Anda di halaman 1dari 30

Isu-isu kesehatan

lingkungan
dr. Anom Josafat, MPH
Banjir

Ketika air menempati tempat/lokasi yang secara normal kering -> banjir
Onset

Banjir dapat terjadi secara tiba-tiba / flash-flood


 dalam hitungan menit-jam
 Lokasi tidak terlalu luas
 Tidak ada saluran air permanen
 Sulit diprediksi
Onset

Banjir juga dapat terjadi secara perlahan-lahan


 dalam hitungan jam, hari atau minggu
 Daerah yang terkena -> luas
 Curah hujan tinggi
 Recovery lama
 Bisa terjadi di daerah yang dilewati beberapa sungai
Penyebab

Banjir sebenarnya merupakan proses alami, pada ekosistem, sungai


tumbuhan merupakan system alami untuk menampung air banjir.

Manusia membuat perubahan yang banyak pada proses yang sudah alami
seperti pembersihan/pengaturan lahan, pengembangan wilayah, waduk ->
mengubah system penampungan air -> banjir
Ukuran/magnitude
Ukuran/magnitude dapat berupa:
 Level permukaan pada saluran air
 Ketinggian air
Kategori banjir berdasarkan ketinggian
air
Major
 daerah banjir luas
 mengisolasi kota
 gangguan transportasi (jalan/rel kereta)
 Perlu evakuasi keseluruhan (warga pemukiman)

Moderat
 Daerah banjir biasanya rendah
 Evakuasi daerah yang terkena
 Jalan utama terganggu
Kategori banjir berdasarkan ketinggian
air
Minor
 Daerah banjir biasanya rendah
 Penutupan sebagian ruas jalan
 Jalan kecil terganggu
Tingkat keparahan dampak banjir

Dipengaruhi oleh:
 Flood volume: jumlah total air yang terkandung dalam banjir
 Rate of rise: kecepatan naiknya banjir
 Velocity: kecepatan aliran air
 Duration: semakin lama, dampak semakin besar
 Area: semakin luas, dampak semakin besar
Faktor yang berkontribusi terhadap
banjir
 Curah hujan
 Penampungan air -> dipengaruhi oleh:
 Jenis tanah: humus, lempung, alluvial, dll
 Musim: hujan/kemarau
 penggunaan tanah: pemukiman, jalan, dll
 Vegetasi
 Karakteristik sungai/saluran air
 Ukuran -> kapasitas
 Vegetasi
 Struktur
 Ketinggian air downstream
Dampak Banjir
Dampak banjir

 Jasad
 Displacement
 Penyakit menular
 Water related: salmonellosis, hepatitis, leptospirosis
 Crowding: meningitis, infeksi respirasi akut
 Vector borne: malaria, dengue
 Clostridium tetani
 Gangguan pelayanan umum: listrik -> fasilitas air bersih
Pencemaran Lingkungan

Pencemaran logam berat pada lingkungan -> kadar logam berat pada
lingkungan sekitar meningkat -> kadar logam berat pada masyarakat sekitar
meningkat -> menimbulkan dampak kesehatan pada masyarakat sekitar
PETI

Pertambangan Emas Tanpa Ijin -> sekarang bukan hanya untuk emas, tetapi
untuk bahan galian golongan yang lain
 Sulit untuk mengawasi dan mengontrol kegiatannya
 Teknik sederhana dan murah
 Penggunaan zat berbahaya
 Pembuangan limbah belum terstandar
 Limbah mencemari lingkungan sekitar
Desa Sekotong

 Penambangan emas sejak tahun 2008 -> hampir 50% dari 40.000 penduduk
terlibat dalam kegiatan penambangan dan pengolahan emas -> dari luar
pulau Lombok
 Menggunakan merkuri untuk amalgamasi -> menghasilkan logam paduan
emas
 Kadar merkuri pada limbah penambangan emas melebihi kadar normal
(34,65-82,72ppm vs 0.001ppm).
 Kontaminasi air dan tanah sekitar
 Pada tumbuhan sekitar didapatkan 5,23ppm
Amalgamasi

 Pencampuran batuan dengan merkuri dalam media air menggunakan


alat gelondong untuk membentuk amalgam (logam paduan Au-Hg)
 Biji kemudian disaring dan diperas dengan kain untuk memisahkan
amalgam terhadap ampasnya
 Pemisahan emas dengan cara penggarangan (penguapan merkuri)pada
suhu 400 derajat di tempat terbuka
Intoksikasi merkuri

Melalui:
 saluran pernapasan (inhalasi debu/uap)
 Pencernaan (ingesti)
 Kulit (topical)
Efek intoksikasi merkuri

 Kerusakan permanen pada otak, hati dan ginjal


 Khususnya pada system saraf pusat:
 Saraf sensoris: parastesia, kepekaan menurun, sulit menggerakan jari tangan dan
kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, nyeri pada lengan
dan paha
 Gangguan saraf motoric: lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor,
gerakan lambat, sulit berbicara
 Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala, hipersalivasi
Efek intoksikasi merkuri

 Gejala awal toksisitas merkuri berupa tremor, derajat berat ringan


tergantung diet per hari, lama mengkonsumsi dan umur penderita.
 Semakin banyak dan semakin lama mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi, semkin berat gejala terjadinya toksisitasi merkuri.
 Merkuri anorganik dan organic dapat melewati sawar darah otah dan
plasenta serta dapat dieksresikan melalui air susu
 Kadar 10-20 microgram% belum menunjukkan gejala
 Kadar 50-100 microgram% mulai menujukkan gejala
Tipe intoksikasi

 Akut: akibat inhalasi konstertasi uap merkuri atau debu: pneumonia,


bronchitis, bronkiolitis -> nyeri dada, sesak, batuk, mual, nyeri abdomen,
muntah, diare. Dalam 3 hari kelenjar liur membengkak, gingivitis,
proteinuria -> gejala saraf
 Kronis: eretisme, tremor, stomatitis. Gejala non spesifik: anoreksia,
penurunan BB, sakit kepala, insomnia, depresi, gangguan daya ingat,
halusinasi, tremor.
Penanggulangan

 Penyuluhan kesehatan
 Penyediaan penampungan limbah
 Penggunaan alat pelindung diri secara lengkap

Anda mungkin juga menyukai