Anda di halaman 1dari 31

KESEHATAN LINGKUNGAN

DI PUSKESMAS

OLEH: PUSPAYENI
DIKES KOTA MATARAM
Permenkes 75 tahun 2014
DEFINISI KESLING

 A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah ”Tempat pemukiman


dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup
beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung
maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat
kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”

 Who : Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara


manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.”

 Hakli: Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang


keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.”
Tujuan Pelayanan Kesling
Pasal 162 UU No.36 tahun 2009
Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat:
- Aspek Fisik, -Aspek Kimia
-Aspek Biologi -Aspek Social
TUJUAN KHUSUS
– Meningkatkan mutu lingkungan
– Terwujudnya pemberdayaan masyarakat
– Terlaksananya peraturan perundangan
penyehatan lingkungan dan pemukiman
– Terselenggaranya pendidikan kesehatan
– Terlaksananya pengawasan lingkungan scr teratur
Pengertian Lingkungan Sehat berdasarkan
UU No. 36 tahun 2009
Pasal 163 ayat (2)

 Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,


tempat kerja, tempat rekreasi, tempat dan fasilitas umum

Pasal 163 ayat(3)


 Lingkungan sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan
gangguan kesehatan meliputi: limbahcair, limbahpadat,
limbah gas, sampah yang tidak diproses binatang pembawa
penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan melebihi ambang
batas, radiasi sinar, air yang tercemar, udara yang tercemar,
makanan yang terkontaminasi.
 Konsultasi Kesling

Konseling Kesling

Hub. Komunikasi antara


Tenaga kesling dengan
pasien :
-Mengenali masalah
-Memecahkan masalah
kesling yang dihadapi
Pengawasan Lingkungan
Puskesmas
 Sarana Air Bersih : Poli, Kegiatan kantor dan Umum
 Pengelolaan Limbah Cair/IPAL
 Pengelolaan Limbah B3 :
Limbah B3 Medis : - Sampah Medis : Infecsius,
benda tajam, dan limbah bertekanan
Limbah B3 non medis : Oli bekas, tinta, lampu yg mati dls
 Pengelolaan sampah : - Sampah non medis/domestik/kantor
 Genset
 APAR
 Kebersihan Fisik Bangunan
Pelayanan Kesling Luar Gedung
Air Bersih
Pengawasan Sanitasi Air Bersih:
 Inspeksi Sanitasi : R, S, T, AT
 Pengambilan sampel : M S secara F,K,B
TMS
 Pemeriksaan sampel : E.Coli
Total Coliform
 Intervensi & Advokasi
- Kaporisasi
- Perbaikan Sarana
- Kerjasama lintas sektor
Indikator mutu pengawasan Sanitasi Air Bersih :
Jumlah SAB yang memenuhi syarat kesehatan
Baku mutu Kualitas Air Bersih
Permenkes no.32 Tahun 2017
 Pem.Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, suhu ± 3º
Kekeruhan: 25, TDS: 1000
 Pem.Biologi : Total Coliform : 50 CFU/100 ml
E.Coli :0
 Pem.Kimia : PH : 6,5-8,5 mg/l
Besi : 1 mg/l
Florida : 1,5 mg/l
Kesadahan : 500 mg/l
Mangan : 0,5 mg/l
Nitrat : 10 mg/l
Nitrit : 1 mg/l
Sianida : 0,1 mg/l
Deterjen : 0,05 mg/l
Pestisida total : 0,1 mg/l
Pengelolaan Limbah
 Permen LH no. 68 tahun 2016
 Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari
aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan
dengan pemakaian air.
 80% dari kebutuhan air adalah menjadi air limbah

Kelola IPAL

Sarana wajib memenuhi ketentuan:


 a. memiliki izin lingkungan UKL-UPL/DPLH atau SPPL;
 b. memiliki izin pembuangan air limbah; dan
 c. baku mutu air limbah domestik
Baku mutu limbah domestik sendiri
Parameter Kadar Maksimum
pH 6-9
BOD 30 mg/L
COD 100 mg/L
TSS 30 mg/L
Minyak lemak 5 mg/L
Amoniak 10 mg/L
Total Coliform 3000/ 100mL
Debit 100 L/ orang/ hari

Keterangan: = Rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan


kesehatan, lembaga pendidikan, perkantoran, perniagaan, pasar,
rumah makan, balai pertemuan, arena rekreasi, permukiman,
industri, IPAL kawasan, IPAL permukiman, IPAL perkotaan,
pelabuhan, bandara, stasiun kereta api,terminal dan lembaga
pemasyarakatan.
Food Sanitasi
 UU no.18 tahun 2012 tentang Pangan
Pasal 70
(1) Sanitasi pangan dilakukan, agar pangan aman untuk
dikonsumsi

(2) sanitasi pangan dilakukan dalam kegiatan atau Proses


produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran
pangan
Produksi Pangan
 Produksi pangan adalah kegiatan atau proses
menghasilkan,menyiapkan, mengolah,
membuat, mengawetkan, mengemas,
mengemas kembali dan atau mengubah bentuk
pangan.

 Cara Produksi Pangan Yang Baik adalah suatu


pedoman yang menjelaskan bagaimana
memproduksi pangan agar bermutu, aman dan
layak untuk dikonsumsi,
Sasaran dan Wajib
memperoleh laik
sehat/SP-IRT
Restoran
Rumah
Makan

IRTP

TPM Kantin

Jasaboga

DAM
Makanan
Jajanan
Titik Pengelolaan Pangan
 Tempat/bangunan
 Persyaratan fasilitas Sanitasi
 Persyaratan penjamah makanan
 Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang
makanan
 Persyaratan makanan dan makanan jadi

Tersedianya TPM yang laik Hygiene Sanitasi


Indikator TPM : Cakupan pengawasan TPM 100 %
Pengecualian jenis makanan yang
tidak dapat SPP-IRT
 Harus memperoleh Izin Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (POM) atau memerlukan persyaratan SNI (Standar
Nasional Indonesia) seperti:
 Susu dan hasil olahannya
 Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan
proses penyimpanan dan atau penyimpanan beku
 Makanan kaleng
 Makanan bayi
 Minuman beralkohol
 AMDK (Air Minum Dalam Kemasan)
 Makanan / Minuman yang wajib memenuhi persyaratan SNI
 Makanan / Minuman yang ditetapkan oleh Badan POM
SPTU meliputi:
- Sanitasi perumahan dan pemukiman
- Sanitasi pasar
- Sanitasi departement store
- Sanitasi kolam renang
- Sanitasi hotel
- Sanitasi restoran
- Sanitasi bioskop/gedung pertunjukan
- Sanitasi terminal/stasiun
- Saniatsi sekolah/pondok pesantren
Sanitasi Pemukiman dan TTU
(SPTU)
Ruang lingkup SPTU:
1. Penyehatan Rumah, Perumahan, dan Permukiman
2. Penyediaan air minum (Water Supply)
3. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran
manusia (Wastes Disposal meliputi sewage, refuse, dan
excreta)
4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and
Sanitation)
5. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and
Construction)
6. Pengawasan vektor (Vector Control)
7. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution)
8. Hygiene dan sanitasi industri (Industrial Hygiene and
Sanitation)
1

4
Usaha SPTU:
1. Pengawasan dan pemeriksaan faktor lingkungan
TTU serta faktor manusia yang melakukan kegiatan

2. Penyuluhan thd masyarakat (edukasi) terutama


yang menyangkut pengertian dan kesadaran
masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari
TTU
3. Pemicuan /STMB

Indikator SPTU :
-Cakupan pengawasan SPTU : 100 %
-Sanitasi Dasar : 100 %
-Air Minum: 100 %
Pemicuan
5 Pilar STBM :
 Stop BABS
 CTPS
 Pengelolaan Makmin yang aman
 Pengelolaan sampah yang aman
 Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang aman

Indikator STBM :
 Akses jamban 100 %
 STBM Kabupaten 100 %
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai