Anda di halaman 1dari 24

LEGAL DAN ETIK DALAM ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA
KELOMPOK 7
• Rumi tri hastani • Suci ariyani
• Safitriani • Sukria malini
• Saidah ariany • Sultan risdian abi
• Sonia wilan • Yudistira fahry
oktaviani mahardika
• Soefyan hadinata
ETIK KEPERAWATAN
 Sudut pandang pd apa yg baik dan
benar untuk kesehatan dan kehidupan
manusia.

 Mengarahkan bagaimana seorang


perawat harus bertindak dan
berinteraksi dengan orang lain
BERSUMBER DR PERNYATAAN
FLORENCE NIGHTINGALE
= IKRAR PROFESI

1.Membantu yg sakit 2.Membantu yg sehat


Untuk mencapai Mempertahankan
keadaan sehat kesehatannya

4. Membantu seseorang
Yg menghadapi 3. Membantu mereka yg
Kematian untuk hidup tdk dpt disembuhkan
seoptimal mungkin Untuk menyadari
Sampai menjelang potenasinya
ajal
UU No.29/2004 tentang Praktek Kedokteran

Pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran,
mempunyai hak :
- Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan
medis
- meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
- mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
- menolak tindakan dan
- mendapatkan isi rekaman medis
Hak pasien Jiwa secara umum (Stuart & Laraia,
2001)

 Hak untuk berkomunikasi dengan orang lain di luar


RS dengan berkorespondensi, telepon dan
mendapatkan kunjungan
 Hak untuk berpakaian
 Hak untuk beribadah
 Hak untuk dipekerjakan apabila memungkinkan
 Hak untuk menyimpan dan membuang barang
 Hak untuk melaksanakan keinginannya
 Hak untuk memiliki hubungan kontraktual
 Hak untuk membeli barang
 Hak untuk pendidikan
 Hak untuk habeas corpus
 Hak untuk pemeriksaan jiwa atas inisiatif pasien
 Hak pelayanan sipil
 Hak mempertahankan lisensi hukum; supir, lisensi profesi
 Hak untuk memuntut dan dituntut
 Hak untuk menikah dan bercerai
 Hak untuk tidak mendapatkan restrain mekanik yang tidak
perlu
 Hak untuk review status secara periodik
 Hak untuk perwalian hukum
 Hak untuk privasi
 Hak untuk informend consent
 Hak untuk menolak perawatan
Alasan masuk RS Jiwa
 Berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain
 Membutuhkan perawatan
 Tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar secara
mandiri
Istilah
 Restrains adalah aplikasi langsung kekuatan fisik
pada seseorang, tanpa atau dengan izin, untuk
membatasi kebebasan bergerak.
 Seclusion (pengasingan) adalah pengurungan
seseorang bukan keinginan sendiri dalam konstruksi
khusus, ruangan terkunci dengan sebuah jendela
keamanan atau kamera untuk monitoring visual
langsung (JCAHO,2000).
HIRARKI DALAM MEMBATASI PASIEN JIWA
(Stuart & Laraian, 2001, p. 174)

Pembatasan bisa dalam makna dibatasi secara fisik atau


dibatasi pilihannya. Hirarki dari yang paling restriktif ke
yang kurang restriktif.

 Ekstrimitas tubuh
 Batasan ruang gerak ( kamar isolasi)
 Batasan dalam aktivitas sehari-hari, misal acara TV, waktu
merokok, komunikasi
 Aktivitas yang bermakna, misal akses untuk ikut rekreasi
 Pilihan perawatan
 Kontrol sumber keuangan
 Ekspresi verbal dan emosional
PRINSIP MORAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
1. Autonomi
2. Beneficience
3. Nonmaleficience
4. Justice
5. Kejujuran, Kesetiaan dan Kerahasiaan
1. Autonomi
 Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih rencana
kehidupan dan cara mengatur dirinya

 Menghargai harkat dan martabat manusia sbg individu yg


dapat memutuskan yg terbaik untuk dirinya.

 Setiap tindakan keperawatan harus melibatkan pasien dan


berpartisipasi dalam membuat keputusan yang berhubungan
dg asuhan keperawatan
2. Beneficience
 Merupakan prinsip untuk melakukan yang
baik dan tidak merugikan orang lain.
 Tidak menimbulkan bahaya bagi orang lain,
 Perawat scr moral berkewajiban membantu
orang lain melakukan sesuatu yg
menguntungkan dan mencegah timbulnya
bahaya
3. Non Maleficience dan Kemaslahatan

 Prinsip Non Maleficience dan Kemaslahatan dapat


dilihat kontinum rentang dari bahaya yg tidak
berarti (non maleficience) sampai menguntungkan
orang lain dg melakukan yg baik (kemaslht).
 Menuntut perawat menghindari yg membahayakan
pasien selama pemberian asuhan keperawatan
 Bekerja dg konsep dalin di RS.
4. Keadilan

 Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil


terhadap semua pasien sesuai dengan kebutuhan
.
 Setiap individumendapat tindakan yg sama
berarti mempunyai kontribusi yg relatif sama
untuk kebaikan kehidupan seseorang.
5. Kejujuran, Kerahasiaan dan
Kesetiaan

 Kejujuran adalah kewajiban untuk mengungkapkan


yg sebenarnya atau tdk membohongi pasien
didasarkan pd hub saling percaya.
 Kerahasiaan adalah kewajiban untuk melindungi
informasi rahasia.
 Kesetiaan adalah kewajiban untuk menepati janji
METODE DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS

1. Menunjukan maksud baik.


2. Mengidentifikasi semua orang penting.
3. Mengumpulkan informasi yg relevan.
4. Mengidentifikasi prinsip etis yang
penting
5. Mengusulkan tindakan alternatif.
6. Melakukan tindakan.
PENGARUH HUKUM DALAM PRAKTEK KEP. JIWA

Perawat sebagai
warga negara

Perawat sebagai
pemberi pelayanan
Perawat
sebagai Hak-hak
pegawai pasien
MASALAH LEGAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN

 Dapat terjadi bila tidak tersedia tenaga keperawatan yg


memadai tidak tersedia standar praktek dan tidak ada
kontrak kerja.
 Perawat profesional perlu memahami aspek legal untuk
melindungi diri dan melindungi hak-hak pasien
danmemahami batasa legal yg mempengaruhi praktek
keprwt.
 Pedoman legal Undang-undang praktek, peraturan Kep Men
Kes No 1239 dan Hukum adat.
LIABILITAS DALAM KEPERAWATAN
JIWA
1. Pasien bunuh diri
2. Gagal mendiagnosa
3. Masalah terkait dengan ECT
4. Penyalahgunaan obat-obat Psikoaktif
5. Melanggar kerahasiaan
6. Gagal merujuk pasien
7. Gagal untuk melaporkan penganiyaan
8. Tidak adanya informed consent
Pertanggungjawaban Pidana terkait dengan kondisi
jiwa seseorang

 Tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang yang


diduga memiliki kelainan jiwa perlu mendapatkan
penyelididkan dari seorang ahli kesehatan jiwa ( Visum et
repertum psikiatrikum; VER)
 Argumen yang menyebutkan bahwa seseorang yang didakwa
melakukan tindakan kriminal dianggap tidak bersalah karena
orang tersebut tidak bisa mengontrol perbuatannya atau tidak
mengerti perbedaan antara benar dan salah yang dikenal
sebagai Peraturan M’Naghten.
 Saat orang tersebut memenuhi kriteria, dia dapat dinyatakan
tidak bersalah karena mengalami gangguan jiwa.
MINIMALKAN LIABILITAS

1. Ikuti Standar.
2. Berikan Pel. Kep yg kompeten
3. Hubungan empaty, hormat dan bela rasa
4. Dokumentasi lengkap dan objektif dan tepat
waktu dan tepat waktu.
5. Perawat menolong di tempat umum
STANDAR KEPERAWATAN
 Pedoman praktek kep yang aman dan tepat.
 Menekakankan tanggung gugat
 Tanggung jawab :
Mengacu pd pelaksanaan tugas yg dikaitkan
dg peran perawat.
 Tanggung gugat:
Dapat memberikan alasan atas tindakan kep
yg diberikan atas diri, pasien, profesi, atasan
dan masyarakat
THANKS YOU…….

Anda mungkin juga menyukai