Anda di halaman 1dari 25

WATERFLOODING

KELOMPOK :

BAYU WAJDIAN KUNCORO


INDRA BAYU
I DEWA GEDE YOGI NANDA KESAWA
ALVA AULIA KHOLIQ

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2016
OUTLINE

A. DEFINISI WATERFLOOD.
B. KRITERIA KARAKTERISTIK RESERVOIR.
C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI.
D. PENUTUP.
A. DEFINISI WATERFLOOD

Waterflooding adalah salah satu metode Enhanced Oil Recovery (EOR) yang
paling banyak dilakukan untuk meningkatkan perolehan minyak. Hal ini disebabkan kar
ena injeksi air mempunyai berbagai keuntungan, antara lain :
• Air mudah diperoleh dan pengadaannya cukup mudah
• Air relatif mudah diinjeksikan dan lebih efisien
• Air mudah menyebar ke seluruh reservoir
Operasi penginjeksian air dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu

Pressure Maintenance
Secondary Recovery
A.1. Pressure Maintenance

Pressure maintenance berfungsi untuk mempertahankan teka


nan reservoir agar laju produksi tetap ekonomis dengan jalan menginj
eksikan fluida dalam reservoir pada saat tenaga pendorong reservoir
masih mampu untuk memproduksikan minyak ke permukaan. Injeksi
ini untuk mengendalikan tekanan reservoir agar tidak mengalami pen
urunan yang tajam selama produksi berlangsung.
Injeksi air pada pressure maintenance dapat dibagi dalam tiga klasi
fikasi berdasarkan tempat dimana air diinjeksikan, yaitu :
1. Bottom Water Injection
2. Edge Water Injection
3. Crestal Water Injection
Keuntungan dari terjaganya tekanan reservoir pada harga yang
cukup tinggi adalah :
1. Viskositas minyak turun
2. Permeabilitas efektif terhadap minyak akan bertambah
3. Bertambahnya umur produksi.
Dasar pertimbangan dilakukannya pressure maintenance diantaranya
adalah :
1. Jumlah cadangan minyak yang memungkinkan untuk dapat dipro
duksikan masih cukup besar.
2. Tekanan reservoir tidak mampu untuk mengalirkan minyak ke per
mukaan.
3. Tenaga atau energi pendorong yang dimiliki reservoir (tekanan res
ervoir) mengalami penurunan dengan cepat selama periode produ
ksi, sehingga menurunkan laju produksi.
4. Fluida yang akan digunakan sebagai fluida injeksi mudah diperole
h dan tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
A.2. Secondary Recovery

Pada secondary recovery, penginjeksian dilakukan dengan mak


sud untuk memperoleh minyak sisa di reservoir yang tidak dapat diambil
pada saat primary recovery..
Pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan pola sumur
injeksi produksi tergantung pada :
1. Tingkat keseragaman formasi
2. Struktur batuan reservoir
3. Sumur yang sudah ada
4. Faktor ekonomi
Pada operasi waterflooding sumur-sumur injeksi dan produksi umumnya dib
entuk dalam suatu pola tertentu yang beraturan, pola yang dimaksud adalah:
1. Direct line drive
2. Staggered line drive
3. Four spot
4. Five spot
5. Seven spot
B. KRITERIA KARAKTERISTIK RESERVOIR

Sebelum melakukan kegiatan waterflooding, diperlukan studi water


flooding untuk pemilihan metode waterflooding harus memenuhi data atau ko
ndisi dari karakteristik dari reservoir yang bersangkutan
SCREENING CRITERIA

Keterangan:
*) = Dapat dilakukan pada batuan karbonat dan batu pasir
NC = Not Critical (tidak dibatasi)
C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

C.1. Sifat-Sifat Dasar Aliran Minyak-Air Pada Batuan Reservoir


C.2. Perbandingan Mobilitas Fluida
C.3. Konsep Pendesakan Fluida
C.1. Sifat Sifat Dasar Aliran Minyak – Air Pada Ba
tuan Reservoir.

C.1.1. Derajat Kebasahan


Derajat kebasahan batuan didefinisikan sebagai suatu kecenderungan
dari fluida untuk menyebar atau menempel pada permukaan padatan (batuan res
ervoir) dengan adanya fluida lain yang tidak saling bercampur.
Pada injeksi air untuk batuan yang mempunyai sifat cenderung oil-wet
, maka fluida cenderung masuk kedalam porositas yang besar dan untuk masuk
ke porositas yang kecil diperlukan tekanan injeksi yang besar, sedang tekanan in
jeksi dibatasi tekanan rekah alami formasi. Sedangkan bila batuan bersifat water
-wet dengan dilakukan injeksi air maka antara dua fluida tersebut tidak terdapat
front sehingga fluida injeksi dengan mudah ke porositas yang kecil. Ini berarti di
butuhkan tekanan injeksi yang kecil.
Skematis Dari Proses Drainage Perpindahan Skematis Dari Proses Imbisisi Perpindahan
Minyak Oleh Air, Minyak Oleh Air,
Pada Batupasir Oil-Wet Sudut Kontak = 0 Pada Batupasir Water-Wet Sudut Kontak
skematis perubahan distribusi fluida selama proses drainage dan imbisi
si di dalam pori-pori batuan yang besarnya dipengaruhi oleh derajat kebasah
an. Pada oil-wet dimana batuan dibasahi oleh minyak terjadi proses drainage
yaitu proses dimana fluida pembasah akan berkurang, sedangkan pada water
-wet dimana batuan dibasahi oleh air akan terjadi proses imbibisi, yaitu prose
s dimana fluida pembasah akan bertambah. Dengan adanya oil-wet dan wate
r-wet akan menimbulkan adanya tegangan antarmuka. Akibat tegangan antar
muka maka akan muncul adanya tekanan kapiler.
C.1.2. Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif didefinisikan sebagai permeabilitas efektif fluida tert
entu dibagi dengan suatu permeabilitas dasar. Tiga macam permeabilitas dasar yang u
mum digunakan adalah : permeabilitas udara absolut, permeabilitas air absolut, dan p
ermeabilitas minyak pada saturasi air connate
Tipe karakteristik permeabilitas relatif air-minyak ditunjukkan pada forma
si water-wet dan oil-wet. Perbedaan sifat aliran yang menunjukkan perbedaan wettab
ilitas dapat dilihat pada tabel :
C.1.3. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler didefinisikan sebagai perbedaan tekanan permukaan
yang ada antara permukaan dua fluida yang tidak bercampur. Besarnya tekana
n kapiler dipengaruhi oleh adanya tegangan permukaan sudut kontak antara mi
nyak-air-zat padat dan jari-jari kelengkungan pori.
Pengaruh tekanan kapiler yang cukup besar pada proyek injeksi mak
a akan didapatkan perolehan tambahan, karena tekanan kapiler akan bekerja se
cara efisien. Tekanan kapiler yang besar dari fluida injeksi akan cenderung ma
suk ke porositas yang kecil dan cenderung membasahi, dan dengan rate injeksi
yang kecil fluida pendesak akan mempunyai cukup waktu berada di belakang f
ront untuk mendesak fluida.
C.1.4. Saturasi Air Tersisa
Saturasi air tersisa didefinisikan sebagai saturasi air yang berada di
reservoir saat reservoir ditemukan. Harga saturasi ini dapat ditentukan oleh p
erbedaan volume dari minyak di reservoir.
C.2. Perbandingan Mobilitas Fluida

Mobilitas fluida adalah suatu ukuran yang menunjukkan kemudahan


suatu fluida untuk mengalir melalui media berpori dengan suatu gradient tekan
an tertentu. Didefinisikan sebagai perbandingan antara permeabilitas efektif flu
ida tersebut terhadap viskositasnya pada kondisi reservoir.

Keterangan :
Mf = Mobilitas fluida, md / cp
Kf = Permeabilitas efektif, md
μf = Viskositas fluida, cp
Subscript f menunjukkan fluida-fluida tertentu seperti minyak, air dan gas
Perbandingan mobilitas fluida pada injeksi air (waterflooding ) akan m
enghubungkan mobilitas fluida air yang berada di belakang front dengan mobilita
s minyak yang berada dalam bank. Konsep yang secara umum digunakan didala
m suatu perbandingan mobilitas adalah “Konsep Aproksimasi Bidang Front Rate
”, yaitu dengan menggunakan anggapan sebagai berikut :

1.Pendesakannya seperti gesekan piston, yaitu saturasi fluida yang didesak berku
rang tajam dari saturasi awal sampai dengan saturasi residu setelah dilalui bidang
front.
2.Pada daerah yang belum tersapu oleh fluida pendesak, hanya terdapat satu alira
n fluida saja yaitu fluida terdesak. Sedangkan pada daerah yang mudah tersapu ju
ga terdapat aliran satu macam fluida yaitu fluida yang merupakan pendesaknya.
3.Seluruh batuan reservoir mempunyai spesifikasi permeabilitas yang sama, atau
dengan kata lain reservoirnya homogen isotropik.
4.Viskositas, permeabilitas efektif dan mobilitas fluida pendesak dan yang di des
ak dianggap tetap selama pendesakan berlangsung.
C.3. Konsep Pendesakan Fluida

Konsep desaturasi menanggap bahwa saturasi fluida pendesak (air)


didaerah zone minyak yang telah terdesak bervariasi (1-Sor) hingga Swf. Harga
saturasi sebesar Sw = (1-Sor) merupakan saturasi air pada titik masuk, sedangk
an Sw = Swf merupakan saturasi air pada batas (front) air-minyak
Di belakang front saturasi minyak berkisar dari saturasi residu (Sor) pada titi
k masuk (X = 0) hingga So=(1-Swf) pada front. Ini berarti bahwa minyak masih
mengalir bersama-sama air di belakang front. Sebaliknya hanya minyak yang
mengalir dimuka front bila Sw = Swc yang merupakan saturasi equilibrium air.
PENUTUP

Terimakasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai