Anda di halaman 1dari 23

Sanitasi Lingkungan Di Desa Kedung Bunder, Kec. Gempol, Kab.

Cirebon
Di Terbitkan Oleh :
1. Ayuni
2. Indah Yulinda Pramesti
3. Khuznul Abdillah
4. Leti Aprilianti
5. Listia Agnes Sofyan
6. Lucia
7. Suharyani
8. Tika Wulandari
Definisi Sanitasi Lingkungan

Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan
sebagai penjagaan kesehatan.
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia
terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Ehler dan Steel mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha
pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi
mata rantai penularan penyakit.
Sanitasi Dasar

Sanitasi dasar adalah sanitasi


minimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat
yang memenuhi syarat kesehatan
yang menitik beratkan pada
pengawasan berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan manusia.
Upaya sanitasi dasar meliputi
penyediaan air bersih,
pembuangan kotoran manusia,
pengelolaan sampah, dan
pengelolaan air limbah
Macam – Macam
Sanitasi Dasar

Penyediaan Air Bersih

Pembuangan Kotoran Manusia

Pengelolaan Sampah
Kasus Sanitasi Lingkungan

Data yang didapat didaerah Kedung Bunder Wilayah Gempol memiliki jumlah
233 penduduk, diantaranya 49 sudah berkeluarga, Jompo 11, yatim 5 dan 168 belum
berkerluarga.
Kondisi lingkungan tersebut warga masih melakukan kebiasaan mencuci piring,
baju, mandi dan buang air besar di sungai. Hal tersebut sudah dilakukan turun menurun,
walaupun sebagian warga sudah memiliki kamar mandi tetapi warga tersebut enggan
memakai kamar mandi pribadi dengan alasan biaya PAM dan Listrik yang terlalu mahal.
Kondisi pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau sehingga pengetahuan kesehatan
warga masih rendah. Keadaan status ekonomi warga kedung bunder wilayah gempol
rata-rata mempunyai pekerjaan sebagai kuli panggul semen. Wilayah gempol sudah
memiliki pos keamanan namun tidak aktif sehingga kejadian kehilangan hewan ternak
masih sering terjadi. Kondisi transportasi yang sudah memadai sehingga warga dapat
melalukan kegiatan seperti pergi ke pasar dan puskesmas dengan menggunakan
transportasi umum.
Pengkajian

Sejarah Perkembangan
Komunitas

Data Demografi

Nilai dan Kepercayaan

Vital Statistic
Sub Sistem

Lingkungan Fisik

Lingkungan di wilayah Gempol masih terlihat tidak ada tempat


pembuangan sampah untuk wilayah tersebut, keadaan
wilayahnya tandus, adanya sungai yang sudah tercemar oleh
limbah pabrik dan warga masih melakukan kebiasaan mencuci
piring, baju, mandi dan buang air besar di sungai.

Pelayanan Kesehatan
Dan Sosial
Kondisi pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau sehingga
pengetahuan kesehatan warga masih rendah.
Ekonomi
Keadaan status ekonomi warga kedung bunder wilayah gempol
rata-rata mempunyai pekerjaan sebagai kuli panggul semen.

Keamanan dan Tranportasi

Wilayah gempol sudah memiliki pos keamanan namun tidak aktif


sehingga kejadian kehilangan hewan ternak masih sering terjadi.
Kondisi transportasi yang sudah memadai sehingga warga dapat
melalukan kegiatan seperti pergi ke pasar dan puskesmas dengan
menggunakan transportasi umum.

Politik

Di wilayah tersebut ketua RT sering mengadakan kegiatan rutin


seperti kerja bakti, pengajian, dan memperingati acara Maulid Nabi.
Komunikasi
Beberapa warga sudah memiliki alat komunikasi seperti handphone,
televisi, dan radio.

Pendidikan
Rata-rata pendidikan di kedung bunder mengenyam pendidikan
Sekolah Dasar (SD) namun saat ini sudah banyak yang mengenyam
pendidikan Sekolah Menengah Keatas (SMA).

Rekreasi
Daerah tersebut belum memiliki fasilitas seperti taman namun warga
menggunakan waktu senggang untuk berkumpul di sungai dan di
halaman rumah pada sore hari.
Diagnosa Keperawatan

1. Sanitasi lingkungan tidak adekuat b.d pola kebiasaan


2. Defisiensi pengetahuan b.d kesehatan lingkungan
3. Resiko timbulnya penyakit diare, tifoid, DBD b.d ketidaksanggupan
memelihara lingkungan.
Intervensi Keperawatan
Dx. 1 : Dx. 2 : Dx 3 :
Sanitasi lingkungan tidak Defisiensi pengetahuan b.d Resiko timbulnya penyakit
adekuat b.d pola kebiasaan kesehatan lingkungan diare, tifoid, DBD b.d
ketidaksanggupan
memelihara lingkungan.
Intervensi : Intervensi : Intervensi :
 Kaji tingkat pengetahuan  Berikan penilaian tentang Berikan penyuluhan
dan kemampuan klien tingkat pengetahuan klien kesehatan kepada keluarga
tentang proses penyakit yang
tentang pentingnya tentang pentingnya
spesifik
menjaga kebersihan  Gambarkan tanda dan gejala kesehatan yaitu pola hidup
lingkungan yang biasa muncul pada bersih (PHBS).
 Ajarkan klien cara-cara penyakit, dengan cara yang Ajarkan klien dan keluarga
menjaga kebersihan tepat tanda dan gejala penyakit
lingkungan  Sediakan informasi pada klien diare, tifoid, DBD.
 Beri perhatian khusus tentang kondisi sekarang Ajarkan klien dan keluarga
kepada klien untuk  Rujuk klien pada group atau menhindari penyakit diare,
agensi dikomunitas lokal
merubah kebiasaan tifoid, DBD.
 Instruksikan klien mengenai
membuang sampah tanda dan gejala untuk
sembarangan melaporkan pada pemberi
 Lakukan pembersihan perawatan kesehatan.
lingkungan secara rutin
Implementasi Keperawatan
Dx. 1 : Dx. 2 : Dx 3 :
Sanitasi lingkungan tidak Defisiensi pengetahuan b.d Resiko timbulnya penyakit
adekuat b.d pola kebiasaan kesehatan lingkungan diare, tifoid, DBD b.d
ketidaksanggupan
memelihara lingkungan.
Implementasi : Impementasi : Implementasi :
 Mengkaji tingkat  Memberikan penilaian tentang  Memberikan penyuluhan
pengetahuan dan tingkat pengetahuan klien kesehatan kepada keluarga
tentang proses penyakit yang
kemampuan klien tentang tentang pentingnya
spesifik.
pentingnya menjaga  Mengajarkan tanda dan gejala kesehatan yaitu pola hidup
kebersihan lingkungan. yang biasa muncul pada bersih (PHBS)
 Mengajarkan klien cara- penyakit, dengan cara yang  Mengajarkan klien dan
cara menjaga kebersihan tepat. keluarga tanda dan gejala
lingkungan.  Menyediakan informasi pada penyakit diare, tifoid, DBD
 Memberikan perhatian klien tentang kondisi sekarang.  Mengajarkan klien dan
khusus kepada klien untuk  Merujuk klien pada group atau keluarga menhindari
agensi dikomunitas lokal .
merubah kebiasaan penyakit diare, tifoid, DBD
 Menginstruksikan klien
membuang sampah mengenai tanda dan gejala
sembarangan. untuk melaporkan pada
 Melakukan pembersihan pemberi perawatan kesehatan.
lingkungan secara rutin
Evaluasi

NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Selasa , 07 Sanitasi lingkungan tidak S : klien mengatakan : Masih sering mencuci pakain,
November adekuat b.d pola kebiasaan mencuci piring dan BAB di sungai
2018 O : Kurang mengetahui efek dari mencuci
piring,baju, mandi dan buang air besar disungai.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi tetap monitor perkembangan
status nutrisi klien
Evaluasi

2 Selasa , 07 Defisiensi pengetahuan b.d S : klien mengatakan :


 sudah menjadi kebiasaan mencuci piring,
November kesehatan lingkungan
baju, mandi dan BAB disungai secara turun
2018 menurun
O:
 Kurang mengetahui efek dari mencuci
piring,baju, mandi dan buang air besar
disungai
A : Masalah belum teratasi
P:
 Lanjutkan intervensi tetap berikan
pengetahuan tentang proses penyakit
yang spesifik
Evaluasi
3 Selasa , 07 Resiko timbulnya penyakit S : Klien mengatakan :
November diare, tifoid, DBD b.d  Pada musim hujan selalu ada yang terkena
2018 ketidaksanggupan memelihara
penyakit diare, tifoid dan DBD
lingkungan.
O:
 Lingkungan yang lembab menyebabkan
nyamuk berkembang biak
A : Masalah belum teratasi
P:
 Lanjutkan intervensi tetap berikan
penyuluhan kesehatan kepada keluarga
tentang pentingnya kesehatan yaitu pola
hidup bersih (PHBS) dan bahayanya
penyakit diare, tifoid dan DBD.
Dokumentasi Kami
Kami di lingkungan sungai
Perbincangan kami dengan ketua RT
setempat

Anda mungkin juga menyukai