Kebutuhan manusia terhadap AgamaTiga tahap cara

berpikir manusia
•Tahapan Teologi
•Tahapan Metafisik
•Tahapan Fositip
Kesimpulan :
Agama tetap diperlukan bahkan lebih jauh manusia
mencapai kemajuan lebih terasa perlunya agama.
 Pengertian Agama Secara bahasa
1. Ad din ( Bahasa Arab dan semit )
2. Religon (inggris)
3. La religion (Belanda)
4. Dei religion (jerman)
Pengertian agama secara istilah :
Adalah Undang – Undang atau peraturan yang
mengikat manusia dalam hubungannya dengan
tuhan,dan hubungan manusia dengan manusia
serta hubungan manusia dengan alam.
1. Keyakinan (Credical) yaitu keyakinan akan
adanya sesuatu kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Peribadatan(Ritual)yaitu tingkah laku manusia
dalam hubunganya dengan kekuatan
supranatural sebagai knsekwensi dari dari
pengakuan dan ketundukannya
3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya atau alam semesta
yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut
1. Adanya keyakina pada yang gaib
2. Adanya kitab suci
3. Adanya Rosul
4. Adanya ajaran
5. Adanya upacara ibadah yang standar
1. Agama Wahyu( Samawi)
Adalah agama yang diterima manusia dari Allah sang pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta
disebarkan oleh Rosulnya kepada umat manusia,wahyu2 dilestarikan melalui Kitab,Shuhuf.Agama
wahyu menghendaki iman kepada Tuhan pemberi wahyu,kepada rosul rosulnya kepada kitab kitab
dst,serta pesanya disebarkan kepada seluruh umat manusia
Ciri ciri
1. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat,melainkan diturunkan
kepada masyarakat.
2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih allah sebagai utusan-nya.Utusan itu bukan menciptakaan
agama,melainkan menyampaikannya.
3. Ajarannya kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
4. Ajarannya serba tetap,walapun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasa dan kepekaan
manusia.

Agama Non Wahyu(Ardhi)

Bersandar semata mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang
kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam. Agama Non Wahyu(Ardhi)
Ciri-ciri
1. Tumbuh secara komulatif dalam maayarakat penganutnya
2. Tidak disampaikan oleh utusan tuhan (Rasul)
3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, walapun ada akan mengalami perubahan-perubahan dalam
perjalanan sejarahnya
4. Ajaranya dapat berubah-ubah ,sesuai dengan perubahan akal pikiranmasyarakatnya (penganutnya)
5. Konsep ketuhannya : dinamisme,animisme,polithesme ,dan paling tinggi adalah momothesme
6. Kebenarannya ajaranya tidak universal ,yaituh tidak berlaku bagi setiap manusia ,masa,dan keadaan.
1. Agama adalah produk rasa takut
2. Produk kebodohan
3. Pendabaan akan keadilan dan ketentraman
 Einsten menyatakaan bahawa sipat sosial manusialah
yang pada gilirannya merupakaan salah satu faktor
pendorong terwujudnya agama.realitas akan adanya
kematian kekosongan telah menjadi adanya harapan
kepada sesuatu yang memberi petunjuk
harapan,menjadi pencipta dan dicintai, keinginan
bersandar kepada orang lain dan terlepas dari
perasaan putus asa; semuanya itu membentuk dalam
diri sendiri dasar kejiwaan untuk menerima keimanan
pada tuhan .william James .
 Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan
bahwa agama adalah satusatunya cara pemenuhan
semua kebutuhan dan itu tidak dapat digantikan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sekalipun.
1. Dapat mendidik jiwa manusia menjadi
tentram,sabar,tawakal dan sebagainya.lebih lebihketika
dia ditimpa kesusahan dan kesulitan.
2. Dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi
manusia yang berjiwa besar ,kuat dan tidak mudah
ditundukan oleh siapapun.
3. Dapat mendidik manusia berani menegakkan
kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.
4. Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam
jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah
hati,sopan santun hormat-menghormati dan
sebagainya .Agama melarang orang untuk tidak
bersifat sombong,dengki,riya dan sebagainya.
William James
Orang yang percaya adanya tuhan mempunyai
peluang lebih besar untuk menemukan
kebenaran dan mendapatkan nilai tambah
praktiknya ketimbang orang yang ragu-ragu.