dalam kepemimpinan tersebut.

Faktor situasi ini, meliputi;


 Karakteristik manajerial.
 Faktor bawahan.
 Faktor kelompok.
 Faktor organisasi.

Teori-teori situasional yang terkenal, misalnya;


 Teori contingensi dari Fiedler
 Rangkaian Kesatuan Kepemimpinan dari Tannembaum dan
Schmidt
 Teori Siklus Kehidupan dari Hersey dan Blanchard.
TEORI KEPEMIMPINAN

Teori/Model Atribusi

Menurut model ini, pemimpin pada dasarnya adalah pengolah


informasi;

 Mencari informasi

 Mengelompokkan penyebab tersebut kedalam bentuk; orang,


tugas dan konteks.

 Mengaitkan penyebab (setelah dikelompokkan) terhadap jenis


informasi (kekhususan, konsisten, consensus).
Teori Kontingensi (Contigensy Theory)
Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai
pola perilaku pemimpin (atau ciri) dibutuhkan dalam
berbagai situasi bagi efektivitas kepemimpinan.
Pada umumnya pemimpin memotivasi para pengikut
dengan mempengaruhi persepsi mereka tentang
konsekuensi yang mungkin dari berbagai upaya.
Bila para pengikut percaya bahwa hasil-hasil dapat
diperoleh dengan usaha yang serius dan bahwa
usaha yang demikian akan berhasil, maka
kemungkinan akan melakukan usaha tersebut.
Aspek-aspek situasi seperti sifat tugas, lingkungan
kerja dan karakteristik pengikut menentukan tingkat
keberhasilan dari jenis perilaku kepemimpinan untuk
memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut
Teori Siklus Kehidupan dari Hersey dan Blanchard
Konsep dasar teori siklus-kehidupan (life-cycle
theory) adalah strategi dan perilaku pemimpin harus
situasional dan terutama didasarkan pada
kedewasaan atau ketidak dewasaan para pengikut.
1. Kedewasaan (maturity) adalah kapasitas /
kemampuan Individu / kelompok untuk menetapkan
tujuan tinggi tetapi dapat dicapai, dan keinginan,
kemampuan mereka untuk mengambil tanggung
jawab.
2. Perilaku tugas adalah tingkat dimana pemimpin
cenderung untuk mengorganisasikan dan
menentukan peranan para pengikut, menjelaskan
setiap kegiatan yang dilaksanakan, kapan, dimana
dan bagaimana tugas-tugas diselesaikan.
TIPE KEPEMIMPINAN

 KARISMATIS
 PATERNALISTIS
 MILITERISTIS
 OTOKRATIS
 POPULISTIS
 DEMOKRATIS
 ADMINISTRATIF
 LAISSEZ FAIRE
 Tipe Kharismatis, ciri-cirinya; kekuatan energi, daya tarik, mempunyai
kemampuan yang superhuman, inspirasi, keberanian, berkeyakinan teguh
pada pendiriannya.
 Tipe Paternalistis, ciri-cirinya; memiliki anggapan bahwa bawahannya
sebagai manusia yang belum dewasa, terlalu melindungi, jarang
memberikan kesempatan kepada karyawan dalam mengambil keputusan
atau berinisiatif, berijinasi, bersikap maha tahu dan benar.
 Tipe Militeristis, ciri-cirinya; selalu menggunakan system perintah, kaku,
formalitas, seremonial, menuntut adanya displin keras, tidak menghendaki
saran, kritik dari bawahan, komunikasi hanya satu arah.
 Tipe Otokratis (penguasa absolut), ciri-cirinya; perintah mutlak dipatuhi,
selalui merajai situasi, tidak berkonsultasi dengan bawahan, konsevatif/kuna,
ketat, kaku.
 Tipe Populistis, ciri-cirinya; berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat,
mandiri (tidak mengharapkan bantuan dari pihak asing).
 Tipe Demokratis, ciri-cirinya; berorientasi pada manusia, selalu berkoordinasi
dengan bawahan, mau mendengarkan saran dan kritik bawahan, otoritas
sepenuhnya didelegasikan ke bawahan.
 Tipe Administratif (Ekskutif), ciri-cirinya; senang dengan tugas-tugas
administratif.
 Tipe Laissez Faire, ciri-cirinya; memberikan kebebasan mutlak kepada
kumpulan dalam membuat keputusan, memberikan bahan atau arahan
sekiranya diminta, tidak terlibat dalam tugasan, tidak memberikan komen
kecuali diminta
Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat
pada diri seorang pemimpin adalah:

 Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih balk daripada
orang-orang yang dipimpinnya  mempunyai kekuasan/kekuatan, legalitas,
otoritas
 Juara, artinya memiliki prestasi balk akademik maupun non akademik yang
lebih balk dibanding orang-orang yang dipimpinnya  mempunyai
kecerdasan, kapasitas
 Tangungjawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab
yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
 Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan
melakukan sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding oramg-orang yang
dipimpinnya, dan
 Sebaiknya memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi dibanding orang-
orang yang dipimpinnya. (Walaupun tidak harus)  Kewibawaan

Meskipun demikian, variasi atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-


beda antara situasi organisasi satu dengan organisasi lainnya. Organisasi
dengan situasi dan karakter tertentu menuntut pemimpin yang memiliki variasi
atribut tertentu pula.
KEKUASAAN DAN KONFLIK DALAM KEPEMIMPINAN
Kekuasaan
Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari
seorang pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti
dengan istilah pengaruh dan otoritas.
Kekuasaan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi
yang berubah dan tindakan-tindakan para pengikut. proses-proses
politis
Dalam kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin membutuhkan
kekuasaan tertentu agar efektif. Keberhasilan pemimpin sangat
tergantung pada cara penggunaan kekuasaan. Pemimpin yang efektif
kemungkinan akan menggunakan kekuasaan dengan cara yang
halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan menghindari
ancaman- ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut. sebagai
usaha untuk mempertahankan, melindungi dan meningkatkan
kekuasaan.
Pengaruh
Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan
seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok
dengan cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak
hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-
proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara pemimpin
dengan yang dipimpin.
Ada berbagai taktik mempengaruhi yang berbeda-beda seperti
persuasi rasional, permintaan berinspirasi, pertukaran, tekanan,
permintaan pribadi, menjilat, konsultasi, koalisi, dan taktik
mengesahkan.
Pada umumnya, para pemimpin lebih sering menggunakan taktik-taktik
mempengaruhi yang secara sosial dapat diterima, feasible,
memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu,
memungkinkan tidak membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya.
Efektivitas masing-masing taktik mempengaruhi dalam usaha untuk
memperoleh komitmen dari para pengikut antara lain tergantung pada
keterampilan pemimpin, jenis permintaan serta position dan personal
power pemimpin tersebut.
Konflik
Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana sebuah usaha
dibuat dengan sengaja oleh seseorang atau suatu unit untuk
menghalangi pihak lain yang menghasilkan kegagalan pencapaian
tujuan pihak lain atau meneruskan kepentingannya.
Ada beberapa pandangan tentang konflik yaitu pandangan tradisional,
netral dan interaksionis. Pandangan tradisional mengatakan bahwa
konflik itu negatif, pandangan netral menganggap bahwa konflik adalah
ciri hakiki tingkah laku manusia yang dinamis, sedangkan interaksionis
mendorong terjadinya konflik.
Untuk mengurangi, memecahkan dan menstimulasi konflik ada
beberapa pendekatan atau strategi yang dapat ditempuh sebagaimana
disarankan oleh beberapa teoretikus.
Pendekatan-pendekatan studi kepemimpinan
Penelitian dan teori-teori kepemimipinan dapat diklasifikasikan
sebagai pendekatan kesifatan, perilaku dan situasional (contingency)
dalam studi tentang kepemimpinan.
1. Pendekatan pertama kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-
sifat (traits) yang tampak.
2. Pendekatan kedua mengidentifikasikan perilaku-perilaku
(behaviors).
3. Pendekatan ketiga pandangan situasional tentang kepemimpinan.
Dengan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan
efektivitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi (tugas-tugas
dilakukan, keterampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan
organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin bawahan) Pandangan
ini menimbulkan pendekatan “Contingency” (gaya) pada
kepemimpinan,
Pendekatan sifat-sifat kepemimpinan
Pada teori kesipatan adalah kelompok pertama yang bermaksud
menjelaskan tentang aspek kepemimpinan. Para pemimpin
memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang menyebabkan
mereka dapat memimpin para pengikutnya.
Daftar sikap mencakup energi, pandangan, pengetahuan dan
kecerdasan, imajinasi kepercayaan diri, integritas, kepandaian
berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun
emosional, bentuk phisik, pergaulan sosial, persahabatan,
dorongan, antusiasme dan keberanian.
Penelitian Awal Tentang Sifat-sifat Kepemimpinan
Penelitian awal tentang kepemimpinan bermaksud :
1. Membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin
dengan sifat-sifat yang menjadi pengikut.
2. Pengidentifikasikan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh
para pemimpin efektif.
Berbagai studi pembandingan sifat-sifat pemimpin dan bukan
pemimpin sering menemukan bahwa pemimpin cenderung
lebih tinggi mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi, lebih
ramah dan lebih percaya diri dari pada yang lain dan
mempunyai kebutuhan dan kekuasan lebih besar. Sehingga
timbul anggapan peneliti bahwa pemimpin dilahirkan bukan
dibuat artinya benih, sifat kepemimpinan sudah tumbuh pada
seorang saat dilahirkan.
Pendekatan perilaku kepemimpinan
Pendekatan perilaku mencoba untuk menentukan apa yang
dilakukan oleh para pemimpin efektif, bagaimana
mendelegasikan tugas, bagaiman mereka berkomunikasi dan
memotivasi bawahan mereka, bagaimana mereka
menjalankan tugas-tugas
Pendekatan perilaku memusatkan perhatian kepada dua
aspek perilaku kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
2. Gaya Kepemimpinan
Fungsi-fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seorang harus
melaksanakan dua fungsi utama :
1. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task-
related) pemecahan masalah, fungsi ini menyangkut
pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat
2. Fungsi-fungsi pemeliharan kelompok (group-maintenance)
atau sosial, fungsi mencakup segala sesuatu yang dapat
membantu kelompok berjalan lebih lancar (persetujuan
dengan kelompok lain, penengahan pendapat)
Gaya-gaya kepemimpinan)
Para peneliti mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan :
• Gaya dengan orientasi tugas (task-orientasi)
Manajer berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan
secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang
diinginkan.

• Gaya dengan orientasi karyawan


Mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi,
mereka mendorong para anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-
tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta
hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota
kelompok.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
kepemimpinan
Mary Paker Follett mengembangkan hukum situasi,
mengatakan bahwa ada tiga vaiabel kritis yang
mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Pemimpin itu sendiri
2. Pengikut / bawahan
3. Situasi (lingkungan)
Ketiganya saling berhubungan dan berinteraksi seperti di
tunjukkan pada gambar. Folet mengatakan bahwa para
pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok dan
bukan berorientasi kepada kekuasaan
Kemampuan dan
kualitas pemimpin

Situasi Kemampuan dan


kualitas bawahan

Hubungan antara pemimpin, bawahan dan situasi

Anda mungkin juga menyukai