Anda di halaman 1dari 27

SINUSITIS

Oleh :
Yenni Meftha Fauzia
PENDAHULUAN

SINUS PARANASAL :
• SINUS MAKSILARIS
• SINUS FRONTALIS
• SINUS ETMOIDALIS
• SINUS SFENOID
SINUS PARANASAL
• Empat sinus
ANATOMI SINUS PARANASAL

SINUS MAKSILARIS

• SINUS TERBESAR VOL 6-8 ml (lahir)  15 ml (dewasa)


Anterior : fossa kanina
Posterior : infratemporal maksila
Medial : lateral rongga hidung
Superior : dasar orbita
Inferior : prosesus alveolaris & palatum
SINUS FRONTAL

• Perkembangan pada usia 8-10 th, max 20 th


• Tidak simetris, kadang tidak berkembang, kadang 1
sinus
• Tinggi 2,8 cm, lebar 2,4 cm, dalam 2 cm
• Bersekat, tepi sinus berlekuk-lekuk
SINUS ETMOID

• Bagian penting fokus infeksi sinus lainnya


• Bentuk seperti piramid, dasarnya dibagian
posterior
• Ukuran ant-post 4-5 cm, tinggi 2,4 cm, lebar 0,5
cm di bag anterior dan 1,5 cm di bag posterior
• Berongga-rongga seperti sarang tawon (4-17 sel)
• Diantara konka media dan dinding medial orbita
SINUS SFENOID

• Dibelakang sinus etmoid posterior


• Dibagi oleh 2 sekat : septum intersfenoid
• Tinggi 2 cm, dalam 2,3 cm, lebar 1,7cm, volume 5-7,5
ml
• Superior : fosa serebri media & kelj hipofisa
• Inferior : atap nasofaring
• Lateral : sinus kavernosus & a.karotis interna
• Posterior : fosa serebri posterior di daerah pons
FUNGSI SINUS PARANASAL

• Mengatur kondisi udara


• Penahan suhu
• Membantu keseimbangan kepala
• Membantu resonansi suara
• Peredam perubahan tekanan udara
• Membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga
hidung
SINUSITIS

• Merupakan suatu inflamasi ukosa sinus paranasal


• Dipicu oleh rhinitis atau rinosinusitis
• Disebabkan oleh commondcold dan bakteri
FAKTOR PREDISPOSISI :

Obstruksi mekanik
Post pemasangan tampon
Fraktur wajah
Barotrauma

Lingkungan  polusi, udara dingin


dan kering
Rinistis kronis, rinitis alergi
Penyakit sistemik
Penyakit gigi geligi
ETIOLOGI

1. Virus
pada infeksi saluran napas atas
2. Bakteri
- Streptococcus pneumoniae
- Haemophillus influenzae
- Staphylococcus aureus
PATOFISIOLOGI

Edema KOM  silia tidak bergerak  lendir tidak dapat


dialirkan  gangguan drainase dan ventilasi  silia inaktif,
lendir kental retensi (media yang baik untuk tumbuhnya
bakteri patogen)

BILA BERLANGSUNG TERUS  HIPOKSIA & RETENSI


LENDIR  INFEKSI OLEH BAKTERI ANAEROB 
PERUBAHAN JARINGAN  HIPERTROFI, POLIPOID
KLASIFIKASI SINUSITIS

Berdasarkan Konsesus Tahun 1995


1. Sinusitis Akut < 8 minggu
2. Sinusitis Kronik > 8 minggu
Konsensus Tahun 2004
1. Sinusitis Akut < 4 minggu
2. Sinusitis sub Akut >4 minggu- 3 bulan
3. Sinusitis Kronik > 3 bulan
3. Sinusitis Kronis

Gejala Mayor Gejala Minor


• Wajah terasa nyeri/ • Sakit kepala
tertekan • Demam
• Wajah terasa penuh • Halitosis (bau mulut)
• Obstruksi nasal • Keletihan
• Ingus bernanah / post nasal • Nyeri gigi
drip • Batuk
• Hiposmia / anosmia • Nyeri telinga/ terasa penuh,
tertekan
PEMERIKSAAN SINUS
PARANASAL

1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Transiluminasi
4. Pemeriksaan radiologik
5. Sinuskopi
Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
PENATALAKSANAAN

Tujuan Terapi :
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah komplikasi
3. Mecegah perubahan jadi kronik
Sinusitis Akut

• Antibiotik dan dekongestan  untuk sinusitis bacterial.


Antibiotik golongan penicillin, ex: Amoxicilin.
• Resisten atau produksi bakteri betalaktamase, beri
amoxicillin clavulanat atau sefalosporin generasi kedua
Sinusitis Kronis

• Cari faktor predisposisi dan penyebab  terapi disesuaikan


• Medikamentosa  antibiotik dan dekongestan, analgetik,
steroid topical
• Cuci hidung
• Diatermi
• Pembedahan  FESS
FESS
KOMPLIKASI PEMBEDAHAN

FESS:
• Perlukaan orbita
• Hematom orbita
• Kebutaan
• Trauma pada duktus nasolakrimalis
• Epifora
• Trauma basis kranii
KOMPLIKASI

Komplikasi Sinusitis :
• Osteomyelitis dan abses subpperiosteal
• Kelainan orbita
• Kelainan intrakranial
• Kelainan paru
• THANK YOU   

Anda mungkin juga menyukai