Anda di halaman 1dari 29

JAMINAN PERORANGAN

BORGTOCHT
JAMINAN PRIBADI/PERUSAHAAN/BANK

• Diatur dalam Pasal 1820 – 1850 KUHPerdata


• Pasal 1820 : Penanggungan adalah :
“suatu persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga guna
kepentingan si berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi
perikatannya si berutang manakala orang ini sendiri tidak
memenuhinya”.
• Bila yang memberikan adalah perorangan disebut Personal
guarantee ( Jaminan Pribadi)
• Bila yang memberikan adalah perusahaan disebut Corporate
Guarantee (Jaminan Perusahaan )
• Bila yang memberikan adalah bank disebut Bank Guarantee
SYARAT MENERIMA JAMINAN PRIBADI/PERUSAHAAN

1. Legalitas subyek penerima jaminan pribadi/perusahaan:


a. orang : * perhatikan kecakapan bertindaknya
* bagi yang menikah harus ada izin suami/istri
b. Perusahaan : * perhatian Anggaran Dasar terkait kepengurusan
* bila perusahaannya berbentuk PT lihat apakah perlu persetujuan
RUPS
2. Pastikan dan yakini bahwa pemberi jaminan pribadi/perusahaan memliki harta
yang cukup, baik saat ini maupun nanti pada saat dicairkan:
* minta daftar harta kekayaannya;
* tanah miliknya dibebani Hak tanggungan untuk menjamin jaminan pribadi/
perusahaan
3. Minta pemberi jaminan pribadi/perusahaan untuk melepaskan hak istimewanya
4. Usahakan dengan akta notariil.
SIFAT JAMINAN PRIBADI, JAMINAN PERUSAHAAN,
GARANSI BANK

Merupakan perjanjian accesoir;


Gugur bila perjanjian pokoknya telah selesai;
Harus dinyatakan dengan tegas;
Tidak boleh melebihi perikatan pokoknya;
Penjamin mempunyai hak istimewa;
Hak istimewa tersebut boleh dilepaskan;
AKIBAT PENANGGUNGAN HUTANG OLEH
SEORANG PENANGGUNG/PENJAMIN
TERHADAP AHLI WARISNYA

Menurut undang-undang bahwa semua


perikatan seorang penanggung berpindah
kepada ahli warisnya. Sehingga para ahli waris
tetap terikat pada jaminan/penanggungan
hutang yang diadakan pewarisnya.
HAK ISTIMEWA PENANGGUNG HUTANG

1. Hak untuk menuntut lebih dahulu (vooorrecht van


uitwinning)
Penanggung hutang mempunyai hak menurut undang-
undang untuk menuntut supaya benda-benda debitur
terlebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi pinjaman
debitur yang bersangkutan (pasal 1831 KUHPerdata).
Kecuali Penanggung/Penjamin telah melepaskan hak
istimewanya itu, hak istimewa dari Penanggung/Penjamin
hilang apabila ia telah melepaskannya dan hal itu dengan
tegas dinyatakn dalam surat jaminannya
2. Hak untuk membagi hutang ( voorrecht van schuldsplitsing)
Dalam hal terdapat beberapa orang/pihak sebagai
penanggung/penjamin untuk seorang debitur dan hutang
yang sama, maka menurut undang-undang mereka terikat
untuk seluruh hutang tersebut (pasal 1837 KUHPerdata).
Masing-masing penanggung/penjamin pada pertama kalinya
ia digugat di muka hakim, dapat menuntut supaya kreditur
lebuh dahulu membagi piutangnya dan mengurangi hingga
bagian masing-masing penggung/penjamin yang terikat
secara sah. Hak untuk membagi hutang ini hilang apabila
penanggung/penjamin telah melepaskannya.
3. Hak untuk mengajukan eksepsi
Penanggung/penjamin dapat menggunakan segala
tangkisan/eksepsi yang dapat dipakai oleh debitur utama
terhadap kreditur dan mengenai hutangnya yang ditanggung
itu sendiri (Pasal 1847) KUHPerdata
4. Hak untuk membebaskan sebagai penanggung/penjamin
dikarenakan salahnya kreditur
penanggung/penjamin dapat minta dibebaskan dari
kewajibannya sebagai penanggung apabila karena salahnya
kreditur sehingga penanggung/penjamin tidak lagi dapat
menggantikan hak-haknya, hipotik-hipotiknya dan hak-hak
istimewanya daripada kreditur (Pasal 1845 KUHPerdata)
5. Pasal 1430 :
“Seorang penanggung hutang boleh menjumpakan apa yang
si berpiutang wajib membayar kepada si berutang utama,
tetapi si berutang utama tak diperkenankan menjumpakan
apa yang si berpiutang wajib membayar kepada si
penanggung hutang”.
Si berutang dalam perikatan tanggung menanggung juga tidak
diperbolehkan menjumpakan apa yang si berpiutang wajib
membayar kepada temannya berutang.
6. Pasal 1821
“Tiada penanggungan jika tidak ada suatu perikatan pokok yang
sah. Namun dapatlah seorang memajukan diri sebagai penanggung
untuk suatu perikatan, biarpun perikatan itu dapat dibatalkan
dengan suatu tangkisan yang hanya megenai dirinya pribadi si
berutang, misalnya dalam hal kebelum-dewasaan”.

7. Pasal 1833
“Si berpiutang tidak diwajibkan menyita dan menjual lebih dahulu
benda-benda si berutang selainnya apabila itu diminta oleh si
penanggung pada waktu ia pertama kali dituntut dimuka hakim”.
8. Pasal 1848
“Si penanggung dibebaskan apabila ia karena salahnya si berpiutang
tidak dapat menggantikan hak-haknya, hipotik-hipotiknya dan hak-
hak istimewa daripada si berpiutang itu”.

9. Pasal 1849
“Jika si berpiutang secara sukarela menerima suatu benda tak
bergerak maupun suatu benda lain sebagai pembayaran atas utang
pokok, maka si penanggung dibebaskan karenanya, biarpun banda
itu kemudian karena putusan hakim oleh si berpiutang harus
diserahkan kepada seorang lain”.

10. Pasal 1850


Perpanjangan masa perjanjian kredit harus seijin
penanggung/penjamin
BANK GARANSI

Bank Garansi adalah jaminan yang diberikan oleh


bank, maksudnya bank menyatakan suatu pengakuan
tertulis yang isinya menyetujui mengikat diri kepada
penerima jaminan dalam jangka waktu dan syarat-
syarat tertentu, apabila di kemudian hari ternyata si
terjamin tidak memenuhi kewajibannya kepada si
penerima jaminan
Bank Garansi menurut pengertian yang tercantum dalam SK Direksi BI no.
23/72/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991, dan SEBI No. 23/5/UKU tanaggal 28
Februari 1991 adalah :

1. Garansi/jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh


bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap
yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin cedera
janji (wanprestasi).

2. Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan


seterusnya atas surat berharga seperti aval dan endosemen
dengan hak regres yang dapat menimbulkan kewajiban
membayar bagi bank apabila yang dijamin cidera janji.

3. Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat


sehingga dapat menumbulkan kewajiban finansial bagi bank.
Pihak-pihak dalam Pemberian Bank Garansi
adalah :
1. Bank sebagai yang memberikan jaminan
disebut penjamin.

2. Nasabah sebagai pihak yang dijamin disebut


terjamin.

3. Pihak yang menerima jaminan disebut


penerima jaminan, merupakan pihak ketiga.
Syarat-syarat Pemberian Bank Garansi sekurang-
kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam setiap perjanjian harus memuat judul “Garansi Bank” atau
“Bank Garansi”.

2. Nama dan alamat bank pemberi garansi bank.

3. Tanggal penerbitan garansi bank.

4. Jenis transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima


jaminan bank.

5. Jaminan nominal uang yang dijamin oleh bank.

6. Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya bank garansi.


7. Penegasan batas waktu klaim.

8. Bila terjadi wanprestasi harus tercantum pernyataan bahwa


bank penjamin akan memenuhi pembayaran dengan
ketentuan yang dipilihnya, yakni dengan terlebih dahulu
menyita dan menjual harta benda si berhutang/penerima
jaminan bank untuk melunasi hutang-hutangnya sesuai
dengan bunyi pasal 1831 KUHPerdata atau berupa ketentuan
melepaskan hak istimewanya yang diberikan undang-undang
untuk menuntut supaya harta benda si berhutang terlebih
dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang-hutangnya
sesuai dengan bunyi pasal 1832 KUHPerdata
Larangan-larangan dalam menerbitkan Bank Garansi
antara lain:

1. Garansi Bank tidak boleh memuat syarat-syarat yang terlebih


dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya garansi bank
tersebut dan ketentuan bahwa garansi bank boleh diubah
atau dibatalkan secara sepihak.

2. Bank dilarang memberikan garansi untuk kredit yang


diberikan atau untuk dana yang diterima oleh bank lain.
3. Bank dilarang memberikan jaminan dalam rupiah untuk
kepentingan bukan penduduk, serta dalam valuta asing baik
untuk penduduk maupun bukan penduduk.

4. Bank Umum dilarang memberikan garansi bank berjangka


menengah dan panjang kepada pengusaha non pribumi
dalam rangka pengadaan barang modal.
Jenis Bank Garansi yang dapat diberikan oleh
Bank , antara lain:
1. Bank garansi untuk jaminan tender dalam negeri (tender big
bond). Bank garansi jenis ini diberikan kepada peserta tender
yang diadakan oleh pihak-pihak di Indonesia dalam rangka
suatu proyek atau suatu pesanan. Bank garansi tersebut tidak
dapat dipakai sebagai jaminan bank untuk penarikan uang
muka dan hanya berlaku untuk satu kali tender saja.

2. Bank garansi untuk jaminan penerima panjer/uang muka


atau voorschot. Dalam suatu kontrak kerja/pembelian suatu
proyek/barang, ada kalanya pemilik proyek/barang
memberikan uang muka/barang kepada pelaksana
proyek/pembeli barang lebih dahulu sehingga atas
penyerahan barang tersebut diperlukan adanya bank garansi.
3. Bank garansi untuk bea cukai guna penangguhan bea masuk.
Bank garansi jenis ini diberikan kepada importir yang
memasukkan barang ke dalam negeri. Bank garansi untuk
importir tersebut biasanya hanya dapat diberikan apabila L/C
importirnya dibuka melalui bank penerbit bank garansi.

4. Bank garansi untuk bea dan cukai guna penangguhan


pembayaran pita cukai/tembakau. Bank garansi jenis ini
biasanya diberikan kepada perusahaan rokok besar yang
bonafid.
5. Bank garansi untuk penyalur/agen/dealer/depot holder
sehubungan dengan transaksi yang bertalian dalam rangka
penunjukkan oleh produsen maupun non produsen.

6. Lain-lain jenis bank garansi yang diperkenankan oleh


peraturan BI maupunpemerintah.
PENCAIRAN GARANSI
1. Hubungan Hukum Garansi
Guarantor menjamin pelaksanaan kewajiban Debitur terhadap kreditur

2. Hubungan Kreditur , Debitur dan Guarantor


Debitur Lalai Tahap Penyelesaian Latar Belakang

Guarantor membayar Guarantor menjadi Kreditor Umumnya bank selalu


kewajiban debitor kpd terhadap Debitor dan atas membayar karena
kreditor. tagihan akan di cover dengan mengesampingkan hak
Hubungan hukum G dgn K jaminan umum dan/atau istimewa dan menjaga nama
selesai, sedangkan G kebendaan sesuai kontrak baik
mempunyai hubungan lebih
lanjut dengan debitur
Guarantor tidak membayar Guarantor digugat ke Umumnya corporate
kewajiban Debitur kepada Pengadilan Negeri oleh guarantee dan personal
Kreditur. Kreditor untuk membayar guarantee sulit dicairkan
Kreditur berhak melakukan kewajiban debitor karena yang bersangkutan
upaya hukum terhadap sengaja menghindar dari
guarantor tanggung jawab dan tidak
bonafide.
CONTOH
PT BANK…………….
BANK GARANSI
No :………………….
Yang bertanda tangan dibawah ini:
………….., Pemimpin PT BANK…., Cabang…………Dalam hal ini bertindan untuk dan atas
nama PT BANK….., berkedudukan di Jakarta, bersama ini berjanji dan akan membayar
dengan segera dan sekaligus, dengan melepaskan hak-hak utama yang oleh undang –
Undang diberikan kepada penjamin sebagaimana dimaksud dalam pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, uang sejumlah…………(……………) kepada dan atas
tagihan tertulis pertama dari penerima jaminan :
Nama : …………………………..
Alamat : ……………………………
yaitu sebagai jaminan :……………………
Dalam hal yang dijamin :
Nama : …………………………..
Alamat :…………………………
tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam perjanjian antara penerima jaminan
dengan yang dijamin No………………………………. Tanggal………………………………………………………….
Bank garansi ini berlaku untuk ……………………. Bulan lamanya terhitung sejak tanggal……………..
s/d tanggal……………..dengan ketentuan bahwa pengajuan klaim harus sudah diterima bank
pada jam kerja Bank selambat-lambatnya ………………… (………………………………….) hari setelah
tanggal berakhirnya Bank Garansi ini.

Apabila batas waktu pengajuan klain jatuh pada hari Minggu/hari libur, maka klaim harus
sudah diterima Bank pada hari kerja terakhir sebelum hari minggu /hari libur dimaksud.

masing-masing pihak untuk ini memilij domisili tetap di Kantor Pengadilan


Negeri………………………..

Tanggal………………..
PT BANK………………
CABANG…………………
DITUJUKAN KEPADA
………………………
PERJANJIAN GARANSI

Dalam pasal 1316 diatur mengenai perjanjian


garansi, yang pada intinya merupakan suatu
perjanjian , dimana pemberi garansi(garant)
menjamin, bahwa seorang pihak ketiga akan
berbuat sesuatu, yang biasanya, tetapi tidak
selalu dan tidak harus.
PERJANJIAN GARANSI MERUPAKAN PERJANJIAN YANG BERDIRI
SENDIRI, SEDANG PERJANJIAN PENANGGUNGAN BERSIFAT ACCESOIR

Kalau perjanjian penanggungan hanyq mungkin ada perikatan


lain – yang dijamin – maka pada perjanjian garansi tidak ada
syarat seperti itu, bahkan pada umumnya perjanjian garansi
justru diberikan sebelum pihak ketiga yang dijamin terikat.
Dalam peristiwa dimana orang yang akan dijamin sudah
terikat dalam suatu perikatan tertentu, orang justru memilih
bentuk perjanjian penanggungan.
DIAGRAM HUBUNGAN PEMBERIAN GARANSI

CUSTOMER
SAVING REGULATION Saving : - Deposit
- Saving Account
- Current Account

Intermediatory
Bank Guarantee BANK Institution
- KUH Perdata
Personal –Di back up ast yang
- UU No. 10/1998 Issuing bersangkutan
Guarantee
- PBI -KUH Perdata –Cidera janji aset
Aplikasi BG yang bersangkutan
Loan Agreement Corporate dieksekusi (a.l.
Guarantee Tanah)
-KUH Perdata -UUPA
Applicant -UUHT
-UUPT
-HIR
CUSTOMER
Guarantee Holder Guaranteed Debtor
-Seller - Buyer Memenuhi syarat 5C
-Bouheer - Contractor “C” = Collateral
-Pimpro - Pelaksana (a.l. Tanah)
KERANGKA HUBUNGAN ANTARA
“GARANSI” DAN “TANAH JAMINAN”

1. Bank dan nasabahnya mempunyai hubungan hukum dalam


transaksi yang dibuatnya.

2. Nasabah mendapat personal atau corporate guarantee dari


pihak ketiga atas kepentingannya untuk menjamin
kewajibannya kepada Bank.

3. Pihak ketiga mendapat Bank Garansi dari bank untuk


menjamin kewajiban nasabah melakukan suatu prestasi
tertentu dalam hubungannya dengan pihak ketiga tersebut.
4. Penerbitan personal atau corporate guarantee dilakukan sesuai dengan
ketentuan dan mereka adalah yang mempunyai bonafiditas dan kekayaan (a.l
tanah) yang dapat memback up kewajiban mereka kepada bank. Pemberi
garansi harus membayar kepada bank pada saat nasabah cedera janji secara
seketika dan sukarela atau bank akan mengadakan eksekusi terhadapkekayaan
untuk memperhitungkan dengankewajiban nasabah kepada bank.
5. Penerbit Bank Garansi sebagai bank yang terpecaya dan bonafid harus secara
sukarela seketika dan sekaligus membayar sesuai dengan ketentuan yang
dibuatnya apabila pihak ketiga yang bersangkutan meminta pembayaran
karena nasabah telah cedera janji kepada pihak ketiga tersebut.
bank akan memperhitungkan semua pembayaran dan biaya yang harus
dikeluarkan untuk memenuhi permintaan pencairan pihak ketiga tersebut
sebagai kewajiban nasabah kepada bank yang harus dilunasi termasuk a.l
tanah sebagai jaminannya baik yang telah diikat maupun yang akan diikat
kemudian.

Anda mungkin juga menyukai