Anda di halaman 1dari 10

Pelaksanaan Pancasila Sebagai dasar

negara di era pemerintahan


Reformasi
Nama Kelompok :
Tsaniodi Fatra nur A. (34)
Vidya Agustin Kartika (35)
Widya Alfinnuryana (36)
Wildan Thoriq Alfarizqi (37)
Yesaya Setiawan Tanuwidjaja (38)
Yudha Aditiya Rimbawan (39)
Yunike Indiarti (40)
Secara etimologi makna kata reformasi
berasal dari kata reformation, yang juga
berakar dari kata reform dan memiliki arti
pembaruan. Sedang secara harfiah kata
reformasi memiliki sebuah makna mengenai
sebuah gerakan yang mengatur ulang,
merubah kembali, menata ulang atau
memperbarui semua hal yang terjadi
penyimpangan, untuk diperbarui pada
keadaan atau bentuk sebelumnya sesuai
dengan nilai-nilai seperti yang di cita-citakan
oleh rakyat.
Pengertian Reformasi
Reformasi menurut kamus besar bahasa Indonesia pun juga dapat di artikan sebagai
sebuah perubahan atau pembaruan yang dilakaukan secara drastis untuk perbaikan di
segala bidang, baik di bidang sosial, politik, atau agama di dalam suatu masyarakat
atau negara.
Dalam memahami peranan Pancasila di era reformasi, terlebih lagi dalam
konteks Pancasila sebagai ideologi nasional dan dasar negara, merupakan sebuah
keharusan agar setiap warga negara memiliki satu pemahaman mengenai fungsi pokok
Pancasiladalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana berikut syarat-yarat yang hendaknya dipenuhi agar dapat
diberlakukannya sebuah reformasi dan melakukan sebuah pembaruan, yaitu:
1 Terjadi berbaga macam penyimpangan, misalnya banyak terjadinya pelanggaran hak
warga negara,
2 Berdasarkan pada sebuah kerangka struktural tertentu.
3. Gerakan reformasi bertujuan demi mengembalikan pada sebuah dasar maupun
sistem dan prisip-prinsip demokrasi.
4.Reformasi diberlakukan untuk sebuah tujuan pembaruan kondisi mupun keadaan
yang dianggap lebih baik
5.Reformasi diberlakukan dengan berdasar pada moral dan etika yang berpedoman
pada asas ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjaminn persatuan dan kesatuan
bangsa.
Tujuan Reformasi
 Reformasi membawa sebuah tujuan utama yang penting dan dicita-
citakan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa maupun
bernegara. Sebagaimana tujuan reformasi dalam kehidupan
masyarakat secara menyeluruh, dapat dijabarkan sebagaimana
berikut:
 Perubahan dilakukan dengan serius dan bertahap demi menemukan
nilai-nilai yang baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
 Mengatur kembali struktur ketata-negaraan secara menyeluruh,
meliputi perundangan serta konstitusi yang dianggap telah
menyimpang dari tujuan awal perjuangan yang dicita-citakan oleh
masyarakat bangsa secara keseluruhan;
 Memulai perbaikan di segala bidang kehidupan baik politik, ekonomi,
sosial budaya, serta pertahanan keamanan;
 Menghilangkan serta mengubah perilaku hidup serta kebiasaan di
dalam masyarakat yang tidak lagi sejalan dengan tuntutan reformasi.
Misalnya banyaknya kasus KKN, kekuasaan yang sewenang-wenang
atau otoriter, penyimpangan undang-undang juga penyelewengan
dalam kasus yang lain. (baca juga: 8 Penyebab Korupsi dan Cara
Mengatasinya)
Peran Pancasila dalam
Reformasi
 Pokok-pokok reformasi ialah menjaga serta memelihara segala
sesuatu yang memang telah baik dari cara kerja bangsa dan
negara dimasa lalu, dan memperbaiki segala sesuatu yang
masih kurang disampin terus berusaha melakukan
pembaharuan guna menjawab tantangan era globalisai.
 Dalam pelaksanaannya, kehidupan berbangsa dan bernegara
di masa pemerintahan yang lalu memerlukan adanya proses
identifikasi, yang mana masih perlu dipertahankan dan harus
diperbaiki demi mengrangi dampak ketimpangan sosial di
masyarakat.
1. Gerakan Reformasi

 Nilai-nilai luhur Pancasila yang pada dasarnya merupakan sumber


nilai, dasar moral dan pedoman etika bagi negara dan aparat
sebagai pelaksana negara. Hal tersebut berguna menjadi alat
legitimasi politik guna memuluskn segala macam tindakan maupun
kebijakan yang mengatasnamakan Pancasila yang pada
kenyataannya, tindakan maupun kebijakan tersebut dikethui sangat
bertentangan dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa.
 Pada klimaksnya, keadaan tersebut ditandai dengan terpuruknya
perekonomian nasional, sehingga muncul gerakan dari masyarakat
terutama oleh mahasiswa, cendekiawan yang menuntut
diberlakukannya sebuah reformasi. Pembaruan di segala segi
bidang utamanya pada bidang hukum, politik, ekonomi, dan
pembangunan secara menyeluruh. Gerakan reformasi yang terjadi
di Indonesia ialah pada saat rakyat menuntut mundurnya Presiden
Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, dan pemerintahannya
kemudian digantikan oleh B.J Habibie.
Hubungan Reformasi dan Pancasila

 Pada kenyataannya, reformasi telah diartikan salah oleh bangsa


Indonesia. Banyak gerakan yang mengatas-namakan gerakan
reformasi, namun sesungguhnya gerakan tersebut sangat jauh dan
tidak sesuai dengan pengertian dari reformasi itu sendiri. Misalnya
saja, saat masyarakat menuntut dan melakukan aksi demo anarkis
yang pada akhirnya berujung dengan pengerusakan fasilitas umum,
dan menyebabkan jatuhnya korban yang tak bersalah. (baca
juga: Implementasi nilai-nilai Pancasila)
 Dalam melakukan sebuah gerakan reformasi, masyarakat hendaknya
mengetahui serta paham mengenai pengertian dari sebuah reformasi,
supaya dalam menjalankan gerakan reformasi tetap sesuai dan sejalan
dengan tujuan reformasi yang sesungguhnya. Sebab menurut
Riswanda (kaelan, 1998) reformasi secara harfiah mempunyai sebuah
makna sebagai suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang
atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan
pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang
dicita-citakan rakyat. (baca juga: Pancasila dalam Kehidupan Sehari-
hari)
Pancasila sebagai Dasar Reformasi

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara, yang


juga menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, pada
pelaksanaannya dimasa orde lama mengalami
penyimpangan makna yang bertentangan dengan nilai nilai-
nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka. Sedang pada masa
orde baru, Pancasila dijadikan sebagai hegemoni politik oleh
penguasa. Yang membuat warga wajib mematuhi setiap
kebijakan yang dikeluarkan penguasa, dan dianggap
bertentangan dengan Pancasila bila warga menolaknya.
(baca juga: Implementasi nilai-nilai Pancasila)
Karenanya, gerakan reformasi harus merefleksikan
nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa yang
memiliki cita-cita dan ideologi yang luhur, agar tidak timbul
sikap maupun tindakan anarki yang dapat menjadi penyebab
lunturnya Bhinneka Tunggal Ika dan hancurnya kedaulatan
bangsa dan negara Indonesia.
2. Reformasi dalam paradigma
Pancasila
Gerakan reformasi yang mengacu pada nilai-nilai keluhuran Pancasila akan
melahirkan gerakan reformasi yang berasaskan pada nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadian Sosial. Sehingga tercipta sebuah reformasi yang tentunya
tak meninggalkan adab dan nilai nilai pendidikan karakter. Berikut penjelasannya:
Reformasi yang berdasar pada Ketuhanan. Memiliki sebuah pengertian, yakni
gerakan reformasi berdasarkan pada moral dan akhlak ketuhanan yang tentunya mengarah
pada pembaruan kehidupan yang lebih baik yang berkeyakinan sebagai makhluk ciptaan tuhan.
Reformasi yang berdasar pada perikemanusiaan yang adil dan beradab. Yang artinya, sebuah
gerakan reformasi hendaknya berlandaskan moral kemanusiaan demi sebuah upaya penataan
kembali kehidupan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
sosial.
Reformasi yang berdasar pada nilai persatuan. Yang artinya, adanya gerakan
reformasi hendaknya memberikan jaminan tegaknya negara dan bangsa Indonesia sebagai
sebuah upaya menjaga keutuhan NKRI sebagai sebuah kesatuan negara yang berdaulat.
Reformasi yang berasaskan pada kerakyatan. Memiliki arti, bahwa seluruh penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya memposisikan rakyat sebagai subjek yang
memegang kedaulatan.
Reformasi yang memiliki tujuan adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Memiliki sebuah pengertian, bahwa gerakan reformasi hendaknya mempunyai visi serta misi
yang jelas dalam mewujudkan sebuah keadilan sosial untuk rakyat secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai