Dasar-Dasar Umum Dalam Merancang Alat Tangkap Ikan Khususnya Jaring
Dasar-Dasar Umum Dalam Merancang Alat Tangkap Ikan Khususnya Jaring
1) (SF.Sm)/(Sc.Cp).SV2.SL2.SD = 1
2) Sρ.SV2/Sϒb.SD = 1
3) SV.ST/SL = 1
FAKTOR SKALA TAMBAHAN UNTUK MERANCANG
KOMPONEN UTAMA ALAT TANGKAP
CTn/CTp = (CSn/CEp).(Wn/Wp).(ETn/ETp)
Dimana:
CTn = alat yang dirancang
CTp = alat prototip
Wn = kemampuan menangkap ikan
CEp = hasil per unit tangkap
ET = efisiensi operasi penangkapan
Khusus untuk purse seine, faktor skala linier dalam hal
ini L dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Fridman,
1988):
L = b (a + rs)
Dimana:
L = panjang purse seine (m)
a = Jarak minimum kapal mendekati ikan (m)
b = fungsi kecepatan
rs = radius gerombolan ikan (n)
EV = efisiensi kecepatan
Dari rumus faktor skala linier dimana Wn, CE, dan ET dianggap
sama dengan prototip, maka:
(CTn/CTp).(Tfn/Tfp) = Vn/Vp
Dimana:
SDt : faktor skala ketebalan
Sf : faktor skala keamanan beban
Sσr : faktor skala untuk ratio ketahanan putus (breaking
stress)
SE : faktor skala penggantungan (Hanging)
Sedangkan untuk alat tangkap yang beban regangan
pada jaring yang diakibatkan oleh tekanan hidrodinamik
seperti pada alat berbingkai yang ditarik (Fridman, 1988)
adalah:
Dimana:
SDt : faktor skala ketebalan
SL : faktor skala linier
Sf : faktor skala keamanan beban
SV : faktor skala volum
SE : faktor skala penggantungan
Sf = fn/fp
f = Fr/F
Dimana:
Sm = faktor skala ukuran mata jaring
b. Faktor Skala untuk diameter tali (SD1)
Ukuran tali dipilih dengan memperhitungkan beban kerja yang
merupakan beban tali selama operasi penangkapan dan dengan
menggunakan faktor keamanan yang sesuai.
Khusus untuk purse seine, pemilihan ketebalan tali haruslah
disesuaikan dengan ukuran kapal purse seine yang digunakan
dan kondisi hidro meteorologis selama dilakukan penangkapan.
(Andreev, 1996), menyatakan bahwa besar tali pelampung
bergantung pada ukuran kapal purse seine dan secara empiris
didapatkan dengan rumus:
C = 2L + 5
Dimana:
C = keliling tali pelampung (m)
L = panjang kapal purse seine (m)
Sumber: Katiandagho, 1989
Gambar Konstruksi tali pelampung
Kemudian Andreev (1966), menambahkan pula bahwa
beban pada tali pemberat sangat nyata mencapai puncak
sewaktu cincin sudah terkumpul pada sisi kapal dan berat
pada bagian dasar jaring terkumpul pada ujung bridle yang
terikat kencang pada tali pemberat. Tali pemberat dibuat 10
– 20 lebih kecil dari tali pelampung.
B
D Hang-in ratio 29.3 %
a
A
F = W(1/ρ – 1) atau F = V (1 – ρ)
Dimana:
F : gaya apung (kgf)
W : berat benda (kg)
V : volume (m3)
Ρ : berat jenis (kg/m3)
b. Pemberat
Pemberat berfungsi sebagai alat untuk
menenggelamkan alat secara keseluruhan pada alat tangkap
ikan yang beroperasi di dasar laut, sebagai bahan untuk
menambah kecepatan tenggelam bagian tertentu dari alat
penangkapan ikan.
Ben Yamin (1994), menyatakan bahwa kecepatan
tenggelam tali pemberat merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan pada saat penurunan alat
(setting), dan sebagai alat untuk mempertahankan
kedudukan jaring sehingga tidak berubah bentuk apabila
dikenai arus.
Gaya tenggelam jaring didapatkan dengan rumus:
Fs = W – V = W (1 – 1/ρ)
Dalam perhitungan daya apung pelampung juga harus
memperhatikan ekstra buoyancy, yaitu kelebihan daya
apung pada suatu alat tangkap ikan bila dioperasikan.
Ekstra buoyancy di peroleh berdasarkan rumus (Sadhori,
1985):
EB (%) = TB – S / TB x 100%
Dimana:
EB : extra Bouyancy (%)
TB : total Bouyancy
S : berat benda di dalam air
PERSIAPAN GAMBAR
Pembuatan gambar adalah bertujuan untuk menjelaskan
keterangan yang mungkin belum jelas didalam
spesifikasi, supaya memudahkan dalam pembuatan
jaring.
Kalkulasi sifat-sifat dasar alat tangkap yang baru dibuat
selama tahap desain, pertama adalah dasar bagi
gambaran rincian berikutnya dari komponen-komponen
alat serta untuk mempersiapkan gambar konstruksi dan
spesifikasi.
Gambar konstruksi meliputi semua keterangan yang
perlu bagi pembuatan dan pengoperasian alat tangkap.
Gambar diusahakan dibuat mendekati skala untuk
menampilkan konsep alat yang cermat.
Alat tangkap gill net akan menghadang ikan dan ikan
akan terjerat pada insang atau punggung sedangkan
engtangling net dapat menangkap ikan dengan cara
terpuntal. Dengan demikian, penggambaran kedua alat
tangkap tersebut, panjangnya digambarkan sesuai
dengan panjang tali pelampung. Jika jaring mempunyai
tali samping kedalam atau lebar jaring digambarkan
sesuai dengan tali-tali tersebut; dan bila tidak
mempunyai tali samping maka kedalaman digambarkan
sesuai dengan jaring jika dibentangkan secara
keseluruhan (FAO, 1972).
Jaring lingkar seperti purse seine dan Lampara, panjang
jaring digambarkan sesuai dengan panjang tali
pelampung dan dalamnya sesuai dengan leber jaring
jika dibentangkan secara keseluruhan (FAO, 1972).
Selanjutnya Sadhori (1985), menambahkan bahwa
data-data yang diperlukan dapat dituliskan langsung di
atas gambar atau dibuat dalam bentuk tabel yang
tersendiri.
Semua panjang harus memakai unit SI. Ukuran yang
lebih besar dapat dinyatakan dalam meter dengan
ketelitian 0,01 m dan ukuran-ukuran yang lebih kecil
dapat dinyatakan dalam millimeter (mm) dengan
ketelitian 1 mm tanpa satuan yang khusus (Fridman,
1988).
TAHAPAN-TAHAPAN MERANCANG DAN
PENGUJIAN
Pengujian model dan uji coba di laut memegang
peranan penting dalam merancang alat tangkap
perikanan dan dilakukan pada saat pemilihan prototip,
pembuatan spesifikasi teknis dan pada tahap-tahap
merancang yang lain.
Uji coba teknis dapat dilaksanakan dalam tiga tahap,
yaitu: tahap pertama adalah tahap persiapan yang
meliputi penyempurnaan dari program dan prosedur
pengujian, pengadaan alat untuk diuji, persiapan dan
kalibrasi alat pengukuran. Tahap kedua adalah tahap
pengukuran dan tahap ketiga adalah tahap pemrosesan
dan penganalisaan data.
Sasaran uji coba penangkapan adalah untuk melengkapi
suatu penilaian akhir dari alat tangkap yang baru,
dengan memperhitungkan keseluruhan sistem
penangkapan.
Dengan menggunakan rumus berikut, dapat diperoleh
indeks efisiensi ekonomi dari cara penangkapan
(Fridman, 1988):
Ee = (aa/as).(CTn/CTs).(Tn/Ts).(bs/ba)
Dimana;
aa/as : harga rata-rata tiap unit berat hasil
CTn/CTs : daya tangkap relatif
Tn/Ts : usia operasi
bs/ba : biaya operasi
Dalam melakukan uji coba penangkapan, hanya biaya
pembuatan secara relatif yang diketahui, dan untuk
faktor yang lain harus ditentukan pada kondisi
penangkapan, sebab faktor-faktor tersebut sifatnya
mudah salah dan kemungkinan mengandung bias jika
percobaan dilakukan secara terbatas.
Untuk mendapat data yang paling mewakili dalam
membandingkan sistem alat tangkap desain baru
dengan alat tangkap desain lama, dapat dilakukan uji
banding penangkapan.
Tabel Berat jenis dan daya apung pelampung
Material Berat Jenis Daya apung/ Daya apung (kg)/
(ρ) liter (g) Berat di Udara
(kg)
Gabus 0,175 (0,340)* 825 (679)* 4,71 (2,12)*
Paulownia 0,294 (0,785)* 706 (215)* 2,40 (0,27)*
Cryptomeria 0,432 (0,904)* 568 (36)* 1,31 (0,04)*
Bambu 0,500 500 1,00
Silver fir 0,486 541 1,06
Cemara 0,598 402 0,67
Vinylon 0,999 901 9,10
sponge (soft)
Vinylon 0,129 871 6,75
sponge (hard)
Pipa vinyl 0,379 621 1,64
Tabel Berat jenis dan daya apung pelampung
Material Berat Jenis Daya apung/ Daya apung (kg)/
(ρ) liter (g) Berat di Udara
(kg)
Synthetic cork 0,294 706 2,40
Synthetic 0,243 757 3,03
rubber sponge
Ebonit 0,375 625 1,66
Gelas kaca:
Ø 15 cm 0,384 652 1,87
Ø 30 cm 0,244 756 3,10
Sumber : Nomura and Yamazaki (1977)
( )* : Nilai setelah terendam dalam air selama 30 hari
Tabel Berat jenis dan daya apung pelampung
Material Berat Jenis Daya Daya tenggelam
(ρ) tenggelam/ (kg)/ Berat di
liter (g) Udara (kg)
Timah 11,35 10,35 0,912
Besi 7,21 – 7,83 6,21 – 6,83 0,861 – 0,872
Kuningan 7,82 6,82 0,872
Gelas 2,70 1,70 0,630
Batu 2,60 – 2,70 1,60 – 1,70 0,615 – 0,630
Bata 1,90 0,90 0,474
Pasir 1,80 0,80 0,444
Tanah 1,50 0,50 0,333
Porselin 1,72 – 2,13 0,72 – 1,13 0,420 – 0,530
Semen 3,00 – 3,15 2,00 – 2,15 0,666 – 0,682
Sumber : Nomura and Yamazaki (1977)
TERIMA KASIH