Anda di halaman 1dari 36

Pembimbing :

dr. Firza Olivia Susan ,


M.Si Med, Sp. A
Disusun oleh :
Denaya Tika Reskia
30101206605
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. G Nama Ayah : Tn. S


Usia : 11 bulan Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Candiroto
Kendal Nama Ibu : Ny. U
Umur : 25 Tahun
No RM : 513285
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Masuk RS : 4 November
2016
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Kejang

Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang anak laki-laki usia 11 bulan, datang diantar oleh ibunya ke IGD
RSUD Dr. H Soewondo Kendal dengan keluhan kejang. Ibu mengaku
anaknya baru pertama kali mengalami kejang. Ibu pasien mengaku kejang
terjadi sekali dalam 24 jam, dengan durasi ±5 menit. Ibu mengatakan saat
pasien kejang bola mata melirik ke atas dan badan terlihat kaku. Ibu pasien
mengatakan 3 hari sebelum anak kejang badan anak terasa panas. Ibu
mengaku saat anak kejang anak tidak sadar. Riwayat batuk pilek disangkal.
Riwayat sakit telinga disangkal. Riwayat diare atau muntah sebelumnya juga
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kejang Berulang : disangkal
Riwayat Kejang berulang tanpa demam : disangkal
Riwayat Trauma kepala : disangkal
Riwayat Keracunan : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Persalinan dan Kehamilan :


Riwayat Kejang : disangkal Anak laki-laki dari ibu G1 P0 A0 hamil 39 minggu,
Riwayat Epilepsi : disangkal ANC teratur, penyakit kehamilan tidak ada, lahir
secara spontan ditolong oleh bidan, anak lahir
langsung menangis, berat badan lahir 2600 gram
, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada
saat lahir ibu lupa, tidak ada kelainan bawaan.
Kesan : neonatus cukup bulan,
sesuai masa kehamilan
Riwayat Pemeliharaan Prenatal :
Ibu biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan
terdekat. Saat mengetahui hamil hingga menjelang persalinan,
pemeriksaan dilakukan 1x/bulan. Tidak pernah menderita penyakit
selama kehamilan. Selama hamil ibu mengaku mendapatkan obat
yang diminum berupa vitamin dan tablet penambah darah untuk ibu
hamil. Tidak pernah menderita penyakit selama hamil. Riwayat
perdarahan saat hamil disangkal. Riwayat trauma saat hamil
disangkal.

Riwayat Pemeliharaan Postnatal : Riwayat Sosial Ekonomi :


Pemeliharaan postnatal dilakukan di Ayah bekerja sebagai wiraswata, ibu sebagai ibu
bidan dan pusat kesehatan rumah tangga dan tinggal satu rumah dengan
masyarakat terdekat dan tidak ada pasien. Pasien merupakan anak pertama.
kelainan pada anak. Penghasilan ayahnya sekitar 2.000.000/bulan,
dan biaya berobat di tanggung BPJS.
Kesan : sosial ekonomi cukup.
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 2600 gram , panjang badan lahir ibu lupa, berat badan
sekarang 7,5 kg.

Perkembangan :
Senyum : ibu lupa
Miring : ibu lupa
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : ibu lupa
Gigi keluar: ibu lupa
Merangkak : ibu lupa
Berdiri : 10 bulan

Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan


sesuai dengan umur.
Riwayat Makan dan Minum Anak :
ASI diberikan sejak lahir sampai umur 6 bulan.
Mulai usia 6 bulan diberikan makanan tambahan berupa bubur.
Mulai usia 10 bulan, anak diberi nasi lauk.
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan
cukup.

Riwayat Imunisasi : Riwayat Keluarga Berencana :


BCG : 1x ( 1 bulan ), scar ( + ) Ibu penderita tidak mengikuti
DPT : 3x ( 2,4,6 bulan) program KB.
Polio : 4x ( 0,2,4,6 bulan).
Campak : 1x ( 9 bulan)
Hepatitis B : 3x ( 0,1,6 bulan )
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai
jadwal imunisasi di posyandu.
PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign
Status generalis Nadi : 120 x/menit
KU : baik RR : 25 x/menit
Suhu : 38 0C
Kesadaran : compos mentis
TB : 72 cm
BB : 7,5 kg
Status Internus
Kepala : Mesocephale
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), Jantung
sklera ikterik (-/-) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Hidung : Discharge (-), septum Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
deviasi (-), nafas cuping Perkusi
hidung (-) Batas atas : ICS II parasternal line sinistra
Telinga : Discharge (-) Batas kanan : ICS IV parasternal line dextra
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir Batas kiri : ICS V, 2 cm medial dari
midclavicula line sinistra
kering (-)
Auskultasi : BJ I-II reguler, bising (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Paru
pembesaran tonsil (-) Inspeksi : hemithorax dextra dan sinistra
Leher : Simetris, pembesaran simetris
kelenjar limfe (-) Palpasi : stemfremitus dextra dan
Kulit : Turgor baik, ptekiae (-) sinistra sama
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Abdomen
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara
Inspeksi : perut tampak datar tambahan (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani di keempat
kuadran abdomen,
shifting dullness (-)
Palpasi : teraba supel, nyeri Extremitas
tekan (-)
Hepar : Tidak teraba
Superior Inferior
Lien : Tidak teraba Oedem -/- -/-
Genitalia : laki laki, dalam batas Akral dingin -/- -/-
nomal Varises -/- -/-
Anus : tidak ada kelainan
Kulit : Petekhiae (-), dingin (- Reflek fisiologis +/+ +/+
),sianosis (-), warna kuning Capillary refill <2” <2”
langsat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin & DARAH RUTIN & ELEKTROLIT


Elektrolit ( 4 November 2016 ) (18.21)

Hemoglobin : 13,7 gr/dL


Leukosit : 9,7 x10”3 /uL
Pungsi lumbar
Trombosit : 232 x10”3 /uL
Hematokrit : 35,8 %
Natrium : 139,9 mmol/L
EEG Kalium : 4,15 mmol/L
(electroenceph Calcium : 1,30 mmol/L
alogram)
RESUME

Anamnesis:
anak laki-laki usia 11 bulan, pertama kali kejang, terjadi sekali dalam 24
jam, dengan durasi ±5 menit, 3 hari sebelum kejang badan anak terasa
panas, batuk pilek disangkal. Riwayat sakit telinga disangkal. Riwayat
diare atau muntah sebelumnya juga disangkal. RPD & RPK disangkal.
Riwayat persalinan & kehamilan, prenatal & postnatal, Pertumbuhan &
Perkembangan , Imunisasi Dalam Batas Normal

Pemeriksaan Fisik:
KU : baik, Kesadaran : compos mentis, Vital Sign
: Suhu 38 0C
Defisit Neurologis (-)

Pemeriksaan Penunjang:
DARAH RUTIN & ELEKTROLIT
Kesan : Dalam Batas Normal
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS
KERJA KDS
DIAGNOSIS
BANDING KDS
KDK
EPILEPSI

MENINGITIS
PENATALAKSANAAN

Edukasi Ibu
O2 2 lt/mnt
Awasi KU & TTV
Inf. RL 10 tetes per
Monitor Suhu
menit
Awasi kejang
Sibital 3x7 mg
berulang
Pamol inf 80 mg
FOLLOW UP

Hari/Tanggal
Jumat, 4 S Ibu pasien mengatakan anaknya kejang saat dirumah

November 2016 S : 37,5 0C RR : 32x/mnt


O
Nadi : 122x/mnt BB : 7,5 kg

A Kejang Demam Sederhana

P Pantau KU & TTV


1. O2 2 lt/mnt
2. Infus RL 10 tpm
3. Cefotaxim 3x250 mg
4. Dexa 3x2 mg
5. Sibital 3x7 mg
6. Pamol 80 mg
Cek Lab darah rutin & elektrolit (18.21)
Hb : 13,7 mg/dl
Leukosit : 9,7 x10”3 /uL
Trombosit : 231 x10”3 /uL
Ht : 35,8 %
Nat : 139,9 mmol/L
Kal : 4,15 mmol/L
Calc : 1,30 mmol/L
FOLLOW UP

Sabtu, 5 S Ibu pasien mengatakan anaknya masih panas

November
O S : 37,6 0C RR : 30 x/mnt
2016
Nadi : 110 x/mnt BB : 7,5 kg

A Kejang Demam Sederhana

P Pantau KU & TTV


1. O2 2 lt/mnt
2. Infus RL 10 tpm
3. Cefotaxim 3x250 mg
4. Dexa 3x2 mg
5. Sibital 3x7 mg
6. Pamol 80 mg
FOLLOW UP

Minggu, 6 S Ibu pasien mengatakan anaknya masih panas

November
O S : 37,5 0C RR : 32 x/mnt
2016
Nadi : 110 x/mnt BB : 7,5 kg

A Kejang Demam Sederhana

P Pantau KU & TTV


1. O2 2 lt/mnt
2. Infus RL 10 tpm
3. Cefotaxim 3x250 mg
4. Dexa 3x2 mg
5. Sibital 3x7 mg
6. Pamol 80 mg
FOLLOW UP

Senin, 7 S Ibu pasien mengatakan anaknya masih


panas
November
2016 O S : 37,9 0C RR : 25 x/mnt
Nadi : 110 x/mnt BB : 7,5 kg

A Kejang Demam Sederhana

P Pantau KU & TTV


1. Infus RL 10 tpm
2. Cefotaxim 3x250 mg
3. Dexa 3x2 mg
4. Sibital 3x7 mg
FOLLOW UP

Selasa, 8 S Ibu pasien mengatakan anaknya masih panas


dan lemah
November
O S : 37,4 0C RR : 24 x/mnt
2016
Nadi : 115 x/mnt BB : 7,5 kg

A Kejang Demam Sederhana

P Pantau KU & TTV


1. Infus RL 10 tpm
2. Cefotaxim 3x250 mg
3. Dexa 3x2 mg
4. Sibital 3x7 mg
5. L-Bio
FOLLOW UP

Rabu, 9 S Ibu pasien mengatakan anaknya muntah dan mencret


4x, ampas (+), tinja darah (-)
November
2016
O S : 37,4 0C RR : 24 x/mnt
Nadi : 110 x/mnt BB : 7,5 kg

A Kejang Demam Sederhana dan Diare

P Pantau KU & TTV


1. Infus RL 10 tpm
2. Cefotaxim 3x250 mg
3. Dexa 3x2 mg
4. Ranitidine 2x10 mg
5. ODR 3x0,7 g
6. P.O L-Bio 2x1
7. Zinc pro 1x1 cth
FOLLOW UP

Kamis, 10 S Ibu pasien mengatakan anaknya sudah membaik

November
O S : 36,4 0C RR : 24 x/mnt
2016
Nadi : 110 x/mnt BB : 7,5 kg

A Kejang Demam Sederhana

P Pantau KU & TTV


1. Kotrim 2x1/2 cth
2. L-Bio
3. Zinc pro 1x1 cth
( bila panas  infus pasang lagi. PLG)
PROGNOSA

Qou ad vitam : dubia ad bonam

Qou ad sanam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam


KEJANG DEMAM
Bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh
( suhu rektal >38 C) tanpa
adanya infeksi SSP, gangguan
elektrolit atau metabolik lain
(IDAI, 2010)
EPIDEMIOLOGI

2-4% anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun.


Insiden tertinggi pada umur 18 bulan.
Kejang pertama terbanyak di usia 17-23
bulan.
80% KD merupakan kejang demam
sederhana dan 20% kejang demam kompleks.
Anak lelaki >anak wanita.
Kejadian kecacatan atau kelainan neurologis
sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah
dilaporkan.
Kematian karena kejang demam tidak pernah
dilaporkan.
ETIOLOGI
3 faktor sabagai penyebab kejang demam :
1. Imaturitas otak dan termoregulator
2. Demam, dimana kebutuhan 02 meningkat
3. Predisposisi genetik : > 7 lokus kromosom
(poligenik, autosomal dominan)
KLASIFIKASI
• Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
• Kejang umum tonik dan atau klonik

KDS • Umumnyaberhentisendiri
• Tanpagerakanfokalatauberulangdalam 24
jam

• Kejang lama > 15 menit


• Kejang fokal atau parsial satu sisi
KDK • Kejang umum didahului kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Suhu tubuh 39°C atau
lebih (rectal)

Kejang : tonik klonik, mata


terbalik keatas , gerakan
sentakan

Capek  periode mengantuk


 terbangun dan sadar (tanpa
defisit neurologis)
Anamnesis
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
1. Serebral/nonserebral 1. Defisit neurologis (
2. Demam kesadaran turun, parese,
3. Kejang rekuren tanpa KEJANG
spastisitas), trismus
demam

KEJANG KEJANG
TETANUS
SEREBRAL NON SEREBRAL

KEJANG BUKAN KEJANG RIWAYAT tidak Riwayat kejang


DEMAM DEMAM DEMAM rekuren, keluarga
ya
tidak ya
Berapa kali, Ifx tidak
Penurunan
lama Ekstrakranial
kesadaran / EPILEPSI
defisit
neurologis
KDS KDK ya
1. Desak ruang
2. Racun
Infeksi intrakranial :
3. Ensefalopati
Meningitis, ensefalitis,
metabolik
abses serebri
DD Manifestasi
Meningitis · Kejangnya yang disetai kaku kuduk

Tetanus · Ada riwayat terkena luka yang tidak bisa dibersihkan


dengan baik
· Saat kejang dalam keadaan sadar

Ensephalitis · Sudah mengenai sistem saraf pusat


· Kejang dalam keadaan tidak sadar
Epilepsi · Bisa terjadi tanpa adanya demam maupun ada demam
· Merupakan komplikasi dari kejang demam
· Kejang bersifat rekuren
· Kejangnya spontan
· Kejang tidak disebabkan oleh kelainan metabolisme
yang terjadi bertahun-tahun

Abses otak · Demam dalam derajat ringan


· Ditandai dengan sakit kepala berat
· Kejang
· Papiledema
· Dapat terjadi koma
PENATALAKSANAAN

Pengobatan fase akut

Mencari dan mengobati


penyebab

Pengobatan profilaksis terhadap


berulangnya kejang demam
Pengobatan fase
akut
Diazepam i.v. 0,3 - 0,5 mg/kgBB (maks 20 mg) perlahan-lahan, atau rektal: 5 mg (BB
<10 kg), 10 mg (BB>10 kg)
Tunggu 5 menit+oksigenasi

MASIH KEJANG
Diazepam iv atau rektal (dosis sama)
Tunggu 5 menit+oksigenasi

MASIH KEJANG
Fenitoin iv 10-20 mg/kgBB (maks 200 mg) dlm NaCl 0,9% drip selama 20 mnt
Tunggu 10 menit + oksigenasi

MASIH KEJANG
Masuk ICU - anestesi umum
Midazolam
Mencari dan mengobati
PROGNOSIS
penyebab

Pemeriksaaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan


kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama.
Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada
kasus yang dicurigai sebagai meningitis, misalnya bila ada gejala meningitis
atau bila kejang demam berlangsung lama.
Pengobatan profilaksis terhadap
berulangnya kejang demam

1. Profilaksis intermiten
profilaksis intermiten pd waktu demam berupa:
- Antipiretik, parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali diberikan 4 kali sehari &
tdk lebih dari 5 kali atau ibuprofen 5-10 mg/kgbb/kali, 3-4 kali sehari

- Anti kejang, diazepam oral dgn dosis 0,3 mg/kgbb/kali


atau diazepam rektal0,5 mg/kgbb tiap 8 jam pd suhu tubuh >38,5°C. Terdpt
efek samping (25-39%): ataksia, mengantuk, iritabel & hipotonia

Although antipyretics may improve the comfort of the child, they will
not prevent febrile seizures (AAP, 2008)
Pemberian profilaksis terus menerus pada anak dengan kejang demam
merupakan sebuah kontroversi.

Pengobatan jangka panjang DIPERTIMBANGKAN jika:


1. Kejang berulang ≥2 kali dalam 24 jam
2. KD terjadi pada bayi < 12 bulan
3. KD ≥ 4 kali per tahun
(IDAI, 2010)

Anda mungkin juga menyukai