Anda di halaman 1dari 20

Sirosis Hati et causa hepatitis B

Thangke Margonda Tanduk (102014044)


Chrissela Michelle Kainama (102014255)
Kevin Aldriano syahputra (102015053)
Gianina Ivelyn Missy (102015080)
Stepvani (102015118)
Sisilia Sintia Dewi (102015184)
Syahirah Nadia (102015220)
Laki-laki, 58 tahun datang ke UGD RSUD
dengan keluhan perut membesar disertai sesak
sejak 1 minggu SMRS. Ada kembung dan mual.
BAB BAK biasa.

Skenario 6
Rumusan Masalah
Laki-laki, 58 tahun dengan keluhan perut
membesar disertai sesak sejak 1 minggu
SMRS.

Hipotesis
Laki-laki 58 tahun tersebut mengalami
sirosis hati yang disebabkan Hepatitis B
kronik.
Faktor Nyeri abdomen,
memperburuk  nafsu makan, Warna urin
Sejak Kapan dan mual, muntah, jadi gelap?
memperingan  BB

Pernah Riwayat penyakit


Pernah sakit sebelumnya
Keluhan lain hematemesis
kuning? (hepatitis, peny.
/ melena? Hati)

Riwayat sosial
Riwayat
(merokok,
pengobatan
minuman
(obat & herbal)
beralkohol)

Anamnesis
• Identitas : laki-laki, 58 tahun

• KU : perut membesar disertai sesak sejak 1 minggu SMRS

• RPS : Terdapat kembung dan mual. BAB dan BAK biasa.

• RPD : Sakit kuning 3 tahun yang lalu. Beberapa kali kambuh, dokter

mengatakan sakit hepatitis B

• R. Pribadi :-

• R. Keluarga/Sosial:-

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : CM
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 110x /menit
• Nafas : 20x / menit
• Suhu : 36°C
• Konjungtiva anemis
• Sklera subikterik
• Vena kolateral (+) di abdomen
• Hepar tidak teraba
• Lien Shuffner 2
• Shifting dullness(+)
• Nyeri tekan abdomen (-)
• Palmar eritem (+)
• Flapping tremor (-)
• SGOT SGPT ↑ ringan
• USG: rutin untuk pemeriksaan
(SGOT>SGPT)
awal
• Alkali fosfatase ↑ ringan
• Esofagogastro duodenoskopi
• Bilirubin normal, meningkat
(EGD): invasif, untuk deteksi
bila dekompensata
varises
• Albumin ↓, globulin ↑
• Masa protrombin memanjang
• Na ↓ bila asites
• Anemia

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rino A. Hepatitis C. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5, Jilid I. 2009. Jakarta : Internal Publishing. Hal.662-6
HASIL PEMERIKSAAN

•Hemoglobin : 10g/dl (N: 13-18g/dl)


• Leukosit : 2200/uL (N: 5000-1000/uL)
• Hematokrit : 29 % (N:40-48%)
• Trombosit : 58.000/UI (N:150.000-450.000/UI)
USG Terdapat asites, batas hati yang kasar dan
permukaan yang mengkerut
Working Diagnosis
Sirosis Hati
Penyakit hati difus,
kronik
ditandai adanya
pembentukan nodul.
Terdapat pula nekrosis,
fibrosis dan regenerasi.
Secara klinis dibagi
menjadi sirosis hati
kompensata &
Patofisiologi dekompensata

Albumin
Klasifikasi Morfologi
Urine
• Mikronoduler nodul
uniform <3mm
• Makronoduler nodul
bervariasi >3mm

Sirosis Hati
Sirosis Hepatis Tuberkuloma Peritonitis Hepatoma

Tahap akhir prosses difus fibrosis hati Peradangan peritonemum parietal Tumor ganas hati primer yg
progresif yang ditandai oleh distorsi atau viseral yang disebabkan oleh berasal dari hepatosit.
arsitektur hati dan pembentukan nodul Mycobacterium tuberculosis.
regeneratif.
Ada asites. Gejala nyeri perut kanan Ada asites. Gejala nyeri perut kanan Ada asites. Gejala nyeri perut kanan
atas atas atas

Lanjutan dari hepatitis B kronik, bisa Kelanjutan dari proses Lanjutan dari sirosis
juga karena alkohol tuberkulosis di tempat lain,
seringkali dari paru

Di Indonesia: Hepatitis B (40-50-%) Male >> Female (1,6:1) Sekitar 80% HCC berada di negara
Hepatitis C (30-40%) Sering dijumpai di negara berkembang
Di Amerika : Penyakit hati alkoholik berkembang Jarang pada usia muda
Male >> Female (2-6 : 1)
• Spider nevi Keluhan paling sering: tidak ada • Nyeri / tidak nyaman di RUQ
• Palmar eritema nafsu makan, batuk dan demam. • Anoreksia
• Ginekomastia Pemeriksaan fisik sering dijumpai • Kembung
• Splenomegali, Hepatomegali : asites, demam, pembengkakan • Konstipasi
• Asites perut dan nyeri, pucat dan • Diare
• Caput medusa kelelahan.
• Fetor hepatikum *penderita SH yg memburuk
• Ikterus kondisinya dicurigai
• Flapping tremor/ asterixis Hepatocellular carcinoma
• Murmur cruveihier-Baungarten (bising
daerah epigastrium)
Etiologi
• Sirosis alkoholik
• Sirosis akibat infeksi:
• -Post infeksi: Hepatitis B / C
• -Infeksi lain: sklistosomiasis, toksoplasmosis, sitomegalovirus.
• Sirosis biliaris: primer dan sekunder
• Sirosis kardiak : akibat bendungan hati kronik
• Sirosis akibat gangguan metabolik: hemokromatosis, penyakit wilson
• Sirosis akibat keturunan: def. α 1 antitripsin
• Sirosis karena zat hepatoksik: amiodarone dan arsenik
• Sirosis akibat NASH
• Sirosis akibat autoimun: sirosis autoimun
Epidemiologi

• Di negara barat, insidens sirosis hati yang


paling sering adalah diakibatkan oleh
alkohol, sekitar 40-45%,
• Sedangkan di Indonesia yang paling utama
adalah akibat infeksi virus hepatitis B
sebesar 40-50%, dan virus hepatitis C
sebesar 30-40%.
• Sirosis hati yang diakibatkan oleh alkohol di
Indonesia memiliki frekuensi yang sangat
kecil.
Patofisiologi
GEJALA KLINIS
Stadium menurut konsensus Baveno IV:

• Stadium 1: tidak ada varises, tidak ada Kompensata


• Stadium awal tanpa gejala atau gejala
asites, ringan
• Mudah lelah, lemas, nafsu makan ,
• Stadium 2: varises, tanpa asites kembung, mual, BB 

• Dekompensata:
• Stadium 3: asites dengan atau tanpa varises
• Rambut berkurang, gangguan tidur,
demam ringan , gangguan pembekuan
• Stadium 4: perdarahan dengan atau tanpa darah, pendarahan gusi, epistaksis,
hematemesis melena, acites, icterus,
gangguan mental
asites

 Stadium 1 dan 2 : kompensata

 stadium 3 dan 4 : dekompensata


Komplikasi
•AcitesTek. PortaPenimbunan cairan
abnormal di peritoneum
•Peritonitis Bacterial Spontan infeksi cairan
asites
•Sindroma hepatorenal  oliguria, ureum &
kreatinin  Prognosis Buruk.
•Varises esofagus  Hematemesis Melena
•Ensefalopati hepatic Kelainan neuropsikiatrik
akibat disfungsi hati: gangguan tidur 
gangguan kesadaran  Koma
Penatalaksanaan
• Tirah baring
• Terapi antiviral
 Immunomodulator: Peg INF alfa: 180µg/minggu
 Antiviral: lamivudine 1x100mg, Adenofir dipivoksil
1x10mg, entacavir 0.5-1mg, telbivudin 1x600mg/hr,
Tenofovir 1x300mg/hari
• Diet rendah garam 2gr/hr, batasi cairan 1000cc/hr
• AB Spironolakton 1x100mg-200mg+Furesemid 20-
40mg(bila ada oedem)→Target BB↓0.5kg/hari tanpa
oedem atau 1kg/hari dengan oedem.
• AB Telbivudin 1x600 mg (bila HBV-DNA terdeteksi)
• Pungsi asites 5L→PS acites albumin↓ maka 1L diganti
dengan 6-8gr albumin untuk mencegah sindrom
Hepatorenal→5L=30-40gr albumin.
• Tergantung pada sebab & penanganan etiologi yg mendasari
penyakit.
• Sistem skoring at digunakan untuk menilai keparahan sirosis
hati &menentukan prognosisnya.
• Antara lain skor Child Turcotte Pugh
• Penderita sirosis hati dikelompokkan menjadi CTP-A (5-6 poin),
CTP-B (7-9 poin), dan CTP-C (10-15 poin).
Nilai
Parameter
1 2 3
Ensefalopati Tidak ada Terkontrol dengan terapi Kurang terkontrol
Asites Tidak Ada Terkontrol dengan terapi Kurang terkontrol
Bilirubin (mg/dl) <2 2–3 >3
Albumin (gr/L) > 3,5 1,8 – 3,5 < 2,8
INR < 1,7 1,7 – 2,2 > 2,2

Prognosis
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Hindari penularan virus hepatitis. Vaksin


HBV(rekombinan ragi) Dewasa 3 dosis pada bulan
0,1,6. Booster(immunocompromised) titer
<10mµ/mL

Gunakan jarum suntik sekali pakai.

Deteksi dini

Pemeriksaan darah donor

Tidak mengkonsumsi alkohol

Pencegahan
Pasien tersebut menderita sirosis hati et causa Hepatitis B
yang memiliki gejala klinis perut membesar karena ascites,
sesak napas karena menurunnya efusi paru, mual, muntah,
lemas, dsb. Sirosis yang terjadi sebagaian besar
disebabkan karena hepatitis B atau C kronik, alkohol.
Penatalaksanaan terutama terapi interferon(jika menetap)
atau antiviral(jika keluar kota). Jika disebabkan karena
alkohol, penderita harus mengurangi alkohol.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai