Blok Etika
Blok Etika
BBN
• Goals:
• Membantu pasien dan keluarga untuk memahami
kondisinya
• Mengsupport pasien dan keluarga
• Minimalkan risiko tekanan luar biasa atau penyangkalan
berkepanjangan
• Bad news protocol
1.Siapkan informasi, lokasi, waktu
2.Cari tahu apa yang pasien sudah tahu
3.Tanyakan seberapa banyak pasien ingin tahu
4.Membagikan informasi
5.Berespon terhadap emosi pasien
6.Negosiasikan langkah-langkah follow up yg diperlukan
pasien
BBN
Bad news protocol
1. Siapkan informasi, lokasi, dan waktu
Persiapkan diri agar tdk tampak grogi dan tidak ikut larut dalam
emosi pasien, namun tetap berempati.
Penyampaian kabar buruk dilakukan di tempat yang tenang
Pendamping keluarga terdekat pasien
2. Cari tahu apa yg pasien sudah tahu
Ketika gejala pertama muncul, apa yg mungkin anda pikirkan ?
Jadi, apa yg sudah anda ketahui dari dokter sebelumnya ?
3. Tanyakan seberapa banyak yg pasien ingin tahu
Apakah pasien ingin tahu perkembangan penyakitnya ?
Apabila pasien menyatakan ingin tahu, tanyakan sejauh mana ?
Sejauh mana informasi yg pasien ketahui tentang penyakitnya ?
BBN
Bad news protocol
4.Membagi informasi
• Hindari menggunakan istilah kedokteran yg tidak
dimengerti
• Gunakan bahasa yg selevel dengan bahasa yg digunakan
pasien
• Sampaikan informasi bertahap
• WARNING shot !
5.Berespon terhadap emosi pasien
• Jangan memotong luapan emosi pasien baik itu berupa dia
marah, nangis, mengeluh, dsb.
• Amati selalu ekspresi dan emosi pasien
6.Negosiasikan langkah follow up yg diperlukan pasien
• Contoh : “Minggu depan, kita konsultasi lagi ya bu”
BBN
Faktor yang mempengaruhi
Keberhasilan penyampaian informasi atau berita
buruk itu dipengaruhi oleh
Keterampilan kita berkomunikasi
Profesionalisme seorang dokter
Pengetahuan dan kemampuan analisis
Kecerdasan emosi
Kecerdasan spiritual
BBN
Protocol
•S SETTING UP interview
•P assessing the patient’s PERCEPTION
•I obtaining patient’s INVITATION
•K giving KNOWLEDGE and information to the
patient
• E adressing the patient’s EMOTIONS with
emphatic responses
•S STRATEGY AND SUMMARY
BBN
Protocol
S-SETTING UP interview
•Dari lingkungannya, libatkan orang terdekat, duduk bersama dengan mata
sejajar, buat hubungan erat dengan pasien
•Hal penting lainnya, jangan sampe deh pertemuan tersebut terganggu dengan
hal-hal kecil seperti dering hp, melihat jam, menguap, bahkan sms
sekalipun…fokuskan perhatian hanya pada pasien.
P-assessing the patient’s perception
•Sebelum memberitahu, tanya terlebih dahulu, “apa yang anda ketahui sejauh
ini tentang kondisi anda?” Hal ini berguna untuk mempersiapkan dokter akan
kemungkinan respon yang diberikan pasien nanti.
BBN
Protocol
I-obtaining patient’s invitation
•Sebagian besar pasien pasti ingin mendengar diagnosis serta harapan
hidupnya kelak. Ada juga sebagia kecil pasien yang justru tidak ingin
mendengar apapun tentang kondisinya (sudah tak peduli atau pasrah
mungkin?) Nah, dokter juga harus jeli nih dalam melihat hal ini…intinya,
jangan memberitahu lebih dari yang ia inginkan.
K-giving KNOWLEDGE and information to the patient
•Pasien harus diberitahu diagnosis dan prognosis sejujurnya dalam bahasa yang
sederhana dan cara yang halus. Terkadang, kita perlu juga memberikan
semacam “warning shot” sebagai indikasi bahwa akan menyampaikan berita
buruk.
•Satu yang perlu diingat juga, jangan pernah menggunakan “medical jargon”
atau bahasa medis yang gak pasien ngerti. Dan bila prognosis kurang baik,
pasien harus diyakinkan bahwa akan selalu mendapat dukungan yang sebesar-
besarnya.
BBN
Protocol
E-adressing the patient’s emotions with emphatic responses
•Amati emosi pasien dan cari tahu apa penyebab dari emosi pasien tersebut.
Beri waktu juga kepada pasien untuk mengekspresikan perasaannya.
S-strategy and summary
•Sampaikan tindakan apa yang harus dilakukan oleh pasien serta sampaikan
ringkasannya…
BBN
Summary
Akhir percakapan, review kembali keseluruhan
Simpulkan dengan ringkas dan jelas
Berikan pasien kesempatan bertanya atau menanggapi
Tunjukkan bahwa dokter mendengarkan dan mengerti apa yg disampaikan
pasien
Dokumentasikan dalam rekam medis pasien
Evaluasi dan Monitor
BBN
“The task of breaking bad news is a testing ground
for the entire range of our professional skills and
abilities. If we do it badly, the patients or family
members may never forgive us; if we do it well,
they will never forget us.”
(Robert Buckman)
Informed Consent
Informed Consent
Medical providers
Kewajibannya melakukan diagnosis, pengobatan,
tindakan medis yang terbaik menurut jalan
pikiran dan pertimbangannya.
Medical receivers
Memiliki hak untuk menentukan pengobatan
atau tindakan medik apa yg akan dilakukan [ the
right to self determination ]
Informed Consent
INFORMED
telah diberitahukan,
telah disampaikan,
telah diinformasikan
INFORMED
CONSENT
Persetujuan yang
diberikan pasien
kepada dokter
setelah diberikan
CONSENT
penjelasan
persetujuan yang
diberikan kepada
seseorang untuk
berbuat sesuatu
Informed Consent Persetujuan yang diperoleh
dokter sebelum melakukan
Umum pemeriksaan, pengobatan, &
tindakan medik apapun yang
Permenkes no
akan dilakukan
290/Menkes/PER/
Informed III/2008 ttg
Persetujuan
Consent Tindakan
Kedokteran
Persetujuan/izin tertulis dari
keluarga/pasien pada
Khusus tindakan operatif / tindakan
invasif lain yang beresiko
Proses Komunikasi
MKDKI
MKEK Bebas
Penegak Hukum
Hukuman Displin
1. Terguran tertulis (Penyidik)
2. Pencabutan STR
Bebas 3. Pencabutan SIP
4. Wajib pendidikan
Bebas
Tuntuan lisan, tertulis
Pidana (Penjara ±
Tindakan administratif 1. Gaji / pangkat (tunda kenaikan atau
Denda)
penurunan)
2. Cabut SIP sementara / selama –
lamanya
3. Hukum kepegawaian
UU No.36 tahun 2009 tentang KESEHATAN
• Hak dan kewajiban (pasal 4-13) bab III
• SDM tenaga kesehatan (pasal 22-24, 27-29) bab V
• Fasilitas pelayanan kesehatan (pasal 30-34)
• Upaya kesehatan (pasal 46-49) bab VI
• Pemberian pelayan kesehatan (pasal 52-54)
• Perlindungan pasien – rahasia kedokteran (pasal 56-58)
• Penyidikan (pasal 189) bab XIX
• Ketentuan pidana (pasal 190-200) bab XX
Hak dan Kewajiban
Sumber daya di bidang kesehatan –
Tenaga Kesehatan (bag 1)
• Pasal 1 butir 6
Sumber daya di bidang kesehatan –
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (bag 2)
• Pasal 1 butir 7
Upaya Kesehatan (bag 1)
• Pasal 1 butir 11,12,13,14,15,16
Upaya kesehatan – Pemberian Pelayanan Kesehatan (bag 2,
paragraf 1)
Upaya kesehatan – Perlindungan Pasien (bag 2, paragraf 2)
Penyidikan
Ketentuan pidana (bab XX)
UU Praktik Kedokteran
• Sesudah diterbitkannya Undang-Undang Praktik kedokteran (UU
Pradok) tahun 2004, norma disiplin menjadi hal baru yang perlu
diperhatikan dan dikaji, karena didalam Konsil Kedokteran Indonesia
(KKI) ada lembaga yang disebut sebagai Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia (MKDKI) dengan tujuan menegakkan disiplin
dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
Disiplin kedokteran
• Adalah norma kepatuhan aturan-aturan/ketentuan penerapan
keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan atau lebih khusus kepatuhan
menerapkan kaidah-kaidah penatalakasanaan klinis (asuhan medis)
yang mencakup: penegakan diagnosis, tindakan pengobatan,
menetapkan prognosis
Hubungan dokter
(termasuk spesialisasi) dengan pasien
1. Hubungan Kebutuhan
2. Hubungan Kepercayaan
3. Hubungan Keprofesian
4. Hubungan Hukum
Aspek medikolegal
• Aspek medikolegal hubungan antara dokter-pasien ada dua hal yang
perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Komunikasi antara dokter dengan pasien
2. Persetujuan tindakan kedokteran. yang sering mengundang timbulnya
masalah antara dokter dan pasien.
Pidana vs Perdata
Pidana Perdata
Individu vs publik Individu vs individu
Publik diwakili penyidik, Dapat diwakili pengacara
penuntut umum Pembuktian : penggugat
Pembuktian : P.U Penengah : Hakim
Penengah : hakim, sistem Kebenaran : formil
juri
UU: KuhPer, KUHD, dll
UU: KUHAP,KUHP,dll
Sanksi: ganti rugi,
Kebenaran : materiel rehabilitasi
Sanksi : mati, SH,
penjara, sita , denda
KRITERIA PIDANA
TINDAKAN PELANGGARAN PASAL KUHP
Melakukan penipuan terhadap pasien Pasal 378 KUHP
• Seorang dokter dapat dikenakan sanksi pidana, bilamana ia berbuat kriminal seperti:
Pembuatan surat keterangan palsu Pasal 263 dan 267 KUHP
Tidak memberikan pertolongan pada orang yang berada dalam Pasal 304 KUHP
bahaya
Euthanasia Pasal 344 KUHP
Penganiayaan dan luka berat Pasal 351 KUHP & Pasal 90 KUHP
Pelanggaran kesopanan Pasal 290 ayat 1, pasal 294 ayat 1, pasal 285
dan 286 KUHP
Memberikan atau menjual obat palsu Pasal 386 KUHP
KRITERIA PERDATA
PASAL KETERANGAN
Pasal 1365 KUHPdt Penimbul ganti rugi atas diri orang lain pelakunya harus
membayar ganti rugi.
Pasal 1366 KUHPdt Selain penimbul / kesengajaan, juga akibat kelalaian atau kurang
berhati-hati.
Pasal 1367 KUHPdt Majikan ikut bertanggung-jawab atas perbuatan orang di bawah
pengawasannya.
Doktrin perbuatan melawan hukum seperti tindakan tanpa informed consent, salah orang / salah organ,
product liability.
Prosedur Medikolegal
• Prosedur medikolegal adalah tata-cara atau prosedur
penatalaksanaan dan berbagaiaspek yang berkaitan pelayanan
kedokteran untuk kepentingan hukum untuk kepentingan hukum.
• Secara garis besar prosedur mediko-legal mengacu kepada peraturan
perundangundangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa
bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.
Lingkup Prosedur Medikolegal
• Pengadaan visum et repertum,
• Tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka.
• Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan
Pemberian keterangan ahli di persidangan dan pemberian keterangan
ahli di dalam persidangan
• Kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran
• Tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan surat keterangan
medik
• Tentang fitness / kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan
penyidik
Rekam medis
Rekam Medis
Definisi
• Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam
Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan
Isi Rekam Medis
• Catatan identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya
• Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut foto rontgen, hasil
laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya
Jenis Rekam Medis
• Rekam medis konvensional & Rekam medis elektronik
Rekam Medis
Rekam Medis
Rekam Medis
Manfaat menetapkan pembiayaan
Pengobatan Pasien dalam pelayanan kesehatan
Sebagai dasar dan petunjuk pada sarana kesehatan.
untuk merencanakan dan Catatan tersebut dapat dipakai
menganalisis penyakit serta sebagai bukti pembiayaan
merencanakan pengobatan, kepada pasien
perawatan dan tindakan medis Statistik Kesehatan
yang harus diberikan kepada Sebagai bahan statistik
pasien. kesehatan, khususnya untuk
Peningkatan
Pelayanan Kualitas mempelajari perkembangan
kesehatan masyarakat dan
Meningkatkan kualitas untuk menentukan jumlah
pelayanan untuk melindungi penderita pada penyakit-
tenaga medis dan untuk penyakit tertentu
pencapaian kesehatan
masyarakat yang optimal. Pembuktian Masalah Hukum,
Pendidikan dan Penelitian Disiplin dan Etik
Bahan informasi bagi Rekam medis merupakan alat
perkembangan pengajaran bukti tertulis utama, sehingga
dan penelitian di bidang bermanfaat dalam
profesi kedokteran penyelesaian masalah hukum,
disiplin dan etik
Pembiayaan
Petunjuk dan bahan untuk
Rekam Medis
Rahasia pekerjaan
Rahasia dokter pada waktu menjalankan praktiknya
Rahasia Kedokteran
Tingkah laku yang bersangkutan dg pekerjaan sehari-hari
•PASAL 322 KUHP
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia
yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau
pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu,
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam
ratus rupiah
(2) Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang
tertentu, ia hanya dituntut atas pengaduan orang itu
•PASAL 1365 KUH PERDATA
Barangsiapa yang berbuat salah sehingga seorang lain
menderita kerugian, berwajib mengganti kerugian itu
Rahasia Kedokteran
Tingkah laku yang bersangkutan dalam keadaan khusus
Sebagai saksi/saksi ahli dapat mengundurkan diri
untuk memberi keterangan KUHAP (31 Desember
1981) pasal 120 & 168, khususnya pasal 170 :
Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya
diwajibkan menyimpan rahasia, dapat dibebaskan dari
kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu
tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.
Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk
permintaan tersebut, pengadilan negeri memutuskan apakah
alasan yang dikemukakan oleh saksi atau saksi ahli untuk tidak
berbicara itu, layak dan dapat diterima atau tidak.
Rahasia Kedokteran
Tingkah laku yang bersangkutan dalam keadaan
khusus
Yang pertama didahulukan adalah rahasia jabatan
dokter, terutama karena kewajiban moral.
Alasan melepaskan rahasia jabatan : pertumbuhan
akal sehat, yaitu ada tidaknya kepentingan yang lebih
utama atau kepentingan umum.
Contoh :
Seorang supir yang menderita epilepsi, yang jika penyakitnya
bangkit pada waktu sedang menjalankan tugasnya, pasti sangat
membahayakan
Seorang guru yang menderita TBC aktif dapat menular pada murid2
pada waktu mengajar
Rahasia Kedokteran
Tingkah laku yang bersangkutan dalam keadaan
khusus
Seorang dokter dalam keadaan terpaksa serupa
itu ialah memberitahukan kepada majikan si sakit,
bahwa ia menganggap si sakit perlu diperiksa
kesehatannya oleh majelis tersebut.
Mungkin diagnosisnya tidak perlu disampaikan,
cukup penyakit yang tidak memungkinkan untuk
bekerja terus, dapat menular, atau
membahayakan orang lain dan dokter menasihati
supaya diberhentikan dari pekerjaannya
Rahasia Kedokteran
Dasar Hukum Rahasia Jabatan Kedokteran