Anda di halaman 1dari 42

Arah Kebijakan Pembangunan Nasional

dan Prioritas Nasional di Provinsi Kalimantan Timur


dalam Rancangan Awal RKP Tahun 2019

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan dalam Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur


Balikpapan, 16 April 2018
REPUBLIK
INDONESIA
Outline
1 Pencapaian Pembangunan Nasional

2 Sasaran Ekonomi Makro

3 Pokok-Pokok RKP 2019

4 Isu Strategis Provinsi Kalimantan Timur

5 Hasil Rakortek Renbang Provinsi Kalimantan Timur

6 KPBU dan PINA Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2019

2
REPUBLIK
INDONESIA

Pencapaian Pembangunan
1 Nasional

3
Pemerataan pembangunan menunjukkan
REPUBLIK
INDONESIA
perkembangan positif…
Ketimpangan menurun ditandai oleh koefisien gini Tingkat kemiskinan menurun, menjadi 10,12 persen dan
yang semakin membaik jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 26,58 juta jiwa.
0.42 0.413 0.414 Persentase penduduk miskin berkurang Jumlah penduduk miskin berkurang
0.406 (persen) (Juta Jiwa)
0.41
10,96
0.402
0.40 0.394
0.391
2014(Sept)
27,73
0.39 2014(Sept)
0.38
0.37
2012 2013 2014 2015 2016 2017 10,12 26,58
Sumber: Susenas, September 2012-2017 2017(Sept) 2017(Sept)

Tingkat pengangguran menurun menjadi 5,50 persen dan Indeks Pembangunan Manusia membaik
jumlah penganggur berkurang menjadi 7,04 juta orang. menjadi 70,18 pada tahun 2016.
Tingkat Pengangguran Terbuka Jumlah Pengangguran berkurang
berkurang (persen) (juta jiwa)
IPM
5,94 7,24 Tahun 2015 Tahun 2016
2014 (Agustus) 2014 (Agustus)

5,50
2017 (Agustus)
7,04
2017 (Agustus)
69,55 70,18
Sumber: BPS 2014-2017
4
REPUBLIK
Ekonomi Indonesia Menunjukkan Perbaikan Secara Bertahap… (1/2)
INDONESIA

2017
Komponen 2016 2017
I II III IV • Konsumsi rumah tangga di Q4-2017 membaik, walaupun masih
Konsumsi Rumah Tangga 5,01 4,94 4,95 4,93 4,97 4,95 sedikit di bawah 5,0%. Faktor penyebabnya:
Konsumsi LNPRT 6,64 8,07 8,52 6,02 5,24 6,91  Smart consumers: masyarakat Indonesia lebih memilih dalam
Konsumsi Pemerintah -0,14 2,69 -1,92 3,48 3,81 2,14 berbelanja yang seperlunya.
PMTB 4,47 4,77 5,34 7,08 7,27 6,15  Leissure consumers: lebih menyenangi aktivitas terkait rekreasi.
Ekspor -1,57 8,41 2,80 17,01 8,50 9,09  Saving behavior: lebih banyak menabung terutama kelompok
Impor -2,45 4,81 0,20 15,46 11,81 8,06 menengah ke atas.
Pertumbuhan Sektor • Industri non-migas dalam dua kuartal terakhir tumbuh cukup baik
Pertanian 3,36 7,15 3,23 2,77 2,44 3,81 (Q3 lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional).
Pertambangan 0,95 -1,22 2,12 1,84 0,08 0,69
Industri 4,26 4,28 3,50 4,85 4,46 4,27
Pertumbuhan Ekonomi (Persen, YoY)
Industri Non Migas 4,43 4,80 3,93 5,46 5,14 4,84
Perdagangan 4,03 4,61 3,47 5,20 4,47 4,44 5.0 5.1
4.9
Transportasi & Pergudangan 7,45 8,06 8,80 8,88 8,21 8,49
Informasi dan Komunikasi 8,88 10,48 11,06 8,82 8,99 9,81
Jasa Keuangan & Asuransi 8,90 5,99 5,94 6,16 3,85 5,48
PDB 5,03 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah kembali


2015 2016 2017
Sumber: BPS (diolah)

5
REPUBLIK
Ekonomi Indonesia Menunjukkan Perbaikan Secara Bertahap… (2/2)
INDONESIA

KONTRIBUSI PDRB PULAU TERHADAP PDB NASIONAL

Kalimantan
Sulawesi
2016: 7,9%
2016: 6,0%
2017: 8,2%
2017: 6,1%
Sebaran Maluku dan Papua
Pertumbuhan: 2016: 2,5%
Ekonomi Pertumbuhan:
2017: 4,3% 2017: 2,4%
2017: 7,0%
Wilayah Sedikit
Bergeser Pertumbuhan:
ke Arah 2017: 2,4%
Kawasan Timur
Indonesia
Sumatera
2016: 22,0%
2017: 21,7%

Pertumbuhan:
2017: 4,3% Jawa Bali dan NT
2016: 58,5% 2016: 3,1%
2017: 58,5% 2017: 3,1%

Pertumbuhan: Pertumbuhan:
2017: 5,6% 2017: 3,7%
6
REPUBLIK
Isu Strategis Dalam Mencapai Pemerataan Pembangunan
INDONESIA

Infrastruktur konektivitas untuk Ketersediaan Energi Dan Pembangunan


pemerataan antar wilayah Pita Lebar Daerah Terpencil

Pengembangan Angkutan Barang


Pembangunan Bandara Baru Rasio Elektrifikasi Kapasitas Pembangkit
Bersubsidi Tol Laut (GW)
(Persen)
3 9
2 2
Bandara 6 Rute 2017 810*)
95,35 2017 60,49
Bandara Bandara 3 Rute
Rute
2015 2016 2017
1.Anambas 1.Miangas 1.Werur
Konsumsi Listrik per
2.Namniwel 2.Morowali 2.Maratua
3.Koroway Batu
2015 2016 2017
(kWh) Kapita
Kumulatif
2017 1.011,5
810*) Keterangan: Angka Kumulatif
Pembangunan Jalan Baru dan Penyediaan Lintasan Kereta Api
Jalan Tol Perintis

Jalan Baru Jalan Tol 6 6


(kumulatif) (kumulatif beroperasi) Lintas
Lintas
2.393 3
1. 845 km
1.286 km 332 Lintas
km
132
176
km
km 810*)
km
2015 2016 2017

2015 2016 2017 2015 2016 2017* Kumulatif


*per November 2017

Peringkat daya saing infrastruktur Indonesia


meningkat dari 61 (2013/2014) ke 52 (2017/2018)
Sumber: Global Competitiveness Index, WEF, 2017-2018

7
REPUBLIK
INDONESIA

2 Sasaran Ekonomi Makro

8
REPUBLIK
INDONESIA
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2019
• Momentum pemulihan ekonomi global dan perbaikan harga komoditas akan terus berlanjut di tahun 2018 dan 2019.
• Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan akan terus meningkat dengan tingkat inflasi dan nilai tukar yang
terkendali.
• Pembangunan infrastruktur yang sudah mulai operasional akan memicu pertumbuhan ekonomi tahun 2019.

2017* 2018** 2019***


3,61 3,5 2,5-4,5

Nilai Tukar 2017 2018** 2019***


Pertumbuhan Inflasi (%)
Ekonomi (%) (Rp/USD) 13.500-
13.382 13.400
13.700

Catatan:
2017 2018** 2019*** * Inflasi Y-o-Y
** Sasaran pada APBN 2018
5,07 5,4 5,4-5,8 *** Hasil rapat interdep asumsi makro
6 Februari 2018

9
Outlook dan Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Indonesia:
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
Sisi Pengeluaran dan Sisi Produksi
Konsumsi
Pemerintah PMTB
2018** 2019 2018** 2019
Konsumsi LNPRT 5,4 2,8-3,7 7,1 7,5-8,3 Ekspor
2018** 2019 2018** 2019
9,3 9,2-11,1 4,0 6,0-7,3

Konsumsi Rumah Tangga Impor


2018** 2019 2018** 2019
5,4 5,4-5,8
5,0 5,0-5,1 (2018)** (2019) 4,8 6,3-7,6
Sisi Pengeluaran

Sisi Lapangan Usaha PERTUMBUHAN EKONOMI


Investasi dan konsumsi rumah tangga diharapkan sebagai
2018** 2019 2018** 2019
sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran
0,4 0,8 11,0 10,7-11,3
Pertambangan Infokom

3,4 6,2-6,6 7,8 8,1-8,7


Listrik Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan Jasa Keuangan
2018** 2019 2018** 2019 2018** 2019
6,9 6,9-7,2 4,0 3,9-4,1 5,1 5,1-5,6 6,1 5,4-6,0 8,9 8,6-9,0
Konstruksi Transportasi
Sumber: ** Prognosa/Estimasi Sementara 2018 dan Perhitungan Bappenas 10
REPUBLIK
Sasaran Makro Pembangunan Tahun 2019
INDONESIA

Tingkat Kemiskinan

8,5–9,5% Rasio Gini

0,38–0,39

Indeks Pembangunan Manusia

71,98
Pertumbuhan Ekonomi

5,4–5,8%
Tingkat Pengangguran Terbuka
4,8–5,2%
11
REPUBLIK
INDONESIA

3 Pokok-Pokok RKP 2019

12
RKP 2019
REPUBLIK
INDONESIA
Kesinambungan Implementasi Money Follows Program

2018 2019
Menajamkan
Prioritas Nasional
10 PN 5 PN

30 PP 24 PP

RKP Memastikan Pengendalian Dilakukan


2019
Pelaksanaan Sampai ke Level Proyek
Program (satuan 3)

Menajamkan Belanja K/L, Belanja Non K/L,


Integrasi Belanja Transfer ke Daerah, PHLN,
Sumber Pendanaan BUMN, PINA dan Swasta

2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2015-2019.


RKP 2019 fokus pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya (pemerintah, swasta, perbankan)
untuk mengejar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN.
13
REPUBLIK
INDONESIA
Tema dan Prioritas Nasional
Prioritas Nasional

Tema 1 Pembangunan Manusia melalui Pengurangan


Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar

“Pemerataan 2 Pengurangan Kesenjangan antarwilayah melalui


Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman

3
Pembangunan Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan
untuk Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian,
Pertumbuhan Industri, Pariwisata , dan Jasa Produktif Lainnya

4
Berkualitas”
Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan
Sumber Daya Air

5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan


Pemilu

14
Isu Strategis Prioritas Nasional 1
REPUBLIK
INDONESIA
Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar

Lambatnya penurunan angka kemiskinan

Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Belum semua penduduk terutama kelompok miskin dan


rentan mendapatkan pelayanan dasar

Belum terpadunya intervensi lintas sektor dalam


mengatasi ketimpangan antarkelompok pendapatan

15
2 4
Peningkatan Pelayanan Peningkatan Akses Masyarakat
REPUBLIK
INDONESIA Kesehatan dan Gizi Terhadap Perumahan dan
Masyarakat Permukiman Layak

Percepatan Penurunan Penyediaan Akses Infrastruktur


Stunting Dasar Air Minum, dan Sanitasi Layak

PRIORITAS
NASIONAL 1
PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI PENGURANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PELAYANAN DASAR

1 3 5
Percepatan Pengurangan PN
Pemerataan Layanan Peningkatan Tata
Kemiskinan Pendidikan Berkualitas Kelola Layanan Dasar
PP
Penguatan Pelaksanaan Penyediaan Afirmasi Penguatan Integrasi Sistem
Bantuan Sosial Tepat Pendidikan Administrasi Kependudukan KP
Sasaran dan Catatan Sipil
16
16
Isu Strategis Prioritas Nasional 2
REPUBLIK
INDONESIA
Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman

Belum meratanya pembangunan konektivitas dan jaringan


logistik nasional dalam menunjang sektor unggulan

Tingginya harga logistik pada daerah-daerah dengan


aksesibilitas sulit, termasuk Papua dan Papua Barat

Rendahnya aksesibilitas di daerah tertinggal dan


perbatasan terhadap pusat pertumbuhan, layanan
kesehatan, dan pendidikan

Kurangnya kesiapsiagaan aparat dan masyarakat terhadap


bencana

Belum memadainya sarana dan prasarana sistem logistik


perikanan

17
REPUBLIK
INDONESIA 2 Percepatan Pembangunan
Papua dan Papua Barat

Penyelesaian Ruas Jalan Trans


4 Penanggulangan Bencana

Penanganan Darurat dan


Papua dan Papua Barat, dan Pemulihan Pascabencana
Konektivitas Antar Kabupaten/
Kota dan Kampung

PRIORITAS
NASIONAL 2
PENGURANGAN KESENJANGAN ANTARWILAYAH MELALUI
PENGUATAN KONEKTIVITAS DAN KEMARITIMAN

PN

1 3 5
Percepatan Pembangunan PP
Peningkatan Konektivitas Daerah Tertinggal dan Peningkatan Sistem
dan TIK Desa Logistik
KP
Pengembangan Pelabuhan Pembangunan Daerah Pengembangan Sistem Logistik
Hub dan Feeder Jalur Tertinggal dan Perbatasan dan Jaringan Pasar Komoditas
Utama dan Subsidi Tol Laut Perikanan dan Pertanian
18
18
Isu Strategis Prioritas Nasional 3
Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian,
Industri, Pariwisata , dan Jasa Produktif Lainnya
REPUBLIK
INDONESIA

Rendahnya nilai tambah ekonomi dari pemanfaatan hasil


pertanian, perikanan dan kehutanan

Belum optimalnya produktivitas tenaga kerja

Rendahnya nilai tambah dan daya saing produk industri

Rendahnya pemanfaatan Iptek dan hasil inovasi untuk


peningkatan produktivitas dan penciptaan nilai tambah

Belum optimalnya penciptaan nilai tambah jasa produktif

19
2 4
Percepatan Peningkatan
Percepatan Peningkatan
Ekspor dan Nilai Tambah
REPUBLIK
INDONESIA
Keahlian Tenaga Kerja
Industri Pengolahan
Pengembangan 7 Kawasan Pemantapan Sistem
Industri dan 6 KEK Sertifikasi Kompetensi
Industri/Logistik

PRIORITAS
NASIONAL 3
PENINGKATAN NILAI TAMBAH EKONOMI DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA MELALUI PERTANIAN,
INDUSTRI, PARIWISATA ,DAN JASA PRODUKTIF LAINNYA

PN
Pengembangan Iptek

1 3 5
Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Nilai
dan Inovasi untuk PP
Nilai Tambah Produk Tambah Pariwisata dan
Meningkatkan
Pertanian Jasa Produktif Lainnya
Produktivitas KP
Peningkatan Mutu, Sertifikasi, Pengembangan 10 Kawasan Penguatan Inovasi dan
dan Standarisasi Hasil Pertanian, Pariwisata, 4 KEK Pariwisata, Penguasaan Teknologi Frontier
Perikanan, dan Kehutanan dan Penguatan Destinasi Unggulan
20
20
Isu Strategis Prioritas Nasional 4
REPUBLIK
INDONESIA
Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan Sumber Daya Air

Produksi minyak dan gas bumi terus menurun, sementara


kebutuhan energi terus meningkat

Harga pangan (khususnya beras) yang masih berfluktuatif


dan cenderung meningkat

Penurunan kuantitas, kualitas dan aksesibilitas air untuk


memenuhi kebutuhan rumah tangga, pertanian, dan industri

Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup masih


tinggi

21
2 4
REPUBLIK
Peningkatan Produksi, Akses Peningkatan Daya Dukung
INDONESIA
dan Kualitas Konsumsi SDA dan Daya Tampung
Pangan Lingkungan
Penguatan Cadangan dan Rehabilitasi dan Pemulihan
Stabilisasi Harga Pangan Kerusakan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup
PRIORITAS
NASIONAL 4
PEMANTAPAN KETAHANAN ENERGI, PANGAN, DAN SUMBER DAYA AIR

PN

1 3
Peningkatan Produksi dan
Peningkatan Kuantitas, PP
Pemenuhan Kebutuhan
Energi Kualitas dan Aksesibilitas Air
KP
Pengembangan Energi Baru Pemeliharaan dan Pemulihan
dan Terbarukan (EBT) Sumber Air dan Ekosistem
22
22
Isu Strategis Prioritas Nasional 5
REPUBLIK
INDONESIA
Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu

Tingginya angka kejahatan siber, narkoba, dan konvensional

Kerawanan pelaksanaan PEMILU dan netralitas ASN

Dinamika lingkungan yang dapat mengganggu kedaulatan


bangsa dan negara

Belum optimalnya penegakan hukum dan pelaksanaan


reformasi birokrasi

Perlunya penguatan diplomasi yang efektif

23
2 4 Kepastian Hukum dan
REPUBLIK

Kesuksesan Pemilu
INDONESIA

Reformasi Birokrasi

Pengamanan Pemilu Integrasi e-Government

PRIORITAS
NASIONAL 5 e
STABILITAS KEAMANAN NASIONAL DAN KESUKSESAN PEMILU

PN

1 3 5
PP
Kamtibmas dan Pertahanan
Efektivitas Diplomasi
Keamanan Siber Wilayah Nasional
KP
Penguatan Kelembagaan Siber Pengamanan Kawasan Penguatan Diplomasi
serta Keamanan Ruang Siber Perbatasan dan Ekonomi dan Kerjasama
Kedaulatan Negara Pembangunan Internasional
24
24
REPUBLIK
INDONESIA

Isu Strategis Provinsi Kalimantan


4 Timur

25
REPUBLIK
INDONESIA
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kaltim Tahun 2011-2017

Sumber utama pendorong pertumbuhan ekonomi:


a. Sektor Pertambangan dan Penggalian
b. Sektor Industri Pengolahan
c. Sektor Konstruksi
d. Sektor Perdagangan besar dan eceran
e. Sektor Transportasi dan Pergudangan
f. Sektor Pertanian

26
REPUBLIK
Share Ekonomi Provinsi Terhadap Pulau dan Nasional
INDONESIA

Rata-Rata Share Provinsi Kaltim Tahun 2011-2017


49,51 %
19,20 % 7,54 %
Terhadap

Terhadap Nasional
Pulau Kalimantan
57,63 %
5,13 % ❷ Pertambangan dan ❸
Penggalian
Share Terbesar
Share Terbesar Industri Pengolahan

1 6
Dari 34 Provinsi Konstruksi
Dari 5 Provinsi di secara Nasional
Pulau Kalimantan

❷ ❶ ❸
Kab. Kutai Timur Kab. Kutai Kertanegara Kota Samarinda
18,68 % 25,15 % 10,28 %

SHARE ❸ SEKTOR DENGAN RATA-RATA SHARE TERBESAR


KABUPATEN / KOTA ❸ TERBESAR TAHUN 2016 TAHUN 2012 S/D 2017

TERENDAH: Kab. Mahakam Ulu 0,41 %


27
REPUBLIK
Angka Kemiskinan Lebih Rendah Dibandingkan Angka Kemiskinan Nasional
INDONESIA

Pola Spasial Persentase Penduduk Miskin 2017 Angka Kemiskinan Provinsi Kalimantan Timur dan
Nasional Tahun 2011-2017 (September)

Angka Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Timur lebih rendah dibandingkan


❶ Kemiskinan Nasional, dan cenderung stabil.

❸ Secara Spasial angka kemiskinan tertinggi pada tahun 2017 (Maret) terdapat di
Kab. Kutai Timur Kab. Mahakam Hulu Kab. Mahakam Hulu, Kab. Kutai Timur, dan Kab. Paser, sedangkan terendah di
9,29 % Kab. Paser
11,29 % Kota Balikpapan 2,82 %
9,28 %
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
28
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
REPUBLIK
INDONESIA

Pola Spasial TPT Tahun 2017 (Agustus) Perkembangan TPT Provinsi Kalimantan Timur dan
Nasional Tahun 2011-2017 (Agustus)

TPT Kalimantan Timur lebih tinggi dibandingkan TPT nasional, namun dalam tiga
tahun terakhir cenderung menurun
❷ ❶ ❸
Secara Spasial, TPT tertinggi pada tahun 2015 (Agustus) terdapat di Kota Bontang,
Kota Balikpapan Kota Bontang Kab. Mahakam Hulu Kota Balikpapan, dan Kab. Mahakam Hulu, sedangan TPT terendah di Kab. Kutai
10,39 % 12,44 % 9,05 % Timur 4,61 %
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
29
REPUBLIK
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
INDONESIA

Pola Spasial IPM Tahun 2016 Perkembangan IPM Provinsi Kalimantan Timur
dan Nasional Tahun 2011-2017

IPM Provinsi Kalimantan timur lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional, namun
laju pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan nasional.

❷ ❸ Secara spasial IPM terendah terdapat di Kab. Mahakam Hulu , Kab. Penajam
Kab. Mahakam Hulu Paser Utara, dan Kab. Kutai Barat, sedangkan IPM tertinggi di Kota. Bontang
Kab. Penajam Paser
65,51 Kab. Kutai Barat yakni 78,92
Utara 69,96
69,99 Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
30
Target Indikator Makro Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur
REPUBLIK
INDONESIA
Proyeksi Tahun 2019

PERTUMBUHAN TINGKAT TINGKAT


IPM: GINI RASIO:
EKONOMI: KEMISKINAN: PENGANGGURAN:

PROVINSI PROVINSI PROVINSI PROVINSI PROVINSI


3,01 % 4,25 % 6,54 % - -

NASIONAL NASIONAL NASIONAL NASIONAL NASIONAL


5,40 – 5,80 % 8,50 – 9,50 % 4,80 – 5,20 % 71,98 0,38 – 0,39

Sumber: Kementerian PPN / Bappenas

31
REPUBLIK
INDONESIA

Hasil Rakortek Renbang Provinsi


5 Kalimantan Timur

32
REPUBLIK
Hasil Rakortek Renbang Kalimantan Timur (1/3)
INDONESIA

Program Prioritas Percepatan Pengurangan Kemiskinan


• Pelatihan teknik negosiasi pelaku hubungan industrial
• Penyusunan dokumen rancangan pengelolaan KPH
• Penyelesaian TORA melalui dokumen berita acara tata kawasan hutan
• Inventarisasi dan verifikasi objek TORA dalam kawasan hutan

PN 1
Program Prioritas Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi
Masyarakat
• Pembinaan pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
• Distribusi PMT Ibu hamil dan balita
• Layanan pengendalian penyakit infeksi emerging
• Layanan imunisasi dasar lengkap
• Pengawasan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan

Program Prioritas Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas


• Pembinaan manajemen berbasis sekolah

33
REPUBLIK
Hasil Rakortek Renbang Kalimantan Timur (2/3)
INDONESIA

PN 2 • Pembangunan atau pemeliharaan bandara


• Peningkatan jalan melalui pembangunan dan rekonstruksi jalan
• Pembangunan pelabuhan umum Kenyamukan Sangatta

• Fasilitasi Pendampingan dan Sosialisasi Halal dan HKI


• Pengembangan tanaman karet

PN 3 • Sosialisasi dan pendampingan akses start up capital untuk wirausaha pemula


dan akses program pembiayaan CSR/PKBI dan LPDB
• Standarisasi mutu produk
• Pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat

• Pembangunan bendungan dan embung

PN 4 •


Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Normalisasi dan pemelihaaran bendungan dan sungai
Program kampung iklim

34
REPUBLIK
Hasil Rakortek Renbang Kalimantan Timur (3/3)
INDONESIA

PN 5 • N/A

35
REPUBLIK
INDONESIA

KPBU dan PINA Provinsi


6 Kalimantan Timur Tahun 2019

36
REPUBLIK
Pengertian KPBU
INDONESIA

KONVENSIONAL KPBU
• Bukan privatisasi tetapi
pengelolaan aset
KEWAJIBAN PEMERINTAH KEWAJIBAN PEMERINTAH
melalui konsesi
MELAYANI MASYARAKAT • Dapat berupa kegiatan
MELAYANI MASYARAKAT
yang: memiliki arus
pendapatan (palapa
ring), tidak memiliki
pendapatan (jalintim)

PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PEMBENTUKAN
ASET PELAYANAN PERUBAHAN
MASYARAKAT PARADIGMA
(Pemerintah)
DISERAHKAN SETELAH
KERJASAMA SELESAI
PENGADAAN ASET

Manfaat KPBU:
• On schedule, on budget, on service
• Kesinambungan perencanaan , konstruksi, operasi dan
pemeliharaan.
• Mengatasi keterbatasan kapasitas pelaksanaan.
• Dengan dana yang sama, bisa me-leverage proyek yang
lebih banyak
37
REPUBLIK
PINA Mendorong Terciptanya Iklim Investasi yang Baik di Indonesia
INDONESIA

PINA mendorong
PINA menjadi alternatif
berbagai aturan dan Kondusifitas opsi untuk melaksanakan
kebijakan yang Iklim Investasi
Indonesia skema investasi.
meningkatkan minat
investasi.

ADVOKASI KEBIJAKAN SOSIALISASI DAN KOORDINASI PENINGKATAN TATA KELOLA & REGULASI

• Melakukan koordinasi dengan OJK untuk • Melaksanakan Forum untuk sosialisasi • Pembuatan Rencana Strategis dan Tata
Kegiatan

relaksasi berbagai aturan dan penerbitan PINA dengan berbagai pemangku Kelola Pelaksanaan PINA.
instrumen investasi. kepentingan (PINA Day) • Melakukan Kajian untuk memperkuat fungsi
• Melakukan koordinasi dengan Ikatan • Berkoordinasi dengan berbagai asosiasi dan peran PINA di dalam skema pendanaan
Akuntan Indonesia (IAI) untuk kesesuaian terkait yang berpeluang menjadi investee Investasi.
aturan keuangan atau investor

• Penerbitan Instrumen Investasi baru • Meningkatnya minat investor dan • Meningkatnya kualitas proyek yang dapat
Dampak

seperti RDPT dan Perpetuity Notes/Bond. investee yang menggunakan skema ditawarkan dan efektifitas dalam proses
• Memastikan terlaksananya akuntabilitas PINA. pelaksanaan skema.
di setiap skema investasi yang • Meningkatnya Citra Positif Dunia • Terbitnya berbagai aturan yang menguatkan
dilaksanakan. Investasi di Indonesia. peran PINA ( PP No 17/2017, Perpres No
58/2017, Perpres No 20/ 2016, dsb.)
38
Pencapaian PINA dalam Fasilitasi Proyek Infrastruktur
REPUBLIK
INDONESIA
Kisah sukses PINA dalam percepatan financial close proyek

Waskita TollRoad-15 Ruas Tol PALAPA Ring Jaringan Serat Optik –Paket Tengah
IDR3,5 trilliun (USD 265,0 juta) IDR174 miliar(USD 13,0 juta)
PT Nusantara InfrastrukturTbk
Kerjasama investasi dengan partner (partisipasi ekuitas) (shareholderloan)
1
internasional strategis
IDR1,81trilliun(USD 134 juta)
(partisipasi ekuitas)
2

PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)


-KertajatiInternasional Airport
2
IDR932,0miliar (USD 69,7juta )
(RDPT Ekuitas)

1 PT PP Energi 2 PT Waskita Toll Road (phase 2)


Pengembangan PLTU Barubara di Pengembangan Jalan Tol Trans-Jawa
Financially closed Meulaboh, Aceh dan Non Trans Jawa
Nilai Proyek: IDR 7,5 triliun Nilai Proyek: IDR 135 triliun
Target financial closed2018 Target dana yang dikumpulkan: Target dana yang dikumpulkan:
IDR 1 triliun (ekuitas tahap awal) Partisipasi ekuitas sampai 20 % di WTR
berdasarkan nilai valuasi yang disetujui

39
Usulan Proyek PINA Provinsi Kalimantan Timur
REPUBLIK
INDONESIA

Saat ini di Provinsi Kalimantan Timur


terdapat usulan proyek Pembiayaan
Investasi Non Anggaran Pemerintah
(PINA) yang akan dilaksanakan yakni
Pembangkit listrik dengan 8 proyek
termasuk 1 proyek EBTKE oleh PT
Indonesia Power dengan nilai Rp 86,8
triliun (USD 6.420 juta).
Provinsi Kalimantan Timur perlu
memanfaatkan peluang pembiayaan
dengan skema Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU) maupun
PINA untuk mendukung proyek-proyek
potensial lain di daerahnya.

40
REPUBLIK
INDONESIA
Penutup

• Pentingnya sinergi antara semua tingkat pemerintahan, serta percepatan Penyusunan


Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Prov. Kaltim.

• Pelaksanaan rangkaian Musrenbang di Provinsi Kalimantan Timur perlu difokuskan pada


pelaksanaan pertemuan multi sektor dan kewilayahan untuk mendukung upaya sinergi
perencanaan antara pusat dan daerah.

• Dalam pembahasan dengan masing-masing Kabupaten/Kota perlu diperhatikan:


• Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dengan program/kegiatan
prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yang diperlukan).
• Perkuatan integrasi pendanaan, baik antara Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran
Daerah (APBN) dengan APBD.

41
REPUBLIK
INDONESIA

TERIMA KASIH

42

Anda mungkin juga menyukai