Anda di halaman 1dari 32

Refleksi kasus

Keratitis Herpes

Disusun oleh :

Revo astrada

20174011195

Preseptor : dr. Evita Wulandari Sp.M


Identitas pasien

 Nama : Ny. Sridadiatuh

 Usia : 50 tahun

 Alamat: kunir 03/03 butuh

 Pekerjaan : IRT

 Status perkawinan : Menikah

 Agama: Islam

 Jaminan Kesehatan : BPJS


Anamnesis

 Keluhan utama : mata kanan terasa menganjjal sejak hari


senin, 13/5/2019

 Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke poliklinik mata RSUD dr.tjitrowardojo dengan


keluhan mata kanan terasa ganjal sejakhari senin, 13/5/2019, mata
kanan kadan-kadang teras menggajnjal dan hilang timbul. Pasien
mengeluh mata kanan sering berair(+), pasien sering mengeluh
pusing (+), pandangan pasien sering kabur(+) dan silau(+),
keluhan mata merah(-), mata perih(-), nyeri pada mata(-). Keluhan
demam (-). Tidak terdapat hal yang memperberat keluhan ,
keluhan terasa ringan apabila pasien memejamkan mata. Pasien
belum pernah menggobati keluhan saat ini.
 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah mengalamai keluhan serupa 1 tahun yang


lalu pasien dapet obat apa aja ?

Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit. Riwayat


penyakit kronis seperti Hipertensi(-), Diabetes melitus(-),
asma(-) dan riwayat penyakit jantung disangkal oleh
pasien.
 Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak pernah mengalami keluhan serupa dengan


pasien, Riwayat penyakit kronis dalam keluarga pasien
seperti Hipertensii(-), Diabetes melitus(-), Asma(-), dan
riwayat penyakit jantung dalam keluarga disangkal oleh
pasien.
 Riwayat Personal Sosial

Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga,


namun terkadang pasien juga bekerja sebagai petani.
Pasien tinggal di lingkungan rumah yang tergolong bersih
dan tidak padat penduduk. Pasien tinggal dirumah
bersama dengan suami. Memiliki 2 orang anak namun
sudah berkeluarga. Hubungan pasien denan keluarga
baik. Suami pasien perokok berat terkadang suami pasien
merokok didalam rumah, pasien tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol.
Status Generalis

 Keadaan umum : baik

 Kesadaran : composmentis, E4V5M6, kooperatif

 Tanda vital

 Nadi : 70 x/menit

 Respirasi : 22 x/menit

 Suhu : 36 C
Status Ophtalmologis

Foto mata kanan pasien pada pemeriksaan slitlamp


Hasil pemeriksaan mata
Pemeriksaan OD OS
Visus 4/60 5/15
Palpebra

Spasme (+) (-)


Oedem (-) (-)
retraksi (-) (-)
Sikatrik (-) (-)
lesi (-) (-)
Konjungtiva

Oedem (-) (-)

Hiperemis
-inj. Konjungtiva (-) (-)
-inj. periKornea (+) (-)

Sub. Konjungtiva
bleeding (-) (-)

Sekret (-) (-)


-serose (-)
(-)
-mukoid (-)
(-)
-purulen
(-) (-)
-mukopurulen
Kornea \
Kejernihan Keruh Jernih
Permukaan Tidak licin Licin
Edema (-) (-)
Infiltrat (-) (-)
Sikatrik (Leukoma) (+) (-)
Neovaskularisasi (+) (-)

COA Dangkal Dalam


isi jernih jernih

Iris/Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Diameter 3mm 3mm
Kedudukan Sentral Sentral
Refleks direk (+) (+)
Refleks indirek (+) (+)
Lensa

Kejernihan keruh jernih

Letak sentral sentral

TIO N N
Usulan pemeriksaan

 Pemeriksaan slit-lamp

 Pemeriksaan laboratorium

- Darah rutin otomatis

 Uji sensibilitas kornea

 Pewarnaa dengan fluoresin (mendeteksi adanya


kerusakan oada epitel kornea)
Diagnosis Banding

 OD Keratitis herpes

 OD Keratitis bakteri

 OD Keratitis alergi
Diagnosis Kerja

 OD keratitis herspes
Penatalaksanaan
 Farmakologi

 Herves salep mata 3 dd OD

Sebagai antivirus penyebab herpes

 Cendo lyteerstm ed 6 dd OD

Sebagai pengganti airmata dan sebagai pelumas

 Tab. Flamartm 50 mg 2 dd 1 tab

Sebagai pereda nyeri

 Tab. Neurotropik loborantia (B6,B12)1 dd 1 tab

Sebagai vitamin untuk memelihara dan melindungi syaraf


 Non-Farmakologi

 Menjaga kebersihan mata

 Menggunakan kaca mata sebagai pelindung mata

 Hindari trauma mata seperti: mengucek mata yang


kelilipan atau gatal

 Membersihkan mata dari kotoran mata dengan


menggunakan air hangat/sabun bayi
Prognosis

 Advitam : ad bonam ?

 Adsanationam: Malam

 Advisam : Malam

 Adkosemtikam : Malam
Tinjauan Pustaka
Definisi

 Keratitis adalah peradangan pada salah satu dari


kelima lapisan kornea.Peradangan tersebut dapat
terjadi di epitel, membran Bowman, stroma, membran
Descemet, ataupun endotel. Peradangan juga dapat
melibatkan lebih dari satu lapisan kornea. Keratitis
adalah peradangan pada salah satu dari kelima lapisan
kornea.Peradangan tersebut dapat terjadi di epitel,
membran Bowman, stroma, membran Descemet,
ataupun endotel. Peradangan juga dapat melibatkan
lebih dari satu lapisan kornea.
Anatomi
Anatomi

 Kornea dalam bahasa latin “cornum” artinya seperti tanduk,


merupakan selaput bening mata, bagian dari mata yang bersifat
tembus cahaya, merupakan lapis dari jaringan yang menutup bola
mata sebelah depan, dari anterior ke posterior, kornea mempunyai
lima lapisan yang terdiri atas :

1. Epitel

2. Membran bowman

3. Stroma

4. Membran descement

5. Endotel
Anatomi
Epidemiologi

Frekuensi keratitis  di Amerika Serikat sebesar 5% di


antara seluruh kasus kelainan mata. Di negara-negara
berkembang insidensi keratitis berkisar antara 5,9-20,7
per 100.000 orang tiap tahun. Insidensi keratitis pada
tahun 2010 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di
Indonesia. Perbandingan laki-laki dan perempuan tidak
begitu bermakna pada angka kejadian keratitis
Etiologi

Bakteri, virus dan jamur dapat menyebabkan keratitis.


Penyebab paling sering adalah virus herpes simplex tipe.
Selain itu penyebab lain adalah kekeringan pada mata,
pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda
asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang
terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau
bahan iritatif lain, kekurangan vitamin A dan penggunaan
lensa kontak yang kurang baik
Klasifikasi
Menurut Khurana, keratitis atau keratitis tanpa ulkus
dapat dibagi dua :

1. keratitis superficial

Keratitis superficial dapat dibagi dua, keratitis superficial


difus dan keratitis superfisial pungtata

2. keratitis profunda (deep keratitis)


Klasifikasi

 Berdasarkan etiologi :

1. Keratitis bakterial

2. Keratitis jamur

3. Keratitis virus

4. Keratitis alergi

5. Defisiensi vitamin

6. Kerusakan nervus. V (trigeminus)

7. Idiopatik
Manifestasi klinis

 Pada anamnesis pasien, bisa didapatkan beberapa gejala klinis pada pasien yang terkait dengan
perjalan penyakit keratitis.

- Pasien dapat mengeluhkan adanya pengeluaran air mata berlebihan, fotofobia, penurunan visus,
sensasi benda asing, iritasi okuler dan blefarosspasma dan kadang juga di temukan hypopion pada
kamera anterior.4

- Oleh karena kornea bersifat sebagai jendela mata dan merefraksikan cahaya, lesi kornea sering
kali mengakibatkan penglihatan menjadi kabur, terutama ketika lesinya berada dibagian central.

- Pada keratitis superfisial didapatkan lesi kornea berupa lesi epithelia multiple sebanyak 1 – 50 lesi
(rata – rata sekitar 20 lesi didapatkan). Lesi epithelia yang didapatkan pada keratitis pungtata
superfisial berupa kumpulan bintik – bintik kelabu yang berbentuk oval atau bulat dan cenderung
berakumulasi di daerah pupil. Opasitas pada kornea tersebut tidak tampak apabila di inspeksi
secara langsung, tetapi dapat dilihat dengan slitlamp ataupun loup setelah diberi flouresent.

- Sensitifitas kornea umumnya normal atau hanya sedikit berkurang, tapi tidak pernah menghilang
sama sekali seperti pada keratitis herpes simpleks. Walaupun umumnya respons konjungtiva tidak
tampak pada pasien akan tetapi reaksi minimal seperti injeksi konjungtiva bulbar dapat dilihat
pada pasien
Diagnosis

Pemeriksaa Pemeriksaa
anamnesis
n fisik n penunjang
Pengobatan
Keratitis herpes

 Keratitis herpes simplex dan zooster


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai