Anda di halaman 1dari 14

Latar Belakang Ditetapkan UU No.

23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian

0 Peranan transportasi:
- mendukung pertumbuhan ekonomi
- pengembangan wilayah
- pemersatu wilayah NKRI dalam mewujudkan WaNus
- memperkokoh ketahanan Nasional dalam mencapai
tujuan nasional
Latar Belakang Ditetapkan UU No. 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian

0 Keunggulan Perkeretaapian:
- Angkutan massal
- Hemat energi
- Hemat penggunaan ruang
- Keamanan tingi
- Pencemaran rendah
- Efisien untuk angkutan jarak jauh dan daerat padat
lalu lintas
Latar Belakang Ditetapkan UU No. 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian

0 Peran perkeretaapian perlu ditingkatkan dalam upaya


pengembangan sistem transportasi nasional secara
terpadu
0 Pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan
pengusahaan penyelenggaraan perkeretaapian diatur
sebaik-baiknya sehingga terselenggara angkutan
kereta api yang menjamin keselamatan, aman,
nyaman, cepat, tepat, tertib, efisien, serta terpadu
dengan moda transportasi lain.
Latar Belakang Ditetapkan UU No. 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian

0 Penyelenggaraan perkeretaapian di Indonesia telah


ada sebelum merdeka. Setelah kemerdekaan terdapat
perubahan peraturan.
0 Surat Keputusan Menteri Perhubungan, Tenaga, dan
Pekerjaan Umum RI No. 2 Tahun 1950, tanggal 6
Januari 1950, poin 1 “Perusahaan Kereta Api yang ada
saat itu adalah Djawatan Kereta Api Republik
Indonesia (DKA RI)”.
Latar Belakang Ditetapkan UU No. 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian
0 Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 1963
“Perubahan DKA menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA)”
0 Peraturan Pemerintah RI Nomor 61 Tahun
1971”Pengalihan bentuk Usaha PNKA menjadi Perusahaan
Jawatan (PerJan), maka PNKA berubah menjadi PJKA.
0 Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 1990
“Pengalihan bentuk PJKA menjadi Perusahaan Umum
(PerUm), sehingga PJKA berubah menjadi PERUMKA.
0 Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha
perkeretaapian, maka pada Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 1998 “PERUMKA berubah menjadi PT. Kereta Api
(Persero).
Latar Belakang Ditetapkan UU No. 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian

0 Pada kenyataannya, perubahan nama tersebut tidak


disertai pertumbuhan peningkatan pelayanan kereta
api.
0 Terdapat masalah dalam manajemen
penyelenggaraan perkeretaapian yang sangat tertutup
bagi pihak swasta karena yang menyelenggarakan
perkeretaapian umum adalah PT KAI sebagai single
operator.
0 PT KAI mengelola sarana. Prasarana milik
pemerintah.
Latar Belakang Ditetapkan UU No. 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian

0 Penyelenggaraan prasarana dilakukan pemerintah


sebagai owner.
0 Perawatan dan pengoperasian dilakukan oleh PT KAI
Persero.
0 Sebelum ada UU No. 23, tidak ada aturan mengenai
kejelasan pembagian beban tanggung jawab antara
pemerintah dan operator serta tidak jelas batas-batas
hak dan kewajiban di bidang anggaran pembiayaan
perkeretaapian.
Latar Belakang Ditetapkan UU No. 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian
0 Karena kondisi monopoli, upaya peningkatan partisipasi
masyarakat sebagai investor, serta alasan keterbatasan
kemampuan pendanaan dari pemerintah, maka dilakukan
perubahan bidang perkeretaapian dengan UU No. 23
Tahun 2007 dengan 3 pilar perubahan prinsip:
1. Pengalihan dari prinsip monopoli menjadi multi operator
2. Dipisahkannya penyelenggaraan sarana dan prasarana
perkeretaapian.
3. Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam
pembinaan penyelenggaraan perkeretaapian.
Tujuan Ditetapkan UU No. 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian

0 Visi Sistem Perkeretaapian Nasional:


1. Multi operator
2. Mendukung otonomi daerah
3. Profesional dan terjamin mutu pelayanan
4. Mendukung pengembangan teknologi dan SDM
dalam negeri.
Pilar Perubahan UU No. 13 Tahun 1992
menjadi UU No. 23 Tahun 2007
Pengalihan dari Prinsip Monopoli menjadi Multi Operator
dalam Usaha Penyelenggaraan Perkeretaapian
0 UU No. 13 Tahun 1992  pemerintah mutlak sebagai
penanggungjawab publik kepada masyarakat.
0 UU No. 5 Tahun 1999  larangan praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat  UU No. 23 Tahun 2007 dengan
prinsip:
1. Dimungkinkannya lebih dari satu badan usaha
2. Membagi pengusahaan prasarana kereta api seluruh Indonesia
dalam satu badan usaha dan sarana
3. Memungkinkan BUMN, BUMD, Badan Hukum Indonesia,
Koperasi, dan PMA tunduk pada hukum Indonesia
(Pasal 17-33)
Pilar Perubahan UU No. 13 Tahun 1992
menjadi UU No. 23 Tahun 2007
Dapat Dipisahkannya Penyelenggaraan Sarana dan
Prasarana Perkeretaapian yang dilakukan oleh
BUMN, BUMD, dan BUMS
0 Investasi di bidang perkeretaapian sangat besar.
Untuk mengembangkan perkeretaapian, maka peran
investor dipisahkan menjadi bidang prasarana dan
sarana.
0 Dalam satu lintas dapat terdiri dari 2 investor. Para
investor dapat melakukan investasi sendiri-sendiri
maupun bersama-sama.
(Pasal 17-33)
Pilar Perubahan UU No. 13 Tahun 1992
menjadi UU No. 23 Tahun 2007
Meningkatkan Peran Pemerintah Daerah dalam Pembinaan
dan Penyelenggaraan Perkeretaapian sesuai Lingkup dan
Kewenangan Masing-Masing
0 UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, kewenangan
pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan pelayan kepada
masyarakat juga telah merupakan tanggung jawab pemerintah
daerah (propinsi/kota) dan tidak lagi menjadi tanggung jawab
pusat.
0 Dalam UU No. 23 Tahun 2007, Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Propinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab meliputi pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan
(Pasal 13, 14, 15 tentang pembinaan; Pasal 6-11 tentang tatanan
perkeretaapian, pasal 32-33 tentang perizinan)
Tugas

1. Apa tujuan ditetapkannya UU No. 23 Tahun 2007?


2. Apa saja pokok-pokok perubahan UU No. 13 Tahun
1992 menjadi UU No. 23 Tahun 2007?
3. Apa yang menjadi pembeda utama antara UU
Perkeretaapian No. 13 Tahun 1992 dengan UU No. 23
Tahun 2007 ditinjau dari aspek asas dan tujuan?
Jelaskan!
4. Pemerintah sebagai regulator melakukan pembinaan
terhadap penyelenggaraan perkeretaapian. Apakah
yang dimaksud dengan pembinaan? Apa arah dan
tujuan dari pembinaan perkeretaapian? Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai