Anda di halaman 1dari 24

Analisis Kebutuhan Dana

TITIK EKOWATI
FPP - UNDIP

1
KEBUTUHAN DAN SUMBER DANA

Dalam bab ini dibicarakan tentang:


 Bagaimana menghitung kebutuhan dana untuk
investasi  baik aktiva tetap ataupun aktiva
lancar (modal kerja)

 Bagaimana cara membelanjai kebutuhan dana


merupakan masalah yang banyak menimbulkan
perdebatan berkaitan dengan metode
perhitungannya

2
KEBUTUHAN DAN SUMBER DANA

Aktiva tetap yg diperlukan unt Investasi :


1) Aktiva tetap berwujud :
- tanah dan pengembangan lokasi (harga tanah,
pembersihan, penyiapan lahan, pemagaran dll)
- bangunan dan perlengkapan (bangunan pabrik,
gudang, jasa arsitek, pembangkit tenaga dll)
- pabrik dan mesin
- aktiva tetap lainnya (perlengkapan angkutan, alat
kantor, R&D

3
2) Aktiva tetap tidak berwujud :

- aktiva tidak berwujud (patent, lisensi, engineering


fee dll)
- biaya sebelum operasi (penarikan tenaga kerja,
biaya latihan, beban bunga dll)

4
KEBUTUHAN DANA UNTUK MODAL KERJA

Modal kerja :
1) Modal Kerja bruto : semua investasi yg diperlukan
untuk aktiva lancar, yg terdiri :
(i) Kas, (ii) Surat berharga, (iii) piutang,
(iv) persediaan dan lainnya.

2) Modal kerja netto : merupakan selisih antara aktiva


lancar dengan utang jangka pendek.

Aktiva lancar : aktiva yg untuk berubah menjadi kas


memerlukan waktu yg pendek, kurang dari satu tahun
atau satu siklus produksi

5
Perhitungan modal kerja dapat dilakukan dg pendekatan
modal kerja bruto atas dasar waktu keterikatan dana
dalam modal kerja, yaitu :
- waktu saat mengeluarkan kas sampai kembali menjadi
kas dan pengeluaran kas per hari.

Contoh :
Perusahaan akan memproduksi 72.000 unit
produk/th.
Biaya per unit unt produk tsb adl:

6
- Biaya bahan mentah : Rp 1.000,-
- Biaya TK : 300,-
- Biaya pabrik tdk lgs : 400,-
---------------
- Biaya produksi : Rp 1.700,-
- Harga jual : Rp 2.500,-

Biaya produksi/bln, unt membuat 6.000 unit adl sbb :


- Biaya bahan mentah : Rp 6.000.000,-
- Biaya TK : 1.800.000,-
- Biaya pabrik tdk lgs : 2.400.000,-
----------------------
- Total biaya : Rp 10.200.000,-

7
Misal : tahap2 operasi adl sbb :
- Tahap bahan mentah : 3 bulan
- Tahap barang dlm proses : 1 bulan
- Tahap barang jadi : 1 bulan
- Tahap dalam piutang : 2 bulan

Dari tahapan tsb berarti rata2 bahan ada di gudang 3


bulan, proses produksi butuh waktu 1 bulan, rata2 barang
jadi disimpan 1 bulan dan rata2 pembeli membayar dalam
2 bulan.

Jika biaya unt mengubah (convertion cost) terjadi sama


dalam proses produksi, maka investasi bahan mentah,
barang dalam proses, barang jadi dan piutang adl sbb :

8
Investasi pd berbagai aktiva lancar (dlm jutaan rupiah)

Input Periode Bahan Barang dlm Barang Piutang Total


(bln) mentah proses jadi
1 Bahan Mentah
-Persediaan 3 18
-Brg dlm proses 1 6
-Barang jadi 1 6
-Piutang 2 12
42
2 Tenaga Kerja
-Brg dlm proses 1/2 0,9
-Barang jadi 1 1,8
-Piutang 2 3,6
6,3
3 Biaya Pabrik
-Brg dlm proses 1/2 1,2
-Barang jadi 1 2,4
-Piutang 2 4,8
8,4
Laba Kotor 2 9,6 9,6
18 8,1 10,2 30,0 66,3 9
Misal :

Perusahaan menginginkan persediaan suku cadang


sebesar Rp 6.000.000, persediaan Kas unt berjaga Rp
5.000.000, maka kebutuhan modal kerja :

Rp 66.300.000 + Rp6.000.000 + Rp5.000.000 = Rp


77.300.000

Dari contoh tsb diketahui bahwa besar kecilnya


kebutuhan modal kerja tergantung dari :

- lama keterikatan dana


- Volume kegiatan produksi

10
Hal lain yg penting : produksi yg dihasilkan jumlah sama
setiap bulannya  tidak ada fluktuasi
Kebutuhan modal kerja harus memperhatikan adanya dana
yg disediakan dari pihak luar  spontaneous financing.
Contoh :
- Kredit dari supplier bahan baku  kebutuhan dana
berkurang
- Bila perusahaan membayar rata2 dlm 60 hari, sdgk
pembelian/th Rp 600 juta, maka rata2 utang dagang :
= Rp600 juta/ (360:60) = Rp100 juta.
Kebutuhan modal kerja yg hrs dicari dari luar
perusahaan = taksiran aktiva lancar – spontaneous
financing

11
Taksiran modal kerja dan dampak bagi kebutuhan
pendanaan :

Misal : suatu rencana investasi ditaksir akan


menghasilkan penjualan sbb:

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4


0 Rp 80 Rp100 Rp140 Rp100

- Unt mendukung penjualan diperlukan aktiva lancar


30%
- setiap Rp100 penjualan, perusahaan perlu membeli
bahan baku Rp 40

12
- Supplier mengijinkan perusahaan membeli secara
kredit dengan jangka waktu 3 bulan, sehingga
perputaran utang dagang 4 X dlm satu tahun

Dengan demikian, rata2 utang dagang :


= (Rp40/4) = Rp10 untuk setiap Rp100 penjualan
atau 10% dari penjualan.

Apabila penjualan ditaksir sebesar Rp 80, maka :


- Aktiva lancar = 0,30 x Rp 80 = Rp 24
- Utang dagang = 0,10 x Rp 80 = Rp 8 (-)
- Modal kerja yg diperlukan = Rp 16

13
Taksiran kebutuhan modal kerja dan jumlah dana yg
diperlukan setiap tahunnya :
Tahun ke -
0 1 2 3 4
Penjualan 0 80 100 140 100
Modal kerja 16 20 28 20 -
Tambahan modal kerja -16 -4 -8 +8 +20

Perhatikan :
- Dana kebutuhan modal kerja (pengeluaran kas)
adalah dana yang diperlukan untuk tambahan modal
kerja.
- Sedangkan pada akhir proyek, modal kerja akan
kembali sebagai terminal cash inflow

14
SUMBER DANA

1. Modal Sendiri
2. Saham (penjualan modal sendiri)  perusahaan yg
dapat menerbitkan saham di pasar modal Indonesia
adalah perusahaan yg berbentuk PT dan untung
3. Obligasi (surat berharga dg bunga)
4. Kredit Bank
5. Leasing (sewa guna) dari lembaga keuangan non Bank
6. Project Finance : bentuk kredit yg pembayarannya
didasarkan atas kemampuan proyek tsb melunasi
kewajiban fiannsial.

15
Struktur finansial dengan memperhatikan liquiditas
(kemampuan perusahaan unt memenuhi kewajiban
finansial)

Penggunaan Dana Sumber Dana


Aktiva lancar tidak permanen Utang jangka pendek
Aktiva lancar permanen Utang jangka panjang
+
Aktive tetap Modal sendiri

Inti :
- Struktur modal yang berbeda  hasil biaya modal
berbeda.
- Biaya modal perusahaan : modal sendiri (cost of
equity) dan utang (cost of debt)
16
Dalam praktek : ada semacam “pedoman” untuk
menentukan sumber dana.

 Struktur Finansial Konservatif vertikal :


menyatakan bahwa perbandingan antara utang
dengan modal sendiri adalah satu banding satu.

 Struktur finansial konservatif horisontal : aktiva


tetap dan modal kerja permanen dibelanjai
dengan modal sendiri

17
Struktur Finansial Konservatif Vertikal dan Horisontal

Utang Aktiva Lancar Utang


(1)
Modal Sendiri Aktiva Lancar Modal Sendiri
(1) Permanen + Aktiva
Tetap

Vertikal Horisontal

Dari kedua konsep tersebut, mungkin timbul suatu


masalah, yakni :
 Jika perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva
tetap kurang dari satu banding satu (aktiva lancar
lebih kecil dari aktiva tetap)

18
 modal sendiri akan lebih besar dari utang sehingga
tidak mungkin satu banding satu.

 Sebaliknya kalau aktiva perusahaan sebagian besar


terdiri atas aktiva lancar  perbandingan modal
sendiri dengan utang bisa kurang dari satu  sudah
tdk sesuai dengan pedoman konservatif vertikal.

Mengacu dari “pedoman” tsb, maka perusahaan harus


menyediakan modal sendiri yang besar, kalau investasi
membutuhkan dana unt aktiva tetap yg besar
(berdasar “pedoman”) mk aktiva tetap sebaiknya
dibelanjai dengan modal sendiri)

19
Solusi :

 mengubah “pedoman” dengan menggunakan


pertimbangan LIKUIDITAS unt memenuhi dana.

Pertimbangan likuiditas dalam pemenuhan kebutuhan


dana pada garis besar menyatakan :
1. Aktiva tetap yg tidak disusut sebaiknya dibelanjai
dengan modal sendiri

2. Aktiva tetap yang disusut dibelanjai dengan modal


sendiri atau utang jangka panjang yang periode
jatuh temponya tidak lebih pendek daripada usia
ekonomis aktiva tersebut.

20
3. Aktiva lancar bisa dibelanjai dengan utang jangka
pendek asalkan periode jatuh tempo tidak lebih
pendek daripada periode keterikatan dana pada
aktiva lancar tsb.

4. Untuk aktiva lancar yang per permanen sebaiknya


dibelanjai dengan utang jangka panjang atau modal
sendiri.

21
Struktur Finansial dengan Memperhatikan Likuiditas

Penggunaan Dana Sumber Dana

Aktiva Lancar tidak Tetap Utang Jangka Pendek


Aktiva Lancar Permanen Utang Jangka Panjang
Aktiva Tetap +
Modal Sendiri

 Dalam teori : bagaimana seharusnya perusahaan


membelanjai kebutuhan investasi.
 Faktor yg diperhatikan bukan likuiditas ttp biaya
modal dari perusahaan

22
 Menurunnya biaya modal perusahaan  nilai
perusahaan akan makin besar apabila keuntungan yang
diperoleh sama.
 Dengan demikian harus dicari sumber dana sampai
struktur modal perusahaan (yaitu perbandingan utang
dengan modal sendiri bisa memberikan nilai biaya
modal perusahaan minimal.

Inti Teori
 Struktur modal berbeda  biaya modal berbeda
 Biaya modal pada dasarnya tdr : biaya modal sendiri (cost
of equity) dan biaya utang (cost of debt)
 Biaya modal sendiri akan meningkat apabila digunakan
proporsi utang makin besar dan biaya utang juga
meningkat setelah melampaui proporsi utang tertentu,
maka biaya modal perusahaan akan berubah apabila
struktur modal berubah. 23
24

Anda mungkin juga menyukai